Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Manajemen


Keperawatan

Disusun Oleh:

Kelompok 7, 8, & 9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


Di Rumah Sakit Kepanjen

OLEH :

Eshaf Caesar Bobby 201920461011098


Aditya Dwi Sandya 201920461011056
Devi Amalia Yasita 201920461011090
Ikhwal Ramadhan 201920461011092
M. Azhari Firdaus 201920461011095
Adilla Zenara Nafisa 201920461011076
Holis Anwar 201920461011072
Nadya Diyanti 201920461011060
Rani Karisma Rosul 201920461011093
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan adalah bantuan yang diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pelayanan
keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari
berbagai ilmu dasar dan ilmu pengetahuan sebagai landasan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan (Bakri, 2017). Keperawatan
sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional bertanggung
jawab untuk memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan
kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama
dengan anggota tim kesehatan lainnya. Untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang baik dan dapat bersaing dengan institusi lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan, diperlukan adanya metode
pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan oleh karena pelayanan yang baik salah satunya diawali
oleh motivasi perawat yang tinggi (Kurniadi, 2013).
Model praktik keperawatan profesional telah dilaksanakan
dibeberapa negara, termasuk rumah sakit di Indonesia. Hal ini sebagai
salah satu upaya rumah sakit untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan melalui beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan
keperawatan profesional dan sistematik. Sistem model asuhan
keperawatan profesional adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan dan sistem model asuhan keperawatan
professional (MAKP). Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai
yang diyakini dan akan menentukan kualitas produk/jasa layanan
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai tersebut sebagai
sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan
kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akan
dapat terwujud (Simamora, 2012).
MetodeAsuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan salah
satu sistem pemberian asuhan keperawatan yang sedang
dikembangkan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan dan meningkatkan profesionalitas rumah sakit. Ada
empat metode asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan
akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi trend
pelayanan keperawatan, yaitu : 1) Tim, 2) Primer, 3) Kasus, dan 4)
Moduler (Nursalam, 2014). Meskipun metode asuhan keperawatan
profesional telah ditetapkan di suatu ruangan, akan tetapi masih
banyak dijumpai tindakan yang dilakukan oleh perawat mengarah ke
metode pemberian asuhan keperawatan fungsional, setiap perawat
hanya melakukan satu atau dua intervensi keperawatan saja pada
semua pasien di ruangan.
Merubah metode asuhan keperawatan yang digunakan di suatu
ruangan memang tidak mudah. Kekuatan pendorong (driving
forces)adalah faktor-faktor yang mendorong sistem ke arah
perubahan, hal ini dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang
berhubungan dengan keberhasilan penerapan metode asuhan
keperawatan profesional di suatu ruangan, diantaranya : 1)
Pengetahuan yang dimiliki sumber daya manusia, 2) Kepuasan kerja,
3) Motivasi kerja, 4) Keputusan dan kebijakan menejemen. Sedangkan
kekuatan penahan (restrining forces)adalah faktor-faktor yang menarik
sistem menjauhi perubahan, misalnya : 1) Kesulitan dalam merubah
perilaku sebagai akibat dari kurangnya dukungan sumber daya serta
kurangnya pengendalian. 2) Tidak adanya jaminan, kepastian dan
kerugian secara sosial. 3) Kekhawatiran akan ancaman terhadap posisi
dan jabatan scbagai akibat dari lemahnya dalam proses perubahan. 4)
Kurangnya informasi. 5) Merasa dirugikan secara ekonomis. Faktor
pendorong harus dikedepankan atau faktor penghambat harus ditekan,
agar perubahan metode asuhan keperawatan bisa berubah menjadi
metode asuhan keperawatan profesional (Marquis & Huston, 2010).
Upaya terwujudnya keberhasilan penerapan metode asuhan
keperawatan profesional di suatu rumah sakit yaitu dengan membuat
suatu kebijakan yang tegas tentang penerapan MAKP di masing-
masing ruang rawat rumah sakit, meningkatkan pengetahuan perawat
tentang metode asuhan keperawatan profesional dengan mengikuti
kegiatan seminar dan pelatihan tentang MAKP, selain itu perlu
diadakan kegiatan supervisi untuk menilai keberhasilan penerapan
MAKP yang telah ditetapkan di masing-masing ruangan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan pengelolahan MAKP pada klien
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengaplikasikan:
1. Mampu mempraktekan MAKP
2. Timbang terima diruangan
3. Dokumentasi keperawatan diruangan
4. Discharge planning
5. Ronde keperawatan
6. Supervisi
7. Mengevaluasi pelaksanaan MAKP.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi pasien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal
2. Klien merasa mempunyai perawat
3. Meningkatkan pasien secara holistic
1.3.2 Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang oprtimal
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
serta keluarga
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi MAKP yang akan dilaksanakan.
2. Meningkatkan mutu pelayanaan
BAB II
VIRTUAL CASE

Ruang Paviliun mawar memiliki tenaga keperawwata 15 orang, dipimpin oleh


kepala ruang dan dibantu oleh wakil kepala ruag, yag diagi menjadi 3 Tim dan 1
orag tenaga administrasi

Masa
Nama JK Pendidika Status
NO Kerja Sertifikat
n Kepegawai (Tahun)
an
1. Tn. R L S1 PNS 15 1.Undang – Undang
Keperawatan
2. Stroke Manajemen
3. PPGD/BCLS
4. Kepemimpinan
5. Manajemen
Keperawatan
6. Psikologi
Kepemimpinan dan
Inovasi
7. Manajemen Nyeri
8. Keselamatan Pasien
9. Perseptor Klinik
10. Pasien Safety
11. PKRS
2. Ny. N P S1 PNS 10 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. SIMARS
7. Pasien safety
8. HIV
3. Ny. R P S1 PNS 7 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. Rawat Luka
4. Ny. A P D3 Honorer 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
5. Tn. R L D3 Honorer 3 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. Tn. B L S1 PNS 7 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. Hemodialisa
7. Ny. L P S1 Honorer 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. PKRS
8. Ny. A P D3 PNS 5 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
9. Tn. J L D3 PNS 5 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
10. Tn. D L D3 PNS 4 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
11. Tn. E P S1 PNS 7 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. HIV
12. Tn. E L S1 PNS 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
13. Ny. D P D3 Honorer 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
14. Ny. H P D3 Honorer 3 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
15. Tn. F L S1 PNS 3 1. PPGD/BCLS
2. Manajemen Nyeri
3. Manajemen
Keperawatan

Jumlah pasie 16 orang dengan kategori ketergatungan minimal 5 orang,


ketergatungan parsial 7 orang dan total 4 orang.

Lokasi ruang paviliun berada di sebelah Utara Rumah Sakit Sehat Medika

1. Sebelah utara berbatasan dengan Masjid


2. Sebelah selatan berbatasan dengan persawahan
3. Sebelah timur berbatasan dengan inecerator
4. Sebelah barat berbatasan dengan Ruang Anggrek

Ruangan ini terdiri dari 3 ruangan dengan kapasitas 30 Tempat tidur (TT) :

1. Ruang I Sebelah barat (Kasus KMB) : 14 Tempat tidur


2. Ruang II sebelah selatan (Kasus Paru non KP) : 10 Tempat tidu
3. Ruang III sebelah Timur (Isolasi) : 6 Tempat tidur

Fasilitas Penunjang

Sudah tersedia

- Ruang kepala perawat


- Ruang perawat
- Ruang administrasi
- Ruang alat medis
- Ruang ganti perawat
- Ruang ganti mahasiswa
- Gudang
- Spool Hook
- Tempat sampah
- Kamar mandi/WC

MAKP yang digunakan diruangan ini adalah metode TIM. dimana dibagi menjadi
3 tim dengan masing-masing tim bertanggung jawab terhadap pasien disatu
ruangan tanpa memandang jumlah dan tingkat ketergantungan pasien. Akan tetapi
dalam pelaksanaanya disamping menggunakan metode tim dalam memberikan
asuhan keperawatan, selain itu model fungsional sebagai bentuk modifikasi untuk
mensiasati keterbatsan tenaga dan tingginya beban kerja akan tetapi tanggung
jawab tetap kepada tim masing-masing.

M4 Money
Sumber dana ruangan paviliun berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari APBD
kabupaten Jombang. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS PBI
dan BPJS Non PBI, pembiaayaan umum, JAMKESDA, KJS, dan asuransi
lainnya.

Tingkat cakupan pasien rata – rata perbulan (Maret, April, Mei 2020)
a. BOR : 78,8 % (75 – 85%)
b. ALOS : 5,51 hari (standar 5 – 7 hari)
c. TOI : 1, 05 hari (standar 1 - hari)
d. GDR : 12,3 (standar < 3 %)
e. NDR : 6, 46 (standar < 1 %)

Didapatkan setiap pasie yang masuk rawat inap dipasangka gelang


identitas pasien. Terdapat tiga identitas pada gelang pasien yaitu nama,
tanggal lahir da No. RM dan digunakan ketika mengidentifikasi pasie
sebelum pengambilan darah dan spesimen lain. Sudah adanya SPO pendukug
praktik indetifikasi dan konsistensi pada semua situasi dan lokasi.
Berdasarkan SKP Kemenkes (2011) yang belum dilakukan di ruangan ini
adalah pasien diidentifikasi menggunakan 2 identitas pasie, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
Didapatkan ruangan ini mengguakan teknik SBAR (Situation, Background,
Assesment, Recomendation) dalam melaporkan keadaan pasien.
Didapatkan data yaitu penyimpanan obat high alert sudah tepat, termasuk
obat yang seharusnya disimpan dilemari es atau dalam almari terpisah dengan
obat lainnya dan diberi segel. Pada loker obat pasien sudah dilengkapi dengan
nama dan no RM pasien.
Untuk menghindari ketidakamanan pasien didapatkan data yaitu sudah
dilakukan penandaan pada pasien yang akan dilakukan operasi, yang membuat
tanda pasien adalah operator dan ferifikator di IKO.
Ruangan ini sudah menerapkan 5 momen cuci tangan tetapi belum
diterapkan secara maksimal.
No. Bulan Kejadian Flebitis Jumlah pasien
beresiko
1. Maret 4 80
2. April 3 78
3. Mei 2 76
Rata – rata 3 78

Ruangan menerapkan assesment awal resiko pasien jatuh, sudah terdapat gelang
resiko jatuh .
Tingkat kepuasan pasien dalam 3 bulan (Maret, April, Mei 2020) rata – rata 90%
termasuk kategori A (Sangat Baik).
Tingkat kepuasan pasien dan perawat selama 3 hari adalah sebagai berikut :
Kepuasan Pasien Frekuensi Prosentase (%)
Tinggi 3 16,12
Sedang 21 67,74
Rendah 5 16,12
Total 31 100

Tingkat kepuasan didapatkan 50 % puas dan 50 % tidak puas. Ketidakpuasan


perawat terutama pada kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengann
penugasan yang diberikan.
BAB III
PENGKAJIAN

3.1 Pengumpulan Data


3.1.1 VISI DAN MISI RUMAH SAKIT SEHAT MEDIKA
A. Visi
Menjadi rumah sakit pilihan dengan menyediakan pelayanan
kesehatan yang prima dan berkualitas, serta pilihan utama
masyarakat
B. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan
akurat.
2. Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan,
sehingga mampu melaksanakan pelayanan yang profesional.
5. Meningkatkan kualitas alat kedokteran yang dapat
memberikan nilai lebih bagi pelayanan kesehatan.
3.1.2 Visi, Misi, Motto dan Falsafah Paviliun Mawar RUMAH
SAKIT SEHAT MEDIKA
A. Visi
Menjadi role model di RUMAH SAKIT SEHAT MEDIKA
B. Misi
1. Menyelenggarakan fungsi pelayanan berstandar nasional dan
internasional yang mengutamakan keselamatan pasien.

2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian


yang terintegrasi di bidang kedokteran dan kesehatan
lainnya.

3. Menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang produktif,


profesional, dan berintegritas.
4. Mengembangkan kemitraan strategis di tingkat nasional dan
internasional dalam bidang pelayanan, pendidikan, pelatihan,
dan penelitian.

BAB IV
HASIL PENGKAJIAN

4.1 M1 (MAN)
a. Ketenagaan
Sumber Daya Manusia
Adapun struktur organisasinya sebagai berikut :

KEPALA RUANGAN
Tn. R

WAKIL KEPALA
RUANGAN
Ny. N

KATIM I KATIM II KATIM III ADMIN


Ny. R Tn. B Tn. E Ny. H

PP PP PP
Ny. L Tn. E Tn. S

PA PA
PA
Ny. D Tn. J
Ny. A

PA
PA PA
Ny. A
Tn. R Tn. D

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasai Di Ruang Paviliun Mawar


Kategori Ketenagaan Perawat

Kategori ketenagaan perawat sesuai denganjenis kelamin, pendidikan,


statuskepegawaian, masa kerja dan sertifikat sebagai berikut:

Mas
a
Status Kerj
Pendidik Kepegaw
NO Nama JK a Sertifikat
an aian (Tahu
n)
16. Tn. R L S1 PNS 15 1.Undang – Undang
Keperawatan
2. Stroke
Manajemen
3. PPGD/BCLS
4. Kepemimpinan
5. Manajemen
Keperawatan
6. Psikologi
Kepemimpinan dan
Inovasi
7. Manajemen
Nyeri
8. Keselamatan
Pasien
9. Perseptor Klinik
10. Pasien Safety
11. PKRS
17. Ny. N P S1 PNS 10 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. SIMARS
7. Pasien safety
8. HIV
18. Ny. R P S1 PNS 7 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. Rawat Luka
19. Ny. A P D3 Honorer 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
20. Tn. R L D3 Honorer 3 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
21. Tn. B L S1 PNS 7 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. Hemodialisa
22. Ny. L P S1 Honorer 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. PKRS
23. Ny. A P D3 PNS 5 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
24. Tn. J L D3 PNS 5 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
25. Tn. D L D3 PNS 4 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
26. Tn. E P S1 PNS 7 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
6. HIV
27. Tn. E L S1 PNS 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
28. Ny. D P D3 Honorer 6 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
29. Ny. H P D3 Honorer 3 1. Pelayanan Prima
2. Penanggulangan
Bencana
3. PPGD/BCLS
4. Manajemen
Nyeri
5. Manajemen
Keperawatan
30. Tn. F L S1 PNS 3 1. PPGD/BCLS
2. Manajemen
Nyeri
3. Manajemen
Keperawatan
Tabel 4.1 : Kategori Ketenagaan Perawat

Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien (menurut Douglas) selama 3 hari
(tanggal 1, 2, 3 Juni 2020)

Tabel 4.2 : Kebutuhan Tenaga Keperawatan hari Senin, 1 Juni, 2020

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga


Ketergantunga Pasien Pagi Sore Malam
n
Minimal 5 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5x0,07=0,28

Parsial 7 7 x0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 1, 7x0,10=0,7


05

Total 4 4 x0,36 = 1,44 4 x0,36 = 1,44 4x0,20=0,8

Jumlah 16 4,18 = 4 3, 19 = 3 1,78 = 2

Berdasarkan tabel diatas,


dapat diketahui bahwa tenaga yang dibutuhkan
Total tenagaperawat :
PAGI : 4 orang
SORE : 3 orang
MALAM : 2 orang +
9 orang
Tabel 4.3 : Kebutuhan Tenaga Keperawatan hari Selasa, 2 Juni 2020

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga


Ketergantungan pasien Pagi Sore Malam
Minimal 5 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5x0,07= 0,28

Parsial 7 7 x0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 1, 7x0,10= 0,7


05

Total 4 4 x0,36 = 1,44 4 x0,36 = 1,44 4x0,20= 0,8

Jumlah 16 4,18 = 4 3, 19 = 3 1,78 = 2

Berdasarkan tabel diatas,


dapat diketahui bahwa tenaga yang dibutuhkan
Total tenagaperawat :
PAGI : 4 orang
SORE : 3 orang
MALAM : 2 orang +
9 orang
Tabel 4.4 : Kebutuhan Tenaga Keperawatan hari Rabu, 3 Juni 2020

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga


Ketergantunga pasien Pagi Sore Malam
n
Minimal 5 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5x0,07= 0,28

Parsial 7 7 x0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 1, 7x0,10= 0,7


05

Total 4 4 x0,36 = 1,44 4 x0,36 = 1,44 4x0,20= 0,8

Jumlah 16 4,18 = 4 3, 19 = 3 1,78 = 2


Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tenaga yang dibutuhkan
Total tenaga perawat :
PAGI : 4 orang
SORE : 3 orang
MALAM : 2 orang +
9 orang
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :
 Rata-rata jumlah kebutuhan perawat, perhari adalah
9+9+9=9
3
 Jumlah tenaga perawat di ruangan adalah 15 orang (termasuk
karu dan wakaru), sehingga untuk memenuhi standar kebutuhan
tenaga perawat pelaksana kurang 6 orang.
Masalah M1
1. Kekurangan perawat pelaksana.
2. Beban kerja perawat terlalu berat.

4.2 M2 –Material
Lokasi
Lokasi Ruang ruangan Berada di sebelah Utara Rumah Sakit Sehat
Medika,Yang Dibatasi Oleh :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Masjid
2. Sebelah selatan berbatasan dengan persawahan
3. Sebelah timur berbatasan dengan inecerator
4. Sebelah barat berbatasan dengan Ruang Anggrek

Ruangan ini terdiri dari 3 ruangan dengan kapasitas 30 Tempat tidur (TT):

1. Ruang I Sebelah barat (Kasus KMB) : 14 Tempat tidur


2. Ruang II sebelah selatan (Kasus Paru non KP) : 10 Tempat tidu
3. Ruang III sebelah Timur (Isolasi) : 6 Tempat tidur

DENAH

Lokasi R. Mawar

Masjid

R. Anggrek R. Mawar Incenerator

Sawah
R. Mawar

Kamar Kamar
Nurse Station
Mandi Pasien Mandi Pasien

R. Karu R. Perawat

R. Penyimpanan R.Administrasi R. Kamar Mandi


Alat GantiPera Perawat

Spool Hook Gudang

KM
pasien
FASILITAS PERAWATAN
Jumla Keadaan barang
Nama Barang + merk / h Baik Kuran Rusak
No
model Baran g baik berat
g
1. Lemari kayu /besar 1 1 - -
2. Lemari kayu /10 pintu 2 2 - -
3. Lemari kayu 1 1 - -
4. Meja ½ biro 1 1 - -
5. Dressing trolly lengkap 3 3 - -
6. Lemari es/sharp 1 - 1 -
7. AC split 2PK/nasional 1 1 -
8. Kipas angina 1 - 1 -
9. Sterilisator /smic 1 - 1 -
10. Irrigator stan single 1 1 - -
11. Subtion thorax 1 - 1 -
12. Infuse standart max high 2M 3 3 - -
13. Wheel chair 1 - 1 -
14. Kereta oksigen 1 1 - -
15. Tromol 2 1 1 -
16. Stik pan 5 5 - -
17. Lampu sorot 1 1 - -
18. WSD/Botol 4 4 - -
19. O2 regulator 7 7 - -
20. Regulator standart 10 10 - -
21. Lampu baca foto 3 2 1 -
22. Meja instrument 1 1 - -
23. Dressing trolly lengkap 1 1 - -
24. Ambubag dewasa 1 1 - -
25. Zuiq apparat 1 1 - -
26. Manometer 6 6 - -
27. Mirror box 6 6 - -
28. Almari alat 1 1 - -
29. Pulse oxymetri /mek 1 1 - -
30. Nebulisir / pari 1 1 - -
31. Timbangan /mic 1 1 - -
32. Suction bellow drynase / 2 2 - -
sharp
33. Suvtion pump /Thomas 1 1 - -
34. Syringe pump /terume 2 2 - -
35. Spirometer 1 1 - -
36. Troly injeksi 2 2 1 -
37. Manometer 3 3 - -
38. Waskom 5 5 - -
39. Standar infuse 5 5 - -
40. Lemari alat 1 1 - -
41. Kursi roda 1 - 1 -
42. Regulator O2 1 1 - -
43. Tensimeter beroda 1 1 - -
44. Standar infuse 5 5 - -
45. Almari aluminium 1 1 - -
46. TV LCD 32 /Panasonic 1 1 - -
47. Computer 1 1 - -
48. Suction pum 1 1 - -
49. Meja computer 1 1 - -
50. Printer /Epson 1 1 - -
51. Operating table manual 1 1 - -
52. Lampu baca foto 1 1 - -
53. Infusion pump /terumo 1 1 - -
54. Syiringe pump /terumo 1 1 - -
55. ECG / fukuda 1 1 - -
56. Patien monitor / uzumcu 1 1 - -
57. Standar infuse /SS 5 5 - -
58. Kursi roda /alfa 1 1 - -
59. Trolly makan 85x50x135 1 1 - -
60. Stethoscope dewasa /spirit 1 1 - -
61. AC 1 PK /Panasonic 1 1 - -
62. Kipas angin dinding 409 3 3 - -
/Panasonic
63. Grasping for ceps rubber-tip 1 1 - -
64. Stetocope dewasa / spirit 1 1 - -
65. Kursi roda /alfa 1 1 - -
66. Trolly SS5 shap 1 1 - -
67. Regulator O2 1 1 - -
68. AC /Panasonic 1 1 - -
69. AC /Panasonic 1 1 - -
70. stetoscope /deluxe 2 2 - -
71. Stetocope dewasa 1 1 - -
72. Grasping for ceps rubber-tip 1 1 - -
73. Bed tindakan + trap 1 1 - -
74. Regulator O2(manometer) 5 5 - -
75. Manometer O2 sharp 4 4 - -
76. Tensimeter Hg reister 1 1 - -
77. Bedpan SS health 10 10 - -
78. Hospital bed /mak 30 30 - -
79. Bed side cabinet /mak 30 30 - -
Masalah M2 (material)
Berdasarkan hasil observasi di ruang mawar, dihasilkan data:
1. Jumlah alat kurang
2. Ada beberapa barang yang kurang baik keadaannya
3. Tidak adanya petunjuk jalur evakuasi

4.3 M3 –Metode
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 1 Juni 2020 dengan
Kepala Ruangan MAKP yang diterapkan adalah metode TIM dimana
dibagi menjadi 3 tim dengan masing-masing tim bertanggung jawab
terhadap pasien disatu ruangan tanpa memandang jumlah dan tingkat
ketergantungan pasien. Akan tetapi dalam pelaksanaanya disamping
menggunakan metode tim dalam memberikan asuhan keperawatan,
selain itu model fungsional sebagai bentuk modifikasi untuk mensiasati
keterbatsan tenaga dan tingginya beban kerjaakan tetapi tanggung
jawab tetap kepada timmasing-masing.

Timbang Terima
Hasil Observasi Timbang Terima

Pengkajian
No. Item Pertanyaan Yang Dinilai
Ya Tidak

1 Apakah timbang terima dilakukan setiap √


pergantian shift?

2 Apakah timbang terima telah dilaksanakan -


tepat waktu?

3 Apakah timbang terima dihadiri oleh -


semua perawat yangberkepentingan?

4 Adakah yang harus dipersiapkan dalam √


pelaksanaan timbang terima?
5 Tahukah Anda, apa saja yang harus √
disampaikan dalam pelaporan timbang terima?

6 Adakah buku khusus untuk mencatat hasil √


laporan timbang terima?

7 Adakah kesulitan dalam -


mendokumentasikan laporan
timbangterima?
8 Apakah ada interaksi dengan pasien saat -
timbang terima berlangsung?

10 Tahukah Anda, bagaimana teknik -


pelaporan timbang terima ketika
berada di depanpasien?
10 Apakah durasi waktu yang dibutuhkan untuk √
mengunjungi masing-masing pasien < 5
menit?
11 Tahukah Anda, bagaimana persetujuan √
atau penerimaan timbangterima?

12 Apakah Anda (shift pengganti) dievaluasi -


kesiapannya oleh kepala ruangan?

JUMLAH 6 6

PRESENTASE 50% 50%

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2020 saat
perawat melakukan timbang terima di ruangan paviliun mawar

RondeKeperawatan
Hasil Observasi Ronde Keperawatan

Pengkajian
No Item Pertanyaan Yang Dinilai Ya Tidak

1 Apakah ruangan ini mendukung adanya √


kegiatan ronde keperawatan?

2 Apakah sebagian besar perawat mengerti √


adanya ronde keperawawatan?

3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di -


ruangan ini telah optimal?

4 Apakah ronde keperawatan dilaksanakan 1x √


dalam 1 bulan?

5 Apakah keluarga pasien mengerti tentang -


adanya ronde keperawatan?

6 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde √


keperawatan telah dibentuk ?

7 Apakah tim yang dibentuk telah √


mampu melaksanakan kegiatan
ronde denganoptimal?
JUMLAH 5 2

PRESENTAE 71 % 28 %

Pengelolaan Obat
Didapatkan data yaitu penyimpanan obat high alert sudah tepat,
termasuk obat yang seharusnya disimpan dilemari es atau dalam almari
terpisah dengan obat lainnya dan diberi segel. Pada loker obat pasien
sudah dilengkapi dengan nama dan no RM pasien.

Discharge Planning
Tabel Hasil Observasi Model MAKP
Pengkajian
No Item yang Dinilai
Ya Tidak
1 Apakah anda mengerti tentang Discharge √
Planning?
2 Apakah yang anda berikan saat melakukan -
Discharge
Planning?
3 Apakah anda bersedia melakukan √
Discharge Planning?

4 Apakah melakukan Discharge Planning saat -


pasien masuk ruangan sampai pasien akan
keluar RS?
5 Apakah sudah ada pembagian tugas √
tentang DischargePlanning?

6 Bagaimana operasional pemberian tuga √


Discharge Planning oleh kepala ruangan?

7 Bagaimana tehnik yang digunakan saat √


pemberian
Discharge Planning pada pasien?
8 Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet saat -
melakukan Discharge Planning?

9 Apakah setiap selesai melakukan Discharge √


Planning, anda melakukan pendokumentasian
dari Discharge Planning yang telah anda
JUMLAH 6 3
PRESENTASE 66 % 33%

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang


kegiatan discharge planning di ruang paviliun mawar

Supervisi
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa supervisi
dilakukan hampir setiap hari oleh Kepala Ruang dengan langsung
mendatangi pasien untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang
telah dilakukan oleh perawat.
Hasil evaluasi langsung dilakukan koreksi dan revisi. Rencana
revisi didelegasikan kepada perawat pelaksana. Apabila memungkinkan,
langsung dilakukan revisi oleh kepala ruang, hal ini untuk mensiasati
keterbatasan tenaga yang ada.Supervisi dokumentasi atau kelengkapan
dokumen rekam medik dilakukan oleh wakaru. Hasil supervisi
dokumentasi langsung ditindak lanjuti melalui melalui koordinasi dengan
ketua tim dan anggota yang bertanggung jawab.Hasil supervisi akan
ditindaklanjuti saat itu juga apabila dirasa krusial. Apabila tidak, maka
revisi akan ditindaklanjuti dan diumpanbalikkan pada saat rapat
bulanan.

Penerimaan Pasien Baru


Hasil Observasi Penerimaan Pasien Baru

Pengkajian
No Data yang dinilai
Ya Tidak
1 Pada saat penerima pasien baru, perawat -
menjelaskan tata tertib ruangan
2 Pada saat pasien baru datang, perawat √
memberikan
edukasi tentang pencegahan infeksi diruangan
3 Pada saat pasien baru datang, perawat √
menerima
dengan cepat melakukan assesment awal
4 Pada saat penerimaan pasien baru, perawat √
mendokumentasikan, pemasangan
gelangsesuai
dengan prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima pasien baru perawat -
menjelaskan jam berkunjung pasien
JUMLAH 3 2
PERSENTASE 60% 40%

Dokumentasi

No Pengkajian
Item Pertanyaan Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Apakah sudah ada format pendokumentasian √
yang baku?
2 Apakah anda sudah mengerti cara pengisian √
format
dokumentasi tersebut dengan benar dan tepat?
3 Apakah menurut anda format yang digunakan √
ini bisa
membantu (memudahkan) perawat dalam
melakukan pengkajian pada pasien?
4 Apakah anda sudah melaksanakan √
pendokumentasian
dengan tepat waktu (segera
setelahmelakukan tindakan)?
5 Apakah menurut anda model √
dokumentasiyang
digunakan ini tidak menambah beban kerja
peawat?
6 Apakah menurut anda model √
dokumentasiyang
digunakan ini menyita banyak waktu perawat?
JUMLAH 6 -
PRESENTASE 100%

Teknik dokumentasi yang digunakan di ruang Paviliun mawar


menggunakan dokumentasi sistem manual dan elektronik. Sistem
dokumentasi mengacu pada SPO dokumen rekam medik.Namun masih
ditemukanya data di rekam medik yang belum lengkap, hal ini terbukti
denganmasihadanyaDRM(dokumenrekammedik)yangdikembalikandiruan
ganpaviliun mawar,rata-rata 13 DRM yang dikembalikan (7.5%)

Catatan perkembangan belum menggunakan system check list,


hal ini menyebabkan beban kerja perawat bertambah dalam
dokumentasi.

4.4 M4 -Money

Sumber dana ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari
APBD. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS PBI dan
BPJS Non PBI, pembiaayaan umum, JAMKESDA, KJS, dan asuransi
lainnya.

4.5 M5 -Machine

1. Keselamatan pasien (Patien Safety)


 Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien
- Setiap pasien diidentifikasi menggunakan tiga identitas pasien
yaitu nama, tanggal lahir dan No. Rekam Medis
- Setiap pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan
specimen lain
- Terdapat SPO pendukung praktik indentifikasi dan konsistensi
pada semua situasi dan lokasi
 Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
- Didapatkan pada ruangan M menggunakan tekhnik SBAR
(Situation, Background, Assesment, Recomendation)
dalam melaporkan keadaan pasien.
 Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high-alert medicatons)
- Terdapat kebijakan yang mengatur identifikasi, lokasi,
pemberian label, dan penyimpanan obat high alert
termasuk obat yang seharusnya disimpan dilemari es
atau dalam almari terpisah dengan obat lainnya dan
diberi segel.
- Pada loker obat pasien sudah dilengkapi dengan nama
dan no RM pasien.
 Sasaran lV: Kepastan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi
- Telah dilakukan penandaan pada pasien yang akan
dilakukan operasi, yang membuat tanda pasien adalah
operator dan ferifikator di IKO.
 Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
- Rumah sakit telah menerapkan 5 momen cuci tangan tapi
belum diterapkan secara maksimal, yaitu rata-rata pada
bulan Maret-Mei kejadian Flebilitis sebanyak 3 dan jumlan
pasien berisiko sebanyak 78
 Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh
- Ruangan menerapkan proses assesment awal resiko
pasien jatuh
- Ruangan menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi
resiko jatuh dengan memasangkan gelang resiko jatuh
2. Kepuasan
 Tingkat kepuasan pasien
- Tingkat kepuasan pasien dalam 3 bulan (Maret, April, Mei
2020) rata – rata 90% termasuk kategori A (Sangat
Baik).
- Tingkat kepuasan pasien dan perawat selama 3 hari yaitu
sebanyak 3 orang (16%) dengan tingkat kepuasan tinggi,
sebanyak 21 orang (67,74%) dengan tingkat kepuasan
sedang, dan sebanyak 5 orang (16,12%) dengan tingkat
kepuasan rendah.
 Tingkat kepuasan perawat
- Tingkat kepuasan didapatkan 50 % puas dan 50 % tidak
puas. Ketidakpuasan perawat terutama pada kemampuan
dalam menggunakan waktu bekerja dengann penugasan
yang diberikan.
 Perawatan diri
Tidak terkaji
 Kenyamanan
Tidak terkaji
 Kecemasan
Tidak terkaji
 Pengetahuan
Tidak terkaji
Dari hasil Audit pada bulan Maret – Mei 2020, Mutu kepuasan pasien
berdasarkan persepsi pasien memiliki rata-rata 90% yang merupakan
termasuk dalam kategori A (Sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan mutu pelayanan dari tahun sebelumnya.

Analisis BOR, ALOS, TOI,GDR,NDR

a. BOR : 78,8 % (75 – 85%)


b. ALOS : 5,51 hari (standar 5 – 7 hari)
c. TOI : 1, 05 hari (standar 1 - hari)
d. GDR : 12,3 (standar < 3 %)
e. NDR : 6, 46 (standar < 1 %)

4.6 Analisa SWOT


4.6.1 Analisa SWOT M1 (Man)
Analisa SWOT Bobot Rating Rating x Bobot
Faktor Internal (IFAS) IFAS
Stregth = S-W
1. Sudah ada SOP masing- 0,35 3 1,05 = 2,95-3,00
masing untuk petugas = -0,05
ruangan sesuai jabatan
2. Terdapat struktur 0,15 3 0,45
organisasi 0,20 3 0,60
3. Adanya perawat yang
mengikuti pelatihan-
pelatihan 0,20 3 0,60
4. Hubungan antar perawat
juga terjalin dengan baik. 0,05 3 0,15
5. Terdapat komunikasi
terapeautik antara tenaga
kesehatan dengan pasien 0,05 2 0,10
6. Terdapat mahasiswa
praktek
TOTAL 1 2,95
Weakness
1. Tenaga perawat shift pagi 0,45 3 1,35
siang dan malam
berjumlah 4/3/2 orang
sehingga tidak sebanding
dengan jumlah pasien
dirawat 0,55 3 1,65
2. Beban kerja perawat
tinggi
TOTAL 1 3,00
Faktor Eksternal (EFAS) EFAS
Opportunity = O-T
1. Adanya Asper yang 0,50 3 1,50 = 3,15-2,40
membantu pekerjaan = 0,75
perawat ruangan
2. Beberapa perawat 0,35 3 1,05
mempunyai kemauan
untuk melanjutkan ke
jenjang lebih tinggi
3. Adanya perawat 0,15 4 0,60
magang/orientasi
TOTAL 1 3,15
Theatred
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,30 3 0,90
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional 0,30 3 0,90
2. Makin tinnginya
kesadaran masyarakat
akan pentingnya 0,20 2 0,40
kesehatan
3. Adanya persaingan 0,20 2 0,40
dengan rumah sakit lain
4. Adanya
pertanggungjawaban
legalitas bagi pasien
TOTAL 1 2,40

4.6.2 Analisa SWOT M-2 (Material)


Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
Faktor Internal (IFAS) IFAS
Stregth = S-W
1. Mempunyai sarana dan 0,45 3 1,35 = 2,75-2,3
prasarana untuk pasien = 0,45
dengan penyakit khusus.
2. Tersedianya nurse station 0,25 2 0,50
diruangan.
3. Adanya SOP tindakan 0,30 3 0,90
TOTAL 1 2,75
Weakness
1. Nurse station kurang
memadai. 0,4 2 0,8
2. Jarak antar bed kurang
ideal menyebabkan 0,3 3 0,9
tingginya resiko infeksi
nosokomial
3. Tidak adanya papan 0,3 2 0,6
identitas pasien di nurse
station
TOTAL 1 2,3
Faktor Eksternal (EFAS) EFAS
Opportunity = O-T
1. Apabila ada sarana dan 0,35 4 1,40 = 3,35-2,45
prasarana yang rusak = 0,90
langsung diganti
2. Letak nurse station I 0,65 3 1,95
berada di tengah- tengah
ruang cempaka
TOTAL 1 3,35
Theatred
1. Adanya tututan tinggi dari 0,45 2 0,90
masayarakaat akan
prasarana dan sarana yang
memadai. 0,10 2 0,20
2. Adanya rumah sakit yang
mempunyai sarana dan
prasarana yang lebih baik
dan memadai. 0,45 3 1,35
3. Adanya tuntutan tinggi
terhadap sarana dan
prasarana yang memadai.
TOTAL 1 2,45

4.6.3 Analisa SWOT M-3 (Methode)


1. Penerapan Asuhan Keperawatan ( MAKP)
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Faktor (IFAS) IFAS

Strength = S-W

1. RS memiliki visi, misi 0,2 4 0,8 = 3,1 -3


dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan = 0,1
pelayanan
2. Sudah ada Model 0,1 2 0,2
MAKP yang digunakan
yaitu MAKP TIM
3. Supervisi sudah 0,1 3 0,3
dilakukan Karu
4. Ada kemauan 0,1 2 0,2
perawat untuk berubah
5. Mempunyai Standar 0,1 3 0,3
Asuhan Keperawatan
6. Mempunyai Protap 0,2 4 0,8
setiap tindakan
7. Terlaksananya 0,1 3 0,3
komunikasi yang adekuat
: Perawat dan tim
kesehatan lain 0,1 2 0,2
8. Ketenagaan
keperawatan sudah
memenuhi syarat untuk
MAKP (S1 Keperawatan 8
orang)
TOTAL 1 3,1

Weakness

1. Pelaksanaan model MPKP 1 3 3


sudah dilaksanakan
tetapi belum maksimal
TOTAL 1 3,00

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T

a. Kebijakan pemerintah 0,4 4 1,60 = 4-3


tentang
keprofesionalisme =1
b. Adanya kesempatan bagi 0,2 3 0,60
perawat ruangan untuk
melanjutkan pendidikan 0,3 3 0,9
c. Adanya kebijakan RS
tentang pelaksanaan
MAKP 0,3 3 0,9
d. Adanya kewenangan
tersendiri bagi masing
masing tenaga medis
TOTAL 1 4

Theatred

a. Persaingan dengan 0,50 3 1,50


rumah sakit lain
b. Tuntutan masyarakat
yang menginginkan 0,50 3 1,50
pelayanan yang optimal
TOTAL 1 3

2. Timbang Terima
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Faktor (IFAS) IFAS

Strength = S-W

a. Dilakukan setiap 0,15 2 0,30 = 2,60-2


pergantian shift
0,20 2 0,40 = 0,60
b. Diikuti oleh semua
perawat 0,25 2 0,50
c. Dipimpin langsung oleh
kepala ruangan 0,20 4 0,80
d. Adanya klarifikasi dan
validasi perkembangan
pasien 0,10 3 0,30
e. Timbang terima dilakukan
langsung dengan
menggunakan status 0,10 3 0,30
pasien
f. Timbang terima
ditandatangani oleh
perawat pelaksana antar
sift dan Karu saat
pergantian sift pagi
TOTAL 1 2,60

Weakness

1. Pelaksanaan timbang 1 2 2,00


terima masih belum
optimal, khususnya dari
shift sore ke malam
TOTAL 1 2,0

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-S

a. Adanya nurse station 0,50 3 1,50 = 3,00-2,00


b. Kemampuan merata pada
0,50 3 1,50 = 1,00
semua perawat dalam
melakukan timbang terima

TOTAL 1 3,00
Theatred

a. Adanya tuntutan lebih 1,00 2 2,00


dalam pemberian
pelayanan
TOTAL 1 2,00

3. Ronde
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Faktor (IFAS)

Strength IFAS
a. Penerapan ronde sudah
0,45 3 1,35 = S-W
ada
b. Ronde sudah 0,55 3 1,65 = 3,00-2,00
disosialisasikan ke seluruh
perawat =1,00
TOTAL 1 3,00

Weakness
a. Ronde jarang dilakukan
0,45 2 0,90
b. Jarang ada kasus yang
memerlukan ronde 0,55 2 1,10

TOTAL 1 2,00

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T

a. Adanya mahasiswa 0.2 2 0,4 = 2,60-3,00


praktika manajemen
keperawatan = -0,40
b. Adanya pelatihan dan 0,6 3 1,8
seminar tentang
managemen keperawatan
c. Adanya kesempatan dari
Karu untuk mengadakan
ronde keperawatan pada 0,2 2 0,4
perawat dan mahasiswa
Praktik
TOTAL 1 2,60

Theatred

a. Adanya persaingan 1,00 3 3,00


dengan rumah sakit lain
TOTAL 1 3,00

4. Sentralisasi obat
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Faktor (IFAS) IFAS

Strength = S-W

a. Sudah ada program 0,3 3 0,9 = 3,2 -2,55


sentralisasi obat untuk
0,3 3 0,9 = 0,75
kelas I
b. Terpusat pada nurse 0,2 4 0,8
station
c. Kepala ruangan
mendukung kegiatan
0,2 3 0,6
sentralisasi obat
d. Ada lembar
pendokumentasian obat
yang diterima
TOTAL 1 3,2

Weakness

a. Sentralisasi obat hanya 0,55 3 1,65


dijalankan untuk kelas I
b. Kurangnya kesiapan
perawat untuk melakukan 0,45 2 0,90
sentralisasi obat.
TOTAL 1 2,55

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T

a. Adanya kerjasama yang 0,50 2 1,00 = 2,00-3,00


baik antara mahasiswa
dan perawat = -1,00
b. Adanya komunikasi yang
baik antara perawatn
dengan pasien dan
0,50 2 1,00
keluarga
TOTAL 1 2,00

Theatred

a. Tuntutan pelayanan yang 1,00 3 3,00


professional
TOTAL 1 3,00

5. Discharge Planning
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Faktor (IFAS) IFAS

Strength = S-W

a. Sudah dilakukan saat 0,55 3 1,65 = 3,00-2,2


pasien pulang
b. Pasien diberikan motivasi, = 0,8
leaflet dan kontrol 0,45 3 1,35

TOTAL 1 3,00

Weakness

1. Keterbatasan waktu dan 0.4 1 0,4


tenaga perawat
0,6 0,3 1,8
2. Ada sebagian leaflet
setelah pasien dilakukan
Discard Planning

TOTAL 1 2,2

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T

a. Kemauan pasien terhadap 0,55 3 1,65 = 3,00-1,00


anjuran perawat
b. Adanya komunikasi yang = 2,00
dilakukan perawat dengan 0,45 3 1,35
baik
TOTAL 1 3,00
Theatred

a. Kesadaran pasien dan 1,00 1 1,00


keluarga kurang akan
pentingnya kesehatan
TOTAL 1 1,00

6. Supervisi
Analisa Swot Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Faktor (IFAS) IFAS

Strength = S-W

a. Menjadi RS rujukan 0,45 2 0,90 = 2,55-2,00


wilayah sekitar
b. Supervisi dilakukan oleh = 0.55
kepala ruangan dan 0,55 3 1,65
manajemen rumah sakit
TOTAL 1 2,55

Weakness

a. Supervisi tidak terjadwal 1,00 2 2,00

TOTAL 1 2,00

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T

a. Supervisi dapat dilakukan 1,00 3 3,00 = 3,00-1,6


rutin
TOTAL 1 3,00 = 1,4

Theatred

1. Adanya persaingan 0,4 1 0,4


pemberian layanan
kesehatan antara tempat
pelayanan kesehatan.
2. Makin tingginya tuntutan 0,6 2 1,2
masyarakat akan
tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap
tenaga keperawatan
TOTAL 1 1,6

7. Dokumentasi
Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

Internal fakTor (IFAS) IFAS

Strength = S-W

a. Sistem pendokumentasian 0,55 2 1,1 = 2,45-2,45


saat ini adalah SBAR
b. Rata-rata perawat = 0,0
mengerti pengisian serta
telah melakukan
dokumentasi setelah 0,45 3 1,35
melakukan tindakan
TOTAL 1 245

Weakness

a. Pendokumentasian masih 0,55 2 1,10


manual
0,45 3 1,35
b. Jam pendokumentasian
masih kurang tepat
TOTAL 1 2,45

Eksternal Faktor (EFAS) EFAS

Opportunity = O-T

1. Peluang perawat untuk 0,25 2 0,50 = 2,75-2,5


meningkatkan pendidikan
0,2 3 0,60 = 0,25
(pengembangan SDM)
2. Mahasiswa Praktik untuk
mengembangkan system
dokumentasi 0,30 3 0,90
3. Adanya sitem akreditasi
0,25 3 0,75
RS sehingga memotivasi
untuk
mendokumentasikan
asuhan keperawatan
4. Adanya dukungan kepala
ruangan terhadap
dokumentasi keperawatan
TOTAL 1 2,75

Theatred

1. Tingkat kesadaran 0,5 3 1,5


masyarakat (pasien dan
keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung gugat 2 1
2. Persaingan RS dalam 0,5
memberikan pelayanan
keperawatan

TOTAL 1 2,5

4.6.4 Analisa SWOT M-4 (Money)


Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Factor (IFAS)

Strength IFAS

a. Terdapat Petugas 0,10 1 0,10 =S–W


administrasi yang sudah
= 2,50-2,00
PNS
b. Biaya sewa kamar bisa 0,25 3 0,75 = 0,50
di jangkau oleh
masyarakat
c. Adanya tugas , peran
0,35 3 1,05
dan wewenang dari
petugas administrsi
d. Administrasi dan
0,30 2 0,60
keuangan diatur dengan
system komputerisasi
TOTAL 1 2,50

Weakness

a. Tenaga administrasi 1,00 2 2,00


kurang
Total 1 2,00
Internal Factor (EFAS) EFAS

Opportunity =O–T

1. Ada kesempatan 1,00 3 3,00 = 3,00-2,00


untuk menggunakan
instrumen medis dengan = 1,00
re use sehingga
menghemat pengeluaran

TOTAL 1 3,00

Theatred

a. Adanya tuntunan dari 1,00 2 2,00


masyarakat akan
pelayanan administrasi
yang cepat
TOTAL 1 2,00

4.6.5 Analisa SWOT M-5 (Market)


Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

Internal Factor (IFAS)

Stregth IFAS

a. Mutu pelayanan sudah 0,35 3 1,05 = S-W


terlaksana secara efektif
= 3,65-3,00
sesuai ketentuan RSUD
Jombang = 0,65
b. Pelayanan diberikan pada
seluruh pasien dengan 0,65 4 2,60
status jamkesmas,
jamkesda, askes,
maupun umum
TOTAL 1 3,65

Weakness

a. Tata tertib pengunjung 0,45 3 1,35


yang belum diterapkan
secara optimal
b. Kapasitas melebihi
kapasitas ruangan 0,55 3 1,65

TOTAL 1 3,00

Eksternal Factor (EFAS) EFAS

= O-T

= 3,65-2,55

= 1,10
Opportunity

a. Adanya program latihan 0,35 3 1,05


kepada perawat
b. Merupakan satu-satunya
paviliun yang menangani 0,35 4 1,40
pasien paru
c. Memiliki ruang RPK 0,30 4 1,20

TOTAL 1 3,65

Theatred

a. Adanya tuntutan 0,55 3 1,65


masyarakat terhadap
penigkatan mutu
pelayanan 0,45 2 0,90
b. Persaingan dengan
rumah sakit lain
TOTAL 1 2,55

4.7 Identifikasi Masalah dan Pembobotan Prioritas Masalah


a. Identifikasi Masalah
M1 (Man)
1) Kekurangan perawat pelaksana
2) Beban kerja perawat terlalu berat.
M2 (Material)
1) Jumlah alat kurang
2) Ada beberapa barang yang kurang baik keadaannya
3) Tidak adanya petunjuk jalur evakuasi
M3 (Method)
1) Timbang terima tidak dilaksanakan dengan tepat waktu
2) Timbang terima tidak dihadiri oleh semua perawat yang
berkepentingan
3) Tidak ada interaksi dengan pasien saat timbang terima
berlangsung
4) Pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan tidak dilakukan
dengan optimal
5) Discharge planning saat pasien masuk ruangan sampai pasien
keluar Rs tidak dilakukan
6) Perawat tidak menjelaskan tata tertib ruangan saat penerimaan
pasien
7) Perawat tidak menejelaskan kepada pasien tentang jam
berkunjung
M4 (Money)
1) Adanya pengunjung yang membaa anak <12 tahun
2) Adanya pengunjung yang tidak mematuhi tata tertib ruangan
3) Adanya keluarga yang tidak memakai masker di ruang isolasi
4) Adanya kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang
terima
M5 (Machine)
1) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan kurang
maksimal
2) Tingkat kepuasan perawat diruang Mawar masih rendah
b. Prioritas masalah
Proses untuk mendapatkan masalah prioritas dengan
menggunakan metode pembobotan yang memperhatikan aspek :
- Magnitude (Mg)
Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi
- Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.
- Manageability (Mn)
Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk
perubahannya.
- Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
- Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas


1 Kekurangan 4 4 4 4 4 20
perawat pelaksana

2 Beban kerja 3 4 3 3 4 17
perawat terlalu
berat
3 Jumlah alat 5 5 4 4 4 22
kurang

4 Ada beberapa 4 4 4 4 4 20
barang yang
kurang baik
keadaannya
5 Tidak adanya 3 4 3 4 3 17
petunjuk jalur
evakuasi
6 Pengurangan resiko 4 4 4 4 4 20
infeksi terkait
pelayanan
kesehatan kurang
maksimal
7 Tingkat kepuasan 3 4 5 3 3 18
perawat di ruang
mawar masih
rendah

8 Timbang terima 4 4 4 4 4 20
tidak dilaksanakan
dengan tepat waktu
9 Timbang terima 4 3 4 5 4 4
tidak dihadiri oleh
semua perawat yang
berkepentingan
10 Tidak ada interaksi 3 3 4 3 3 16
dengan pasien saat
timbang terima
berlangsung
11 Pelaksanaan ronde 4 5 4 4 5 22
keperawatan di
ruangan tidak
dilakukan dengan
optimal
12 Discharge planning 3 4 4 4 4 19
saat pasien masuk
ruangan sampai
pasien keluar Rs
tidak dilakukan
13 Perawat tidak 3 3 3 4 4 18
menjelaskan tata
tertib ruangan saat
penerimaan pasien
14 Perawat tidak 3 3 3 3 3 15
menejelaskan
kepada pasien
tentang jam
berkunjung
15 Adanya pengunjung 4 5 4 4 4 21
yang tidak
mematuhi tata tertib
ruangan
16 Adanya kesulitan 5 4 4 4 5 22
dalam
mendokumentasikan
laporan timbang
terima
4.8 POA (Plan Of Action)
N Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Metode Wakt PJ
o u
1 M1 (Man) Mengurangi 1. Membuat Perawat dapat
-Kekurangan beban kerja pengajuanpenambahan melakukan
perawat perawat agar jumlah perawat di tugasnya dengan
pelaksana mutu pelayanan ruangan baik tanpa
-Beban kerja pasien baik 2. Membuat pembagian adanya keluhan
perawat terlalu tugas perawat sesuai dan pasien
berat dengan tingkat mengatakan
ketergantungan dan puas terhadap
jumlah perawat yang pelayanan yang
bertugas pada setiap telah diberikan.
shiftnya.
2 M2 (Material) Meningkatkan 1.Membuat pengajuan 1. Perawat Melakukan
-Jumlah alat jumlah alat dan penambahan kebutuhan mengetahui diskusi dan
kurang perawatan yang alat tata cara demo tentang
- Ada beberapa baik. 2.Membuat tata cara perawatan alat tata cara
barang yang perawatan alat yang baik yang baik perawatan alat,
kurang baik dan secara tertulis 2. Kontrol alat kontrol alat dan
keadaannya 3.Melakukan kontrol alat secara berkala titik pemasangan
-Tidak adanya secara berkala dapat tanda evakuasi.
petunjuk jalur 4.Memberikan tanda terlaksana
evakuasi petunjuk jalur evakuasi 3. Tanda
evakuasi
terpasang
pada dinding
dengan jelas
5. Timbang Terima Timbang terima 1. Menentukan 1. Timbang
belum efektif dilakukan penanggung jawab terima
dalam prosesnya secara timbang terima. dilakukan di
dan kurang sesuai efektif dan 2. Menyusun format nurse station
dengan konten. sesuai timbang terima pasien dan di
konten. serta petunjuk teknis pasien.
pengisiannya lebih 2. Isi timbang
menekankan pada terima
aspek keperawatan. tentang
3. Melaksanakan timbang masalah
terima, setiap keperawatan
pergantian sif. yang sudah
4. Dokumentasi. dan belum
teratasi.
3. Timbang
terima
terdokumen-
tasi dengan
baik.
6. Ronde Keperawatan Ronde 1. Menentukan pasien Ronde
belum temukan keperawatan untuk ronde. keperawatan
kriteria kasus yang terlaksanan 2. Mempersiapkan ronde sudah terlaksana
sesuai. dengan keperawatan. bersama perawat
optimal sesuai 3. Melaksanakan ronde ruangan.
prosedur. keperawatan (strategi
dan materi).
7. Supervisi Mampu 1. Mengajukan proposal Supervisi
sudahberjalan menerapkan pelaksanaan terdokumentasika
tetapi belum supervisi alursupervisi. n dengan baik
optimal dalam keperawatan 2. Melaksanakan supervisi dan benar.
pendokumentasian dengan benar. keperawatanbersama-
. sama perawat dan
kepalaruangan.
3. Mendokumentasikan
hasil
pelaksanaansupervisi
keperawatan.
4. Membuat format
supervisi.

8. Sentralisasi Obat Sentralisasi 1. Mengusulkan Seluruh obat


sudah berjalan obat sentralisasi obat pasien sudah
dengan baik. dilaksanakan denganmenggunakan tersentralisasi
secara optimal. program Unit Day dengan baik.
Dose(UDD).
2. Mengadakan informed
consent untuk pasien
atau keluarga dalam
melaksanakansentralisas
i obat.
3. Melaksanakan
sentralisasi obat
pasienbekerja sama
dengan perawat, dokter
danbagian farmasi.
M5-Machien 1. Perawat - Melakukan
- Pengurangan 1. Meningkatka maupun pasien promosi
1. Meningkatkat penerapan
resiko infeksi n melakukan kesehatan
Hand Hygene sesuai
terkait pelayanan pengurangan Hand Hygine tentang
dengan pedoman WHO
kesehatan resiko infeksi sesuai dengan pentingnya
2. Mengajukan penyedian
kurang maksimal di ruang M pedoman WHO Hand Hygine
Hand sanitaizer disetiap
- Tingkat - Membuat
ruangan dan bed pasien
kepuasan 2. Meningkatka 2. Perawat proposal
3. Pembuatan desain
perawat diruang n kepuasan mengetahui pengajuan
rencana kerja harian
Mawar masih kerja rencana kerja Hand
4. Sosialisasi tentang
rendah perawat format rencana kerja yang akan sanitaizer
harian sesuai shift dilakukannya - Mendesain
5. Implementasi tentang setiap hari format
penggunaan format 3. Perawat kegiatan
rencana kerja harian menggunaka n harian agar
6. Evaluasi penggunaan format rencana bisa lebih
format rencana kerja kerja harian mudah dan
harian sesuai shift setiap hari efisien dalam
sesuai shift pengisiannya
.
- Melakukan
presentasi
awal di
ruangan
untuk
menjelaskan
tentang
format
pembuatan
rencana
kerja harian
perawat.
- Bersama
dengan
perawat
pelaksana
melakukan
implementasi
tentang
penggunaan
format
rencana
kerja harian
sesuai shift.
- Mengevaluasi
penggunaan
format
pembuatan
rencana
kerja harian
perawat
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, M. H. (2017). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi


dalam Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.

Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya Teori,


Konsep dan Aplikasi. Jakarta : FKUI.

Marquis, B & Huston. (2010). Kepemimpinan dan manajemen


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Simamora, R. (2012). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai