Anda di halaman 1dari 54

POIN 1

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN WIRAUSAHA

MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman dan sempitnya lapangan pekerjaan mendorong manusia untuk kreatif
serta inovatif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk menyikapi hal tersebut
maka banyak orang yang melakukan usaha lain untuk mempertahankan kehidupanya, mereka
tidak lagi terpaku terhadap perusahaan-perusahaan penyedia lapangan pekerjaan , lembaga,
intansi serta pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan dengan banyaknya orang yang beralih dan
terjun ke duania wirausaha, walaupun dengan modal nekad mereka memberanikan diri untuk
menggeluti pekerjaannya tersebut dengan harapan mereka dapat meningkatkan kesejahteraanya
akan tetapi tidak sedikit pula mereka yang mengalami kegagalan bahkan bangkrut.

Wirausaha adalah sebuah pekerjaan yang tepat bagi mereka yang memang sudah paham
dengan dunia tersebut, akan tetapi pekerjaan tersebut tidak dapat digeluti oleh sembarang orang,
pekerjaan tersebut membutuhkan orang yang pintar, cermat melihat lingkungan, manajerial yang
baik, strategi yang matang agar bentuk usahanya tersebut dapat maju, berkembang serta tidak
mengalami kegagalan atau bangkrut (gulung tikar).

Untuk itu sebelum kita terjun keduania kewirausahaan adakalanya kita memahami
pengertian Kewirausahaan, wirausaha, karakteristik wirausaha, kelebihan dan kekurangan
wirausaha , agar tingkat pelaku wirausaha dapat mengetahui perbandingan wirausaha dengan
pekerjaan lain serta dapat mengetahui kiat sukses serta manemen berwirausaha. Oleh karena itu
dalam makalah ini penulis akan membahas bagaimana pengertian wirausaha, pengertian
wirausaha dan kwirausahaan, kelebihan dan kekurangan wirausaha, tahap-tahap wirausaha,
manfaat wirausaha dan lain-lain.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut :

a) Apakah pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan.

b) Apakah kelebihan dan kekurangan wirausaha.

c) Apakah tahap-tahap wirausaha.


d) Apakah manfaat berwirausaha.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah pada Makalah ini, maka penulis menjabarkan rumusan masalah
yang terdapat dalam “Kelebihan Wirausaha”.

1.4 Tujuan Penulisan

tujuan Penyusunan makalah Kelebihan Wirausaha ini adalah sebagai berikut :

a) Mengetahui apa itu Wirausaha dan Kewiraushaan.

b) Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Wirausaha.

c) Mengetahui Tahap-tahap Wirausaha.

d) Mengetahui Manfaat Wirausaha.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha

 Pengertian Kewirausahaan

Secara etimologi kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha
adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.

Berikut dipaparkan pengertian kewirausahaan menurut para ahli :

1) Peter Drucker : Entrepreneurship berasal dari kata Prancis “Entreprendre” yang artinya
adalah “between” and “unddrtake” atau “to take” (melaksanakan/menjalankan,
melakukan/mengerjakan suatu pekerjaan).

2) Robert D. Hisrich dan Michael P. Peters (2003) : Entrepreneurship is the process of creating
something new and assuming the risks and rewards.

3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996)

4) Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil
karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan

5) Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi


kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumberdaya yang mereka
kendalikan (Roben, 1996)

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa definisi kewirausahan adalah :

1) Suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai
dan berguna bagi dirinya dan orang lain.

2) Sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya cara kerja, teknologi, dan produk baru
 Pengertian Wirausaha

Berikut ini adalah pengertian dan definisi wirausaha menurut beberapa ahli:

a) Joseph C. Schumpeter Wirausaha adalah orang yang mampu menghancurkan keseimbangan


pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru dan mengambil keuntungan-
keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut

b) Raymond W.Y. Kao Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang
suatu gagasan menjadi realita.

c) Richard Cantillon Wirausaha adalah seseorang yang mampu memindahkan atau


mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat
produktivitas yang lebih tinggi.

d) Schumpeter Wirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu).

e) Syamsudin Suryana Wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas,
kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan.

f) Prawirokusumo Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan
perbaikan hidup

Jadi Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas
merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. Orang yang melakukan
wirausaha disebut Wirausahawan.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Wirausaha

 Kelebihan Wirausaha

a) Peluang Mengendalikan Nasib Sendiri


b) Kesempatan Melakukan Perubahaan

c) Peluang Menggunakan Potensi Sepenuhnya

d) Peluang Merahi Keuntungan Tampa Batas

e) Peluang Berperan Dalam Masyarakat

f) Peluang Melakukan Sesuatu Yang Disukai.

 Kekurangan Wirausaha

a) Pendapatan Tidak Pasti

b) Resiko Kehilangan Seluruh Investesi

c) Kerja Lama dan Kerja Keras

d) Mutu Hidup Rendah Sampai Bisnis Mapan

e) Ketegangan Mental Yang Tinggi

f) Tanggung Jawab Penuh.

2.3 Tahap-tahap Kewirausahaan

Berikut adalah tahap-tahap melakukan wirausaha secara umum:

1) Tahap memulai Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’
Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri,
atau jasa

2) Tahap melaksanakan usaha Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai
aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3) Tahap mempertahankan usaha Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi yang dihadapi

2.4 Faktor-Faktor yang menyebabkan Kegagalan dalam Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

1) Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan
kurang berhasil.

2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan


mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran
dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional
perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan
sukar beroperasi karena kurang efisien.

6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan


efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah


terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap
setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Berikut adalah kesalahan secara umum atau faktor yang menyebabkan kegagalan seorang
wirausaha :

1) Kesalahan dalam Mengelola

2) Kurangnya Pengalaman Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin
mengembangkan usahanya.

3) Kontrol Keuangan Kurang Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.

4) Upaya Pemasaran yang Lemah, Membangun konsumen untuk bertambah secara


berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan,
pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.

5) Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis. Gagal dalam merencanakan, berarti


gagal untuk bertahan.

6) Pertumbuhan Tidak Terkendali Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan
oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter
Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan
modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.

7) Lokasi Kurang Strategis Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian
ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan.

8) Kontrol Persediaan yang Barang Buruk Pengendalian persediaan barang adalah salah satu
tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.

9) Harga Tidak Tepat Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang
diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan
mendistribusikan barang dan jasa.
10) Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial Setelah memulai,akan terjadi
pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan
mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani -
kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.

Berikut adalah solusi untuk mengatasinya kesalahan-kesalahan dalam wirausaha yang


menyebabkan gagalnya seorang wirausaha :

1. Mengenal bisnis secara mendalam.

2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.

3. Mengelola keuangan.

4. Memahami laporan keuangan.

5. Belajar mengelola manusia secara efektif.

6. Jaga kondisi Anda

2.5 Manfaat Berwirausaha/ Kewirausahaan.

1) Kebebasan finansial

Terkadang keuntungan finansial bukan merupakan motivasi utama melakukan kegiatan


usaha, namun tidak bisa dipungkiri keuntungan finansial menjadi faktor penting guna
kelangsungan hidup usaha dan pertumbuhan serta menjadi daya tarik tersendiri seseorang terjun
ke dalam dunia usaha. Adakalanya pada suatu waktu keuntungan wirausaha sangat tinggi di atas
rata-rata keuntungan jenis usaha yang sama (rata-rata Industri). Dengan risiko usaha yang harus
ditanggung sendiri, wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha dengan perencanaan,
implementasi yang cukup hati-hati.

2) Kemampuan mengontrol diri sendiri

Perjalanan selama proses mendirikan kegiatan usaha sampai berhasil memerlukan kerja yang
cukup lama dengan risiko yang cukup. Dengan berjalannya waktu serta berbagai pengalaman
baik ataupun buruk, kesuksesan serta kegagalan dalam jangka panjang akan membentuk
kemampuan seseorang untuk melakukan kontrol apa yang akan dilakukan dan yang telah
dilakukan serta kemampuan dalam diri wirausaha.

3) Melakukan perubahan dalam hidup serta menggali potensi diri

Dari sekian alasan seseorang melakukan pekerjaan atau melakukan bisnis di antaranya
disebabkan oleh karena melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek dimasa depan.
Kesempatan yang cukup tinggi, perubahan kehidupan yang sangat cepat mendorong banyak
wirausaha mencoba melakukan bisnis untuk sekedar mengukur kemampuan diri sendiri serta
menggali potensi diri yang belum termanfaatkan, tuntutan kehidupan dan juga kesempatan
melakukan perubahan dalam hidupnya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

4) Pengabdian diri dan mendapatkan pengakuan atas usaha

Kebutuhan seseorang secara pokok terdiri dari 5 kebutuhan dasar, salah satu di antaranya
adalah aktualisasi diri ataupun secara tidak langsung mendapatkan pengakuan atas kemampuan
dirinya. Wirausaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan lingkungan di sekitarnya
bahkan dalam cakupan yang lebih luas lagi. Seorang Wirausaha secara naluri pada umumnya
memiliki keinginan untuk dihormati, dianggap sebagai bagian dari kehidupan masyarakat
setempat. Pada masa sekarang dan mendatang kewajiban wirausaha tidak bisa dilepaskan dari
perilaku etis serta tanggung jawab sosial kemasyarakatan sebagai bagian dari kehidupan
bisnisnya.

2.6 Sikap Wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

1) Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan


yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap
tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap
waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina
dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala
yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen
tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan
memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan
akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

2) Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang
wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi
pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita,
harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen
wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang
teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen
yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu
memperoleh laba yang diharapkan.

3) Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang


wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik
produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan,
kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan
yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4) Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya


kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang
maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang,
bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan
baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.

5) Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.

6) Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita


sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/
perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional
dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan
seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis
BAB III
PENUTUP

3.1 Keimpulan

Secara etimologi kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha
adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.

Jadi Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri
dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya. Orang yang melakukan wirausaha
disebut Wirausahawan.

Sedangkan Kewirausahaan adalah :

1) Suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai
dan berguna bagi dirinya dan orang lain.

2) Sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya cara kerja, teknologi, dan produk baru.

Dalam melakukan wirausaha/kewirausahaan adakalanya memiliki kelebihan serta kekurangan,


seperti berikut ini :

1) Kelebihan Wirausaha

a) Peluang Mengendalikan Nasib Sendiri

b) Kesempatan Melakukan Perubahaan

c) Peluang Menggunakan Potensi Sepenuhnya

d) Peluang Merahi Keuntungan Tampa Batas

e) Peluang Berperan Dalam Masyarakat

f) Peluang Melakukan Sesuatu Yang Disukai.


2) Kekurangan Wirausaha

a) Pendapatan Tidak Pasti

b) Resiko Kehilangan Seluruh Investesi

c) Kerja Lama dan Kerja Keras

d) Mutu Hidup Rendah Sampai Bisnis Mapan

e) Ketegangan Mental Yang Tinggi

f) Tanggung Jawab Penuh.

3.2 Saran

Berwirausaha merupakan sebuah pilihan yang tepat dalam hidup karen selain untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup kita dimasa depan , berwirausaha juga melatih kita untuk
hidup mandiri dan bersosial serta secara tidak langsung membantu perekonomian negara ini.

Saran penulis manakala kita atau siapa saja yang hendak berwirausaha agar mematangkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha, baik itu mental, prospektif usaha maupun
strategi pemasaran serta pengelolaan usaha tersebut agar tingkat kegagalan usahanya sangat kecil
sehingga usaha tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sukses. Tingkat kesuksesan wirausaha
tidak hanya dari keberanian mereka untuk mengambil resiko atau nekad akan tetapi persiapan
yang matanglah yang dibutuhkan para wirausahawaan saat ini.

Sifat teladan sorang wirausahawan memang harus dimiliki oleh seluruh manusia, karena
hampir seluruh wirausahwan mereka memiliki kecakapan hidup yang baik, mereka memiliki
sifat kepemimpinan , kreatif dan inovatif, jujur, bertanggung jawab, pantang menyerah dan lain-
lain. Maka oleh karena itu banyak sekali yang harus kita teladani dari seorang wirausahawan.
DAFTAR PUSTAKA

Blawatt R. Ken. 1998. Entrepreneruship, United States of America: Prentice-Hall Canada.

Bolton Bill dan John Thompson. 2003. The Entrepreneur in Focus.Great Britain:Thomson.

Hisrich.D.Robert,Michael P.Peters,dan Dean A. 2005. Shepherd.Entrepreneurship, 6th


edition.Mcgraw-Hill.

Kuratko F.Donald, Richards M.Hodgetts. 2004 . Entrepreneurship, 6th ed. United States of
America: Thomson.

Mereditha et al. 1996. Kewirausahaan : “Teori dan Praktek”. Jakarta.Pustaka Binaman Presindo.

Rasyid, Eddy R. 1999. (Re) Kontruksi Sosial Enterprener “Riset Empiris Lahirnya Enterprener”.
Semarang. Seminar Nasional dan simposium Hasil-hasil Penelitian Forum Komunikasi
Manajemen dan Bisnis V.

Sulaiman Joesoef. 1981 .Pengantar Pendidikan Sosial. Surabaya. Penerbit Usaha Nasional.

Zimmere W.Thomas dan Norman M.Scarborough. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan


Manajemen Bisnis Kecil.Indonesia: doublefish.

http://www.wirausahamandiri.co.id/wirausaha/mandiri. (unduh 7 maret 2013)

http://www.wikipedia.com/wirausaha-kewirausahaan. (unduh 7 Maret 2013)


POIN 2

Ketegasan dalam Aspek Produksi

MAKALAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan.
Umumnya suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah dan kualitas
yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen, kemampuan sumberdaya perusahaan serta
harapan dari wirausahawan sebagai pemilik dan mungkin juga sekaligus sebagai manajer. Tahap
awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk yang akan diproduksi.
Pada pembelajaran sebelumnya (Aspek Pemasaran) telah dirumuskan jenis produk yang akan
dihasilkan sesuai dengan potensi diri yang dimiliki, tentunya produk tersebut memiliki
potensi/prospek pasar yang memadai. Gambaran mengenai karakteristik produk yang akan
dihasilkan, memberikan kemudahan dalam menyusun kebutuhan bahan, tenaga kerja,
mesin/peralatan, lokasi produksi dan biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dengan
gambaran produk ini, juga akan memudahkan dalam menetapkan sistem produksi yang akan
diterapkan dalam menghasilkan produk yang dimaksud. Olehnya itu, dalam sistem produksi
dikenal adanya 3 (tiga) komponen, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari produksi?
2. Apa tujuan dan fungsi dari produksi?
3. Apa saja kebutuhan dari proses produksi?
4. Bagaimanakah proses dan pengendalian produksi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produksi
Berbagai literatur tentang produksi mendefenisikan produksi dengan gaya pengungkapan
yang berbeda-beda. Istilah produksi sering digunakan dalam suatu organisasi untuk
menghasilkan suatu keluaran atau output, baik berupa barang maupun jasa. Produksi dari sudut
pandang kegiatan penciptaan produk seperti yang dikemukakan oleh Assauri bahwa produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Demikian
pula defenisi yang dikemukakan oleh Reksohadiprojo dan Gitosudarmo (2003) bahwa produksi
adalah kegiatan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sesuai dengan kehendak
konsumen dalam hal jumlah, kualitas, harga serta waktu.
Menurut Primyastanso dan Istikharoh (2006) produksi merupakan kegiatan dalam
mengolah bahan baku atau bahan mentah kemudian menjadi bahan jadi atau setengah jadi yang
dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh konsumen dan mempunyai nilai lebih.
Produksi tidak hanya menciptakan produk sebagai keluaran (output), namun juga
menggunakan berbagai faktor produksi sebagai masukan (input). Produksi sebagai hasil akhir
dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input, dengan
kata lain mengkombinasikan sebagian input atau masukan untuk menghasilkan output. Semakin
banyak output atau produk yang dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan
usaha tersebut.
Produksi sebagai suatu proses, diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana
produksi itu dilaksanakan atau suatu kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(Utility) suatu barang dan jasa. maka dapat dirumuskan bahwa proses produksi dalam konteks
kewirausahaan adalah merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, bahan
baku dan dana, agar menghasilkan produk yang dibutuhkan dan sesuai dengan yang diharapkan
oleh konsumen.
B. Kebutuhan Proses Produks
ebelum melaksanakan proses produksi terlebih dahulu perlu dirancang kebutuhan sarana
dan prasarana yang akan digunakan dalam menghasilkan produk, sarana dan prasarana inilah
yang sering disebut sebagai input produksi yang meliputi bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan,
lokasi dan biaya (uang).[3]
C. Bahan Baku
Dalam menyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi harus
mengacu pada karakteristik produk yang akan dihasilkan. Misalnya saja, jika berdasarkan
analisis yang telah dilakukan terhadap pasar produk yang akan dihasilkan, konsumen
menginginkan produk yang rasanya manis dan berwarna merah, tentunya bahan yang dibutuhkan
dalam proses produksi adalah gula dan pewarna merah. Dengan demikian, kualitas produk yang
akan dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen, sangat ditentukan oleh kualitas bahan baku
yang digunakan. Ini yang menjadi alasan mengapa perusahaan perlu melakukan penanganan
bahan baku, terutama dalam mengendalikan kualitas untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Pengendalian dalam pengadaan bahan baku terutama pada perusahaan perusahaan
yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian primer sebagai bahan bakunya sangat penting untuk
dilakukan, karena hasil pertanian primer memiliki ciri yang apabila tidak dikendalikan akan
mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Ciri-ciri produk hasil pertanian primer adalah bersifat
musiman, mudah rusak, banyak menggunakan tempat dan sumbernya terpencar- pencar.
Jenis bahan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksinya dapat dibedakan
menjadi bahan langsung dan bahan tak langsung. Bahan langsung adalah bahan yang digunakan
dalam proses produksi dan terikat atau menjadi bagian dalam produk. Sedangkan bahan tak
langsung adalah bahan yang bukan atau tidak menjadi bagian dalam produk, namun sangat
diperlukan untuk mendukung produksi.
Agar produksi dapat berjalan lancar, maka dalam pemilihan bahan baku yang akan
digunakan setidaknya memenuhi syarat:
1. Kualitasnya baik
Sebagaimana yang telah dikemukakan, bahwa untuk memperoleh kualitas produk yang
baik, diperlukan bahan yang juga berkualitas baik. Selain itu, penggunaan bahan baku yang
berkualitas memungkinkan untuk melakukan penyimpanan dalam jangka waktu yang lama.
Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan pembelian dalam yang besar, sehingga interval
pembelian dapat diperjarang yang berarti dapat menekan biaya pengangkutan. Selain itu
biasanya perusahaan akan harga bahan yang relatif rendah dari pemasok jika pembelian
dilakukan dalam jumlah yang besar. Ini berarti perusahaan dapat menekan biaya pembelian.
Agar kualitas bahan baku yang dipasok oleh perusahaan dapat terjamin, maka beberapa hal yang
perlu dilakukan, antara lain penyeleksian sumber bahan baku, pemeriksaan saat proses
pembelian, penanganan saat pengangkutan, pemeriksaan saat penerimaan di perusahaan,
penanganan dalam penyimpanan dan tentunya pemeriksaan sebelum diproses. Dengan upaya-
upaya ini, perusahaan dapat menghindari penggunaan bahan baku yang kurang berkualitas,
sehingga proses produksi akan dapat dipertahankan pada tingkat tertentu sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Mudah diperoleh
Selain aspek kualitas, kelancaran proses produksi juga sangat ditentukan oleh ketersediaan
bahan baku dari aspek kuantitas dan kontinyuitasnya. Ini berartibahwa bahan baku yang
dibutuhkan dalam berproduksi harus dapat diperoleh setiap saat dalam jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan. Perusahaan yang menggunakan bahan baku dari hasil pertanian primer sering
menghadapi kendala dalam perolehan bahan baku karena produksinya bersifat musiman dan
sumbernya terpencar-pencar. Malah tidak jarang kita temui, proses produksi menjadi terhenti
hanya karena keterbatasan atau malah ketiadaan bahan baku yang dapat diolah. Keterbatasan
bahan baku karena produksinya yang bersifat musiman dan sumbernya terpencar-pencar dapat
diantisipasi dengan pembelian dalam jumlah yang besar yang ditindaklanjuti dengan penggunaan
teknologi penyimpanan dan/atau pengolahan agar dapat disimpan selama di luar musim.
3. Mudah diolah
Bahan baku yang digunakan sedapat mungkin mudah diolah, karena bahan baku yang sulit
diolah biasanya memiliki konsekuensi terhadap biaya produksi dan pada akhirnya juga akan
berpengaruh pada harga jual produk. Apabila bahan baku dapat diolah dengan mudah,
kemungkinan besar biaya produksi akan lebih ringan ketimbang pengolahan bahan baku tersebut
dilakukan dengan peralatan yang sulit dicari atau harganya mahal atau harus diolah di
tempat/perusahaan lain. Sebagai contoh, apabila perusahaan menggunakan bahan baku tepung
beras, maka lebih baik perusahaan membeli bahan yang telah berbentuk tepung beras daripada
membeli beras yang kemudian diolah sendiri menjadi tepung beras.
Jika dengan pertimbangan tingkat kebutuhan bahan yang cukup besar dalam sekali proses
produksi serta kontinyuitas proses produksi, perusahaan dapat mengadakan mesin pengolahan
(mesin penepungan, misalnya). Tentunya dalam hal ini diperlukan biaya investasi untuk
pengadaannya, namun sebelumnya perlu dipertimbangkan apakah mengolah sendiri bahan baku
lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengolahan diserahkan kepada tempat/perusahaan
lain.
4. Harga yang relatif murah
Bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi sedapat mungkin juga harus
relatif murah. Dalam artian bahwa bahan baku yang dibutuhkan harganya tidak melebihi harga
yang berlaku di pasaran secara umum. Konsekuensi dari tingkat harga bahan baku yang murah
tentunya pada tingkat biaya produksi yang rendah dan pada akhirnya harga jual dapat lebih
rendah dibandingkan dengan pesaing. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa salah satu
hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengadaan bahan baku adalah kemudahan dalam
perolehannya. Hal ini berarti bahwa penentuan sumber (pemasok) bahan tersebut menjadi hal
yang penting untuk dipikirkan. Sumber bahan akan berpengaruh terhadap biaya pengangkutan
dan pada akhirnya akan berpengaruh pula pada biaya produksi dan harga jual produk. Semakin
dekat sumber bahan akan semakin baik. Namun apabila dalam keadaan tertentu, sumber bahan
berada jauh dari lokasi, tentunya harus mencari alternatif lain agar dapat menekan biaya, seperti
membeli dalam jumlah yang besar untuk memotong intensitas pembelian tetapi dengan syarat
bahan tersebut dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama tanpa mengurangi kualitas. Perlu
diingat bahwa persaingan juga terdapat dalam pembelian bahan baku.
Perusahaan tidak hanya sendiri sebagai pengguna bahan baku tertentu, ada pula perusahaan
lain yang memproduksi produk yang sama atau berbahan baku yang sama. Dalam menghadapi
persaingan memperoleh bahan baku yang dibutuhkan agar ketersediaan bahan baku yang
dibutuhkan dapat terjamin baik kuantitas, kualitas maupun kuantitasnya, perusahaan dituntut
untuk mencari sumber bahan baku yang dapat diandalkan. Salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk menjamin ketersediaan bahan baku adalah mengembangkan hubungan baik dengan
pemasok dengan senantiasa menjalin komunikasi yang intensif.
D. Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau sumberdaya manusia merupakan asset penting perusahaan. Dalam proses
produksi, tenaga kerja merupakan penggerak berjalannya proses produksi. Meskipun bahan baku
yang digunakan telah memenuhi standar kualitas, peralatan yang digunakan telah memadai, jika
tenaga kerja yang menjalankan operasional produksi tidak sesuai dalam hal jumlah dan
kualifikasi yang diharapkan, maka mustahil perusahaan dapat menghasilkan produk yang
berkualitas sebagaimana yang diharapkan oleh konsumen dan perusahaan.
Meskipun tenaga kerja dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam aktifitas proses
produksi perusahaan, namun kadang dalam operasional perusahaan, hal ini sering
dikesampingkan, terutama yang terkait dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Pertimbangan yang
sering digunakan adalah mudahnya untuk mendapatkan tenaga kerja dengan alasan bahwa setiap
orang dianggap membutuhkan pekerjaan. Kondisi yang demikian menyebabkan banyaknya
tenaga kerja produksi yang dipekerjakan pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki. Akibatnya harapan untuk menghasilkan produk yang berkualitas
tidak tercapai.
Jenis tenaga kerja yang digunakan pada perusahaan pada dasarnya terdiri dari tenaga kerja
upahan dan tenaga kerja keluarga. Kedua jenis tenaga kerja ini memiliki karakteristik
masingmasing :
a. Tenaga kerja upahan, Tenaga kerja yang terikat hubungan kerja dengan perusahaan,
dimana masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban
b. Tenaga kerja keluarga Merupakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan keluarga.
Tenaga kerja jenis ini banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang
masih berskala usaha rumah tangga. Umumnya tenaga kerja keluarga bekerja hanya sebatas
tanggung jawab dalam membantu keluarga.
E. Mesin / peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam suatu proses produksi memiliki peran yang cukup
besar di dalam keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produksi, baik dalam hal kuantitas,
kualitas maupun kontinyuitasnya. Kebutuhan mesin dan peralatan produksi baik jumlah, jenis,
kapasitas dan spesifikasi lainnya seharusnya telah diidentifikasi saat gambaran produk yang akan
dihasilkan telah ditetapkan. Apabila perusahaan mengadakan mesin/peralatan produksi yang
tidak bermanfaat untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang direncanakan, maka sudah
dapat dipastikan mesin/peralatan produksi tersebut akan kurang berfungsi atau malah tidak
berfungsi. Konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan adalah adanya beban biaya
(penyusutan) yang harus ditanggung oleh perusahaan sedangkan mesin/peralatan tersebut
kurang/tidak mendukung dalam menghasilkan produksi.[6]
Disamping itu pula, mesin/peralatan produksi yang jarang dimanfaatkan akan cepat mengalami
kerusakan dan tentunya membutuhkan perawatan. Ini berarti bahwa perusahaan melakukan
investasi yang sia-sia, malah akan menambah beban biaya produksi dan akan berpengaruh pula
pada meningkatnya harga jual produk. Setelah dilakukan pengadaan mesin/peralatan produksi,
maka selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah penempatan atau tata letaknya pada ruangan
produksi. Dalam penempatan mesin/peralatan produksi di ruangan produksi terdapat beberapa
prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, yaitu:[7]
1) Prinsip integrasi, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan produksi dapat
mengitegrasikan seluruh faktor produksi (bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, dan sebagainya)
sehingga menghasilkan kerjasama yang harmonis.
2) Prinsip memperpendek gerak, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan produksi tidak
membuat tenaga kerja lebih banyak bergerak dari satu mesin/peralatan ke mesin/peralatan yang
lain.
3) Prinsip memperlancar arus pekerjaan, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan
produksi dapat menjamin kelabncaran arus bahan dalam proses tanpa adanya hambatan.
4) Prinsip penggunaan ruangan produksi yang efisien dan efektif, dalam artian bahwa
penempatan mesin/peralatan produksi ditempatkan sesuai dengan luas ruangan produksi yang
dimiliki perusahaan.
5) Prinsip keselamatan dan kepuasan kerja, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan
produksi pada ruangan produksi dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan kerja dari tenaga
kerja.
6) Prinsip keluwesan, dalam artian penempatan mesin/peralatan produksi sewaktu- waktu
dapat disesuaikan jika sewaktu-waktu dibutuhkan adanya perubahan.
7) Prinsip proses produksi yang berkesinambungan, dalam artian bahwa penempatan
mesin/peralatan produksi tidak menghambat kesinambungan proses produksi.
F. Biaya Produksi
Biaya dapat didefenisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh
produk (barang dan /atau jasa). Atau pengeluaran yang dilakukan di masa sekarang untuk
mendapatkan manfaat pada masa yang akan datang, dimana pengeluaran atau pengorbanan
tersebut dapat diduga serta dapat dihitung secara kuantitatif dan tidak dapat dihindarkan.
Biaya produksi terdiri atas 2 (dua) bagian besar dengan penggolongan biayanya
masing-masing diuraikan, sebagai berikut:
1. Biaya menurut perilaku, yang terdiri dari:
a. Biaya tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya
produksi dan dalam periode tertentu jumlahnya tetap. Misalnya biaya untuk gaji tenaga kerja
tetap, penyusutan alat, pajak lahan dan sebagainya.
b. Biaya tidak tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan
besarnya produksi atau dengan kata lain biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya dapat
berubah tergantung pada tingkat produksi yang dihasilkan. Misalnya biaya untuk pembelian
bahan baku, biaya upah tenaga kerja borongan, dan sebagainya.
2. Biaya menurut jenis, yang terdiri dari:[8]
a. Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terikat atau menjadi bagian
pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan
langsung dan tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang secara tidak digunakan untuk menghasilkan
produk atau biaya yang terikat bukan pada bagian pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya
yang digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak
langsung.
c. Biaya administrasi/umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
administrasi kantor perusahaan dan umum. Misalnya biaya untuk menggaji pimpinan dan
pegawai, sewa kantor, perlengkapan kantor dan sebagainya.
G. Proses Produksi
Dihasilkannya produk sesuai dengan jumlah dan mutu yang diharapkan oleh pasar dan
perusahaan, selain ditentukan oleh input sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, juga
sangat ditentukan oleh kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembuatan produk berlangsung
yang dikenal dengan istilah proses produksi.[9] Proses produksi melalui beberapa tahapan yang
merupakan aktifitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja produksi yang membuat
produk, tahapan-tahapan ini disebut tahapan produksi. Tahapan-tahapan produksi yang tersusun
secara teratur disebut aliran produksi.
Penggolongan proses produksi berkaitan dengan sifat dan jenis masukan yang digunakan dan
produk yang akan dihasilkan. Olehnya itu, proses produksi dapat dibedakan atas:
1. Proses produksi berdasarkan wujudnya, terdiri atas:
a. Proses kimiawi, yaitu proses pengolahan bahan menjadi produk dengan mendasarkan pada
sifat kimiawi bahan yang diolah.
b. Proses mengubah bentuk, yaitu proses pengolahan bahan menjadi produk jadi atau
setengah jadi dengan cara mengubah bentuk bahan menjadi bentuk yang lebih bermanfaat.
c. Proses perakitan, yaitu proses menggabungkan komponen-komponen produk menjadi
produk yang lebih bermanfaat.
d. Proses transportasi, yaitu proses memindahkan sumber atau produk dari tempat asal ke
tempat dimana produk tersebut dibutuhkan.
2. Proses produksi berdasarkan tipenya, terdiri atas:
a. Proses berkesinambungan, dimana arus masukan berlangsung terus melalui sistem
produksi yang telah distandarisasi untuk menghasilkan produk yang homogen.Bentuk produk
yang dihasilkan bersifat standar dan tidak tergantung pada spesifikasi pemesan. Tujuan produksi
umumnya untuk persediaan kemudian dipasarkan.
b. Proses terputus-putus, proses yang biasanya menghasilkan produk yang berbeda-beda,
prosedur yang berbeda-beda dan bahkan kadang dengan masukan yang berbeda-beda. Bentuk
produknya disesuaikan dengan pesanan konsumen. Tujuan produksi adalah untuk melayani
pesanan konsumen.
H. Pengendalian produksi
Setelah menentukan spesifikasi produk yang akan dihasilkan, merancang proses dan sistem
produksi, maka perlu mengorganisasikan seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan
untuk pengendalian produksi. Pengendalian produksi, meliputi:[10]
1) Pengendalian pembelian, agar pembelian yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
proses produksi lebih efisien (hemat biaya). Dalam pengendalian pembelian ini melibatkan
beberapa faktor yang saling terkait, yaitu kuantitas, kualitas, harga, waktu dan pelayanan.
2) Pengendalian Persediaan, perlu dilakukan agar biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan
dapat dikendalikan.
3) Pengendalian produksi, agar proses produksi dapat berjalan lancar, tepat waktu dan
menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan yang direncanakan.
4) Pengendalian Kualitas, yang dilakukan pada setiap tahapan proses yang bertujuan untuk
mencegah adanya penyimpangan terhadap standar kualitas produk yang telah ditetapkan (quality
control).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komponen-komponen dalam sistem produksi yang terdiri dari input, proses dan output.
Dengan demikian, dalam merancang sistem produksi perusahaan, ketiga komponen ini dijadikan
sebagai pedoman. Langkah awal yang dilakukan dalam merancang suatu sistem produksi adalah
perumusan tujuan secara jelas yang menuntut perusahaan telah menetapkan spesifikasi produk
sesuai keinginan konsumen pasar sasaran. Selanjutnya menentukan input yang meliputi bahan,
tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk
sesuai yang ditetapkan pada langkah awal tadi. Dan langkah berikutnya adalah menentukan
proses produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan produk. Upaya-upaya yang dilakukan
dengan melibatkan komponenkomponen sistem produksi tersebut perlu senantiasa dikendalikan
agar apa yang diharapkan dalam proses produksi dapat tercapai.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan input seperti bahan
baku, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya hanya dapat dibuat perencanaannya ketika
jenis produk yang akan dihasilkan beserta spesifikasinya telah ditetapkan.
Daftar Pustaka

· Primyastanto, Istihkaroh dkk, Potensi Dan Peluang Bisnis ,( Malang : Bahter Press,
2006)
· I Komang Suartawan, I B Purbadharmaja ”Pengaruh Modal Dan Bahan Baku
Terhadap Pendapatan Melalui Produksi Pengrajin Patung Kayu Di Kecamatan Sukawati
Kabupaten Gianyar” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 6 No 9
(September 2017)
· Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pembelajaran Kewirausahaan, 2013
· M.Nur Rianto Arif, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta : Kencana Prenamedia 2010)

[1] Primyastanto, Istihkaroh dkk, Potensi Dan Peluang Bisnis ,( Malang : Bahter Press,
2006) hal.17.
[2] I Komang Suartawan, I B Purbadharmaja ”Pengaruh Modal Dan Bahan Baku Terhadap
Pendapatan Melalui Produksi Pengrajin Patung Kayu Di Kecamatan Sukawati Kabupaten
Gianyar” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 6 No 9 (September 2017),
hal. 1633.
[3] Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pembelajaran Kewirausahaan, 2013, hal. 65
[4] Ibid, hal 66.
[5]. Ibid.
[6].Ibid, Hal.72
[7] .Ibid,
[8]. Ibid, Hal.73
[9]. M.Nur Rianto Arif, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta : Kencana Prenamedia 2010),
hal.62.
POIN 3

MENTUKAN PELUANG USAHA


MAKALAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah seseorang sudah menemukan ide atau gagasan yang menarik dalam menciptakan
suatu usaha dan persiapan anggaran yang memenuhi, namun dalam praktek lapangan seringkali
gagal dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini sangat disayangkan karena ide
yang seharusnya menarik dan dapat digunakan oleh banyak orang harus terhambat karena tidak
bisa memanfaatkan atau menciptakan peluang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menentukan peluang usaha?
2. Bagaimana memilih lapangan usaha dan mengembangkan gagasan usaha?

1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui cara menentukan peluang usaha
2. Mampu memilih lapangan usaha dan mengembangkan gagasan usaha
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peluang Usaha

Masih banyak yg salah kaprah tentang pengertian peluang usaha, karena selama ini
peluang usaha diartikan sebagai sebuah peluang usaha yg menjanjikan dan akan mendapatkan
keuntungan yg sebesar-besarnya, hal itu merupakan harapan utk anda yg menekuni bisnis.Bahwa
pengertian peluang usaha itu, esensinya adalah asas manfaat. Semua kondisi yg di tawarkan
kepada anda, adalah penawaran terhadap sebuah aktifitas bisnis yg pantas utk anda geluti dan
tentu saja bisa memberikan keuntungan yg luar biasa kepada anda.
Dgn catatan, jika peluang usaha yg dimaksud benar-benar di manfaatkan dan di kemas
sedemikian rupa sehingga bisa memberikan manfaat yg di harapkan.
Lalu bagaimana jika hal itu berlaku sebaliknya. Dgn menggunakan logika terbalik. Bahwa
tidak semua peluang usaha yg anda anggap tepat, benar-benar bisa klop dgn apa yg anda
harapkan.
Karena perlu juga di garis bawahi, bahwa pengertian peluang usaha adalah sebuah ruang
kreasi yg independent dan mandiri. Dan bukanlah sebuah kegiatan yg ikut-ikutan demi
mengikuti sebuah trend dan gaya hidup semata.
contohnya ada teman anda yg berbisnis XX anda ikutan juga bisnis XX. karena menurut
teman anda, bisnis yy adalah Peluang Usaha! Bisnis ini sangat menjanjikan dan prospektif.
Padahal belum tentu bisnis XX cocok dgn anda.
Apabila anda ingin berjualan suatu produk, apakah anda akan berjualan di tempat yg tidak
ada pesaingnya? Atau anda akan berjulan berdekatan dgn pedagang lain yg produknya serupa
dgn produk milik anda?
Sebab masih banyak yg berpendapat bahwa saya ingin berjualan produk tertentu, karena
disini belum ada orang yg menjual produk tertentu tersebut.
Jika anda ingin berjualan computer, dimana tempat berjualan yg anda pilih. Apakah
berjualan di glodok yg notabene semua pedagang disitu berjualan computer. Atau anda akan
berjualan di tanah abang, yg rata-rata pedagang disana berjualan baju-baju grosiran
2.2 Menemukan Peluang Usaha
Peluang usaha bersumber dari adanya kebutuhan dari individu atau masyarakat. Oleh
karena itu jika ingin mulai mewujudkan berwirausaha, hendaknya terlebih dahulu menjawab
pertanyaan” “Apakah yang menjadi kebutuhan masyarakat atau kebanyakan anggota masyarakat
saat ini atau di masa yang akan datang?”. Untuk memahami kebutuhan masyarakat diperlukan
suatu diagnosa terhadap lingkungan usaha secara keseluruhan, yang meliputi faktor ekonomi,
politik, pasar, persaingan, pemasok, teknologi, sosial dan geografi. Lingkungan usaha senantiasa
berubah setiap saat, bahkan perubahan-nya cukup pesat dan seiring dengan itu terjadi pula
perubahan kebutuhan masyarakat. Untuk menemukan peluang usaha yang prospektif seharusnya
kita sebagai wirausahawan senantiasa mencari informasi yang terkait dengan perubahan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Sumber informasi dapat diperoleh dari instansi/lembaga
pemerintah, media massa, pasar atau mungkin melalui wawancara dengan konsumen. Jadi,
peluang senantiasa ada karena perubahan-perubahan terus berlangsung baik di tingkat individu,
maupun ditingkat masyarakat. Kemampuan kita melihat peluang sangat tergantung dari
informasi yang kita peroleh tentang faktor lingkungan usaha.
Berangkat dari pertanyaan di atas dengan memanfaatkan potensi diri kita, maka dalam
menemukan peluang usaha yang cocok, kita dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan in-side-out (dari dalam ke luar) bahwa keberhasilan akan dapat diraih dengan
memenuhi kebutuhan yang ada saat ini.
b. Pendekatan out-side-in (dari luar ke dalam) bahwa keberhasilan akan dapat diraih dengan
menciptakan kebutuhan
Cara memilih dan menentukan peluang usaha Ada banyak peluang usaha di sekitar kita dan
banyak juga dari peluang itu adalah penipuan. Berikut adalah beberapa saran tentang bagaimana
untuk memilih atau menemukan peluang yang baik.
1. Lupakan apa pun yang menjanjikan uang besar dengan sedikit atau tidak bekerja sama
sekali. Sebuah peluang usaha yang dapat diandalkan akan menunjukkan bagaimana Anda bisa
bekerja keras untuk membangun penghasilan tetap. Mengharapkan untuk memperoleh beberapa
ratus sebulan untuk kerja paruh waktu. Jika Anda bersedia untuk menempatkan diri Anda ke
kesempatan penuh waktu, Anda dapat berharap untuk akhirnya mendapatkan pendapatan yang
cukup besar dengan mudah dapat melebihi apa yang dapat Anda peroleh dengan pekerjaan tetap.
2. Kesempatan datang dan pergi. Sebagian besar program-program baru hilang dalam waktu
tiga tahun. Sejumlah orang telah bekerja selama berbulan-bulan untuk mendapatkan
bersenandung organisasi mereka hanya untuk melihat perusahaan keluar dari bisnis. Mencari
perusahaan yang masih baik setelah setidaknya lima tahun.
3. Pastikan Anda memiliki produk atau layanan yang kompetitif di pasar. Tidak peduli berapa
banyak hype emas menyertai sebuah produk, Anda tidak bisa menjual jika lingkungan pelanggan
Anda menawarkan sesuatu yang lebih baik pada harga yang lebih rendah.
4. Waspadalah terhadap kesempatan yang menjanjikan kekayaan kepada Anda.
5. Cari kesempatan yang akan membiarkan Anda menggabungkan cara pintar berpromosi di
internet dengan kesempatan untuk menjual ke teman-teman dan tetangga, Anda akan tetap
membuat sebagian besar penjualan Anda kepada orang-orang di komunitas Anda.
6. Akhirnya, ini adalah yang paling penting, pilihlah peluang bisnis yang Anda benar-benar
percaya. Anda dapat dengan mudah menjual kepada siapa pun selama Anda benar-benar yakin
bahwa produk atau jasa adalah memiliki nilai yang sangat baik. Bergabunglah dengan sebuah
perusahaan besar dan nyata yang akan membuat Anda bangga untuk menunjukkan produk
mereka ke teman-teman terbaik Anda.
 Bagaimana Mencari Peluang Usaha?
Peluang usaha sangat banyak disekitar kita. Mulai dari usaha bermodal dengkul sampai
usaha yang memerlukan modal tidak sedikit. Dari usaha jual obat dipinggir jalan sampai jual
obat di mall dan apotek. Jadi janganlah Anda berpikir saya belum berusaha karena belum ada
peluang. Padahal pada umumnya dikarenakan Anda tidak siap atau tidak sigap. Untuk
mudahnya, marilah kita lihat disekitar keliling kita sumber-sumber peluang usaha untuk kita
kenali, pelajari dan kita kembangkan lebih lanjut, sehingga kita mempunyai beberapa pilihan
usaha yang kita minati dan sesuai kemampuan kita.  Beberapa sumber peluang usaha misalnya
 Buku daftar telepon. Biasa juga disebut buku kuning yang memuat daftar produk
atau jasa yang berhubungan dengan usaha kecil. Misalnya Anda berminat dengan
perkebunan, maka Anda akan mendapatkan semua klasifikasi yang berhubungan
dengan berkebun seperti jenis bunga, arsitek penataan kebun, obat-obatan untuk
tanaman dll. Buat daftar mana saja yang Anda sukai
 Koran & Majalah. Anda dapat berlangganan koran atau tabloid yang sering
menginformasikan berbagai ide dan peluang usaha, dan juga iklan-iklan yang
menawarkan kerja sama dll. Jika Anda membacanya, pikirkanlah peluang bisnis
yang ada atau kecenderungan usaha yang mungkin dapat Anda kembangkan lagi.
 Hobi & bepergian. Kapan saja Anda bepergian lihat sekeliling dimana Anda
berada. Toko-toko pakaian, makanan, bengkel, kerajinan, mebel dan lain
sebagainya. Jika Anda menemui sesuatu yang menarik, cobalah Anda tanya dan
berdiskusi dengan pemilik usaha tersebut, darimana produknya disuplai, apa
usahanya cukup maju, apakah barang yang Anda lihat banyak peminat atau tidak
dll. Tehnik bertanyanya terserah Anda, apa pura-pura membeli, menawar, memuji
keindahannya, komentar kok pelanggannya banyak dlsb
 Kunjungi Toko Buku. Toko buku selain tempat untuk membeli berbagai buku
bacaan atau keperluan sekolah. Namun banyak juga toko buku yang menjual buku
berbagai ide usaha. Coba anda lihat-lihat atau minta catalog buku. Mungkin saja
ada buku yang memberi ide usaha untuk Anda lakukan. Untuk mudahnya agar tidak
semua buku Anda borong, sebaiknya catat saja dahulu judul-judul yang
memberikan ide usaha kepada Anda. jika Anda sudah menyeleksi dan mempunyai
beberapa pilihan yang paling mendekati keinginan Anda, barulah dibeli.
 Teman atau kenalan. Bersilahturahmi kepada teman-teman adalah pekerjaan yang
baik sekali dan dianjurkan oleh agama islam. Beritahu mereka tentang minat Anda
mencari produk atau usaha tertentu. Tanyakan pada mereka apa yang mereka
lakukan. Kalau mereka bergelut dalam dunia bisnis tanyakan bagaimana kondisi
terakhir dunia perbisnisan, tanyakan bagaimana mereka memulai bisnis, bagaimana
rencana masa depan , bagaimana mereka menilai kebutuhan pasar. Jika usaha yang
Anda minati ada diantara mereka, cobalah dekati mereka lebih dalam, misalnya
ajak mereka makan siang atau malam, bertamu kerumahnya, berkunjung ketempat
usahanya dll..
 Masih banyak sumber-sumber informasi peluang yang bisa Anda jajaki, misalnya
perpustakaan, distributor, pedagang grosir, pasar, mall, pelanggan dari suatu
perusahaan, berbagai ekspor/import, jasa informasi produk lisensi, internet,
pameran, bazar, seminar, supermarket dll.
 Ingat, agar usaha mencari peluang usaha ini tidak sia-sia, maka setiap ada jenis
usaha, jasa atau produk yang Anda temui dan minati, semua itu harus dicatat.
Kemudian suatu saat kita lakukan beberapa ketentuan atau kriteria untuk segera
mengambil keputusan yang paling tepat atau mendekati pilihan Anda.
 Kriteria Memilih Peluang Usaha
Jika Anda sudah mempunyai daftar beberapa peluang usaha yang sudah Anda survey
dengan baik. Maka sudah waktunyalah Anda untuk menentukan pilihan usaha apa yang akan
Anda lakukan. Sebelum Anda menentukan peluang usaha apa, maka cobalah beberapa kriteria
analisis ini disimak dahulu untuk memudahkan peluang usaha mana yang akan Anda pilih :
1. Analisa Modal. Berapa besar modal yang diperlukan untuk bisnis tersebut. Berapa modal
yang Anda miliki. Kalau masih kurang, adakah modal lain.
2. Analisa Penghasilan. Berapa besar keuntungan yang bisa diperoleh dari usaha tersebut.
Berapa besar kebutuhan hidup Anda. Kalau masih kurang, masih bisakah cari tambahan lain.
3. Analisa Sektor Usaha. Apakah sektor ini merupakan salah satu keinginan Anda. Beri
urutan, dimana usaha yang paling Anda minati diurutan atas.
4. Analisa Jam Kerja. Apakah usaha ini akan menyita habis waktu Anda dan keluarga Anda.
Atau waktunya normal (jam 08 s/d jam 17), atau waktunya bisa Anda atur sendiri. Tujuh hari
atau lima hari seminggu atau terserah Anda untuk mengaturnya berapa hari perminggu.
5. Analisa prospek. Pelajari keadaan usaha sejenis tersebut saat ini dan masa depan.
Dari sekian daftar usaha, mana yang paling memberikan prospek baik saat ini maupun
masa depan. Dan masih banyak lagi ktritea lain yang Anda sendiri bisa tentukan. Setelah itu
buatlah daftar peluang usaha apa saja yang Anda temukan sesuai dengan kemampuan diri Anda

2.3 Memilih Lapangan Usaha dan Mengembangkan Gagasan Usaha


Setelah mengetahui kebutuhan masyarakat dan berhasil menemukan berbagai lapangan usaha
dan gagasan usaha, maka langkah berikutnya adalah menjawab pertanyaan: “Manakah di antara
lapangan usaha dan gagasan-gagasan usaha tersebut yang paling tepat dan cocok untuk saya?”
Pertanyaan ini sangat tepat, mengingat setiap orang memiliki potensi diri yang berbeda-beda.
Tentunya dalam memilih lapangan usaha dan mengembangkan gagasan usaha, kita perlu
menyesuaikan dengan potensi diri yang kita miliki. Kekeliruan dalam memilih yang disebabkan
karena ketidakcocokan atau Ketidaksesuaian pada akhirnya akan mendatangkan kesulitan atau
bahkan kegagalan di kemudian hari.
Telah banyak fakta yang dapat dikemukakan, bahwa masih banyak wirausaha-wan yang
memulai usahanya dengan melihat keberhasilan orang lain dalam menjalankan usahanya (latah
atau ikut-ikutan). Pada hal belum tentu orang lain berhasil dalam suatu lapangan usaha, kita juga
dapat berhasil dengan lapangan usaha yang sama. Mungkin saja orang lain berhasil karena
potensi diri yang dimilikinya cocok dengan lapangan usaha tersebut dan kemampuan dia untuk
mengakses informasi terkait dengan usaha yang dijalankannya. Bisa saja kita mengikuti orang
yang telah berhasil dalam suatu lapangan usaha, namun kita perlu memiliki nilai lebih dari aspek
kualitas yang kita tawarkan kepada konsumen. Namun kemampuan menawarkan aspek kualitas
yang lebih tetap juga terkait dengan potensi diri yang kita miliki.
Olehnya itu, dalam memilih lapangan usaha yang akan kita geluti, perlu dipertimbangkan
hal-hal berikut:
a. Usaha yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita.
b. Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini masih
menguntungkan, atau lapangan usaha yang menguntungkan saat ini belum tentu menguntungkan
di masa yang akan datang.
c. Lapangan usaha yang berkembang baik di suatu daerah, belum tentu dapat berkembang
dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya.
d. Berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dalam memilih lapangan usaha,
kita perlu kembali melihat dan mengkaji kondisi internal kita dan kondisi eksternal dimana usaha
kita jalankan, karena faktor internal dan eksternal ini akan sangat menentukan kesuksesan kita
dalam menjalankan usaha.
Faktor internal yang dimaksud seperti penguasaan sumberdaya (lahan, bangunan, peralatan
dan finansial), penguasaan teknis atau keterampilan, penguasaan manajemen dan jejaring sosial
yang kita miliki. Sedangkan faktor eksternal seperti peraturan pemerintah, tingkat permintaan
dan penawaran, persaingan, resiko dan prospek ekonomi baik lokal, regional, nasional maupun
global.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menentukan peluang usaha dan mengembangkan gagasan usaha, haruslah mengetahui
kebutuhan masyarakat. Setelah menemukan beberapa peluang hendaklah memilih peluang yang
cocok dengan gagasan kita
3.2 Saran
Untuk tambahan dalam menemukan peluang usaha dan mengembangkan gagasan usaha
diperlukan sikap teliti, cermat, berkemauan keras, dan berani ambil resiko. Agar usaha yang akan
anda kembangkan dapat berguna bagi kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Daniels, Aubrey C. 2005. Maximum Performance: Sistem Motivasi Terbaik bagi Kinerja
Karyawan. Jakarta; Bhuana Ilmu Populer.
Meredith, G.G. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Binaman
Presindo.
Nierenberg, Gerald I.. & Hendry H. Calero. 2008. Membaca Pikiran Orang Seperti
Membaca Buku. Jogjakarta: Think.
Tantri, Francis Dr. 2011. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

.
POIN 4

Analisis Kebutuhan Pasar/ Konsumen


MAKALAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang aspek pasar studi kelayakan bisnis islam merupakan sebuah inti dari
sebuah rancangan dalam studi kelayakan bisnis islam, karenanya yang berkaitan dengan
permintaan pasar terhadap produk yang merupakan dimana ini berkaitan langsung dengan
adanya penyediaan produk dari sebuah usaha yang akan dibangun. Dengan kata lain aspek pasar
itu adalah sebuah upaya dalam mengetahui besarnya permintaan pasar yang akan di terima
masyarakat yang akan diterima dari masyarakat sekaligus juga untuk menempatkan posisi yang
menguntungkan bagi proyek yang akan dijalankan. Oleh karenanya dalam memahami aspek
pasar yang lebih mendalam dan baik lagi sehingga disini akan di berikan poin poin penting.
alam analisis pasar juga terdapat aspek yang sangat penting. Dengan adanya analisi pasar
para pengkonsumsi maupun yang terjadi dipasar akan lebih mengerti akan adanya kesenjangan
dalam melakukan transaksi pemasaran. Menjadi lebih baik dalam mengelola pasar dan segala
urusan tentang pasar itu sendiri. Melakukan analisis aspek pasar adalah bagian penting dari
setiap pengembangan atau pembukaan sebuah usaha. Mengetahui nilai profitabilitas bisnis
melalui analisis pasar dan pemasaran adalah variable penting untuk menunjang keputusan
berbisnis.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian analisis pasar?
b. Bagaimana ruang lingkup analisis pasar?
c. Bagaimana tujuan dari analisis pasar ?
d. Bagaimana faktor yang mempengaruhi analisis pasar?
e. Bagaimana aspek dalam analisis pasar ?
f. Bagaimana langkah-angkah dalam melakukan analisis pasar
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian analisis pasar.
b. Untuk mengetahui ruang lingkup analisis pasar.
c. Untuk mengetahui tujuan dari analisis pasar
d. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi analisis pasar
e. Untuk mengetahui beberapa aspek dalam analisis pasar.
f. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan analisis pasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Pasar


Analisis berasal dari kata bahasa inggris, yaitu analysis yang berarti memisahkan,
pemeriksaan, yang teliti dan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan mempelajari berbagai
masalah pasar. Sedangkan pasar merupakan arena atau tempat pertukaran dalam bentuk fisik
atau tidak, sebagai tempat berkumpulnya atau bertemunya para penjual dan pembeli yang
memungkinkan terlaksananya pertukaran. Jadi analisis pasar adalah suatu penganalisisan atau
penyelenggaraan untuk mempelajari berbagai masalah pasar. Analisis pasar akan menyangkut
lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya pasar dan karakteristik pasar.

B. Ruang Lingkup Analisis Pasar

Pengambilan suatu keputusan tentang produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan,
diawali dengan adanya analisis pasar. Dalam hal ini, analisis pasar adalah merupakan bagian
integral pada prosedur yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Dengan adanya analisis pasar,
akan memberikan kemungkinan para manajer pemasaran unuk mengidentifikasikan kebutuhan
dan keinginan para konsumen/para pembeli barang dan jasa. Selain itu, dengan adanya analisis
pasar akan membuka kesempatan bagi manajer pemasaran untuk memperkenalkan barang baru
atau untuk mengubah, memperbaiki, melengkapi barang yang dibuatnya.
Ruang lingkup analisis pasar, pada dasarnya mencakup permasalahan tentang:
1. Pengumpulan data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.
2. Penafsiran data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.
3. Penyimpulan data dan fakta yang berhubungan dengan bidang pemasaran.
4. Pengendalian dalam bidang pemasaran.
Sedangkan secara umum, ruang lingkup analisis pasar itu mencakup permasalahan tentang:
1. Barang dan jasa yang dipasarkan
Barang-barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan, berdasarkan analisis pasar yaitu:
a. Jenis dan sifat barang,
b. Kuantitas dan kualitas barang,
c. Warna dan ukuran barang,
d. Merek dan harga barang,
e. Desain dan model barang,
f. Barang-barang industri dan konsumsi.

2. Letak pasar, sifat dan karakteristik pasar


Seorang manajer pemasaran harus mengetahui tentang letak pasar, berikut sifat dan
karakteristik pasar yang akan dituju. Dalam hal ini, agar manajer pemasaran memudahkan
melaksanakan target market, market strategy dan segmentasi pasar.
3. Organisasi pembelian
Disini, seorang manajer pemasaran harus mengetahui siapa yang membeli barang, siapa
yang menggunakan barang, siapa yang paling berpengaruh didalam pembelian barang dan lain
sebagainya.
4. Kegiatan pembelian
Didalam kegiatan pembelian, meliputi dari siapa pembelian barang dilakukan, dimana
pembelian barang dilakukan, berapa harganya barang, berapa banyaknya barang yang dibeli,
bagaimana persyaratan didalam pembelian barang, dan bagaimana cara pembeliannya.
5.Perkembangan pembelian
Didalam analisis pasar, perusahaan harus mengetahui bagaimana perkembangan harganya
barang, bagaimana persediaannya barang, bagaimana keadaan persaingannya, bagaimana
keadaan permintaan dan penawarannya.
6. Saingan perusahaan
Didalam analisis pasar, perusahaan harus mengetahui keadaan persaingannya, apakah ada
saingan yang melakukan tindakan mengejutkan atau adakah saingan yang tidak sehat.
7. Pola pembelian
Didalam anaisis pasar, perusahaan perlu mengetahui dan mengaji kebutuhan dan
keinginan, serta pola pembeliannya. Seperti kita ketahui bahwa pola pembelian para konsumen
dipasar sangat berbeda-beda.

C. Tujuan analisis pasar


Tujuan mengadakan analisis pasar adalah ingin mengetahui, siapa-siapa yang memakai,
menggunakan barang dan jasa, apakah barang-barang tersebut untuk dikonsumsi sendiri atau
dijual kembali.
Tujuan analisis pasar, yaitu :
1. Mengenal lingkungan pasar,
2. Mengenal tipe-tipe pasar,
3. Mengetahui karakteristik pasar,
4. Menentukan keputusan yang tepat,
5. Menghadapi para pesaing,
6. Melaksanakan kebijakan dalam pemasaran,
7. Membuat program dalam bidang pemasaran, dan
8. Mengenal ciri-ciri pasar.

Perencanaan pemasaran perusahaan sangat penting sekali bagi keberhasilan jangka panjang
perusahaan dan sama pentingnya untuk para manajer pemasaran yang mengembangkan strategi
pemasaran yang efektif. Begitu pula mengenai analisis pasar adalah sangat penting didalam
menentukan suatu keputusan yang efektif didalam bidang pemasaran.
Keuntungan perusahaan melaksanakan analisis didalam rangka menggiatkan penjualan
barang-barangnya adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan akan dapat meningkatkan omzet penjualan barangnya.
2. Perusahaan akan memperoleh keuntungan yang akan diharapkannya.
3. Perusahaan dapat meningkatkan produksinya.
4. Efisiensi modal perusahaan dapat ditingkatkan.
5. Piutang-piutang perusahaan waktunya dapat diperpendek.
6. Barang-barang perusahaan yang bersangkutan akan menjadi terkenal
7. Hasil produksi perusahaan yang bersangkutan sangat digemari konsumen.
8. Perusahaan akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
D. Faktor Yang Mempenngaruhi Analisis Pasar
Tingkat frekuensi para konsumen atau para pembeli dalam membeli suatu barang ditandai
dengan sering tidaknya membeli barang dan tergantung pada tingkat konsumsi barang tersebut.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dalam pembelian barang-
barang adalah :
1. Faktor umur
2. Faktor pendidikan
3. Faktor selera
4. Faktor agama
5. Faktor budaya faktor musim

E. Aspek Analisis pasar


Aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:
1. Permintaan, secara total atau terinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar
pemakai, proyeksi permintaan
2. Penawaran, dalam negeri dan impor, perkembangan di masa lalu dan perkiraan di masa
datang, faktor yang mempengaruhi penawaran
3. Harga, perbandingan dengan barang impor, produksi dalam negeri lain, kecenderungan
perubahan harga dan polanya
4. Program pemasaran, strategi pemasaran (marketing mix), siklus kehidupan produk
5. Perkiraan penjualan dan market share yang bisa dikuasai.
Analisa pasar penting untuk memperkirakan berapa penjualan yang bisa dicapai oleh
perusahaan.
Analisis aspek pemasaran Dalam analisis pasar ada beberapa komponen yang harus dianalisis
dan dicermati, di antaranya :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen;
2. Segmentasi pasar
3. Target;
4. Nilai tambah;
5. Masa hidup produk;
6. Struktur pasar
7. Persaingan dan strategi pesaing
Analisi aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar,
pertumbuhan permintaan, dari produk bersangkutan. Hal-hal yang menjadi acuan dalam
menentukan bisnis dari analisis aspek pasar dan pemasaran adalah sebagai berikut:
1.Produk yang dihasilkan harus marketable. Jika tidak ,sebaiknya kegiatan analisis studi
kelayakan dihentikan.
2. Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukan adanya
kenaikan jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali
jika bertujuan objek studi adalah pengembangan.
3. Kandungan material produk tidak mengandung unsure yang dilarang Negara ataupun agama.
Jika ada ditinjau dari aspek hokum, tidak akan direkomendasikan dan harus dihentikan
4. Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar, terutama
yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.

F. Langkah-Langkah dalam Melakukan Analisis Pasar


1. Menentukan pasar relevan (relevant market)
Pasar relevan (relevant market) merupakan serangkaian produk atau jasa di dalam struktur
pasar-produk total (total product market) yang dinilai pihak manajemen sangat penting dan
strategis.
Penentuan pasar relevan meliputi dua langkah pokok:
a. Manajemen berusaha menggambarkan mendefinisikan pasarnya terlebih dahulu.
b. Menggambarkan struktur pasar-produk (product market structure) beserta batas-batas pasar
relevan. Umumnya terdapat beraneka macam produk dan jasa yang bisa dipilih konsumen untuk
memuasakan kebutuhan dan keinginannya. Sebagian besar produk dan jasa memiliki substitusi
langsung dan pilihan alternatif.
Pasar hanya bisa terbentuk manakala ada penjual dan pembeli. Untuk mendefinisikan
sebuah pasar, manajer harus mengidentifikasi kebutuhan pembeli dan produk yang ditawarkan
penjualan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Pada prinsipnya, manajer dapat
mengelompokkan alternatif yang saling bersubstitusi pada berbagai tingkatan:
a. Persaingan Merek/pemasok dalam bentuk produk (product form)
b. Persaingan bentuk produk dalam kelas produk (product class)
c. Persaingan antar kelas produk dalam melayani kebutuhan generik (Generic Needs).
Pasar produk dapat diklasifikasikan menurut 2 kriteria utama, yaitu:
a. Kesamaan atau ketidaksamaan karakteristik atau fungsi produk dalam memuaskan kebutuhan.
b. Pasar juga dapat distruktur berdasarkan kesamaan atau ketidaksamaan dalam hal situasi
pemakaian. Salah satu metode untuk mengidentifikasikan dan mengelompokkan alternative
bentuk produk dan kelas produk adalah menggunakan analisis struktur pasar(market structure
analysis). Metode ini merupakan alat riset pemasaran yang digunakan untuk menentukan tingkat
substitusi diantara serangkaian produk atau merek.
2. Menganalisis permintaan primer untuk pasar relevan
Permintaan primer mencakup permintaan pada level kelas produk (product class level).
Dalam langkah kedua ini, manajer berusaha menggambarkan profil atau karakteristik pembeli
dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelian untuk semua merk dan
produk dalam pasar relevan. Dengan kata lain, manajer berupaya mendiagnosis siapa pembeli
(dan non-pembeli) dalam pasar relevan dan mengapa mereka membeli (atau tidak membeli)
produk.
a. Identifikasi Pembeli
Melalui pengidentifikasian para pembeli yang sudah ada pada bentuk produk atau kelas
produk, manajer dapat memperoleh wawasan atau gambaran mengenai peluang pertumbuhan
potensial di pasar dan sarana komunikasi yang tepat untuk pasarnya.
Identifikasi pembeli dapat dijabarkan kedalam 3 kategori, yaitu:
1) Karateristik pembeli atau pengguna
Ada 3 macam karateristik yang bermanfaat dalam mendeskripsikan pembeli suatu produk atau
kelas produk tertentu yaitu: Lokasi (Geografis), Demografis dan Gaya Hidup.
2) Pusat pembelian
Pusat pembelian untuk suatu produk terdiri dari semua individu yang terlibat dalam
keputusan pembelian. Pada kenyataannya, sering kali pembeli actual bukanlah pengguna produk
atau jasa, bahkan juga bukan pengambil keputusan kunci. Oleh karena itu, manajer harus
mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelian dan memahami kekuatan
pengaruh (power) yang dimiliki oleh masing-masing individu.
3) Perputaran pelanggan (Customer Turnover)
Perputaran pelanggan menunjukan tingkat dimana sebuah organisasi harus mengganti
semua atau sebagian besar individu di pasarnya dikarenakan adanya perubahan karateristik
konsumen. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi perputaran pelanggan antara lain tingkat
mobilitas geografis, tingkat pendidikan dan usia.
b. Kesediaan dan kemampuan untuk membeli
Perusahan tidak dapat menciptakan pelanggan, kecuali perusahaan mampu membuat
pembeli potensial bersedia dan mampu membeli bentuk produk atau kelas produk tertentu. Jika
perusahaan mampu meningkatkan kesediaan dan kemampuan konsumen untuk membeli, maka
permintaan primer dapat ditingkatkan, karena pembeli potensial akan menjadi pelanggan actual
dan atau pelanggan actual menaikkan tingkat pemakaian produk.
3. Menganalisis permintaan selektif dalam pasar relevan
Permintaan selektif adalah permintaan akan merek atau pemasok spesifik dalam pasar
relevan. Dalam menganalisis permintaan selektif, manajer lebih berfokus pada pemahaman atas
pilihan merek atau pemasok didalam pasar relevan. Untuk memeriksa perbedaan-perbedaan,
kebiasaan-kebiasaan para pembeli dan pola pembeliannya, maka seorang manajer pemasaran
harus menerapkan strategi segmentasi pasar.
4. Menetapkan segmen pasar
Dalam langkah ini, manajer memahami berbagai cara untuk mengelompokkan konsumen
kedalam segmen-segmen yang para anggotanya memiliki respon yang sama terhadap program
pemasaran spesifik.
Berikut beberapa ketentuan untuk menetapkan segmentasi pasar yang baik:
a. Segmen mudah di jangkau
Segmentasi pasar haruslah mudah di jangkau sehingga proses pemasaran bisa lebih efektif.
Jika segmentasi pasar sulit di jangkau maka pendistribusian produk pun juga sulit dilakukan.
b. Segmen mudah di ukur
Segmentasi pasar seharusnya bisa diukur dengan jelas sehingga bisa memperkirakan
seberapa besar kemampuan untuk memasuki pasar tersebut sebagai target pemasaran.
c. Sesuai kemampuan pemasar
Segmentasi pasar yang di ukur sesuai kelayakan pemasar maksudnya bisa mengukur
segmentasi pasar sesuai dengan kemampuan pemasaran produk. Jika segmen yang pilih itu
banyak kendalanya maka proses pemasaran tidakakan berjalan dengan mulus.
5. Menilai persaingan
Manajer menilai produk/mereknya dibandingkan dengan tawaran dari pada pesaingnya.
Manajer harus mencermati persepsi konsumen terhadap produk/mereknya dibandingkan para
pesaing. Salah satu cara efektif untuk mendapatkan informasi penting mengenai pesaing adalah
melalui competitive intelligence.
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Analisis pasar adalah suatu penganalisisan atau penyelenggaraan untuk mempelajari
berbagai masalah pasar. Analisis pasar akan menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya
pasar dan karakteristik pasar. Pengambilan suatu keputusan tentang produk yang akan dipasarkan
oleh perusahaan, diawali dengan adanya analisis pasar.
Tujuan mengadakan analisis pasar adalah ingin mengetahui, siapa-siapa yang memakai,
menggunakan barang dan jasa, apakah barang-barang tersebut untuk dikonsumsi sendiri atau
dijual kembali. Perencanaan pemasaran perusahaan sangat penting sekali bagi keberhasilan
jangka panjang perusahaan dan sama pentingnya untuk para manajer pemasaran yang
mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Tingkat frekuensi para konsumen atau para pembeli dalam membeli suatu barang ditandai
dengan sering tidaknya membeli barang dan tergantung pada tingkat konsumsi barang tersebut.
Analisa pasar penting untuk memperkirakan berapa penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan.
Analisi aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, dari produk bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

http://agusbaktiono.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/Marketing-8-Analisis-Situasi.pdf
Jumingan. 2009. “Studi Kelayakan Bisnis”. Jakarta: Bumi Aksara
http://maryamkim177.blogspot.com/2014/03/analisis-pasar.html
http://www.depkop.go.id/cipsed.com/Tech-Docs/3/to-upload-ind/analisa-pasar.pdf
POIN 5

STRATEGI PEMASARAN
MAKALAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pemasaran merupakan salah satu cara dalam mengenalkan produk kepada
konsumen, dan hal ini menjadi penting karena akan berhubungan dengan laba yang akan dicapai
oleh perusahaan. Strategi pemasaran akan berguna secara optimal bila didukung oleh
perencanaan yang terstruktur baik dalam segi internal maupun eksternal perusahaan.
Dalam ilmu pemasaran, sebelum melakukan berbagai macam promosi atau pendekatan
pemasaran lainnya, perusahan harus terlebih dahulu membidik pasar atau segmen secara jelas.
Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan oleh gagalnya perusahaan
mendefenisikan pasar yang dituju dan bagaimana potensinya. Dengan banyaknya jumlah
konsumen dan keanekaragaman keinginan pembelian menyebabkan perusahaan tidak dapat
memasuki semua segmen pasar, perusahaan harus dapat mengidentifikasi segmen pasar yang
dapat dilayani paling efektif, yaitu dengan melakukan penelitian segmentasi.

Rumusan masalah
 Apa yang dimaksud pemasaran?
 Apa yang dimaksud strategi ?
 Jelaskan Macam-macam strategi pemasaran?
Tujuan
1.untuk memenuhi tugas yang telah di berikan.
2. Agar dapat mengetahui pentingnya strategi dalam memasarkan produk
3. Dapat memahami lebih detail tentang strategi pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian strategi pemasaran
Dapat di klarifikasikan bahwa, Pengertian Strategi. Strategi adalah proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi. Disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam artian
khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggandimasadepan.
Pemasaran adalah suatu kegiatan dalam perekonomian yang berfungi membantu
menentukan nilai ekonomi dimana nilai ekonomi disini berupa harga barang dan jasa. Penentuan
nilai harga barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh tiga faktor kunci yaitu produksi, pemasaran
dan konsumsi. Oleh karena itu pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan
konsumsi seperti yang dikemukakan oleh Joseph P. Cannon dalam bukunya A Global.
Yang dimaksud dengan strategi pemasaran ialah suatu pengambilan keputusan tentang
biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan
lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Atau pengertian strategi pemasaran lainnya
adalah suatu pola fundamental, dimana adanya suatu perencanaan pemasaran, pengarahan
sumber daya, serta interaksi dengan pasar, pesaing, konsumen dan lain sebagainya. selain itu,
dalam suatu strategi pemasaran ada baiknya untuk mempertimbangkan tujuan dari pemasaran,
pasar yang diincarnya dan bagaimana mengelola sumberdaya dengan efektif dan efisien.
1. strategi produk
Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang
berkaitan dengan produk yang dipasarkannya dan juga berhubungan pula dengan hal-hal lain
atau atribut lain yang melekat pada produk tersebut. Hanya dengan kepuasaan konsumen maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan, jadi kepusan konsumen haruslah menjadi dasar
utama bagi perencanaan strategi produk. Dengan demikian produsen atau penjual harus
menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam strategi produk yang perlu
di ingat adalah yang beerkaitan dengan produk secara utuh, mulai dari nama produk, bentuk, isi ,
atau pembungkus.
Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
ataupun organisasi. Produk yang berhasil berarti produk yang dapat benar-benar memenuhi
kebutuhan dan keinginan atau selera konsumennya. Sebaliknya produk yang gagal adalah produk
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan serta selera konsumennya. Keberhasilan suatu produk
diukur dari kemampuan produk itu untuk memenuhi kebutuhan sejumlah manusia yang cukup
luas. Jadi dengan kata lain harus mampu memperoleh keberhasilan ekonomis yang tinggi. Suatu
produk yang baru yang akan berhasil serta akan mulai diperkenalkan atau dilansir (lounching the
new product) haruslah direncankan dengan teliti agar nantinya dapat menjadi produk yang
berhasil. Keberhasilan itu akan sangat ditentukan oleh sifat-sifat yang terkandung dalam produk
tersebut baik sifat yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Sifat-sifat produk tersebut
merupakan komponen-komponen yang membentuk disebut dengan atribut produk, yang dapat
berupa bentuknya yang manis, daya tahannya yang tinggi, warnanya yang menarik, ataupun
mereknya yang sudah terkenal bahkan bisa saja berupa pelayanan purna jual yang berupa service
atau reparasinya dsb. Keberhasilan dari suatu produk baru yang mulai diperkenalkan atau
diintroduksikan di pasar dapat memakan waktu yang lama akan tetapi ada pula yang cepat
dikenal dan disenangi konsumen. Perjalanan hidup suatu produk dari mulai diperkenalkan
sampai mati itu disebut “siklus hidup produk” atau “daur hidup produk” atau “product life cycle”
2. Menentukan Logo dan Motto
Logo merupakan cirri khas suatu perusahaan produk, sedangkan motto merupakan
serangkaian kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. Baik logo
maupun motto harus di rancang secara baik dan benar. Dalam menemukan logo dan motto perlu
beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Harus memiliki arti ( dalam arti positif )
2. Harus menarik perhatian
3. Harus sudah di ingat.
4. Menciptakan merk
Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang di
tawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, symbol,desain, atau
kombinasi dari semuanya. Agar merek mudah di kenal masyarakat, menciptakan merek harus
mempertimbangkan factor-faktor berikut:
1.Mudah di ingat
2. erkesan hebat dan modern
3. Memiliki arti ( dalam arti positif )
4. Menarik perhatian.
5. Menciptakan kemasan
Kesamaan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasan pun harus
memenuhi berbagai persyaratan, seperti:
 Kualitas kemasan ( tidak mudah rusak )
 Bentuk atau ukuran termasuk desain menarik
 Warna menarik
 Dsb
3. Keputusan Label
Label merupakan sesuatu yang di letakkan pada produk yang di tawarkan dan merupsksn
bsgisn dari kemasan. Di dalam label harus di jelaskan:

 Siapa yang membuat


 Dimana di buat
 Kapan di buat
 Cara menggunakannya
 Waktu kadaluarsa
 Dan informasi lainnya.
1. Strategi Harga
Setelah produk berhasil di ciptakan dengan segala atributnya, langkah selanjutnya adalah
menentukan harga produk. Pengertian harga adalah sejumlah nilai (dalam mata uang )yang harus
di bayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang di tawarkan. Penentuan
harga adalah salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga sangat
penting di perhatikan mengingat harga merupakan salah satulaku tidaknya produk dan jasa yang
di tawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang
ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut dipasar.
Adapun tujuan Penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sbb:
1. Untuk bertahan hidup
Jika tujuan perusahaan dalam menentukan harga adalah untuk bertahan hidup, penentuan
harga di lakukan semurah mungkin. Tujuannya adalah agar produk atau jasa yang di tawarkan
laku dipasaran dengan harga murah, tetapi dalam kondisi yang menguntungkan.
2. Untuk memaksimalkan laba
Penentuntuan harga bertuuan agar penjualan meningkat, hingga laba menjadi maksimal.
Penentuan harga biasanya dapat di lakukan dengan harga murah atau tinggi.
3. Untuk memperbesar market share
Maksudnya adalah untuk memperluas atau memperbesar jumlah pelanggan.penentuan
harga yang murah di harapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan dan pelanggan pesaing
beralih ke produk yang di tawarkan.
4. Mutu produk
Tujuuan penentuan harga dan pertimbangan mutu produk adalah untuk memberikan kesan
bahwa produk atau jasa yang di tawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari
kualitas pesaing. Biasanya harga di tentukan setinggi mungkin karena masih ada anggapan
bahwa produk yang harganya lebih tinggi di banding harga pesaing.
5. Karena pesaing
Penentuan harga dengan melihat harga pesaing bertuan agar harga yang di tawarkan lebih
kompetitif di bandingkan harga yang di tawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi harga pesaing
untuk produk tertentu atau sebaliknya bias lebih redah.
Menentukan besarnya harga berdasarkan angka, di mana besarnya nilai harga yang harus di
pasang tentu di sesuaikan dengan tujuan penentuan harga.Beberapa metode dalam penentuan
suatu harga produk.
1. Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan menentukan menurut hal-hal
berikut.
2. Menurut pelanggan
Harga di bedakan berdasarkan pelanggan utama (primer) atau pelanggan biasa (sekunder).
Pelanggan utama adalah konsumen yang loyal dan memenuhi kretaria yang telah ditetapkan.
Penentuan harga untuk pelanggan utama biasanya relatif lebih murah.
 .Menurut bentuk produk
Harga di tentukan berdasarkan bentuk atau ukuran produk atau kelebih-lebihan yang dimiliki
oleh suatu produk. Misalnya, untuk kartu kredit ada master card dan visa card.
 Menurut tempat

Harga di tentukan berdasarkan lokasi atau wilayah di mana produk atau jasa tersebut
di tawarkan. Hal ini dilakukan karena setiap wilayah dan daerah memiliki wilayah atau
daerah memiliki daya lebih dan kondisi pesaing tersendiri.

 Menurut waktu

Harga ditentukan berdasarkan periode atau masa tertentu. Harga tersebut dapat
berubah pada jam-jam tertentu (telepon), hari-hari tertentu (untuk hotel dari sabtu dan
minggu) dan minggu atau bulan-bulan tertentu (musiman).

1.Pemnerapan harga untuk produk baru

2. Market skimming pricing

 Strategi Tempat dan Distribusi

Berikut ini akan di bahas bagaimana strategi perusahaan dalam mendistribusikan barangnya,
mulai dari pabrik atau produsen sampai ke tangan konsumen.

Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya, mulai dari perusahaan sampai ke
tangan kunsumen akhir. Distribusi dapat pula di artikan sebagai cara menetukan metode dan jalur
yang akan di pakai dalam menyalurkan produk kepasar. Pendek atau panjangnya jalur yang di
gunakan perlu di pertimbangkan secara matang.

Strategi ditribusi penting dalam upaya perusahaan melayani konsumen tempat sasaran.
Keterlambatan dalam penyaluran mengakibatkan perusahaan kehilangan waktu dan kualitas
barang serta diambilnya kesempatan oleh pesaing. Oleh karena itu, perusahaan harus
memiliki strategi untuk mencapai target pasar dan penyelenggaraan fungsi didistribusikan
berbeda-beda.
Perlu kita ketahui bahwa saluran distribusi memilki fungsi tertentu. Fungsi-fungsi tersebut
menujukkan betapa pentingnys strategi distribusi bagi peruasahaan. Adapun fungsi saluran
distribusi adalah sebagai berikut.
1.Fungsi transaksi
Adalah fungsi yang meliputi bagaimana perusahaan menghubungi dan mengomunisasikan
produknya dengan calon pelanggan. Fungsi ini membuat mereka sadar menghadap produk yang
telah ada dan menjelaskan kelebihan serta manfaat produk tersebut.
2.Fungsi logistik
Merupakan fungsi yang meliputi pengngkutan dan penyortiran barang, termasuk sebagai
tempat penyimpan,memelihara dan melindungi barang. Fungsi penting agar barang yang di
angkut tiba tepat waktu dan tidak rusak atau cepat busuk.
3.Fungsi fasilitas
Meliputi penelitian dan pembiayaan.pemnelitian yakni mengumpulkan informasi tentang
jumlah anggota saluran dan pelanggan lainnya.pembiayaan adalah memastikan bahwa anggota
saluran tersebut mempunyai uang yang cukup guna memudahkan aliran barang melalui saluran
distribusi sampai ke konsumen akhir.
Dalam strategi saluran distribusi terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan.
Strategi yang di jalankan tersebut akan memberikan banyak manfaat dalam berbagai hal, seperti:
1.Melayani konsumen secara cepat
2.Menjaga mutu produk agar tetap stabil
3.Menghemat biaya;
4.Menghindari pesaing.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi strategi distribusi tersebut.
1.Pertimbangan pembeli atau faktor pasar
Karakteristik pelanggan mempengaruhi keputusan apakah perlu menggunaka suatu
pendekatan distribusi langsung. Perusahaan harus mempertimbangkan jumlah dan frekuensi
pembelian; sasaran pelanggan, apakah sasarannya pasar konsumen atau pasar industri; serta
lokasi geografis dan ukuran pasar.
2.Karakteristik produk
Produk yang kompleks, dibuat khusus, dan mahal cenderung menggunakan saliuran
distribusi yang pendek dan langsung. Daur hidup produk juga menentukan pilihan saluran
distribusi. Pada tahap awal pembuatan, produk dijual secara langsung, tetapi dalam
perkembangannya dapat digunakan jasa perantara. Kepekaan produk, produk yang tidak tahan
lama memerlukan saluran distribusi yang pendek.
3.Faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan keuangan
Produsen yang memiliki sumber memiliki sumber daya keuangan, manajerial, dan
pemasaran yang besar lebih baik menggunakan saluran langsung. Sebaliknya, perusahaan yang
kecil dan lemah lebih baik menggunakan jasa perantara.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Strategi pemasaran merupakan suatu cara untuk memasarkan produk yang dihasilkan agar
produk tersebut dapat menarik calon pembeli. Strategi pemasaran BaramaIntercity Tour&Travel
mempunyai peranan penting dalam pemasaran, guna mencapai target penjualan paket wisata
yang diiginkan. Strategi pemasaran yang ditetapkan Barama Intercity Tour &Travel yaitu:
1. Menganalisa pasar agar produk paket wisata yang dijual dapat sesuai dengan segmentasi
pasar yang akan dituju.
2. Menetapkan harga paket wisata sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan,
namun tetap mengingat segmentasi pasar yang dituju (disesuaikan dengan konsumen).
3. Melakukan pemasaran secara langsung. Pemasaran secara langsung yaitu dengan
melakukan personal selling dan sales call misalnya menawarkan paket wisata ke sekolah,
universitas, instansi pemerintahan, atau perusahaan

2. SARAN.

Apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami membutuhkan


kritik dan saran dari teman-teman semua yang bersifat membangun, agar
makalahini lebih baik dan menjadi lebih sempurna. Dan juga dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya dalam  memahami strategi pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai