Sehat Jiwa Lansia
Sehat Jiwa Lansia
Disusun Oleh :
KELOMPOK CAPLAN
A. LATAR BELAKANG
Sasaran utama pembangunan kesehatan adalah perilaku hidup
sehat, manajemen pembangunan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat
pada saat ini diharapkan adalah bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadi penyakit serta melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi aktif dalam kesehatan
masyarakat. (Kemenkes RI, 2010). Lansia merupakan seseorang yang sudah
berumur diatas 60 tahun. Secara biologis, lansia mempunyai ciri-ciri yang
dapat dilihat secara nyata pada perubahan-perubahan fisik dan mentalnya.
Proses ini terjadi secara alami yang tidak dapat dihindari dan berjalan secara
terus menerus (Nugroho, 2010).
Usia lanjut adalah seseorang yang usinya sudah tua yang
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan. Ada berbagai kriteria
umur bagi seseorang yang dikatakan tua (Yusuf,dkk. 2015). Menurut
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998, lanjut usia adalah yang mencapai
seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Sementara
WHO membagi lanjut usia dalam 3 golongan, usia 60-74 disebut sebagai usia
lanjut awal, 75-90 tahun disebut lanjut usia menengah dan usia 91 tahun
keatas disebut lanjut akhir usia (Papalia, 2008).
Menurut World Health Organization (WHO, 2015) jumlah lansia pada
tahun 2015 sebanyak 12.3%, ditahun 2025 jumlah lansia diproyeksikan
sebanyak 14.9% dan pada 2030 diproyeksikan mencapai 16.4%. jumlah
lansia di ASIA pada tahun 2015 sebanyak 63.4%, diproyeksikan pada tahun
2025 sebanyak 15% dan pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 17.1%.
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66
juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk
lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95
juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Riskesdas, 2017).
1
Berdasarkan data survey penduduk antar sensus (supas) 2015, jumlah
lanjut usia Indonesia sebanyak 21,7 juta atau 8,5%. Dari jumlah tersebut,
terdiri dari lansia perempuan 11,6 juta (52,8%) dan 10,2 juta (47,2%) lanjut
usia laki-laki (BPS, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk
Negara yang akan memasuki era penduduk menua (ageing population), karena
jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah melebihi angka 7,0%.
(Lilis, 2019).
Hasil susenas tahun 2019 memperlihatkan populasi lansia di provinsi
jambi telah mencapai 7,59 persen dari keseluruhan penduduk, selain itu,
terlihat pula bahwa proporsi penduduk 0-4 tahun tidak jauh beda dibandingkan
proporsi 5-9 tahun. Sementara proporsi penduduk produktif 10-44 tahun
terbesar jika dibandingkan kelompok umur lainnya. (Jambi, B. P. (2020)
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologi yang
terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai
mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong, pendengaran
dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang
lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Selain
itu, terjadi juga berupa penurunan kemampuan kognitif seperti lupa,
kemunduran orientasi terhadap ruang waktu, tempat serta tidak mudah
menerima hal/ide baru (Fatmah, 2012). Pertambahan usia lansia dapat
menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, mental, serta perubahan
kondisi sosial yang dapat mengakibatkan penurunan pada peran-peran
sosialnya. Selain itu,dapat menurunkan derajat kesehatan, kehilangan
pekerjaan dan dianggap sebagai individu yang tidak mampu. Hal ini akan
mengakibatkan lansia secara perlahan menarik diri dari hubungan dengan
masyarakat sekitar sehingga dapat mempengaruhi interaksi sosial. (Andreas,
2012).
Melalui interaksi sosial, lansia dapat berpikir positif dan optimis
tentang kehidupan. Interaksi sosial dapat terwujud melalui keanggotaan
dalam sebuah perkumpulan, memelihara keharmonisan dalam keluarga,
melakukan interaksi dengan orang lain, mencegah isolasi, dan promosi
kesehatan mental yang baik serta aktivitas fisik sehingga interaksi sosial
2
dapat dipertahankan (The Australian Psychological Society, 2009 Dalam
Andreas 2012). Interaksi sosial dapat berdampak positif terhadap kualitas
hidup karena dengan adanya interaksi sosial maka lansia tidak merasa
kesepian, oleh sebab itu interaksi sosial harus tetap dipertahankan dan
dikembangkan pada kelompok lansia. Kemampuan lanjut usia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya
berdasarkan kemampuannya bersosialisasi (Noorkasiani, 2012). Memerlukan
interaksi yang baik dan intensif dalam merawat, menghargai dan
mengapresiasi lansia, supaya para lanjut usia merasakan kenyamanan dalam
berbagi cerita hidupnya. Pada dasarnya setiap manusia butuh untuk
didengarkan. Sama halnya dengan lansia butuh orang yang dapat
mendengarkan ceritanya dan paling penting keluarganya yang dapat menjadi
tempat berbagi cerita. Adanya perhatian dari keluarga dapat membuat para
lansia itu menjadi optimis, semangat, bahagia, tenang dalam sosialisasi, dan
interaksi dengan masyarakat. Di dalam masyarakat, lansia juga mempunyai
peranan penting yaitu sebagai guru dari pengalamnnya dalam menyelesaikan
sebuah masalah (Schulz-Allen, 2014).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menambah pemahaman pasien tentang Cara berinteraksi sosial bagi
lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian Interaksi sosial
b. Aspek dan bentuk interaksi
c. Ciri-ciri interaksi sosial
d. Syarat-syarat interaksi sosiasl
e. Situasi sosial
f. Jenis-jenis penyesuaian diri
g. Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial
h. Kelompok sosial
3
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik / Judul Kegiatan
2. Metode
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
3. Media dan alat
1) Peralatan umum
a. Kursi : 10 buah
b. Absen
a) Absen mahasiswa : 1 buah
b) Absen dosen : 1 buah
c) Absen peserta : 1 buah
d) Meja laptop dan LCD : 1 buah
e) Kabel : 1 buah
a. LCD : 1 buah
c. Laptop : 1 buah
d. Leaflet : 10 lembar
3) Waktu dan tempat
a. Waktu : Rabu , 06Mei 2020
b. Jam : 10.00 – 10.30 WIB
c. Kegiatan : Cara berinteraksi sosial bagi lansia
d. Tempat : Panti Werda
4) Jenis kegiatan
4
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan
Denah tempat
Keterangan:
:Kursi/Peserta : Dosen/Pembimbing
: Layar : Fasilitator
: Moderator : Pemateri
: Meja LCD : Laptop
: Penanggung Jawab : Dokumentasi
: Meja Panjang : Observer
5
b. Strategi pelaksanaan
NO KEGIATAN KEGIATAN PESERTA WAKTU
MAHASISWA
1 Persiapan a. Menjawab salam
a. Mengucapkan Salam b. Memperhatikan dan
b. Memperkenalkan diri mendengarkan
dan anggota c. Memperhatikan dan 5 menit
kelompok dan tim mendengarkan
pembimbing.
c. Menjelaskan tema,
waktu, tujuan dan
manfaat kegiatan
penyuluhan
2 Pelaksanaan a. Mengikuti kegiatan
a. Melakukan presentasi b. Memberikan respon
penyuluhan tentang dan menjawab
cara berinteraksi pertanyaan
sosial bagi lansia c. Mendengarkan dan
b. Menggali memperhatikan
pengetahuan klien d. Mendengarkan dan
tentang cara memperhatikan
berinteraksi sosial e. Mendengarkan dan 20 menit
bagi lansia memperhatikan
c. Memberikan f. Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
d. Mengetahui g. Mendengarkan dan
pengertian Interaksi memperhatikan
sosial h. Mendengarkan dan
e. Mengetahui Aspek memperhatikan
dan bentuk interaksi i. Mengajukan
f. Mengetahui Ciri-ciri pertanyaan
interaksi sosial
g. Mengetahui Syarat-
6
syarat interaksi
sosiasl
h. Mengetahui Situasi
sosial
i. Mengetahui Jenis-
jenis penyesuaian diri
j. Mengetahui Faktor-
faktor yang
mendasari
berlangsungnya
interaksi sosial
k. Mengetahui
Kelompok sosial
l. Memberikan
kesempatan peserta
untuk bertanya
3 a. Mengevaluasi a. Memberikan
kemampuan jawaban
pemahaman b. Mendengar dan
audiens memperhatikan
b. Memberi c. Mendengarkan dan
5 menit
reinforsemen memperhatikan
positif d. Mendengarkan dan
c. kesimpulan e. Memperhatikan
d. Menutup Menjawab salam
pertemuan
e. Mengucapkan
salam
c. Uraian Tugas
7
1. Penanggung jawab : Riyan Kurniawan, S.Kep
Tugas :Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan di Panti werda
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. 75% dari peserta dapat hadir dan mengikuti kegiatan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
8
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Klien hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 75% lansia Mengetahui pengertian Interaksi sosial
b. 75% lansia Mengetahui Aspek dan bentuk interaksi
c. 75% lansia Mengetahui Ciri-ciri interaksi sosial
d. 75% lansia Mengetahui Syarat-syarat interaksi sosiasl
e. 75 % lansia Mengetahui Situasi sosial
f. 75% lansia Mengetahui Jenis-jenis penyesuaian diri
g. 75% lansia Mengetahui Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya
interaksi sosial
h. 75% lansia Mengetahui Kelompok sosial
MATERI
9
CARA BERINTERAKSI SOSIAL BAGI LANSIA
A. Pengertian
Interaksi adalah masalah yang paling unik yang timbul pada diri
10
b. Individu memanfaatkan lingkungan
setempat.
sebagai berikut :
11
Menurut Walyani (2015) syarat-syarat interaksi sosial adalah
sebagai berikut :
a. Kontak sosial yaitu hubungan antara satu pihak dengan pihak lain
pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus
E. Situasi Sosial
bertingkah laku yang oleh Sherif and Sherif disebut situasi perangsang
besar yaitu :
atas:
12
a) Kebudayaan materi (materiil cultural)
dengan yang lain dalam kelompok itu sendiri jadi tidak keluar
dari kelompok.
bergabung adalah :
a. Faktor imitasi
berpikir kritis.
b. Faktor sugesti
yang datang dari diri sendiri maupun orang lain, yang pada
13
psikologi sugesti ini dibedakan adalah auto sugesti yaitu sugesti
terhadap diri yang datang dari dirinya sendiri dan hetero sugesti
c. Faktor identifikasi
identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahirian maupun secara
batiniah.
d. Faktor simpati
orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasiona, melainkan
menarik baginya.
e. Ajaran evolusionisme
generasi yang lain. Proses perubahan ini terjadi karena makhluk ini
H. Kelompok Sosial
14
Menurut Purwoastuti (2015) kelompok sosial merupakan suatu
tolong menolong.
hubungan mereka.
15
Kelompok membership merupakan kelompok yang
16
DAFTAR PUSTAKA