Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN  PENDAHULUAN

A. Pengertian Harga Diri Rendah


Gangguan konsep diri adalah suatu keadaan negatif dari perubahan
mengenai perasaan, pikiran atau pandangan tentang dirinya sendiri yang
negatif. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah yang berkepanjangan
termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan lain terutama kesehatan jiwa. Gangguan harga diri rendah
biasanya digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri karena gagal mencapai
keinginan (Budi Ana Keliet, 2010).
B. Proses  Terjadinya  Masalah
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung harga diri rendah
meliputi penolakan dan kurangnya penghargaan diri dari orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak benar,
membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan atau
ketidakpastian, kegagalan yang berulangkali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri
yang tidak realistis, gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta orang
lain, misalnya karena orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari
teman, dan kultur sosial yang berubah.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti
penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan seperti kehilangan bagian tubuh, perubahan aturan,
bentuk dan penampilan fungsi tubuh, perubahan fisik berhubungan dengan

1
tumbuh kembang normal, adanya kegagalan yang mengakibatkan
produktifitas menurun. Selain itu faktor presipitasi lain yaitu ketegangan
peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Pada mulanya klien merasa dirinya tidak
berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan
orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin
mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif
dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak
dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan
rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan
sehingga rasa aman tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia
mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada mencari
penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin
klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam
mengembangkan hubungan dengan orang lain.
C. Mekanisme Koping
Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Anna Budi Keliat, 1998,
mekanisme koping pada pasien dengan gangguan konsep diri menjadi 2 yaitu :
1. Koping jangka pendek
 Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari
kasus.
 Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan mengganti identitas
sementara.
 Aktifitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara
terhadap konsep diri atau identitas yang kabur.
 Aktifitas yang memberi arti dalam kehidupan.
2. Koping jangka panjang

2
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping jangka
panjang. Penjelasan positif akan menghasilkan identitas dan keunikan
individu.
D.    Rentang Respons
Respons
Adaptif                                                                Respons
Maladaptif
Aktualisasi      Konsep Diri    Harga Diri   Keracunan     Depresionalisasi
    Diri                 Positif            Rendah      Identitas

Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dair dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cendrung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depresionalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

3
        III. A. POHON  MASALAH

                                                Isolasi Sosial

  

 
 
                                                                                 

                                        Gangguan Citra Diri

               B. MASALAH  KEPERAWATAN DAN DATA YANG DIKAJI


                        1. Masalah Keperawatan
                              Harga Diri Rendah
2.  Data  Yang  Perlu  Dikaji
     Data Subyektif :
  Mengkritik diri sendiri atau orang lain
  Perasaan tidak mampu
  Pandangan hidup yang pesimis
  Perasaan lemah dan takut
  Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
  Pengurangan diri / mengejek diri sendiri
  Hidup yang berpolarisasi
  Ketidakmampuan menentukan tujuan
  Mengungkapkan kegagalan pribadi
  Merasionalisasikan penolakan

4
               Data Obyektif :
  Produktifitas menurun
  Perilaku destruktif pada diri sendiri dan orang lain
  Penyalahgunaan zat
  Menarik diri dari hubungan sosial
  Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
  Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
  Tampak mudah tersinggung / mudah marah

         IV. DIAGNOSA  KEPERAWATAN
Harga  Diri  Rendah

VI. RENCANA  TINDAKAN  KEPERAWATAN
             
DAFTAR  PUSTAKA
1.      Fitria,N.2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa. Jakarta :
Salemba Medika.

2.      Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC 4.


Wilkinson,J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

5
STRATEGI  PELAKSANAAN ( SP 1 P )

Nama                                : Tn .D
Ruangan                           : perempuan
Hari / tanggal                   :
Pertemuan                        :

         I . PROSES  KEPERAWATAN
A.    Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan malu, merasa tidak mampu, malu
bertemu orang lain, klien terlihat melamun.

B.     Diagnosa  Keperawatan
Harga Diri Rendah

C.    Tujuan Khusus
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya
2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
3.      Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4.      Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5.      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat

D.    Tindakan Keperawatan
1.      Bina hubungan saling percaya
2.      Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

6
3.      Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan
4.      Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien
5.      Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih
6.      Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
7.      Anjurkan klien memasukkan dalam kegiatan jadwal harian

        II. STRATEGI  KOMUNIKASI
A.    Tahap  Orientasi
1.      Salam Terapeutik
“Selamat pagi Tn. D, perkenalkan nama saya Sr. Maria Isabela Boi, ibu bisa
panggil saya Sr. Bella.  Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Tn.D, saya
adalah mahasiswa S1 keperawatan STIKIM Jakarta Selatan, saya praktek di sini
selama 5 hari dari tanggal 03-07 Maret 2014 . Saya praktek pada sore hari dari
pukl 08.00-14.00 WIB.”
2.      Validasi:
“bagaimana perasaan Tn.D hari ini? adakah yang Tn. D pikirkan?”
3.      Kontrak :
a.      Topik : Sore ini kita berbincang – bincang sebentar Tn.D untuk melakukan
perkenalan? Dan berbincang – bincang tentang apa yang Tn.D rasakan sekarang
ini?
b.      Waktu : Tn.D mau kita berbincang – bincang berapa lama Tn.? Bagaimana kalau
15 menit saja? Dari pukul 10.00 – 10.15 yah Tn.?
c.       Tempat : Dimana kita berbincang – bincang ya Tn.D? Bagaimana kalau dimeja
makan saja?
d.      Tujuan : Agar kita saling mengenal, Tn.D  lebih mengenal suster, dan suster lebih
mengenal ibu, serta ibu dapat mengenal perasaan apa yang ibu rasakan sekarang
ini.

B.     Tahap Kerja
Tn.D sudah berapa lama dirawat disini? Kalau suster boleh tahu ada masalah apa
sampai Tn.D dibawa ke sini ? dari tadi saya melihat Tn.D melamun dan diam
saja? Apa yang menyebabkan Tn.D melamun memandang ke bawah? Kegiatan

7
apa yang  Tn.D lakukan sehari-hari? Oh..ternyata Tn.D setiap hari kegiatannya
merapihkan tempat tidur setiap pagi , doa bersama, senam bersama, dan hari-hari
tertentu seperti Selasa dan Kamis ikut pengajian. Kalau begitu kegiatan apa yang
paling Tn.D suka, dan sering Tn.D lakukan?

C. Tahap  Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaan Tn.D setelah kita bincang-bincang?.”
   b. Evaluasi obyektif :
                         “Coba Tn.D sebutkan lagi kegiatan apa yang sering ibu lakukan?
Bagus....Tn.D masih ingat.”
2. Rencana tindak lanjut
“Saya harap Tn.D dapat mengingat apa yang telah kita perbincangkan tadi dan
dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian Tn.D.”
3. Kontrak yang akan datang
a. Topik :”Tn.D , waktu kita berbincang-bincang sudah selesai dan besok kita
                 akan berbincang-bincang lagi tentang bagaimana cara memilih
                 kegiatan latihan, kegiatan yang positif yang masih ibu miliki
                 yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya.”

b. Tempat :”Besok kita bincang-bincang di mana? Bagaimana kalau di taman


                        lagi?.”
a.       Waktu :”Jam berapa besok kita bertemu? Bagaimana kalau jam 10.00  sampai
jam 10.15 pagi?.”

8
 LAPORAN KEGIATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

Nama klien  : Tn. D                                                           Tanggal   : 07 Maret


2014
Ruangan      : Laki – laki
Dx Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Gsp : Tgl   : 07 maret 2014 Subjektif :
Harga diri Jam : 09.45 -10.00 Klien mengatakan :
rendah 1.      Bina hubungan saling 1.      Namanya.
percaya 2.      Senang berkenalan.
2.      Meng identifikasi 3.      Dirinya jelek.
kemampuan dan aspek 4.      Tubuhnya yang gemuk
positif yang dimiliki sehingga malu berkumpul
klien dengan orang lain
3.      Membantu klien
menilai kemampuanObjektif :
klien yang masih dapat1.      Klien terlihat menyendiri
digunakan karena malu dengan bentuk
4.      Membantu klien tubuhnya.
memilih kegiatan yang 2.      Klien terlihat sedih dan
akan dilatih sesuai berdiam diri.
dengan kemampuan 3.      Klien bisa memrapikan
klien tempat tidur sendiri.
5.      Melatih klien sesuai
kemampuan yang Analisa  :
dipilih 1.      Klien mampu melakukan
6.      Memberikan pujian kegiatan sesuai
yang wajar terhadap kemampuannya
keberhasilan klien 2.      Klien  mampu memilih
7.      Menganjurkan klien kegiatan sesuai

9
memasukkan dalam kemampuannya.
kegiatan jadwal harian
Planing perawat (PP) :
Evaluasi jadwal kegiatan
pasien. Dan lanjut SP 2

Planing Klien (PK) :


Anjurkan  klien  terus
melakukan kegiatan yang
sudah di latih yang sesuai
dengan kemampuannya.

10

Anda mungkin juga menyukai