Anda di halaman 1dari 2

Aku bernama Sarah Nur Indah Putri yang kini berusia 20 tahun, dan sedang menjalani kuliah

sebagai mahasiswa yang aktif di berbagai bidang di universitas ternama di luar negeri yang selama
ini aku cita-citakan. Aku lahir di Kota Surabaya pada tanggal 18 April tahun 1998, serta
merupakan anak terakhir dari dua bersaudara.Keluargaku bukanlah keluarga yang tercukupi secara
ekonomi, ayahku, Supriadi seorang tukang parkir yang bekerja di depan apotek dengan gaji yang
pas-pasan.Beliau tidak seperti tukang parkir pada umumnya yang meminta biaya secara pribadi.
Sementara ibuku hanya ibu rumah tangga serta seorang buruh cuci. Kami hidup secara pas-pasan
ketika aku dan kakakku masih kecil. Tetapi aku bersama kakakku tidak menyerah untuk bisa
melanjutkan pendidikan dan berusaha mencapai kesuksesan di masa depan.Contoh Teks
Tanggapan KritisKeberhasilanku masuk ke universitas impian dan ternama di luar negeri tentu
tidak lewat jalan yang mudah dan bisa dicapai begitu saja. Tentu melalui proses panjang dan
penuh hambatan, aku selalu mencari cara untuk mendapatkan beasiswa, dan tidak pernah berhenti
untuk terus belajar hingga mencapai kesuksesan ini. Selain belajar aku juga membantu ibuku
menyelesaikan pekerjaan rumah sementara beliau menjadi buruh cuci, ini kulakukan saat aku
duduk di sekolah dasar.Saat masuk tahun pertama SMP, aku sangat bersyukur karena telah
menerima beasiswa pendidikan penuh dari perusahaan ternama di Indonesia sehingga orang tuaku
tidak perlu mengeluarkan biaya sekolah sepeser pun. Masa-masa SMP kujalani dengan penuh
perjuangan, yang kulakukan hanya belajar dan terus belajar. Aku bahkan belum pernah pergi
bermain bersama teman-temanku di masa itu hingga aku samasekali tidak memiliki teman karena
selalu menolak saat diajak bermain.Aku percaya bahwa hasil sesuai dengan proses yang
dilakukan, dan akhirnya pun benar, aku selalu mendapatkan peringkat teratas di setiap semester
hingga akhir kelulusan. Kemudian di masa akhir SMP, saat akan memasuki masa SMA pun belum
pernah mengalami kegagalan, aku juga berhasil diterima di SMA terfavorit di kotaku. Tetapi
masa-masa itu kujalani seorang diri tanpa teman, aku selalu menyendiri namun tetap mendapatkan
peringkat paling atas.Bahkan di SMA aku dijuluki seorang “kutu buku penyendiri”, serta
dijauhi oleh sebagian teman karena tidak bisa diajak bekerjasama saat ujian berlangsung. Namun,
aku tidak peduli akan hal itu, karena berbagai olimpiade yang kuikuti selalu memperoleh
kemenangan secara individu tanpa perlu teman sehingga aku sangat percaya diri dengan diriku
sendiri. Di akhir kelulusan SMA, aku pun tetap berhasil mendapatkan kejuaraan tertinggi.Sejak di
perkuliahan, kemudian aku memahami banyak hal baru yang belum terlalu kuketahui. Aku
berhasil memasuki jurusan yang kuinginkan, yakni bisnis dan manajemen. Jurusan tersebut
kupilih karena aku memiliki cita-cita tinggi untuk menjadi pebisnis sukses agar kehidupan orang
tuaku berubah. Pertama kali mengikuti perkuliahan aku merasa sangat tidak nyaman karena tidak
terbiasa dengan kehidupan secara berkelompok dengan orang lain selain keluarga utamaku.Aku
pun mendapatkan nilai jelek karena ketidakmampuanku dalam bekerjasama dalam tim. Aku pun
sering mendapatkan kritik dari dosen serta teman-temanku. Selama satu semester aku benar-benar
mengalami stress karena berusaha untuk menyesuakan diri dengan orang lain hingga berkali-kali
jatuh sakit. Di akhir semester pertama aku hanya berhasil mendapatkan IPK 3.00 saja. Berhari-hari
pun aku tidak bisa tidur hingga mengalami insomnia.Suatu ketika ada seseorang yang berbaik hati
untuk mendekatiku, dan mengajakku berbicara untuk pertama kalinya seumur hidupku. Ya, dia
adalah seorang lelaki, secara perlahan ia memperkenalkan diri dengan sopan, tata bahasanya halus
takut menyinggungku. Dia sangat sabar menungguku mau berbicara dengannya, hinga akhirnya
aku mulai merasa akrab dengan seorang teman.Sejak saat itu, dia mulai memperkenalkanku
dengan teman lainnya yang berada satu kelas denganku. Aku pun mulai memberanikan diri untuk
berbicara bersama orang lain, kemudian mulai membentuk sebuah kelompok pertemanan yang
membuatku nyaman. Dari situ, aku kemudian menjadi seorang yang ceria mampu bekerjasama
dengan tim, bahkan seringkali dijadikan sebagai seorang pemimpin.Di semester 3 aku mencoba
untuk mengikuti organisasi kampus dan aktif di dalamnya, aku pun mampu beradaptasi dengan
baik. Hingga akhirnya saat kelulusan tiba, aku mendaftarkan diri di universitas ternama luar negeri
di jurusan manajemen dan bisnis, tentu aku diterima karena pihak universitas mengetahui
kemampuanku yang cemerlang dalam berorganisasi.Kini aku meraih beasiswa penuh di luar
negeri sekaligus mengembangkan bisnis toko perlengkapan sehari-hari yang tersebar di berbagai
kota di Indonesia. Tentu saja bisnis itu tidak kujalani seorang diri, tetapi bersama suamiku yang
pertama kali melatihku untuk berani berinteraksi dengan orang lain.Aku lahir di Papua 12 Januari
1997, Namun saat ini aku tinggal di kota Jakarta dan menjadi salah satu siswa di kelas X, SMA
Negeri 21 Jakarta Jurusan IPS.Aku memiliki hobi-hobi yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan
dan juga berolahraga, terutama olahraga jogging. Bagiku tumbuhan dan kesehatan adala dua hal
penting yang berkaitan antara satu dengan lainnya.Semasa kecil aku pernah tinggal di dekat sungai
Ciliwung, setiap musim hujan rumahku pasti kebanjiran oleh luapan sungai tersebut. Aku bersama
keluargaku kemudian mengungsi ketempat pengungsian sementara sampai banjir mereda. Hal itu
terus saja terulang dari tahun ketahunnya seperti tanpa ada pemecahan.Menginjak tahun pertama
di SMA, aku mulai sadar bahwa permasalahan banjir sebetulnya bukan sekedar tanggung jawab
pemerintah saja. Masyarakat juga harus ikut bertanggung jawab mengatasi masalah tersebut. Salah
satu caranya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi membuang sampah ke
sungai.Sejak saat itu, kemudian aku mulai bergabung dengan Komunitas Peduli Lingkungan.
Komunitas ini bergerak setiap minggunya untuk mensosialisasikan berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah banjir dan juga pola-pola hidup sehat. Tak lupa juga kadang kami
mengadakan bakti sosial di setiap kelurahan yang dikunjungi.Kini aku merasa lebih bermanfaat
bagi orang lain. Dengan berbagi ternyata membuat orang menjadi lebih tahu dan kita menjadi tahu
lebih.Saat ini aku tinggal bersama ayahku yang bekerja di salah satu perusahaan Negeri di wilayah
Jakarta Pusat. Selain aktif di komunitas peduli lingkungan, aku juga aktif di komunitas Goowes
Jakarta dan juga Komunitas parkour Batavia.Contoh Autobiografi Singkat Diri SendiriNamaku
Ridwan, umurku sekarang adalah 15 tahun. Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi pemain
bulutangkis hebat yang bisa membawa nama Indonesia berkibar di pentas dunia. Aku sangat ingin
sekali membanggakan orang tuaku, teman-temanku dan tentunya negaraku.Pada saat usiaku
menginjak 7 tahun. Kakek membelikanku raket sebagai hadiah karena aku mendapat rangking 2 di
kelas 1 sekolah dasar. Kakekku jago sekali bermain bulutangkis, dia selalu mengajariku
bagaimana cara bermain yang baik dan menemaniku bermain bulutangkis setiap libur
sekolah.Pada saat usiaku 13 tahun, aku terpilih untuk mewakili sekolahku mengikuti kejuaraan
bulutangkis antar sekolah dasar se-kecamatan Cibariuk. Itulah pertama kalinya aku mengikuti
kejuaraan resmi dan ternyata aku berhasil masuk ke babak final walaupun aku ternyata harus kalah
dibabak tersebut dan hanya menjadi juara 2. Tapi tentu saja itu adalah pengalaman berharga yang
akan selalu aku kenang.Saat ini aku bergabung dengan salah satu sekolah bulutangkis yang ada di
kotaku. Aku berharap kemampuanku semakin lama semakin meningkat agar aku bisa mewujudkan
mimpi yang aku idam-idamkan.Sekian tulisan tentang Contoh Autobiografi yang dapat kami
tuliskan, untuk contoh selanjutnya akan diperbaharui secara berkala. Trim’s

Anda mungkin juga menyukai