Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN Tn. “A” DENGAN DIABETES MELITUS


DI RUANGAN POLI BEDAH
RSUD HAJI MAKASSAR

OLEH :

FILA DALFIANTI SAHUPALA, S.Kep

NS0619075

CI LAHAN CI INSTITUSI

(………...…..) (……………..)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020
1.1 Laporan Pendahuluan
1.1.1 Konsep Penyakit/ Kasus
Diabetes Melitus
1.1.2 Definisi Kasus
Diabetes mellitus adalah tidak seimbangnya kadar gula dalam darah karena
terjadinya gangguan pada hormon insulin dimana tubuh tidak mampu
menghasilkan insulin yang cukup untuk kebutuhannya, atau tidak mampunya
penderita menghasilkan insulin sama sekali, atau penderita mampu
menghasilkan insulin yang cukup namun sel tidak dapat menerima insulin
tersebut karena reseptor yang berfungsi sebagai penangkap insulin mengalami
penurunan fungsi (Pranata & Khasanah, 2017).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang di tandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrivaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nuratif A
Huda, 2015).
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan
yang berupa kumpulan gejala yang di sebabkan oleh peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin. Akibatnya,
kenyataan menunjukkan DM telah menjadi penyakit masyarakat umum,
menjadi beban kesehatan masyarakat, meluas dan membawa banyak
kecatatan dan kematian (Bustan, 2015).
1.1.3 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah
satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut : Berkurangnya pemakaian
glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa
darah setinggi 300-1200 mg/dl. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah
penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang
abnormal disertai dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah
dan akibat dari berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang
ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/100ml),
akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan
dieresis osmotic yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium,
klorida, potassium, dan fosfat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan
timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama dengan urine maka
pasien akan mengalami keseimbangan protein negative dan berat badan
menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah asthenia
atau kekurangan energy sehingga pasien menjadi cepat lelah dan
mengantuk yang di sebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein
tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energy.
Hiperglikemia yang lama akan menyebaban arterosklerosis, penebalan
membrane basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangrene (price 2005: 1262) dalam buku (Manurung, 2018).
1.1.4 Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah

Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)


Kadar glukosa darah sewaktu DM Belum pasti DM
Plasma Vena >200 100-200
Darah kapiler >200 80-100
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah puasa DM Belum pasti DM
Plasma Vena >120 110-120
Darah kapiler >110 90-110

b. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2


kali pemeriksaan.
- Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L).
- Glukosa plasma puasa >140 mg.dl (7,8 mmol/L).
- Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) >
200mg/dl).
c. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostic, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
d. Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
- GDP, GDS
- Tes Glukosa Urin :
1. Tes konvensional (metode reduksi/benedict).
2. Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase).
e. Tes diagnostik
Tes-tes diagnostik pada DM adalah: GDP, GDS, GD2PP (Glukosa
darah 2 jam post prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO.
f. Tes monitoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP :plasma vena, darah kapiler.
- GD2 PP : Plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler
g. Tes untuk mendeteksi komplikasi
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
- Mikroalbuminuria : urin
- Ureum, kreatinin, asam urat.
- Kolesterol total : plasma vena (puasa).
- Kolesterol LDL : plasma vena (puasa).
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa).
- Trigliserida : plasma vena (puasa) (Nuratif & Kusuma, 2015).
1.1.5 Penatalaksanaan Medis Terbaru
Teori pengobatan pada diabetes mellitus didasarkan atas pemberian insulin
dalam jumlah cukup sehingga memungkinkan metabolism karbohidat
penderita normal. Terapi optimum dapat mencegah bagian terbesar efek
akut diabetes dan sangat memperlambat timbulnya efek-efek kronik.
Biasanya, penderita diabetes diberi dosis tunggal salah satu preparat
insulin bermasa kerja lama setiap hari. Ia meningkatkan seluruh
metabolisme karbohidratnya sepanjang hari, kemudian insulin regular
(suatu preparat bermasa kerja singkat yang berlangsung hanya beberapa
jam) tambahan diberikan pada setiap saat kadar glukosa darah cenderung
meningkat terlalu tinggi, seperti waktu makan. Jadi, setiap penderita diberi
pengobatan rutin secara individual (Manurung, 2018).
Obat-obat anti diabetes

Golongan Nama Generik Nama Dagang Dosis


Sulfonylurea Chlorpropamide Diabenese 250-500 mg
Glibenclamid Daonil, euglucon 2,5-15 mg
Gliquidone Glurenorm 30-120 mg
Gliclazide Diamicron 20-320 mg
Glipizide Minidiab, 2,5-20 mg
Glipmepride Glicotrol
Amaryl 1-8 mg
Biguanindes Metformin Glucophage, 0,5-3 mg
Diabex
Alpha glucosidase Acarbose Glucobay 50-600 mg
Inhibitor
Meglitinides Nateglinides Starlix 180-540 mg
Repaglidines Novonom 0,5-16 mg
Tiazolidinediones Pioglitazone Actos 15-30 mg
Rosiglitazone Avandia 4-8 mg

1.1.6 Konsep Tindakan Keperawatan Yang Diberikan


Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Kerusakan integritas kulit b.d  Kerusakan jaringan meningkat- 1. Monitor tanda-tanda


perubahan pigmentasi menurun infeksi
 Kerusakan lapisan kulit 2. Berikan salep yang
meningkat-menurun sesuai ke kulit
 Pigmentasi abnormal 3. Pasang balutan sesuai
meningkat-menurun jenis luka
 Perfusi jaringan menurun- 4. Ganti balutan sesuai
meningkat dengan jumlah eksudat
atau drainase
5. Bersihkan jaringan
nekrotik
2 Retensi urin b.d disfungsi  Sensasi berkemih menurun 1. Periksa kondisi pasien
neurologis -meningkat misalnya tanda-tanda
 Desakan berkemih meningkat- vital dan distenssi
menurun kandung kemih
 Nokturia meningkat-menurun 2. Siapkan
 Distensi kandung kemih peralatan,bahan-bahan
meningkat-menurun dan ruangan tindakan
3. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter urin
4. Anjurkan menarik
napas sat insersi selag
kateter
3 Defisit nutrisi b.d  Porsi makan yang dihabiskan 1. Identifikasi status
ketidakmampuan menelan ekspektasi 3 (sedang) membaik nutrisi
makanan ke 5 (meningkat) 2. Monitor berat badan
 Keluhan tidak nyaman 3. Anjurkan posisi duduk
ekspektasi 3 (sedang) jika perlu
meningkat ke 5 (menurun) 4. Ajarkan diet yang
 Keluhan sulit tidur ekspektasi diprogramkan
3 (sedang) meningkat ke 5
(menurun)
4 Resiko infeksi b.d organisme  Demam ekspektasi 3 (sedang) 1. Jelakan tanda dan
purulent menurun ke 5 (menurun) gejala infeksi
 Kemerahan ekspektasi 3 2. Ajarkan cara mencuci
(sedang) menurun ke 5 tangan dengan benar
(menurun) 3. Pertahankan teknik
 Nyeri ekspektasi 3 (sedang) aseptik
menurun ke 5 (menurun) 4. Monitor tanda dan
 Bengkak ekspektasi 3 (sedang) gejala infeksi
menurun ke 5 (menurun)
 Kadar sel darah putih
ekspektasi 3 (sedang) menurun
ke 5 (membaik)
5 Ansietas b.d Kekhawatiran  Verbalisasi kebingungan 1. Ciptakan suasana
mengalami kegagalan meningkat-menurun. terapeutik untuk
 Verbalisasi khawatir akibat menumbuhkan
kondisi yang di hadapi kepercayaan.
meningkat-menurun. 2. Temani pasien untuk
 Perilaku gelisah meningkat- mengurangi
menurun. kecemasan.

 Perilaku tegang meningkat- 3. Pahami situasi yang


menurun. membuat ansietas

 Konsentrasi membaik. dengarkan dengan


penuh perhatian.
4. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan .
5. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
Sumber : (Tim Pokja SDKI SLKI SIKI DPP PPNI, 2018)

1.2 Pengkajian
Di dalam pengkajian meliputi data biografi seperti :
1. Data umum
a. Identitas klien; nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan, status pernikahan, alamat
b. Identitas keluarga ; nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit/gejala yang pernah di alami
d. Riwayat kesehatan sekarang
e. Riwayat alergi
f. Riwayat medikasi
g. Kesadaran :
GCS : E:
M:
V:
3. Pemeriksaan Head to Toe
4. Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
TB : BB :
Kebiasaan makan : x/hari (teratur / tidak teratur)
Keluhan saat ini antara lain; tidak nafsu makan, mual, muntah, sukar
menelan, dll.
Konjungtiva :
Sclera :
Pembesaran tyroid :
Hernia/massa :
Kondisi gigi/gusi :
Penampilan lidah:
Bising usus :
Porsi makan yang di habiskan :
Makanan yang di sukai :
b. Cairan
Kebiasaan minum : Jenis :
Turgor kulit :
Warna :
CRT :
Edema :
Distensi vena jugularis :
Penggunaan Kateter :
c. Eliminasi
BAB : / hari
Warna :
Konsistensi :
Bau :
BAK : / hari
Warna :
Bau :
Tampilan :
Volume :
d. Oksigenasi
Bentuk dada :
Bunyi nafas :
Jenis pernafasan :
Sputum :
Respirasi :
e. Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur :
Malam : (Jam: s/d ) Siang : (Jam: s/d )
Lama tidur : Malam : Jam Siang : Jam
Kebiasaan tidur :
Faktor yang mempengaruhi :

f. Personal hygiene
Kebiasaan mandi
- Sebelum masuk RS :
- Setelah Masuk RS :
Kebiasaan mencuci rambut
- Sebelum masuk RS :
- Setelah Masuk RS :
Kebiasaan memotong kuku
- Sebelum masuk RS :
- Setelah Masuk RS :
Kebiasaan mengganti baju
- Sebelum masuk RS :
- Setelah Masuk RS :
g. Aktivitas dan latihan
Aktivitas waktu luang : Istirahat
Aktivitas/ hobby :
Kesulitan bergerak :
Kekuatan otot :
Tonus otot :
Penggunaan alat bantu :
Pelaksanaan aktivitas :
Terapi
- X
- X
Pengkajian Resiko Jatuh
5. Pemeriksaan diagnostik
Tanda-tanda Vital
TD : mmHg N : x/i
P : x/I S : x/i
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan CT Scan

6. Psikososial
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya ?
Apakah tugas/peran yang di emban pasien dalam keluarga ?
Bagaimana inisiatif pasien dalam memenuhi tugas/peran dan tanggung jawab
tersebut ?
Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat ?
Apakah kondisi ini membuat anda stress ?
Apakah ada yang mengganggu keyakinan spiritual anda, kebutuhan atau
praktik selama sakit.

1.3 Diagnosa keperawatan


1. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi
2. Retensi urin b.d disfungsi neurologis
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
4. Resiko infeksi b.d organisme purulent
5. Ansietas b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan

1.4 Rencana asuhan keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Kerusakan integritas kulit b.d  Kerusakan jaringan meningkat- 1. Monitor tanda-tanda


perubahan pigmentasi menurun infeksi
 Kerusakan lapisan kulit 2. Berikan salep yang
meningkat-menurun sesuai ke kulit
 Pigmentasi abnormal 3. Pasang balutan sesuai
meningkat-menurun jenis luka
 Perfusi jaringan menurun- 4. Ganti balutan sesuai
meningkat dengan jumlah eksudat
atau drainase
5. Bersihkan jaringan
nekrotik
2 Retensi urin b.d disfungsi  Sensasi berkemih menurun 1. Periksa kondisi pasien
neurologis -meningkat misalnya tanda-tanda
 Desakan berkemih meningkat- vital dan distenssi
menurun kandung kemih
 Nokturia meningkat-menurun 2. Siapkan
 Distensi kandung kemih peralatan,bahan-bahan
meningkat-menurun dan ruangan tindakan
3. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter urin
4. Anjurkan menarik
napas sat insersi selag
kateter
3 Defisit nutrisi b.d  Porsi makan yang dihabiskan 1. Identifikasi status
ketidakmampuan menelan ekspektasi 3 (sedang) membaik nutrisi
makanan ke 5 (meningkat) 2. Monitor berat badan
 Keluhan tidak nyaman 3. Anjurkan posisi duduk
ekspektasi 3 (sedang) jika perlu
meningkat ke 5 (menurun) 4. Ajarkan diet yang
 Keluhan sulit tidur ekspektasi diprogramkan
3 (sedang) meningkat ke 5
(menurun)
4 Resiko infeksi b.d organisme  Demam ekspektasi 3 (sedang) 1. Jelakan tanda dan
purulent menurun ke 5 (menurun) gejala infeksi
 Kemerahan ekspektasi 3 2. Ajarkan cara mencuci
(sedang) menurun ke 5 tangan dengan benar
(menurun) 3. Pertahankan teknik

Nyeri ekspektasi 3 (sedang) aseptik
menurun ke 5 (menurun) 4. Monitor tanda dan
 Bengkak ekspektasi 3 (sedang) gejala infeksi
menurun ke 5 (menurun)
 Kadar sel darah putih
ekspektasi 3 (sedang) menurun
ke 5 (membaik)
5 Ansietas b.d Kekhawatiran  Verbalisasi kebingungan 1. Ciptakan suasana
mengalami kegagalan meningkat-menurun. terapeutik untuk
 Verbalisasi khawatir akibat menumbuhkan
kondisi yang di hadapi kepercayaan.
meningkat-menurun. 2. Temani pasien untuk
 Perilaku gelisah meningkat- mengurangi
menurun. kecemasan.

 Perilaku tegang meningkat- 3. Pahami situasi yang


menurun. membuat ansietas

 Konsentrasi membaik. dengarkan dengan


penuh perhatian.
4. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan .
5. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan

Sumber : (Tim Pokja SDKI SLKI SIKI DPP PPNI, 2018)

1.5 Implementasi keperawatan


Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen)
dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas
perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain (Tarwoto &
Wartonah, 2015).
1.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan membandingkan status
keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil ditetapkan (Tarwoto
& Wartonah, 2015).
1.7 Program perencanaan pulang/ discharge planning.
a. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal.
b. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat.
c. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini
akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah.
d. Pelajari mencegah infeksi: kebersihan kaki, hindari perlukaan.
e. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti
sayuran dan sereal.
f. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak
kolesterol LDL, antara lain: daging merah, produk susu, kuning telur,
mentega, saus salad, dan makanan pencuci muluk berlemak lainnya.
g. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam (Nuratif A
Huda, 2015).

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M. N. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Rineka


Cipta.

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping Dan


Nanda Nic-Noc. TIM.

Nuratif A. Huda (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


& Nanda Nic-Noc (Edisi 1). MediAction.

Pranata, S., & Khasanah, D. U. (2017). Merawat Penderita Diabetes Melitus (Edisi 1).
Pustaka Panasea.

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Defenisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi
dan Kriteria Hasil Keperwatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai