Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

31
Volume. I Nomor. 2, Bulan Oktober 2012 - ISSN :2089-9033

SIMULASI PERANCANGAN BEJANA TEKAN DENGAN


MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA
Ednawati Rainarli

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
Jalan Dipati Ukur No. 112-116 Bandung
E-mail : irene_edna@yahoo.com

ABSTRAK dihasilkan dari solusi center difference lebih baik


dibandingkan dengan foward difference.
Salah satu metode numerik yang digunakan
untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa 2. BAHASAN
adalah metode beda hingga, dalam paper ini 2.1 Metode Beda Hingga
diberikan simulasi penerapan metode tersebut untuk Metode beda hingga adalah metode yang
menyelesaikan masalah nilai batas kususnya untuk mengubah setiap derivatif dari persamaan diferensial
mengukur besar defleksi dari bejana tekan. menjadi bentuk difference (beda) dengan
Diberikan pula perbandingan galat dari dua cara menggunakan ekspansi deret Taylor.
perhitungan metode beda hingga yaitu foward Andaikan u ( x) adalah solusi dari persamaan
difference dan center difference. Hasilnya diferensial. x adalah besar pertambahan untuk
menunjukkan bahwa perhitungan dengan cara center variabel x. Maka dari ekspansi deret Taylor
difference lebih baik dibandingkan dengan foward diperoleh
difference.
1
u ( x  x)  u ( x)  u ( x)x  u ( x)(x) 2 
Kata kunci : simulasi, metode beda hingga, masalah 2
nilai batas, persamaan diferensial biasa, numerik 1
 u ( x)(x)3  O(x) 4 (1)
6
Jika ∆x diganti dengan -∆x maka diperoleh
1
1. PENDAHULUAN u ( x  x)  u ( x)  u ( x)x  u ( x)(x) 2 
2
Suatu permasalahan yang ditemui dalam 1
kehidupan sehari-hari dapat dimodelkan dengan  u ( x)(x)  O(x) 4
3
(2)
menggunakan persamaan matematika. Salah satu 6
bentuk persamaan matematika yang digunakan Dengan mengurangkan kedua persamaan diatas
adalah persamaan diferensial. Tidak semua diperoleh
persamaan diferensial dapat diselesaikan secara u( x  x)  u( x  x)  2u ( x)x  O(x)2 (3)
analitis, alternatif yang dapat digunakan adalah sehingga untuk turunan pertama diperoleh
dengan mensimulasikan model melalui pendekatan u ( x  x)  u ( x  x)
numerik. Metode beda hingga akan digunakan untuk u ( x)   O(x)2 (4)
2x
menentukan solusi dari persamaan diferensial, dan
atau dengan menggunakan persamaan (1) dapat
secara khusus diterapkan untuk menyelesaikan
diperoleh
model yang menggunakan persamaan diferensial
u ( x  x)  u ( x)
biasa apabila diketahui nilai batasnya (boundary u ( x)   O(x) (5)
value problem). x
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam Persamaan (4) disebut foward difference dan
mencari solusi numerik adalah galat dari persamaan (5) dikenal dengan center difference.
perhitungan numerik. Untuk itu dalam jurnal ini Sedangkan untuk mendapatkan pendekatan
selain dijelaskan penerapan metode beda hingga turunan kedua dilakukan dengan menjumlahkan
untuk mencari solusi dari persamaan diferensial kedua persamaan (1) dan (2) kembali dan diperoleh
masalah nilai batas, disimulasikan pula u( x  x)  u( x  x)  2u( x)  u( x)(x)2  O(x)2
perbandingan hasil perhitungan numerik dengan (6)
perhitungan analitik dari contoh permasalahan yang sehingga untuk turunan kedua diperoleh
diambil. Dibagian akhir ditunjukan galat yang
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
32
Volume. I Nomor. 2, Bulan Oktober 2012 - ISSN :2089-9033

u ( x  x)  2u ( x)  u ( x  x) Dengan metode beda hingga maka persamaan (10)


u ( x)   O(x) 2 (7) dapat dituliskan kembali menjadi
(x)2
yi 1  2 yi  yi 1 T q( L  xi )
persamaan (7) disebut center second difference.  yi  (11)
Persamaan (4), (5) dan (7) dituliskan kembali (x) 2
EI 2 EI
dengan mengganti x  j x , j bilangan bulat dan Disederhanakan menjadi
u j ~ u( j x) , maka untuk turunan pertama 2EIyi 1  2 2EI  T .(x)2  yi  2EIyi 1 
du qL(x)2 xi  q(x)2 xi 2 (12)
( j x) dapat diaproksimasi menjadi
dx
u j 1  u j 1 u j 1  u j Misalkan L dibagi 3 bagian maka maka
atau (8) L 75
2x x x    25 sehingga dapat digambarkan
3 3
d 2u
sedangkan untuk ( j x) diaprokmasi dengan
dx 2 x1 x2 x3 x4
u j 1  2u j  u j 1
(9) 0 25 50 75
(x)2
Jika persamaan (8) dan (9) diamati dalam selang Gambar 2. Beda Hingga untuk x  25
x  x0
interval  x0 , xN  maka ∆x= N adalah panjang Sehingga untuk i = 1 ...4 untuk persamaan (12)
N
dapat dituliskan dalam bentuk matriks Ay  b
interval yang membagi  x0 , xN  menjadi N bagian
dimana A berukuran 4  4
sama besar.
Secara khusus metode ini akan diterapkan untuk  1 0 0 0   y1 
menyelesaikan persamaan diferensial biasa orde dua
 2 EI 2[2 EI  T (x) 2 ]
 2 EI 0   y2 

dimana diketahui nilai batasnya (boundary value).  0 2 EI 2[2 EI  T (x) 2 ] 0   y3 
  
2.2 Penerapan Metode Beda Hingga 
0 0
 
0 1 y4 
A y
Berikut ini adalah persamaan diferensial yang
menggambarkan besar peregangan y (defleksi) dari  0   x1   0   x12 
sebuah balok yang diberi penyangga pada kedua sisi.  q(x) 2 L   x   q(x) 2   2 
  2   x2  (13)
d 2 y Ty qx( L  x)  q(x) L   x3   q(x)   x32 
2 2
  (10)
dx 2 EI 2 EI      
0   x4   0   x4 2 

dengan  
b
x = lokasi disepanjang balok (inchi)
Dengan Matlab solusi dari persamaan (13) dapat
E = modulus Young / modulus elastisitas balok
dihitung.
(pon/inchi2)
Persamaan [10] dapat diselesaikan secara analitik
T = beban poros (pon)
dan diperoleh solusi
I = momen area kedua (inchi4)
q = intensitas tekanan secara seragam y  0,375x2  28,125x  3,75 105 
(pon/inchi) 1,775656266 105 e0,0014142 x 1,974343774 105 e0,0014142 x
L = panjang balok (inchi) (14)
Hasil perhitungan numerik dan analitik
Kondisi batas yang diberikan adalah y(x=0) = 0 dan ditunjukkan dari gambar berikut ini
y(x=L) = 0. Diketahui pula T = 7200 pon, q = 5400 0
Perbandingan solusi numerik dan analitik

pond/inchi, L = 75 inchi, E = 30 106 pon/inchi dan


I = 120 inchi4.
-0.1

-0.2

q -0.3
Defleksi y

-0.4

y
T T
-0.5
x
-0.6 numerik
analitik

-0.7
0 10 20 30 40 50 60 70 80
L Posisi x

Gambar 1. Balok yang Diberi Penyangga Gambar 3. Perbandingan Perhitungan Numerik dan
Perhitungan Analitik
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
33
Volume. I Nomor. 2, Bulan Oktober 2012 - ISSN :2089-9033

Sedangkan untuk perbandingan galat relatif inchi sehingga untuk i=1,2,...,6diperoleh 6


ditunjukkan dengan tabel berikut ini persamaan yang dituliskan dalam bentuk matriks A
 1 0 0 0 0 0 
 
Tabel 1. Nilai Eror  1 

2

1 1
 2
1

1 
 0 0 0 
  r    r  r2 r r   r  r2 r
2 2 2

xi Analitik Numerik Eror(%) 


 1 2 1 1 1 1 
 0    2  0 0
0 0 0 0   r 
2
  r  r3 r r 
2
 r 
2
r3 r 

  
1
25 -0.54289 - 0.58521 4.2321  0
 0
 r 
1
2

2

1
 2
  r  r4 r r 
2
1
 r 
2

1
r4 r
0 

 
50 -0.53630 -0.58521 4.8908 
 0 0 0
1 

2

1 1
 2
1

1 

  r 
2
  r  r5 r r 
2
 r  r5 r 
2

75 0 0 0 
 0 
 0 0 0 0 1 

Jika diterapkan pada kasus bejana tekan yang


 0, 0038731  u0 
diuji kemampuannya untuk menahan tekanan. Untuk   u 
bejana tekanan dengan radius dalam a dan radius  0   1
luar b, pergeseran radial dari setiap titik disepanjang  0  u 2 
ketebalan bejana tekan yang diberikan dari Dan b    , u    sehingga berlaku
persamaan diferensial berikut ini  0   u3 
 0  u 4 
d 2u 1 du u    
  0 (15)  0, 0030769   u5 
dr 2 r dr r 2
Misalkan radius dalam a = 5 inchi, radius luar b = 8 Au=b.
inchi. Material bejana tekan yang digunakan baja
ASTM A 36. Dengan kondisi batas Hasil dari perhitungan u ditunjukkan oleh
gambar berikut ini
u(a)  0,0038731 inchi dan u(b)  0,0030769 inchi. -3
x 10 Perbandingan solusi numerik dan analitik
4

i+1 3.9 numerik


analitik
3.8

3.7
a
Perubahan radial u

3.6
b
i-1 i 3.5

3.4

3.3

3.2
a i-1 i i+1 b
3.1
5 ... 8 3
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Jari-jari r
Gambar 4. Titik Disepanjang Arah Radial
Gambar 5.Hasil Perbandingan Perhitungan Numerik
Perhitungan numerik untuk kasus ini dapat dan Analitik
dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah
dengan menggunakan persamaan (5) dan (7) yang Sedangkan dengan cara kedua menggunakan
disubsitutsikan ke dalam persamaan (15) sehingga persamaan (4) dan (7) yang digunakan dalam
diperoleh persamaan (15) diperoleh
ui 1  2ui  ui 1 1 ui 1  ui 1 ui
  2 0 (18)
ui 1  2ui  ui 1 1 ui 1  ui ui (r )2 ri 2(r ) ri
  2 0 (16)
(r )2 ri r ri yang disederhanakan menjadi
yang disederhanakan menjadi  1 1   2 1
    ui 1     2  ui 
1 2 1 1  2ri  r   r  
2
  r  ri 
2
u  
2 i 1
  2  ui 
 r    r  ri r ri 
2

 1 1   1 1 
   ui 1  0 (17)    ui 1  0 (17)
  r  ri r    r  2ri r 
2 2

Misalkan untuk n = 5 maka total titik yang Perbandingan perhitungan numerik dan analitik
ba 85 diberikan oleh gambar berikut ini
digunakan adalah 6. Maka r    0, 6
n 5
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
34
Volume. I Nomor. 2, Bulan Oktober 2012 - ISSN :2089-9033

x 10
-3
Perbandingan solusi numerik dan analitik galat relatif yang lebih baik dibandingkan dengan
4
forward difference.
3.9 numerik
analitik Untuk pengembangan lebih lanjut dapat diteliti
3.8
penerapan metode ini untuk penyelesaian masalah
3.7 nilai batas pada persamaan diferensial parsial,
Perubahan radial u

3.6 ataupun membandingkan efisiensi penggunaan


3.5 metode ini dengan metode Runge-Kutta atau
3.4
metode Finite Element.
3.3

3.2

3.1 DAFTAR PUSTAKA


3 [1] K. Autar, N. Cuong, S. Luke, Finite Difference
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Jari-jari r Methods of Solving Ordinary Differential Equation,
Gambar 6.Hasil Perbandingan Perhitungan Numerik http://numericalmethod.eng.usf,edu, 2 September
dan Analitik 2012
[2] Strauss, A. Walter, An Introduction Partial
Jika dibandingan galat yang diperoleh dari kedua Differential Equation, John Wiley & Son, 1992.
cara ini ditunjukkan oleh tabel 2 [3] Hertel, Peter, Partial Differential Equation,
Tabel 2. Perbandingan Nilai Galat Relatif http://www.home.uni-osnabrueck.de/phertel/pdf/
R u orde 1 u orde 2 pde.pdf, 10 September 2012
5.0 0.00000 0.00000
5.6 0.15118 0.01415
6.2 0.20180 0.01798
6.8 0.18039 0.01516
7.4 0.10746 0.00800
8.0 0.00000 0.00000

Hasil galat yang diperoleh jika digambarkan


pada diagram berikut ini, terlihat bahwa pendekatan
dengan orde dua (center difference) memberikan
besar galat yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan nilai galat pada pendekatan orde satu
(foward difference).

Perbandingan Eror u Orde 1 dan Orde 2


0.25
orde 2
orde 1

0.2

0.15
eror u

0.1

0.05

0
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
jari-jari r

Gambar 7.Hasil Perbandingan Galat Perhitungan


Numerik dan Analitik

3. PENUTUP
Dari hasil penelitian diatas diperoleh bahwa
penerapan metode beda hingga dapat digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan nilai batas yang
banyak diterapkan dalam masalah fisika.
Penggunaan center difference memberikan nilai

Anda mungkin juga menyukai