LAPORAN PENDAHULUAN
2. Ciri-ciri BBLN
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak
aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat
bawaan (Kementerian Kesehatan RI,2010).
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas,nilai APGAR >7,refleks-
refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping),
organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan
penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta
2
adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam
pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010)
kemerahan dapat diamati pada popok karena kristal asam urat (Stright,
2005.hlm.217)
Menurut Muslihatun (2010,hlm.18) fungsi ginjal belum
sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa,
ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
froksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang
dewasa.
h. Adaptasi Gastrointestinal
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur
dibandingkan orang dewasa, membran mukosa pada mulut berwarna
merah jambu dan basah. Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi ptialin
sedikit. Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai mengisap dan
menelan. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml untuk
bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah
secara perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan makan
yang sering oleh bayi sendiri sangat penting, contohnya memberikan
makan sesuai keinginan bayi (ASI on demand) (Rochmah, 2012)
Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk
dengan baik pada saat lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan untuk
menelan dan mencerna makanan selain susu masih terbatas,
hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada neonatus (Maryanti.
2011.hlm.20)
i. Adaptasi Hati
Selama kehidupan janin sampai tingkat tertentu setelah lahir,
hati terus membantu pembentukan darah, dan selama periode
neonatus hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah.
Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai lima bulan
8
kehidupan ekstra uterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan
terhadap defesiensi terhadap zat besi (Stright. 2005.hlm.217)
Menurut Maryanti, dkk (2011,hlm.21) setelah lahir hati
menunjukkan perubahan biokimia dan morfolofis berupa kenaikan
kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hepar
belum aktif benar, seperti enzim dehidrogenas dan transferase
glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala
ikterus neonatorum fisiologis.
4. Reflex Fisiologis
Adapun reflex fisiologis pada BBLN yaitu :
a. Rooting reflex (reflex mencari puting).
Cara memunculkan: sentuhlah pipi atau ujung mulut bayi. Mulutnya
akan membuka dan kepalanya akan menengok ke arah sentuhan.
Refleks ini sangat membantu bayi dalam mencari payudara ibu atau
botol susu.
b. Suck reflex (reflex menghisap).
Cara memunculkan: sentuhlah langit-langit mulut bayi dengan jari,
maka bayi akan mulai mengisap. Bayi premature biasanya belum
mempunyai kemampuan mengisap dengan baik. Refleks ini belum
muncul hingga usia janin 32 minggu dan belum berkembang sempurna
hingga usia janin 36 minggu.
c. Moro reflex (Startle Reflex).
Refleks ini terjadi jika bayi dikejutkan oleh suara keras bahkan oleh
tangisnya sendiri atau oleh gerakan. Refleks ini dapat muncul hingga
bayi berusia 6 bulan. Cara memunculkan: dalam posisi terlentang
angkat dan topang punggung dan kepala bayi dengan satu tangan
hingga posisi setengah duduk, dengan cepat dan hati-hati lepaskan
9
letakan jari di telapak tangan bayi, maka bayi akan menarik jari ke
mulutnya dan mulai menghisap.
j. Swimmer (Gallant) response
pegang bayi dalam posisi tengkurap sementara memegang perutnya
dengan tangan, dan gerakan ke satu sisi bayi, bayi akan fleksi
keseluruhan tubuh menuju sisi yang di gerakkan.
k. Crawling reflex
bayi yang baru lahir diletakan tengkurap, maka kaki akan
menekuk/fleksi dan mulai merangkak.
5. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
6. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan
yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin
dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode
Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan
11
8. Klasifikasi
Menurut Kosim (2012) ada beberapa klasifikasi pada berat badan
lahir yaitu:
a. Menurut Berat Lahir
1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)Bayi yang dilahirkan dengan berat
lahir < 2500 gram tanpamemandang masa gestasi)
2) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal Bayi yang dilahirkan dengan berat
lahir > 2500–4000 gram)
3) Bayi Berat Lahir Lebih Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >
4000 gram
b. Menurut Masa Gestasi atau Umur Kehamilan
1) Bayi Kurang Bulan (BKB) Bayi dilahirkan dengan masagestasi < 37
minggu (< 259 hari)
2) Bayi Cukup Bulan (BCB)Bayi dilahirkan dengan masa gestasi
antara 37–42 minggu (259–293 hari)
3) Bayi Lebih Bulan (BLB)Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42
minggu (294 hari).
9. Pemeriksaan Penunjang
a. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status
praasidosis, tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%
sampai 61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya
kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang
menunjukkan kondisi hemolitik.
d. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1 sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
11. Komplikasi
Kondisi–kondisi yang menjadikan neonatus berisiko tinggi, antara lain :
a. Bayi dengan berat badan lahir rendah
Bayi dengan berat badan lahir rendah yaitubayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir
rendah diantaranya adalah penyakit hipotermia, gangguan pernafasan,
membran hialin, ikterus, pneumonia, aspirasidan hiperbilirubinemia
(Prawirohardjo, 2010).
b. Asfiksia neonatorum
Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukkan
oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asamarang dari tubuhnya
(Karyuni, 2009).
c. Perdarahan tali pusat
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma
pada pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses
pembentukkan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat
juga dapat sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi (Dewi, 2010).
d. Kejang neonatus
17
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Langkah-Langkah Asuhan keperawatan Menurut Varney (2015) yaitu :
a. pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan semua
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara
lengkap, yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya,
serta meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil
studi. Pengumpulan data dasar berupa :
1) identitas ibu dan anak
2) tanggal lahir dan waktu
3) jenis kelamin
4) PB dan BB saat lahir
5) Tempat persalinan
6) Keadaan bayi saat lahir
7) Jenis kelahiran (Tunggal/Ganda)
8) Pengukuran antropometri
b. Penilaian APGAR
18
Data subjektif bayi baru lahir yang harus dari riwayat kesehatan
bayi baru lahir yang penting adalah:
a) Faktor genetic
b) Faktor maternal (ibu)
c) Faktor antenatal
d) Faktor perinatal
Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain :
a) Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala
yang dalam keadaan normal berkisar 33-35cm, LD:30,5-33cm,
PB:45-50cm dan BB bayi 2500-4500 gram.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam
berespon terhadap lingkungan.
(1) Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-
37,5 C pada pengukuran diaksila.
(2) Nadi
19
(6) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.
Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotorik, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernafasan yang normal dinding dada
dan abdomen bergerak secara bersamaan.
(7) Bahu, lengan dan tangan
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanyap
lidaktilatausidaktil. Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormalitas kromosom seperti trisomi.
(8) Perut
Perut tampak harus bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernafas. Kaji
adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika.
(9) Kelamin
Pada lekukan labia mayora normalnya menutupi labia
minora dan klitoris. Klitoris normal ya menonjol. Pada
21
3. Intervensi Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan :
1) Pantau intake dan out put cairan
2) Kaji payudara ibu tentang kondisi putting
3) Lakukan breast care pada ibu secara teratur
4) Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril
kemudian dextrosa dan PASI
5) Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri
23
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, Yulianti, Lia. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Medika.
Dewi, V.N.L. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Lissauer, Avroy. 2013. Selayang Neonatalogi . edisi kedua. Jakarta : Indeks. 150-
156.
M. Sholeh kosim , dkk. (2012).Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta.
Maryanti, dkk. (2011). Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Penerbit Trans
Info Media.
Rochmah, et al. (2012). Panduan Belajar: Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.
Jakarta: Penerbit Buku Kedoktern EGC.
Varney; Kriebs, Dan Georger. (2007). Buku ajar asuhan kebidanan :538-543.
…..Jakarta : ECG.
Vivian, Nanny Lia Dewi. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :
Salemba Medika.