Anda di halaman 1dari 6

Volume 8 Nomor 2 November 2018

DETERMINAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Silvia Ari Agustina,* Liberty Barokah

Program Studi Kebidanan, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta


Email korespondensi: erina.afni80@gmail.com

Abstrak
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama ibu
hamil. BBLR masih terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global
karena mempunyai efek jangka pendek maupun panjangnya terhadap kesehatan. Kasus BBLR
mempunyai risiko meningkatkan mortalitas dan morbiditas. BBLR di Kabupaten Kulon Progo
pada tahun 2015 sebanyak 362 kasus dari 5.232 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui deskripsi karakteristik ibu yang melahirkan bayi BBLR di Kabupaten Kulonprogo,
Yogyakarta. Objek penelitian ini ibu yang melahirkan bayi tahun 2017 di RSUD Wates Kulon
Progo Yogyakarta. Desain penelitian retrospektif. Data yang digunakan adalah data sekunder
yang berupa data Rekam Medis di RSUD Wates. Teknik pengambilan sampel dengan fixed disease
sampling dengan jumlah sampel 533 sampel dan memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Analisis
data dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh ibu yang melahirkan
bayi BBLR mayoritas di usia berisiko (<19 tahun & >35 tahun) 39,9%, jarak hamil yang berisiko
(≤2 tahun) sebesar 42,9%, status LLA dari 39% yang KEK, kadar Hb anemia yang melahirkan
BBLR sebesar 7,3%, status IMT kurus 6,8% bahkan yang BB lebih 7,5% melahirkan BBLR 39%,
Paritas mayoritas grandemultipara (54,5%) yang melahirkan BBLR, dan status penyakit ada
52,6% yang mempunyai riwayat penyakit melahirkan BBLRdan jenis penyakit paling banyak
adalah Pre eklamsi/Pre eklamsi Berat. Berat badan lahir merupakan indikator tumbuh kembang
mulai dari janin hingga dewasa. Beragamnya karakteristik ibu yang melahirkan BBLR, sangat
perlu meningkatkan skreening BBLR saat ibu masih dalam kondisi hamil, sehingga jika diketahui
ibu hamil dengan risiko BBLR dapat ditangani dengan segera dan harapannya bayi yang
dilahirkan kelak mempunyai berat badan cukup.

Kata Kunci : Berat Badan Lahir Rendah, Usia, Jarak Hamil

Pendahuluan menular seperti diabetes dan kardiovaskuler


Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikemudian hari. Begitu seriusnya perhatian
kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. dunia terhadappermasalahan ini hingga
Pada waktu lahir bayi mempunyai berat World Health Assembly pada tahun 2012
badan sekitar 3000 gram dan panjang badan mengesahkan Comprehensive
50 cm, untuk mengidentifikasi faktor risiko Implementation Plan on Maternal, Infant,
terhadap berat badan bayi lahir kurang yaitu and Young ChildNutrition dengan
dengan membandingkan bayi yang BBLR (< menargetkan 30% penurunan BBLR pada
2500 gram) dengan bayi yang tidak BBLR tahun 2025 (WHO, 2014).
(BB bayi lahir normal ≥ 2500 gram) Faktor yang memengaruhi kejadian
(Aritonang, 2010). BBLR antara lain adalah usia ibu, penyakit
BBLR dewasa ini masih menjadi ibu saat kehamilan, BMI ibu, keteraturan
masalah kesehatan masyarakat yang kunjungan ANC, kadar Hb, KEK, paritas dan
signifikan secaraglobal karena efek jangka jarak hamil. Selain itu penggunaan kayu
pendek maupun panjang terhadap bakar untuk memasak, cuci tangan dengan
kesehatan. Kasus BBLR sebagian besar air saja, tidak memiliki dapur yang terpisah.
ditemui dinegara berkembang termasuk Faktor janin, faktor penyakit, dan faktor
Indonesia, khususnya di daerah yang plasenta (Demelash et al., 2015;
populasinyarentan. BBLR bukan hanya Wiknjosastro, 2005).
penyebab utama kematian prenatal BBLR di Kabupaten Kulon Progo pada
danpenyebab kesakitan, akan tetapi BBLR tahun 2015 sebanyak 362 kasus dari 5.232
juga meningkatkanrisiko penyakit yang tidak

Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN 2620-4894 143


Volume 8 Nomor 2 November 2018

kelahiran hidup (Dinkes Kulon Progo, 2017). adalah data sekunder yaitu data Rekam
Kabupaten Kulonprogo terbagi menjadi 3 Medis ibu yang melahirkan pada tahun 2017
dataran yaitu dataran tinggi, dataran rendah, di RSUD Wates Yogyakarta. Teknik
dan pesisir pantai. pengambilan sampel dengan fixed disease
sampling dengan jumlah sampel 533 sampel.
Metode Instrumen yang digunakan berupa lembar
Penelitian ini merupakan penelitian cekslist. Analisis data dengan menggunakan
observasional dengan pendekatan analisis univariat.
retrospektif. Sumber data yang digunakan

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Karakteristik Responden
BBLR Normal
Karakteristik
n % n %
Usia
<19 tahun & ≥35 tahun 65 39,9 96 60,1
20-35 tahun 116 31,4 254 68,6
Jarak Hamil
Hamil pertama 66 33,0 134 67,0
≤2 tahun 33 42,9 44 57,1
> 2 tahun 82 32,0 174 68,0
Status LILA
KEK 62 39,0 97 61,0
Normal 119 31,8 255 68,2
Status Kadar Hb
Anemia 39 39,0 6 61,0
Normal 142 32,8 291 67,2
Status IMT
Normal 105 29,7 249 70,3
Kurus 36 73,5 13 26,5
Obesitas 40 30,8 90 69,2
Paritas
Primipara 66 33,0 134 67,0
Multipara 85 30,6 193 69,4
Grandemulti 30 54,5 25 45,5
Riwayat Penyakit
Tidak ada 140 30,8 320 69,2
Ada 41 52,6 32 47,4
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun


disimpulkan bahwa usia ibu yang berisiko memiliki kecenderungan tidak
(usia <19 tahun dan ≥35 tahun) sebesar terpenuhinya kebutuhan gizi yang adekuat
39,9% melahirkan BBLR, sedangkan pada untuk pertumbuhan janin yang akan
usia reproduktif (25-35 tahun) hanya berdampak pada berat badan lahir bayi.
31,4%. Berdasarkan status penyakit ada 73
Hasil ini selaras dengan pendapat responden yang mempunyai riwayat
Proverawati & Ismawati (2010), angka penyakit dari 533 responden. Dari jumlah
kejadian BBLR tertinggi adalah kehamilan tersebut 52,6% melahirkan BBLR. Jenis
pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 penyakit yang dialami oleh ibu dapat dilihat
tahun. Kehamilan yang terjadi pada usia dari tabel 2 berikut ini:

Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN 2620-4894 144


Volume 8 Nomor 2 November 2018

Tabel 2. Jenis Penyakit yang di Derita


Jenis Penyakit BBLR Normal
Hepatitis B 2 5
Hipertiroid 3 1
Hipertensi 4 1
PE/PEB 23 8
Anemia 5 8
Asma 1 4
DM 0 4
Epilepsi 1 1
TB Paru 1 0
Kista 1 0
Sumber : Data Primer, 2018

Menurut Sibagariang (2010), kualitas energy dan protein dalam jangka panjang.
bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada Bila asupan makanan ibu kurang maka
status gizi ibu sebelum dan selama hamil. dapat berdampak pada janin dalam
Gizi yang baik diperlukan ibu hamil agar kandungan, sehingga dibutuhkan
pertumbuhan janin tidak mengalami penanganan pemenuhan asupan, akan
hambatan, sehingga akan melahirkan bayi tetapi KEK belum tentu menjadi masalah
dengan berat badan normal. penyebab utama kejadian BBLR
Dikatakan Jarak hamil yang berisiko (Proverawati & Ismawati, 2010).
terjadi jika antara jarak hamil sekarang Anemia pada ibu hamil akan
dengan yang sebelumnya kurang dari 2 menambah risiko mendapatkan bayi BBLR,
tahun. Menurut Tabel 1 di atas risiko pendarahan sebelum dan pada saat
menunjukkan bahwa, 42,9% jarak hamil persalinan, bahkan dapat menyebabkan
risiko melahirkan bayi dengan BBLR. kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil
Menurut Proverawati & Ismawati (2010), tersebut menderita anemia berat. Hal ini
jarak kelahiran yang terlalu dekat atau disebabkan karena kurangnya suplai darah
pendek (kurang dari 2 tahun) turut menjadi nutrisi akan oksigen pada placenta yang
faktor yang menyebabkan BBLR. akan berpengaruh pada fungsi plesenta
Pengukuran LLA (Lingkar Lengan terhadap janin (Depkes RI, 2002). Menurut
Atas) pada masa kehamilan sangat penting. hasil penelitian ini status Hb ibu dengan
Dari hasil pengukuran LLA dapat diketahui anemia 39% melahirkan BBLR, sedangkan
apakah ibu hamil tersebut mengalami yang normal hanya 32,8%. Hasil penelitian
Kekurangan Energi Kronis (KEK) atau tidak. Mahayana, dkk (2015), penyebab kejadian
Menurut Depkes RI (2003), ibu hamil BBLR salah satunya adalah kadar Hb yang
dikatakan mengalami KEK jika hasilnya rendah atau anemia.
kurang dari 23,5 cm. Trihardiani (2011) Penurunan kadar Hb yang disebabkan
menyebutkan bahwa kejadian BBLR oleh bertambahnya umur kehamilan akan
disebabkan LLA ibu yang kurang dari membentuk faktor bersama yang
normal. Menurut Putri (2017), bahwa ibu berpengaruh terhadap berat lahir bayi
yang mengalami KEK berisiko untuk sehingga ibu hamil akan mengalami anemia
melahirkan bayi BBLR 2,217 kali lebih besar yang dapat menimbulkan hipoksia.
dibandingkan ibu yang tidak mengalami Bekurangnya aliran darah ke uterus yang
KEK. akan menyebabkan aliran oksigen dan
Hasil penelitian ini menemukan ibu nutrisi ke plasenta dan janin terganggu.
hamil dengan KEK turut menyumbang Aliran darah yang kurang ke uterus akan
kejadian BBLR sebesar 39%, dan lebih menimbulkan asfiksia dan perkembangan
tinggi 7,2% jika dibandingkan dengan LLA janin terhambat sehingga janin lahir dengan
normal. BBLR (Kalaviani, 2009). Selama kehamilan
LILA pada ibu menggambarkan diperlukan tambahan zat besi untuk
keadaan konsumsi makanan terutama meningkatkan jumlah sel darah merah dan

Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN 2620-4894 145


Volume 8 Nomor 2 November 2018

membentuk sel darah merah janin dan dimana jumlah nutrisi akan berkurang
plasenta. Penurunan konsentrasi Hb akan dibandingkan dengan kehamilan
lebih kecil pada ibu hamil yang sebelumnya.
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume Komplikasi dalam kehamilan yang
darah berfungsi untuk memenuhi dapat memengaruhi berat bayi lahir
kebutuhan perfusi dari uteroplasenta diantaranya adalah anemia sel berat,
(Kozuma, 2009). pendarahan ante partum, hipertensi, pre
Selain menggunakan pengukuran eklamsi berat, eklampsia, infeksi selama
LILA, untuk mengetahui status gizi dapat kehamilan (Proverawati & Ismawati, 2010).
dilakukan pengukuran Indeks Masa Tubuh Penyakit saat hamil yang menyebabkan
(IMT) dan peningkatan berat badan ibu BBLR seperti Infeksi Menular Seksual (IMS),
selama hamil (Supariasa, 2001). Jika dilihat HIV/AIDS, cacar air, dan penyakit infeksi
dari Indeks Masa Tubuh (IMT) responden, TORCH (Sitorus, 1999; Proverawati &
73,5% bayi BBLR dilahirkan ibu yang kurus, Ismawati, 2010).
sedangkan ibu dengan IMT normal hanya Jika dilihat dari jenis penyakit ibu
29,7%. Hasil ini sesuai dengan hasil yang paling banyak adalah pre eklamsi/pre
Nurhayati (2017), mayoritas responden eklamsi berat, dari 73 total ibu yang
mempunyai IMT pra hamil rendah sebesar menderita penyakit ada 31 ibu dengan
60% yang melahirkan BBLR. PE/PEB. Hasil crosstabulasi diketahui
Pengaruh terbesar BBLR adalah ibu bahwa 23 responden yang melahirkan bayi
dengan berat badan rendah sehingga akan dengan BBLR dan hanya 8 responden yang
menyebabkan cadangan nutrisi sedikit, melahirkan bayi berat normal.
sehingga akan terjadi kompetisi antara ibu, Preeklampsia mengalami kelainan
janin, dan plasenta untuk mendapatkan angiotensin pada plasenta, sirkulasi endotel
nutrisi. Hal ini akan berpengaruh terhadap mengirimkan respon yang tidak sesuai
pertumbuhan plasenta serta janin sehingga dengan respon angiotensin, akan tetapi jika
berdampak pada berat badan bayi saat lahir plasenta normal sirkulasi endotel akan
dan berat plasenta (Gill et al, 2013). mengirimkan respon yang lebih sesuai
Paritas ibu merupakan frekuensi ibu (Moyes et al., 2011).
pernah melahirkan anak hidup ataupun Preeklamsi mengakibatkan aliran
mati (Salmah, et al, 2006). Menurut Solihah darah ke plasenta menurun sehingga nutrisi
(2008) perempuan dengan jumlah dan oksigen yang disalurkan juga menurun
melahirkan anak banyak, tentu masuk atau terganggu. Hal ini akan memicu
dalam kategori terlalu sering hamil. Selain terjadinya stres oksidatif pada plasenta,
mukosa-mukosa dalam rahimnya sudah peningkatan tonus rahim, dan kepekaan
tidak bagus, kondisi kandungannya belum terhadap rangsangan (Cunningham et al.,
terlalu baik dan sempurna untuk janin 2010).
tumbuh dan berkembang. Jika plasenta tidak mendapatkan
Variabel paritas dari hasil penelitian cukup aliran darah, maka kerja plasenta
diketahui bahwa, grandemultipara yang yaitu mengalirkan air dan makanan pada
paling besar menyebabkan BBLR yaitu janin akan terganggu. Akibatnya, janin
sebesar 54,5%. Jika dibandingkan dengan dalam kandungan akan kekurangan
variabel lain, variabel paritas kategori makanan dan air sehingga bayi akan lahir
grandemultipara ini mempunyai jumlah dengan berat badan rendah (BBLR)
persentase yang paling besar. (American Academy of Family Physician,
Menurut Prawirohadjo (2010), BBLR 2005).
dengan faktor riwayat paritas yang tinggi
terjadi karena sistem reproduksi ibu sudah Kesimpulan
mengalami penipisan akibat sering Berdasarkan hasil penelitian bahwa
melahirkan. Hal ini disebabkan oleh wariabel yang paling besar menyebabkan
semakin tinggi paritas ibu, sehingga kualitas terjadinya BBLR adalah paritas ibu dengan
endometrium akan semakin menurun. kategori grandemultipara yaitu sebesar
Kehamilan yang berulang-ulang akan 54,5%. Selain itu juga ada riwayat penyakit
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin ibu yang menjadi penyebab terjadinya

Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN 2620-4894 146


Volume 8 Nomor 2 November 2018

BBLR. Dari 73 responden yang menderita Mahayana SAS, Chundrayetti E, Yulistini.


penyakit, ada 41 responden melahirkan (2015). Faktor Risiko yang
BBLR, dan jenis penyakit yang paling Berpengaruh terhadap Kejadian
banyak menyebabkan BBLR adalah Berat Badan Lahir Rendah di RSUP
Preeklamsi/Preeklamsi berat yaitu 23 Dr M. Djamil Padang. Jurnal
responden. Seluruhnya ibu dengan risiko Kesehatan Andalas Vol. 4 No. 3
berpotensi melahirkan BBLR. Sehingga (2015). ISSN: 2301-7406.
sangat perlu meningkatkan skreening BBLR, http://jurnal.
terutama di fasilitas kesehatan tingkat 1 fk.unand.ac.id/index.php/jka/article
saat ibu masih dalam kondisi hamil, /view/345/300
sehingga jika diketahui ibu hamil dengan Moyes Amie. J, BSc, PhD; David Maldonado-
risiko BBLR dapat ditangani dengan segera Peréz, BSc, Mres, PhD; Gillian A.
dan harapannya bayi yang dilahirkan kelak Gray, BSc, PhD; Fiona C. Denison,
mempunyai berat badan cukup. MD. (2011). Enhanced angiogenic
capacity of human umbilical vein
Daftar Pustaka endothelial cells from women with
American Academy of Family Physician. preeclampsia. Science Direct:
(2005). Pre-eclampsia. http:// London
familydoctor.org Nurhayati E. (2017). Indeks Massa Tubuh
Aritonang, Evawany. (2010). Kebutuhan Gizi (IMT) Pra Hamil dan Kenaikan Berat
Ibu Hamil. Bogor : IPB Press Badan Ibu Selama Hamil
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Berhubungan dengan Berat Badan
Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Bayi Lahir. Jurnal Ners dan
(2010). Obstetri Williams. Edisi 23. Kebidanan Indonesia: ISSN2354-
USA: McGraw-Hill Companies 7642. DOI :
Demelash et al. (2015). Risk factors for low http://dx.doi.org/10.21927/jnki.20
birth weight in Bale zone hospitals, 16.4(1).1-5
South-East Ethiopia: a case-control Prawirohardjo (2010). Ilmu Kandungan.
study. BMC Pregnancy and Childbirth Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
15:264 DOI 10.1186/s12884-015- Prawiroharjo
0677-y Proverawati A, Ismawati C. (2010). BBLR
Dinas Kesehatan Kulon Progo. (2017). Profil (Berat Badan Lahir Rendah.
Kesehatan Tahun 2016. Dinkes Kulon Yogyakarta: Nuha Medika
Progo: Yogyakarta Putri CP, Fatimah S, Rahfiludin MZ. (2017).
Depkes RI. (2002). Gizi Seimbang Menuju Faktor – Faktor yang Berhubungan
Hidup Sehat Bagi Bayi Ibu Hamil Dan dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Ibu Menyusui (Pedoman Petugas Rendah (BBLR) di Kabupaten Kudus
Puskesmas). Jakarta: DKKS RI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
___________. (2003). Gizi dalam Angka. Jakarta: Undaan Kecamatan Undaan
Departemen Kesehatan RI, 2003 Kabupaten Kudus Tahun 2015).
Gill SV, May-Benson TA, Teasdale A, Munsell Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-
EG. (2013). Birth And Journal) Volume 5, Nomor 1, Januari
Developmental Correlates Of Birth 2017 (ISSN: 2356-3346)
Weight In A Sample Of Children With http://ejournal-
Potential Sensory Processing s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Disorder. BMC Pediatrics 2013; 13 - Rini SS, Trisna IGA. (2015). Faktor – Faktor
29.http://www.biomedcentral.com/ Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir
1471-2431/13/29. Rendah di Wilayah Kerja Unit
Kalaivani K. Prevalence & consequences of Pelayanan Terpadu Kesmas Gianyar
anaemia in pregnancy. (2009) II. Program Studi Pendidikan Dokter,
Indian J Med Res; 627-633. Fakultas Kedokteran Universitas
Kozuma S. (2009). Approaches to Anemia in Udayana1 Bagian Ilmu Kesehatan
Pregnancy. JMAJ 2009; 52(4): 214– Anak FK UNUD/RSUP Sanglah.
218.

Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN 2620-4894 147


Volume 8 Nomor 2 November 2018

Salmah, et al. (2006). Asuhan Kebidanan Solihah, Lutfiatus. (2008). Panduan Lengkap
Antenatal. Jakarta: Buku Kedokteran Hamil Sehat. Yogyakarta : Diva Press
EGC. Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi.
Sharma SR, Giri S, Timalsina U, Bhandari SS, Jakarta : EGC
Basyal B, Wagle K, et al. (2015) Low Trihardiani I, Puruhita N. (2011). Faktor
Birth Weight at Term and Its Risiko Kejadian Berat Badan Lahir
Determinants in a Tertiary Hospital Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas
of Nepal: A Case-Control Study. PLoS Singkawang Timur dan Utara Kota
ONE 10(4): e0123962. Singkawang. Fakultas Kedokteran
https://doi.org/10.1371/journal.po Universitas Diponegoro: Semarang
ne.0123962 WHO. (2014). Actions Accountability to
Sibagariang, dkk. (2010). Kesehatan Accelerate The Words Progress On
Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Nutritions. WHO
Trans Info Media Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan.
Sitorus, Ronald H. (1999). Pedoman Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Perawatan Kesehatan Ibu dan Janin Sarwono Prawiroharjo.
Selama Kehamilan. Bandung: CV.
Pionir Jaya

Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN 2620-4894 148

Anda mungkin juga menyukai