1
tumbuh kembang normal, adanya kegagalan yang mengakibatkan
produktifitas menurun. Selain itu faktor presipitasi lain yaitu ketegangan
peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Pada mulanya klien merasa dirinya tidak
berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan
orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin
mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif
dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien semakin tidak
dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan
rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan
sehingga rasa aman tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia
mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada mencari
penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin
klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam
mengembangkan hubungan dengan orang lain.
C. Mekanisme Koping
Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Anna Budi Keliat, 1998,
mekanisme koping pada pasien dengan gangguan konsep diri menjadi 2 yaitu :
1. Koping jangka pendek
Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari
kasus.
Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan mengganti identitas
sementara.
Aktifitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara
terhadap konsep diri atau identitas yang kabur.
Aktifitas yang memberi arti dalam kehidupan.
2. Koping jangka panjang
2
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping jangka
panjang. Penjelasan positif akan menghasilkan identitas dan keunikan
individu.
D. Rentang Respons
Respons
Adaptif Respons
Maladaptif
Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depresionalisasi
Diri Positif Rendah Identitas
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dair dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cendrung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depresionalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
3
III. A. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
4
Data Obyektif :
Produktifitas menurun
Perilaku destruktif pada diri sendiri dan orang lain
Penyalahgunaan zat
Menarik diri dari hubungan sosial
Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
Tampak mudah tersinggung / mudah marah
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitria,N.2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa. Jakarta :
Salemba Medika.
5
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 P )
Nama : Tn .D
Ruangan : perempuan
Hari / tanggal :
Pertemuan :
I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya tidak berguna dan malu, merasa tidak mampu, malu
bertemu orang lain, klien terlihat melamun.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
C. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
D. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
6
3. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan
4. Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien
5. Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih
6. Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
7. Anjurkan klien memasukkan dalam kegiatan jadwal harian
II. STRATEGI KOMUNIKASI
A. Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Tn. D, perkenalkan nama saya Sr. Maria Isabela Boi, ibu bisa
panggil saya Sr. Bella. Nama ibu siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Tn.D, saya
adalah mahasiswa S1 keperawatan STIKIM Jakarta Selatan, saya praktek di sini
selama 5 hari dari tanggal 03-07 Maret 2014 . Saya praktek pada sore hari dari
pukl 08.00-14.00 WIB.”
2. Validasi:
“bagaimana perasaan Tn.D hari ini? adakah yang Tn. D pikirkan?”
3. Kontrak :
a. Topik : Sore ini kita berbincang – bincang sebentar Tn.D untuk melakukan
perkenalan? Dan berbincang – bincang tentang apa yang Tn.D rasakan sekarang
ini?
b. Waktu : Tn.D mau kita berbincang – bincang berapa lama Tn.? Bagaimana kalau
15 menit saja? Dari pukul 10.00 – 10.15 yah Tn.?
c. Tempat : Dimana kita berbincang – bincang ya Tn.D? Bagaimana kalau dimeja
makan saja?
d. Tujuan : Agar kita saling mengenal, Tn.D lebih mengenal suster, dan suster lebih
mengenal ibu, serta ibu dapat mengenal perasaan apa yang ibu rasakan sekarang
ini.
B. Tahap Kerja
Tn.D sudah berapa lama dirawat disini? Kalau suster boleh tahu ada masalah apa
sampai Tn.D dibawa ke sini ? dari tadi saya melihat Tn.D melamun dan diam
saja? Apa yang menyebabkan Tn.D melamun memandang ke bawah? Kegiatan
7
apa yang Tn.D lakukan sehari-hari? Oh..ternyata Tn.D setiap hari kegiatannya
merapihkan tempat tidur setiap pagi , doa bersama, senam bersama, dan hari-hari
tertentu seperti Selasa dan Kamis ikut pengajian. Kalau begitu kegiatan apa yang
paling Tn.D suka, dan sering Tn.D lakukan?
C. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif : “Bagaimana perasaan Tn.D setelah kita bincang-bincang?.”
b. Evaluasi obyektif :
“Coba Tn.D sebutkan lagi kegiatan apa yang sering ibu lakukan?
Bagus....Tn.D masih ingat.”
2. Rencana tindak lanjut
“Saya harap Tn.D dapat mengingat apa yang telah kita perbincangkan tadi dan
dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian Tn.D.”
3. Kontrak yang akan datang
a. Topik :”Tn.D , waktu kita berbincang-bincang sudah selesai dan besok kita
akan berbincang-bincang lagi tentang bagaimana cara memilih
kegiatan latihan, kegiatan yang positif yang masih ibu miliki
yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya.”
8
LAPORAN KEGIATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
9
memasukkan dalam kemampuannya.
kegiatan jadwal harian
Planing perawat (PP) :
Evaluasi jadwal kegiatan
pasien. Dan lanjut SP 2
10