Anda di halaman 1dari 3

Resonansi dalam Rangkaian L-C atau R-L-C

Resonansi terjadi saat besarnya reaktansi induktif (XL) = reaktansi kapasitif (XC) dan
besarnya resonansi : 
 
fres = frekuensi resonansi (Hz)
saat terjadi resonansi (XL=XC) maka harga impedansi rangkaian mencapai nilai minimum
dan besarnya samadengan nilai resistornya. saat impedansi minimum inilah arus yang
mengalir mencapai maksimum.

Abstrak—Praktikum Rangkaian Seri RLC Arus Bolak Balik (E4) yang bertujuan untuk
menentukan karakteristik lampu pijar, menera skala induktor variabel, dan menentukan
frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus AC telah dilaksanakan. Komponen dasar yang
digunakan pada praktikum ini antara lain Vari AC, Lampu pijar 25 W / 220 V, Induktor
Variabel dengan skala 1-9 cm, Kapasitor 4 µF, Miliampere AC, Multitester, dan Power
Supply DC. Pada praktikum ini terdapat 3 jenis Praktikum yang dilakukan. Pada praktikum
pertama (Menentukan Karakteristik Lampu Pijar) digunakan 5 variasi nilai tegangan sumber
yang berbeda yaitu 5 V, 10 V, 15 V, 20 V, dan 25 V. Pada praktikum ini didapatkan nilai
resistansi dan arus listrik yang melewati rangkaian AC dan DC namun tidak didapatkan
lampu dengan rangkaian AC atau DC yang lebih terang. Pada praktikum kedua (Menera
Skala Induktor Variabel) digunakan tegangan sumber sebesar 100 V dan 8 variasi skala
induktor yakni induktor dengan skala 1 hingga skala 8. Pada praktikum ini disimpulkan
bahwa semakin besar nilai skala induktor yang diberikan maka nilai induktansi yang
dihasilkan juga akan semakin besar. Pada praktikum ketiga (Menentukan Frekuensi dari
Rangkaian Seri Arus AC) digunakan tegangan 100 V dan 8 variasi skala induktor yakni
induktor dengan skala 1 hingga skala 8. Pada praktikum ini disimpulkan bahwa nilai
induktansi induktor berbanding terbalik dengan nilai frekuensi resonansi dan berbanding
terbalik dengan nilai tegangan LC-nya
Arus listrik (I) adalah aliran muatan listrik yang terjadi karena adanya perbedaan
potensial dalam medan listrik. Beda potensial dapat dihasilkan oleh sel baterai atau
generator, yang mengakibatkan arus listrik mengalir dalam rangkaian.
Arus listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Arus Searah dan Arus Bolak-Balik.
Arus Searah (DC – Dirrect Current) adalah arus yang mengalir dalam satu arah. Sedangkan
Arus Bolak-Balik (AC – Alternating Current) adalah arus yang arahnya dalam rangkaian
berubah-ubah (sinusoidal) dalam selang waktu yang teratur. Arus Bolak-Balik ditimbulkan
oleh gaya gerak listrik yang berubah-ubah. Video di bawah ini adalah tentang bagaimana
sebuah generator AC (alternator) bekerja, walaupun tidak menghasilkan tegangan yang besar.
magnet yang berputar dekat solenoida dapat menghasilkan sinyal AC yang terdeteksi pada
osiloskop-komputer.
Arus bolak-balik dan gaya gerak listrik biasanya dinyatakan dengan harga rata-rata
dan efektif. Harga rata-rata dari tegangan dan arus bolak-balik dapat ditentukan dengan
mengambil setengah periode dari gelombang sinusoidal (π). Sedangkan harga efektif dari
arus dan tegangan bolak-balik didefinisikan sebagai nilai sedemikian rupa sehingga
menghasilkan energi kalor rata-rata yang sama pada arus searah yang melewati hambatan R.
Harga efektif merupakan harga yang terbaca pada alat ukur voltmeter maupun amperemeter
AC (multimeter).
Alat pengukur arus dan tegangan bolak-balik, yang dapat mengukur serta
mempelajari beda potensial dapat menggunakan multimeter maupun osiloskop (CRO –
Cathode Ray Oscilloscope). Perbedaan yang diberikan oleh kedua alat ukur ini terletak pada
hasilnya. Multimeter menghasilkan alat (meteran) yang dapat menunjukkan penyimpangan
pada skala sesuai dengan besarnya arus dan tegangan. Adapun osiloskop menghasilkan bintik
pada layar flouresensi berupa grafik sinusoidal yang diakibatkan dari tembakan sinar katode
yang mengenai belakang layar secara berulang-ulang sehingga menghasilkan jejak yang
nampak pada bagian depan layar.
Listrik untuk keperluan rumah tangga dan industri dihasilkan dari stasiun pembangkit
listrik oleh generator-generator besar yang menghasilkan listrik bolak-balik pada frekuensi 50
herz dan 60 herz. Arus bolak-balik tak seperti arus searah, dapat secara mudah diubah untuk
menghasilkan beda potensial yang lebih besar atau kecil dengan menggunakan transformator
(step up – step down). Ini berarti bahwa tegangan tinggi dapat digunakan untuk transmisi,
yang dapat mengurangi kehilangan daya dalam kabel transmisi. Pasokan listrik ke rumah-
rumah terdiri dari dua kabel dari substasiun (gardu listrik) untuk mengalirkan arus listrik
bolak-balik dan ada kabel kabel tambahan (arde) yang dihubungkan ke bumi sebagai tindakan
pengamanan.
Resonansi adalah suatu gejala yangterjadi pada suatu rangkaian bolak-balik yang
mengandung elemen induktor dan kapasitor. Resonansi dalam rangkaian seri disebut
resonansi seri, sedangkan resonansi parallel (anti resonansi) adalah resonansi rangkaian
paralel. Resonansi seri terjadi bila reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif,
sedangkan Resonansi parallel terjadi bila sustansi induktif disuatu cabang sama dengan
sustansi kapasitif pada cabang lainnya.
Impedansi suatu rangkaian RLC bergantung kepada frekuensi. Karena
reaktansi induktif sebanding lurus dan reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan
frekuensi. Besarnya arus AC (I) yang mengalir pada rangkaian RLC seri bergantung pada
besarnya tegangan dan impedansi (Z).
Dengan:
R = resistansi (ohm, Ω)
= frekuensi anguler (rad/s)
L = induktansi (henry, H)
XL = reaktansi induktif (ohm, Ω)
C = kapasitansi (farad, F)
XC = reaktansi kapasitif (ohm, Ω)

Misalkan kita mempunyai sebuahhambatan R, inductor L, dan kapasitor C yang terangkai secara seri
dan dihubungkan dengan sumber tegangan tetap Vs (t) seperti pada gambar berikut :

Maka, Rangkaian seri R-L-C memberi harga hambatan total, dinamakan impedansi, Z
sebesar :

Adapun hubungan antara R, L, C, dan Z dapat dinyatakan dalam suatu


diagram yang dinamakan diagram phasor. Hubungan R, XL, dan XC dapat digambarkan
dalam suatu system sumbu koordinat seperti gambar di bawah ini :
Kondisi dimana XL = XC dapat dibuat dengan mengatur frekuensi dari sumber
tegangan bolak-balik. Frekuensi ini disebut frekuensi resonansi.
Sehingga pada praktikum Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik (E4) para
praktikan diharapkan dapat menetukan kharakteristik lampu pijar dengan mengukur dan
membandingkan hubungan kesebandingan nilai hambatan lampu dan nilai tegangannya. Para
praktikan juga diharapkan dapat menera skala induktor variabel, dan menentukan nilai
frekuensi resonansi dari rangkaian seri arus bolak-balik dengan mengubah nilai skala
induktor variabelnya dan menghitung serta membandingkan hubungan kesebandingan antara
skala induktor variabel yang diberikan, nilai induktansi yang dihasilkan, dan nilai frekuensi
resonansi yang terjadi.

Berdasarkan dengan data hasil perhitungan nilai induktansi induktor pada


praktikum dua diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala induktor yang digunakan
maka nilai induktansi induktornya juga akan semakin besar. Skala induktor yang digunakan
pada praktikum ini adalah panjang batang magnet logam yang masuk kedalam lilitan kawat.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa nilai induktansi suatu induktor dipengaruhi oleh
banyaknya lilitan kawat, nilai permeabilitas bahan, luas permukaan kawat, dan panjang
batang magnet logam yang digunakan seperti pada praktikum kali ini.
Seperti yang telah diketahui bahwa frekuensi resonansi dapat terjadi apabila arus
dalam keadaan maksimum sedangkan tegangan antara induktor dan kapasitor dalam keadaan
minimum, sehingga nilai reaktansi induktif akan sama besarnya dengan reaktansi kapasitif
dan nilai frekuensi resonansinya berbanding terbalik dengan nilai dari induktansinya.
Berdasarkan dengan kesimpulan awal bahwa nilai induktansi induktor berbanding
terbalik dengan nilai frekuensi resonansi dan berbanding terbalik dengan nilai tegangan LC-
nya. Maka nilai frekuensi resonansinya juga akan sebanding dengan nilai VLC. Jika variabel
VLC diatas digantikan oleh variabel frekuensi resonansi, maka akan didapatkan hubungan
antara nilai induktansi dan frekuensi resonansi yang saling berbanding terbalik. Hal ini sesuai
dengan teori persyaratan terjadinya frekuensi resonansi yang telah dikemukakan diatas.

Anda mungkin juga menyukai