TUGAS
OLEH :
TEGUH APRIAN
1710113021
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
PENGERTIAN SUBJEK HUKUM
1. Subjek Hukum
2. Objek Hukum
d. Mempunyai pengurus
1. Teori fiksi
Teori ini dipelopori oleh sarjana Jerman, Friedrich Carl von Savigny
(1779-1861), tokoh utama aliran/mazhab sejarah pada permulaan abad ke
19.
2. Teori Orgaan
Sebagai reaksi terhadap teori fiksi timbulah teori orgaan. Teori ini
dikemukakan oleh sarjana Jerman, Otto von Gierke (1841-1921).
a. Korporasi (corporatie)
b. Yayasan (stichting)
BAB V
1. Oleh hukum dengan dua jalan suatu badan atau organisasi dapat dijadikan
badan hukum dengan berpedoman pada Pasal 1653 KUHPerdata, yaitu :
Pengertian Yayasan
2. Wirjono Prodjodikoro
3. Ali Rido
BENTUK KERJASAMA
A. Perusahaan
1. Terus-menerus
2. Terang-terangan
Pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan suatu kerja sama atau
bentuk kerja sama itu, Achmad Ichsan menjelaskan sebagai berikut.
a. Maatschap
b. Firma
c. Firma Komanditer
e. Rederij
a. Koperasi
c. Zedelijke lichamen
1. Berbadan hukum
1. Penggolongan Perkumpulan
D. Persekutuan
1. Pengertian Maatshap
4. Berakhirnya Maatschap
Dalam ilmu hukum, menurut Meijers yang disebut sebagai persoon adalah
siapa saja atau badan apa saja yang dapat menjadi subjek dari hak dan kewajiban.
1. Hak-hak atas tanah sebagai dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), adalah :
a. Hak milik
d. Hak pakai
e. Hak sewa
2. Hak-hak atas air dan ruang angkasa sebagai yang dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3), adalah :
Menuru de heersen de leer, tempat badan hukum itu ialah pusat bekerja
dari badan hukum itu. Tetapi lazimnya dalam anggaran dasar sudah
ditentukan tempat kedudukan badan hukum itu. Kalau tempat kedudukan
statutair itu sama dengan kedudukan pimpinan yang sebenarnya, tidaklah
merupakan persoalan. Tetapi seringkali terjadi tempat kedudukan yang
ditentukan dalam anggaran dasar itu berlainan dengan tempat kedudukan
yang sebenarnya. Jika berlainan, maka yang dianggap sebagai tempat
kedudukan yang sebenarnya (dimana pengurus ada), kecuali bila Undang-
Undang menentukan lain.
E. Badan Hukum Dalam Hukum Acara Perdata
Badan hukum sebagai persoon dalam hukum acara perdata juga sebagai
subjek hukum, artinya badan hukum itu dapat juga menjadi pihak yang
berperkara. Dalam hukum acara perdata badan hukum selalu diwakili dan
yang mewakilinya adalah organnya yang berhak menurut Undang-Undang
atau anggaran dasar (Pasal 1655 KUHPerdata).
Dalam hukum acara perdata terdapat dua pengertian mengenai apa yang
disebut process partij, yaitu :
2. Formeele partij, yaitu orang yang harus bertindak sebagai wakil dalam
suatu perkara.
Dalam badan hukum sebagai materieele partij adalah badan hukum itu
sendiri sedangkan organ yang mewakilinya adalah formeele partij. Jadi yang
sudah terang kepribadian hukum dalam badan hukum itu dalam hukum acara
perdata sudah merupakan suatu pengertian yang sudah ada antara lain seperti
dalam ketentuan Rv tersebut.
Dasar dari kewenangan mewakili itu ialah karena wakil dari badan
hukum ini merupakan orgaan (alat perlengkapan) dari badan hukum.
Orgaan menurut Pitlo adalah orang-orang atau kelompok orang yang
tugasnya di dalam badan hukum itu merupakan essentialia dari organisasi
itu. Organ yang demikian seperti pengurus, direksi, komisaris dan dewan
komisaris. Karena orgaan memiliki kewenangan mewakili.
Asas hukum perikatan, bahwa manusia yang satu tidak terlepas dari
manusia yang lain. Dalam masyarakat sedemikian ini manusia yang satu
menghormati manusia yang lain, karena manusia itu adalah subjek hukum.
Jika manusia yang satu tidak mengindahkan manusia yang lain, maka ia
mengganggu tertib masyarakat, sehingga ia dapat di beri peringatan.
Hukum kita berasal dari hukum Romawi yang sampai kepada kita lewat
hukum Perancis dan Belanda dengan asas konkordansi. Dalam hukum
Romawi berlaku asas bahwa akibat dari suatu perbuatan hukum hanya
diterima oleh orang yang berbuat itu sendiri.
Pernah di antara para sarjana hukum timbul diskusi tentang hal itu
disebabkan pembedaan oleh Scholten antara volmact (kuasa) dan aanstelling
(pengangkatan). Menurut Scholten maka aanstelling adalah perintah untuk
melakukan pekerjaan yang menurut Undang-Undang atau kebiasaan
mengandung wewenang mewakili.
F. Undisclosed Principal
D. Ciri-ciri Lastgeving
Pada kuasa kolektif maka para pemegang kuasa harus berbuat bersama-
sama. Pada kuasa solider maka masing-masing dari para pemegang kuasa
bebas untuk melakukan tugasnya sendiri. Kemungkinan ketiga adalah kuasa
alternatif pada mana para pemegang kuasa hanya berwenang secara alternatif.
N. Kuasa (Volmacht)
R. Selbsteintrit
Dalam praktek sering ada kuasa yang tidak dapat dicabut untuk
menagihkan hutang, dan yang diberikan statuter pada direksi dari suatu PT
untuk memindahtangankan saham dari seorang pemegang saham. Biasanya
kuasa yang demikian itu diberikan dalam hubungan hukum yang tidak dapat
merugikan si pemberi kuasa, misalnya kuasa untuk memindahtangankan
barang yang sesungguhnya telah dijual kepada si kuasa.