BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah………………………………………………........... 1
C. Tujuan……………………………………….. ...............………........... 2
D. Manfaat…………………………............…………….. .………........... 2
2..2 Pasal dan undang – undang yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
3.2 Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor
kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini
akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan dengan
konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari,
kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”.Salah satu contoh
kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan.
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat.Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan
setiap saat.Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah
adanya Puskesmas.Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan
kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat,
terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai “ Fenomena Sistem Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas” karena Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan sdan
karena Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja fenomena masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas?
2. Pasal – pasal dan undang – undang apa saja yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan di Puskesmas
1.3 Tujuan
2. Mengetahui pasal – pasal dan undang – undang yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan
1.4 Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas, mengetahui pasal dan undang – undang yang
berkaian dengan pelayanan kesehatan. Selain itu pembaca dapat mengetahui fenomena yang
terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan
faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat 2010.
Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan
Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja
penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada
masyarakat yang mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan
Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas :
UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan
UW-SPM spesifik yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan
setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar,
penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit
menular, penyelenggaraan promosi kesehatan, dll.Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll.Hal ini
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN
MINIMAL
2. Keluarga Berencana
4. Kesehatan Lingkungan
2.2 Pasal dan undang – undang yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
Dasar hukum pemberian pelayanan kesehatan secara umum diatur dalam Pasal 53 UU
Kesehatan, yaitu:
Peraturan atau dasar hukum dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan di rumah sakit
wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 53 dan Pasal 54 UU Kesehatan sebagai
dasar dan ketentuan umum dan ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf (b) UU Rumah Sakit dalam
melakukan pelayanan kesehatan. Dalam penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit mencakup
segala aspeknya yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
Melalui ketentuan UU Kesehatan dan UU Rumah Sakit dalam hal ini pemerintah dan
institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, memiliki tanggung jawab
agar tujuan pembangunan di bidang kesehatan mencapai hasil yang optimal, yaitu melalui
pemanfaatan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, baik dalam jumlah maupun mutunya,
baik melalui mekanisme akreditasi maupun penyusunan standar, harus berorientasi pada
ketentuan hukum yang melindungi pasien, sehingga memerlukan perangkat hukum kesehatan
yang dinamis yang dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum untuk
meningkatkan, mengarahkan, dan memberi dasar bagi pelayanan kesehatan.
Ø Faktor Internal
· Pelaksanaan Manajemen
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari
program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan
tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk
dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik
berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena
tidak sesuai dengan standart kesehatan.
· Tenaga medis
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak sebanding
dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan Puskesmas pun mahal
padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar
sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang
fasilitas lebih baik daripada Puskesmas. Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas
sebagai berikut:
ð Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara bertahap ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
ð Retribusi
ð PT. BPJS
Puskesmas menerima dana dari PT. BPJS yang peruntukannya sebagai imbal jasa
kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
ð PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya sebagai imbal
jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai / karyawan yang berada dibawah naungan
Dinas Tenaga Kerja.
Ø Faktor Eksternal
· Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau setingkat
dengan kecamatan.Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas.Memang ada kecamatan-
kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk.
Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas. Hal ini terkait
pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat
tinggalnya terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi
ke Puskesmas.
· Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan eksekutif yang
tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan
daerah.Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung pendapatan daerah.Padahal upaya
menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU.No.22 dan
UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat.Disamping
itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap
investasi hak-hak dasar pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
· Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani penyembuhan
penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang
dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk.
Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan
juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program
Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih
menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat.Tidak
hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi
tenaga medis yang demikian pula adanya.Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen
untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat.Selain itu,
Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
3.2 Saran