OLEH
NPM:15310002
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH TERKONTROLDAN TIDAK
TERKONTROL TERHADAP KADAT HDL ( HIGH DENSITY LIPOPROTEIN)
PADA PASIEN HIPERTENSI DI KLNIK DOKTER KELUARGA
K.HAKKIYAH LAMPUNG TENGAH 2018
Skripsi
Oleh:
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
iv
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
NPM : 15310002
penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli dari penulis sendiri. Baik untuk naskah
laporan maupun Programing yang tercantum pada skripsi ini. Jika terdapat karya orang
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,
maka saya menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan norma yang
Sebagai civitas akademik Universitas Malahayati, saya yang bertanda tangan di bawah
ini :
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royaliti
Noneeksklusif ini Universitas Malahayati berhak menyimpan, mengalih media atau
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Pada bulan :
Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas rahmat dan hidayah-Nya proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam dijunjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi
suri tauladan sampai akhir zaman. Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup.........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR SINGKATAN
DM Diabetes Melitus
HR Hipertensi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8. Dokumentasi
Lampiran 9. Motto
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi
masalah kesehatan yang sangat serius baik di Dunia maupun di Indonesia (Anggraini,
2014). Salah satu tanda penyakit hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan
darah. Hipertensi disebut silent killer atau pembunuh diam-diam, karena penderita
(2013) kematian akibat hipertensi setiap tahun di Dunia sekitar 8 juta, di Asia Tenggara
sekitar 1,5 juta. Jumlah penderita hipertensi di Negara ekonomi berkembang mencapai
40%, di Negara maju seperti Amerika penderita hipertensi sekitar 35%, dan posisi
pertama ditempati oleh kawasan Afrika sebanyak 46%. Pada tahun 2025 kasus
sekitar 80% menjadi 1,15 miliar kasus dari jumlah total 639 juta kasus di tahun 2000.
namun prevalensi yang minum obat sebesar 9,5%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
0,1% penderita yang minum obat antihipertensi tanpa didiagnosis hipertensi oleh
dokter. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebanyak 25,8 persen. Angka prevalensi tertinggi
1
2
Timur (29,6%) dan Jawa Barat. Provinsi Lampung memiliki prevalensi sebanyak 24%.
Heart rate (HR) tidak identik dengan hipertensi tidak terkontrol, yang mencakup
semua pasien hipertensi tidak terkontrol dengan pengobatan, yaitu mereka yang
menerima rejimen pengobatan yang tidak memadai, tingkat kepatuhan yang rendah,
hipertensi sekunder yang tidak terdeteksi dan mereka yang benar-benar resisten
terhadap pengobatan. Dengan definisi ini, pasien dengan HR dapat mencapai kontrol
tekanan darah dengan dosis penuh 4 atau lebih obat antihipertensi (Pantelis and George,
2008; Pierdomenico et al., 2005). Pasien dengan HR berada pada risiko tinggi untuk
terjadinya kerusakan organ target seperti hipertrofi ventrikel kiri / LVH (left ventricular
hal tersebut maka identifikasi dan pengobatan pasien HR penting dalam pencegahan
pasien hipertensi terkontrol atau pseudoresisten (Robert, 2012; Pantelis and George,
ventrikel kiri, dan gangguan fungsi diastolik. Salah satu faktor berpengaruh adalah
kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah. Dari suatu hasil penelitian
3
normal, didapatkan rerata profil HDL individu pada hipertensi lebih rendah dengan
perbedaan yang signifikan antara profil HDL individu hipertensi dengan normal.
Lipoprotein terbentuk dari protein dan lemak. HDL dikenal sebagai kolesterol baik
karena HDL membawa kolesterol 'jahat', lipoprotein berdensitas rendah (low density
penelitian tentang bagaimana hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak
terkontrol dengan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi di
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimana hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol
terhadap kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi di Klinik
dengan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi di Klinik dokter
Tengah 2018.
2. Mengetahui distribusi frekuensi kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien
3. Mengetahui distribusi frekuensi kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien
2018.
4. Mengetahui hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol dengan
kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi di Klinik dokter
malahayati tentang hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol
dengan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi di Klinik dokter
Lampung Tengah 2018. mengenai hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak
terkontrol dengan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi.
hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol dengan kadar High
yang berbeda yang berkaitan dengan hubungan antara tekanan darah terkontrol dan
tidak terkontrol dengan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode cross sectional.
Lampung Tengah 2018. Waktu penelitian Februari 2019. Data yang diambil adalah data
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit yang
timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang.
seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol
jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan
jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang
disebut the silent killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling
7
8
1. Berdasarkan penyebab:
gaya hid up seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi
1. Hipertensi Pulmonal.
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan
pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan,
kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean
mmHg atau "mean"tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat
istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga
Tekanan
3 Klasifikasi tekanan darah Tekanan Sistolik Diastolik
Obat-obatan
merupakan modifikasi dari sel-sel otot polos yang terletak pada dinding
12
terutama pada arteriol dan sedikit lemah pada vena. Cara kedua dimana
dalam darah.
(Na+) dan sekresi kalium (K+) oleh tubulus ginjal. Tempat kerja utama
1997).
darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. (Susalit, 2001)
2.1.6 Penatalaksanaan
changes)
memaksa).
6. Hipertensi adalah factor risiko untuk strok, PJK, PGK, dan retinopati.
14
terkontrol.
10. Kombinasi ACE-I dan ARB hanya untuk gagal jantung berat dan
sistol <140 mmHg dan tekanan darah diastol <90 mmHg sebagai akibat dari
pengobatan untuk individu dengan diabetes mellitus (DM) dan penyakit ginjal
kronis (CKD) sebagai tekanan darah sistol <130 mmHg dan DBP <80 mmHg.
Individu dengan diabetes mellitus (DM) dan penyakit ginjal kronis (CKD)
sebagai SBP <130 mmHg dan tekanan darah diastol <80 mmHg. Proporsi
atau hanya mereka sedang dirawat. Penyesuaian untuk batas kontrol hipertensi
lebih rendah di antara individu dengan DM atau CKD juga bervariasi dalam
dengan riwayat hipertensi atau saat ini obat antihipertensi, yang tingkat tekanan
hipertensi yang saat ini tidak pengobatan mungkin telah mencapai kontrol
diobati dengan benar atau tidak terkendali pada tekanan darah >140/90 mmHg
17
dalam kurun waktu 5 tahun dengan faktor risiko diabetes melitus dan hipertensi
kurun waktu yang lama akan memberikan dampak yang buruk bagi beberapa
organ. Jika menunjukkan gejala, gejala tersebut bukan gejala yang spesifik yang
kerusakan pada beberapa organ , terutama pada jantung, otak, dan ginjal (Gray,
2005).
Faktor risiko hipertensi yang tidak terkontrol pasca serangan stroke yang
dalam jaringan otak sehingga terjadi penekanan pada struktur otak dan
pembuluh darah menyeluruh. Hal ini akan menyebabkan stroke ulang dengan
2.2.1 Pengertian
halus. HDL mengambil kolesterol dan fosfolipid yang ada di dalam darah
HDL, digunakan angka standar dari NCEP ATP III yaitu kadar HDL
dan sedikit lemak. HDL bertindak seperti vacum cleaner yang menghisap
(Mason, 2008).8
memasukkan lebih banyak kolesterol dan molekul fosfolipid dari sel dan
jalur langsung dan tidak langsung. HDL akan dibersihkan oleh reseptor
selektif kolesterol dari HDL. Pada manusia, mungkin jalur yang paling
relevan adalah yang tidak langsung, yang dimediasi oleh kolesterol ester
LDL, yang dibuang dari sirkulasi oleh reseptor LDL jalur. Trigliserida
tidak stabil dalam HDL, tetapi terdegradasi oleh hepatik lipase sehingga,
akhirnya, partikel HDL kecil yang tersisa, yang akan memulai kembali
empedu. Jalur ini telah disebut transportasi kolesterol terbalik dan dianggap
2.2.3 Metabolisme
HDLnascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
sebagian kolesterolester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua jalur.
Jalurpertama ialah ke hati dan ditangkap oleh reseptor SR-B1. Jalur kedua dari
VLDL dan LDL dengan bantuan CETP. Dengan demikian fungsi HDLSebagai
“penyiap” kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati
dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan LDL untuk membawa kolesterol
KADAR HDL
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
23
Hipertensi terkontrol
Kadar HDL
2.5 Hipotesis
Ha1: Terdapat hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol
Ho1: Tidak Terdapat hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak
hipertensi.
BAB III
METODE PENELITIAN
cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu
dengan tujuan untuk mencari hubungan antara tekanan darah terkontrol dan tidak
terkontrol dengan kadar High Density Lipoprotein (HDL) pada pasien hipertensi di
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data rekam medis dari
2018.
Populasi untuk wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek penelitian
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan peneliti untuk di
24
25
ini adalah semua data penderita hipertensi di Klinik dokter keluarga k.Hakkiyah
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif
sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling yaitu semua pasien hipertensi di Klinik dokter
keluarga k.Hakkiyah Lampung Tengah 2018. Untuk jumlah sampel yang di dapat pada
3.5 Variabel
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kadar HDL pada pasien
hipertensi
Definisi operasional adalah batasan yang harus dibuat oleh peneliti dalam istilah
(Notoatmodjo, 2010).
Cara
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
Hipertensi Hipertensi terkontrol Lembar Rekam 0= Tidak Ordinal
Terkontrol merupakan tekakan obsevasi Medik Hipertensi atau
dan tidak darah dibawah 140/90 tekanan darah
Terkontrol sistolik <139
mmhg dengan
1= Hipertensi
pengobatan dan atau tekanan
modifikasi gaya hidup. darah sistolik
Sedangkan hipertensi >140
tidak terkontrol yaitu
Tekanan darah diatas
140/90 mmhg sampai
170/90 mmhg yang
tidak di obati atau tidak
terkendali
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa penetapan subyek penelitian
diperoleh dari data rekam medis di Klinik dokter keluarga k.Hakkiyah Lampung Tengah
2018. Demikian pula hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain diperoleh dari
tempat yang sama. Selain itu data juga diperoleh dari buku, makalah, laporan, jurnal,
dalam tabel.
4. Entry, yaitu data yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam komputer untuk
pembersihan data yaitu mengecek data yang benar saja diambil sehingga tidak
variabel yang diteliti. Kelompok variabel disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
(Notoatmodjo, 2011).
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diteliti yaitu hubungan
hipertensi terkontrol dan tidak terkontrol dengan kadar HDL. Untuk menguji hipotesis
hubungan antara variabel bebas (hipertensi trkontrol dan tidak terkontrol) dengan
variabel terikat (kadar HDL) menggunakan uji korelasi pearson, apabila distribusi data
normal dengan nilai uji normalitas p> 0,05. Apabila syarat tidak terpenuhi maka
komputer SPSS 20.0 dengan tingkat kesalahan 5%. Apabila didapatkan nilai p<0,05
Setelah diketahui ada atau tidaknya hubungan dan besar koefisien korelasi yang
menentukan kekuatan hubungan, ditentukan juga arah hubungan antara dua variabel.
29
Arah korelasi + (positif/ searah) diartikan bahwa semakin besar nilai satu variabel
semakin besar pula nilai variabel lainnya sedangkan arah korelasi – (negatif/
berlawanan) berarti semakin besar nilai satu variabel semakin kecil nilai variabel
Penulusuran kepustakaan
Pembuatan Proposal
Sampel penelitian
Penyusunan laporan
Penyerahan laporan
Presentasi Skripsi
Kesimpulan
Data ini didapatkan dari data rekam medik yang terdiagnosa Hipertensi dengan jumlah
37 pasien diambil dengan cara total sampling. Terdiri dari 11 Laki-Laki dan 26
Perempuan. Proses penelitian ini berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala
sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Data penelitian diolah
penelitian, dengan analisis bivariat yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
hipertensi terkontol dan tidak terkontrol dengan kadar HDL (High Density
Lipoprotein)
31
32
1. Laki-Laki 11 29,7%
2. Perempuan 26 70,3%
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan jenis Kelamin didapatkan hasil
bahwa jenis kelamin yang didapatkan adalah 11 laki-laki (29,7%) dan 26 perempuan
(70,3%). Jenis kelamin sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana
pada wanita lebih tinggi ketika seorang wanita mengalami menopause, hal ini
bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan factor pelindung dalam mencegah terjadinya
imunitas wanita pada usia premenopause. Hal ini sesuai dengan pendapat (Yuliarti
2007),14 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan kejadian hipertensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada
perempuan dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen. Hormon estrogen tersebut akan
Penelitian ini menggunakan rekam medik pada pasien klinik dokter keluarga K.
1 36-45 2 5,4%
2 46-55 4 10,8%
3 56-66 24 64,9%
4 >65 7 18,9%
Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa hasil umur 36-45 tahun dengan jumlah 2 yaitu (5,4%),
umur 46-55 tahun dengan jumlah 4 yaitu (10,8%), umur 56-66 tahun dengan jumlah
24 yaitu (64,9%) dan untuk umur >65 tahun dengan jumlah 7 yaitu (18,9%). Hal ini
terjadi karena pada usia 55 tahun ke atas arteri besar kehilangan kelenturannya dan
menjadi kaku karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan
jumlah 9 orang (24,3%) dan hasil pasien hipertensi tidak terkontrol jumlah 28 orang
(75,7%). Hipertensi terkontrol didefinisikan secara klinis sebagai tekanan darah sistol
<140 mmHg dan tekanan darah diastol <90 mmHg sebagai akibat dari pengobatan
dengan modifikasi gaya hidup atau terapi farmakologis. Hipertensi tidak terkontrol
adalah suatu kondisi hipertensi yang tidak diobati dengan benar atau tidak terkendali
1 <40 5 13,5%
2 40-60 22 59,5%
3 >60 10 27,0%
Tabel 4.4 tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kadar HDL (High Density
Lipoprotein)
Berdasarkan tabel 4.4 bahwa hasil dari kadar HDL pasien yaitu <40
dengan jumlah 5 orang (13,5%), memiliki kadar HDL 40-60 dengan jumlah
35
22 orang (59,5%) dan memiliki kadar HDL >60 dengan jumlah 10orang
(27,0%).
lanjut. Apabila diinginkan analisis hubungan antara dua variabel, maka analisis
dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut
biasanya digunakan pengujian statistik. Jenis uji statistik yang digunakan sangat
tergantung jenis data/variabel yang dihubungkan. Pada penelitian ini analisis bivariat
4.3.1 Hubungan Tekanan Darah Terkontrol Dan Tidak terkontrol dengan kadar
HDL ( High Density Lipoprotein)
Berdasarkan analisa Spearman nilai r = 0,118 dan nilai p =0,487 (p>0,05). Kesimpulan
dari hasil tersebut : hubungan tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol dengan
kadar HDL menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Hasil uji
36
statistic didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah terkontrol
4.4 Pembahasan
Pada tabel 4.1 menunjukan bahwa sebanyak 11 laki-laki 29,7% dan 26 perempuan
70,3% dari hasil rekam medik, sebagian besar berjenis kelamin perempuan 80% dalam
kategori hipertensi yaitu sebesar 42,5% rata-rata tekanan darah sistolik 130 mmHg atau
22,86%, sedangkan tekanan tekanan sistolik minimal 90mmHg dan tekanan darah
faktor yang mempengaruhi tekanan darah yang tidak dapat diubah. Penelitian yang
dilakukan oleh Everett dan Zajacova tahun 2015 menunjukkan bahwa laki laki memiliki
tingkat hipertensi yang lebih tinggi daripada wanita namun memiliki tingkat
kewaspadaan yang lebih rendah terhadap penyakit hipertensi daripada wanita. Akan
tetapi penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyuni dan Eksanoto (2013) menunjukkan
bahwa wanita cenderung menderita hipertensi daripada laki laki. Pada penelitian
tersebut sebanyak 27,5% wanita mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki laki hanya
sebesar 58%. Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah
menopause yaitu usia di atas 45 tahun. Karena wanita yang belum menopause
dilindungi oleh hormone esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang rendah dan LDL yang tinggi akan
37
Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa hasil umur 36-45 tahun dengan jumlah 2 yaitu
(5,4%), umur 46-55 tahun dengan jumlah 4 yaitu (10,8%), umur 55-66 tahun dengan
jumlah 24 yaitu (64,9%) dan untuk umur >65 tahun dengan jumlah 7 yaitu (18,9%).
Pada tabel tersebut menyatakan bahwa pada umur 55-66 tahun memiliki terbanyak
orang terkena hipertensi. Pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia memang
kelompok yang memiliki resiko hipertensi paling tinggi, tapi hipertensi tidak
disebabkan oleh penuaan. Hipertensi paling umum dan paling sering disebabkan oleh
suatu penyakit yang mendasari, misalnya kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes yang
dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat. (Novita,2016). Peningkatan umur akan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks
baroreseptor pada usia lanjut berkurang sensitivitasnya, peran ginjal juga berkurang
dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun sehingga ginjal akan
Pada tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil dari pasien hipertensi terkontrol jumlah 8
orang (21,6%) dan hasil pasien hipertensi tidak terkontrol jumlah 29 orang (78,4%).
38
Pasien hipetensi sudah mendapatkan pengobatan dan modifikasi gaya hidup sehingga
didefinisikan secara klinis sebagai tekanan darah sistol <140 mmHg dan tekanan darah
diastol <90 mmHg sebagai akibat dari pengobatan dengan modifikasi gaya hidup atau
terapi farmakologis. Individu dengan riwayat hipertensi yang saat ini tidak pengobatan
mungkin telah mencapai kontrol hipertensi melalui modifikasi gaya hidup atau metode
nonfarmakologis lainnya
Hipertensi tidak terkontrol adalah suatu kondisi hipertensi yang tidak diobati dengan
benar atau tidak terkendali pada tekanan darah >140/90 mmHg (Indriyani, 2009).
Makmur (2002) mendapatkan kejadian stroke ulang 29,52% dalam kurun waktu 5 tahun
dengan faktor risiko diabetes melitus dan hipertensi yang tidak dikontrol dengan baik.
Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik >140/90 mmHg dalam kurun waktu yang
lama akan memberikan dampak yang buruk bagi beberapa organ. Jika menunjukkan
gejala, gejala tersebut bukan gejala yang spesifik yang mengindikasikan hipertensi.
Gejala Hipertensi memburuk apabila sudah terjadi kerusakan pada beberapa organ ,
Pada tabel 4.4 bahwa hasil dari kadar HDL pasien yaitu <40 dengan jumlah 5
orang (13,5%), memiliki kadar HDL 40-60 dengan jumlah 22 orang (59,5%) dan
memiliki kadar HDL >60 dengan jumlah 10 orang (27,0%).. Pada penelitian ini
masing-masing pasien memiliki kadar HDL tertinngi yaitu 40-60 sebanyak 22 orang,
karena orang yang terkena hipertensi mendapatkan pengobatan dan modifikasi gaya
39
hidup sehingga kadar HDL / kolestrol yaitu tetap terjaga dan terkontrol. (Malik,2014).
kolesterol dari lemak-sarat makrofag arteri aterosklerotik, yang disebut sel busa, ke
hati untuk sekresi ke dalam empedu. Jalur ini telah disebut transportasi kolesterol
terbalik dan dianggap sebagai fungsi pelindung klasik HDL terhadap aterosklerosis.
memiliki konsentrasi yang sangat rendah, tetapi secara biologis sangat aktif.
Misalnya, HDL dan protein dan konstituen lipid membantu untuk menghambat
Semua sifat ini dapat berkontribusi pada kemampuan HDL untuk melindungi
dari aterosklerosis, dan belum diketahui mana yang paling penting (Daniil dkk.,
2011).
Berdasarkan analisa Spearman nilai r = 0,118 dan nilai p =0,487 (p>0,05). Kesimpulan
dari hasil tersebut : hubungan tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol dengan
kadar HDL menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Hasil uji
statistic didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah terkontrol
dan tidak terkontrol dengan kadar HDL Meskipun rerata kadar HDL penderita
hipertensi cenderung normal tetapi jika dilihat proposri responden banyak pada usia >
55 tahun dan jenis kelamin perempuan. Dimana pada usia tersebut, perempuan
Selain itu, perempuan juga memiliki sensitivitas terjadinya hipertensi akibat asupan
garam .Asupan garam yang tinggi tersebut terdapat dalam pola makanan masyarakat
Peningkatan jumlah garam di ekstrasel akan merangsang pusat rasa haus di otak
menyebabkan keinginan untuk minum meningkat hingga kadar normal. Selai itu terjadi
perangsangan ADH yang memicu ginjal untuk menyerap air dalam jumlah besar di
Hasil penelitian ini juga sama dengan temuan Japensen yang menyatakan bahwa
HDL tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan tekanan darah
sistolik pada pria. Tetapi hasil berbeda diungkapkan oleh Chen, dimana kadar HDL
normotensi memiliki kadar HDL 49±4 mg/dl, dan hipertensi 37±2 mg/dl (21). Hasil ini
juga tidak dapat membuktikan temuan Haryanto jika kadar HDL mempengaruhi
ketebalan tunica intima yang menjadi salah satu faktor hipertensi (rahmat feryadi 2012)
BAB V
5.1 Kesimpulan
mengenai adanya hubungan tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol dengan
kadar HDL ( High Density Lipoprotein) yang terdapat pada 37 pasien hipertensi di
klinik dokter keluarga K.Hakkiyah Lampung 2018, maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
2. berdasarkan karakteristik usia yaitu umur 36-45 tahun dengan jumlah 2 yaitu
(5,4%), umur 46-55 tahun dengan jumlah 4 yaitu (10,8%), umur 56-66 tahun dengan
jumlah 24 yaitu (64,9%) dan untuk umur >65 tahun dengan jumlah 7 yaitu (18,9%).
5. Hubungan tekanan darah terkontrol dan tidak terkontrol dengan kadar HDL
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Hasil uji statistic
didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah terkontrol dan
41
42
5.2 Saran
Agar melakukan penelitian terkait untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
Agar mengadakan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk masyarakat sekitar dan
anggotanya, minimal satu kali dalam sebulan, sehingga dapat diketahui sejak dini
Andrea, GY.Korelasi derajat hipertensi dengan stadium penyakit ginjalkronik di RSUP Dr.
Kariadi Semarang periode 2008-2012. Fak Ked UnivDip [internet].2013[cited 2016
April 04]. Available from:http://eprints.undip.ac.id/id/eprint/43896
Gray, et al., 2005, Hipertensi. Lecturer Notes Kardiologi, Edisi ke-4, Jakarta: Erlangga
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi
Lampung. Lampung : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Indonesia.pp: 88
Sylvestris, Alfa 2104. HIPERTENSI DAN RETINOPATI HIPERTENSI volume 10. no.1 tahun
2014
Yogiantoro, Mohammad.2014. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu
Peyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing. pp:2261
Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh Darah dan Tekanan
Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340
Indriyani, W.N., 2009. Deteksi Dini Kolesterol, Hipertensi, dan Stroke. Jakarta : Millestone