Anda di halaman 1dari 3

BAB XII

PEMBUATAN PUPUK CAMPUR

A. Tujuan
Mengetahui formulasi pembuatan pupuk campur yang sesuai.
B. Tinjauan Pustaka
Pupuk adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam tanah dengan tujuan
meningkatkan kesuburan tanah, sehingga tanaman menjadi lebih produktif.
Pupuk juga dapat diberikan pada tanaman yang mengalami kekurangan zat
hara. Misalnya, tanaman yang menunjukkan gejala kekurangan unsur fosforus
dapat diberi pupuk yang mengandung unsur tersebut. Pemberian pupuk
berfungsi untuk menambah kesuburan tanah, mengganti unsur-unsur yang
telah hilang karena hanyut dalam air, dan mengganti unsur-unsur yang
terbawa dalam panen. Ada dua jenis pupuk yang saat ini digunakan antara
lain pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang terbuat
dari bahan-bahan alam seperti tumbuhan atau kotoran hewan. Sedangkan
pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat dalam pabrik dengan berbagai
bahan kimia. (Riyadi, 2019).
Rosmarkam dan Yuwono (2002) membagi jenis pupuk anorganik
dikandungnya menjadi dua kelompok yaitu pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk
majemuk minimal mengandung dua unsur yang diperlukan. Contoh pupuk
tunggal antara lain urea, SP36, dan ZA, sedangkan pupuk majemuk NPK
seperti Ponska, Pelangi, dan Kujang. Pupuk majemuk dibuat dengan dua ara,
yaitu melalui proses kimia dan fisik blending (diaduk). Keuntungan dari cara
diaduk adalah lebih mudah mengubah perbandingan kandungan hara N, P,
dan K dalam pupuk sesuai kebutuhan tanaman. Kelemahannya, setiap butir
pupuk mengandung satu sumber pupuk dan bila diaduk menggunakan mesin
pencampur sederhana, apalgi jika diameter dan bentuknya berbeda, akan
menghasilkan butiran yang pecah sehingga tidak seragam (Zaini, 2012).
Perbaikan kesuburan tanah melalui pemupukan dilakukan dengan
pemberian pupuk berimbang yang berarti sesuai kebutuhan tanaman dan
kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, kuntinuitas pertanaman,
dan petani mendapat keuntungan yang memadai . Dalam pemberian pupuk
disesuaikan dengan kebutuhan unsur hara oleh tanaman dengan
memperhatikan fase-fase tanaman yang diikuti faktor keseimbangan tanah
dalam menyimpan unsur hara sebelum diserap oleh akar tanaman.
Penggunaan pupuk melalui tanah tidak semua dapat diserap optimal oleh
tanaman karena unsur hara tersebut mengalami pencucian, penguapan, atau
terikat oleh tanah (Syafruddin, 2013). Rendahnya kadar N disebabkan oleh
sifatnya yang mobil di tanah, mudah larut, dan hilang menguap, tercuci, dan
terbawa aliran permukaan (Kasno dan Tia, 2013).
Perubahan pupuk tunggal menjadi pupuk majemuk membuat petani lebih
mudah, karena cukup membeli dan mengaplikasikan satu jenis pupuk,
terutama pupuk dasar. Dibandingkan dengan pupuk tunggal, penggunaan
pupuk majemuk membantu dalam pemberian unsur hara lebih berimbang.
Penggunaan pupuk majemuk membatasi pemberian pupuk nitrogen secara
berlebihan (Zaini, 2012).

Tabel Pencampuran Pupuk (Achmad dan Susetyo, 2014). Keterangan:


ZA : Zwavelzure Ammonia, ES: Engkel Superfosfat, DS: Double
Superfosfat, TS: Triple Superfosfat, RP: Rock Phospate,MOP: Muriate of
Potash, ZK: Zwavelzure Kali. Warna merah berarti tidak boleh dicampur,
hijau berarti boleh dicampur, kuning berarti boleh dicampur sesaat sebelum
aplikasi, dan putih berarti efek samping belum diketahui.

C. Prinsip Kerja
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Kantong plastik
2. Filler
3. Timbangan analitik
4. Label
5. Sendok
b. Bahan
Beberapa jenis pupuk
2. Cara Kerja
a. Menimbang beberapa jenis pupuk yang akan dicampur sesuai dengan
perbandingan dari hasil perhitungan, kemudian menambahkan
fillernya.
b. Dicampur sampai homogen, kemudian masukkan ke dalam kantong
plastik yang telah diberi label.
c. Setelah satu bulan, mengamati perubahan-perubahan yang terjadi.
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
F. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai