Anda di halaman 1dari 18

LANGKAH DALAM METODOLOGI PENELITIAN

1. Pengantar

Metodologi  merupakan satuan analisis teoritis mengenai suatu cara tertentu atau

metode yang digunakan untuk mencari suatu jawaban dalam suatu

persoalan.

Penelitian  merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan

sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis

yang terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang

memerlukan jawaban.

Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan

perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Judul Penelitian.

Judul merupakan format kesimpulan (summary form), isi dari seluruh

penyelidikan.

Judul merupakan kerangka referensi (frame of reference) untuk keseluruhan tesis

atau tulisan ilmiah.

Judul memungkinkan peneliti lain (sebagai referensi) untuk kemungkinan

mensurvei teori.

Judul Penelitian hendaklah :

1
1. Mencerminkan Identitas atau cermin jiwa penelitian.

2. Wujudnya merupakan kalimat pernyataan bukan kalimat pertanyaan; kata-

katanya konkrit bukan kata-kata umum.

3. Jelas (tidak kabur); singkat (tidak bertele-tele); deskriptif

(berkaitan/runtut); tidak terlalu puitis/bombastis; dan dibuat semenarik

mungkin; informatif.

3. Fungsi Utama Judul Penelitian

1. Bagi peneliti: kompas dalam melakukan penelitian (penentu data yang

diperlukan, sumber, instrumen dan teknik pengumpulan data) dan menyusul

laporan riset (pengolahan, penyajian data, dan analis data).

2. Bagi pembaca : memberikan informasi singkat tentang obyek/substansi

telaah, wilayah dan metode riset.

4. Dasar Perumusan Judul Penelitian

Mengetahui status sesuatu.

Contoh : Tanggapan masyarakat tentang pelaksanaan Otonomi Daerah bagi

peningkatan kualitas layanan publik.

1. Membandingkan dua fenomena atau lebih.

Contoh : mekanisme penyusunan APBD berdasarkan Perda dan Kepmendagri

2. Mengetahui hubungan atau pengaruh dua fenomena atau lebih.

Contoh : Hubungan antara Diklat Pegawai dengan Kemampuan Aparatur

Publik
2
5. Unsur judul penelitian

1. Sifat dan jenis penelitian.

2. Objek telaah/substansi yang diteliti.

3. Subjek penelitian.

4. Lokasi.

5. Tahun/waktu terjadinya peristiwa.

Contoh

Responsivitas Perusahaan Daerah Air Minum Way Rilau Kota Bandar

Lampung dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengadaan Air Bersih

bagi Pelanggan tahun 2010 - 2015.

Dalam hal ini diuraikan :

1. Kualitatif : Sifat/Jenis Penelitian

2. Responsivitas : Objek telaah.

3. PDAM Way Rilau : Subjek penelitian.

4. Pelanggan : Subjek penelitian

5. PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung : Lokasi penelitian.

6. Tahun 2010 - 2015 : Rentang waktu kejadian yang diteliti

6. Rumusan Masalah.

Rumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian adalah hal paling

mendasar. ... Menurut Pariata Westra (2011 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang

3
terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang

pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”

Pengertian Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara

tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan

pemecahan masalahnya.

Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan

pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan

pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan

diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan

atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya

membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir

peneliti.

Tujuan Utama Penelitian Ilmiah yaitu untuk mencari hubungan atau

membedakan dua variabel atau lebih secara konsepsional. Oleh karena itu,

rumusan masalah sebaiknya dikaitkan dengan tujuan tersebut.

Peneliti sebaiknya menggunakan kata hubungan atau perbedaan, contohnya yaitu

korelasi. Karena korelasi merupakan terminologi statistika.

7. Pembagian Perumusan Masalah

Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif,

komparatif, dan asosiatif.

4
a. Rumusan masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan

dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable atau lebih (variable yang

berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat

perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan

variable itu dengan variable yang lain. Penelitian semacam ini untuk

selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

b. Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan

keberadaan suatu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda,

atau pada waktu yang berbeda.

c. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. 

8. Kesalahan umum dalam merumuskan masalah.

1. Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan

sesuatu pasti akan dapat timbul dari analisis.

2. Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau yang telah ada, kemudian

dilanjutkan dengan mencari masalah yang kira2 sesuai dengan data yang ada.

5
3. Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga

kesimpulannya juga bersifat umum. Akibatnya, tujuan menjadi kurang

terpusat.

4. Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian

lainnya yang relevan.

5. Melakukan penelitian ad-hoc, unik untuk suatu situasi khusus sehingga tidak

memungkinkan perluasan (generalisasi) dan tidak menghasilkan sumbangan

berarti dalam memajukan ilmu.

6. Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi

kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi kesimpulannya.

7. Dalam merumuskan hipotesis tidak mengkaji secara tuntas adanya

kemungkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga interpretasi atau

kesimpulan penelitian.

8. Tidak menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan, sehingga

yang terjadi dapat membatasi penafsiran kesimpulan penelitian.

Ada beberapa para definisi tentang rumusan masalah, diantaranya :

 Menurut Pariata Westra (2011) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila

seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama

untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”

 Menurut Sutrisno Hadi (2015) “Masalah adalah kejadian yang

menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.

6
Bentuk rumusan masalah penelitian ini di kembangkan berdasarkan penelitian

menurut tingkat eksplanasi.

9. Bentuk Rumusan Masalah

Merumuskan masalah penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan

(problema statement) dan juga dalam bentuk pertanyaan (research question). 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:

1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan atau bentuk pernyataan.

2. Dirumuskan dalam kalimat yang sederhana dan memberi petunjuk tentang

mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaaan yang

terkandung dalam rumusan masalah itu.

3. Rumusan masalah harus singkat, padat, tidak menimbulkan kerancauan dalam

pengertian.

4. Mencerminkan keinginan penulis dalam melakukan penelitian serta tidak

mempersulit dalam pencarian data lapangan.

5. Rumusan masalah dapat dipakai sebagai rumusan hipotesa dan rumusan

masalah dapat direfleksikan kedalam judul.

6. Rumusan masalah ialah suatu usaha untuk menyatakan secara tersurat

pertanyaan penelitian apa saja yang spesifik dan perlu dijawab.

7
10. Batasan dalam Permasalahan

1. Spesifik hanya pada variabel yang diselidiki dalam bentuk diskripsi

operasional 

2. Argumen yang logika mengapa pembatasan harus rasional

3. Rumusan alasan yang ditetapkan pada variabel yang tepat dan sesuai

dengan sejarah permasalahan

11. Bentuk Pertanyaan Penelitian (Good Research Question)

 Feasible : jawaban pertanyaan harus merujuk pada sumber yang

pasti/nyata, jelas dan efisien

 Clarity : mengembangkan persepsi dan konsepsi yang sama untuk semua

pembaca

 Significance : kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan

masalah

 Ethnic : tidak berhubungan dengan suku, moral, kepercayaan, nilai dan

agama

8
12. Kriteria Rumusan Masalah

Dalam pembuatan tesis tahap ini adalah kegiatan mencari sebanyak mungkin

permasalahan. Rumusan permasalahan berdasarkan pada masalah pokok yang

terdapat pada bagian latar belakang masalah. Masalah yang hendak dikemukakan

pada bagian ini dirumuskan dalam kalimat pertanyaan ataupun pernyataan yang

singkat dan sederhana.

Batasan masalah mempunyai kaitan dengan rumusan masalah. Belum tentu

masalah yang telah didentifikasikan dapat diteliti. Keterbatasan peneliti

memungkinkan masalah yang telah diidentifikasi itu tidak dapat diteliti semuanya

namun hanya sebagian saja.

Bahasa lain batasan ini adalah ruang lingkup. Bila peneliti memiliki keterbatasan

dalam waktu, pemikiran, data dan biaya, maka ruang lingkup yang dimiliki akan

sempit. Manfaat lain dari ruang lingkup yang sempit adalah kupasan materi

nantinya sangat rapat sehingga tidak akan kesulitan dalam mempertahankannya

didepan dewan penguji.

Didalam menentukan rumusan masalah, sebaiknya kita memperhatikan ketentuan

menurut kaedah keilmuan permasalahan yang akan diteliti (Kerlinger,2016),

hendaknya dapat memenuhi tiga kriteria penting yaitu :

9
a. Permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel atau

lebih.

b. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan

tidak meragukan.

c. Sebaiknya dapat diuji secara empiris.

13. HIPOTESA

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya dengan

menggunakan data empiris.

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diteliti.

Pengertian Hipotesis Penelitian Hipotesis (hypo = sebelum; thesis =

pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan

belum diketahui kebenarannya.

Biasanya, dalam sebuah penelitian kita merumuskan suatu hipotesis terhadap

masalah yang akan diteliti. Jadi, pengertian hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang

diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta.

10
Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau

pengamatan dengan teori.

Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai

hubungan antara variabel dalam persoalan.

Hipotesis pada penelitian berfungsi :

 Memberikan penjelasan tentang gejala serta memudahkan

perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

 Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang

secara langsung dapat diuji dalam penelitian.

 Memberikan arah penelitian.

 Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.

Hipotesis timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari peneliti atau diturunkan

(deduced) dari teori yang telah ada dimana :

1. Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi

yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian.

11
2. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter

yang akan diuji melalui statistik sample.

3. Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel, hipotesis merupakan pernyataan

tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua

variabel atau lebih).

4. Ditinjau dalam hubungannya dengan teori ilmiah, hipotesis merupakan deduksi

dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai

hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).

Kriteria pernyataan hipotesis baik (Kerlinger, 2006).

1. Hipotesis adalah pernyataan tetang relasi antara variabel.

2. Hipotesis mengandung implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan yang

dinyatakan tersebut.

Bersadarkan dua kriteria tersebut disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis

mengandung dua variabel atau lebih yang dapat diukur serta menunjukkan secara

jelas dan tegas cara variabel yang saling berhubungan.

Ciri hipotesis yang baik, yaitu :

1. Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variabel

2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta

3. Hipotesis harus terkait dengan berkembangnya ilmu pengetahuan


12
4. Hipotesis harus dapat diuji dengan nalar atau dengan alat statistika.

5. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk sederhana dan terbatas untuk

mengurangi timbulnya kesalah pahaman pengertian

6. Hipotesis harus bisa menerangkan hubungan fakta dan dapat dikaitkan dengan

teknik pengujian

Secara umum hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan antar variabel,

sesuai dengan fakta dan ilmu pengetahuan, harus masuk akal dan dapat diuji.

Fungsi Hipotesis

1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala serta

memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat

diuji dalam penelitian

3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian

4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :

1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan

jalan banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang

sedang dilaksanakan ;

13
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek

serta hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang

diselidiki;

3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan

keadaan lainnya sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidangnya.

14. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang

kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian

kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara

keseluruhan.

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting.

Dalam menyusun kerangka berpikir setiap peneliti harus sudah memiliki

seperangkat teori dan memahami konsep apa yang diperlukannya.

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang

berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi

14
hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

meramalkan fenomena.

Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk

menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik, untuk itu perlu referensi yang

akurat.

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,

definisi, dan proporsisi yang disusun secara sistematis.

Teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation),

meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) dari suatu gejala.

Penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan cara :

1. Menentukan  paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka

konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.

2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antar variabel

penelitian.

3. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu :

(a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun

konsepsi (mencari konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang

telah dinyatakan benar).

15
(b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan

ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau

variabel dependen).

(c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal

yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal yang khusus.

4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti.

5. Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran

atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram atau

persamaan matematik tertentu.

Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka

pemikiran, suatu model akan menampilkan :

(a). jumlah variabel yang diteliti,

(b). prediksi tentang pola hubungan antar variabel,

(c). dekomposisi hubungan antar variabel, dan

(d). jumlah parameter yang diestimasi.

15. Studi Literatur.

Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau

permasalahan yang ditemukan. Referensi tersebut berisikan tentang teori

tertentu. 

16
Studi literatur yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan pencarian

terhadap berbagai sumber tertulis, baik berupa buku, arsip, majalah, artikel, dan

jurnal, atau dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Sehingga

informasi yang didapat dari studi kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk

memperkuat argumentasi yang ada.

Studi literatur ini dilakukan oleh peneliti setelah menentukan topik penelitian dan

ditetapkannya rumusan permasalahan, sebelum terjun ke lapangan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan.

Studi literatur akan menjawab

1. Apa yang telah dikerjakan pada topik ini sampai saat ini ? Apa saja yang

penemuan penting, konsep kunci, argumen, atau teori yang penelitian lain

sudah diajukan ?.

2. Pada area mana dari topik penelitian sebelumnya telah terkonsentrasi?.

Apakah ada perkembangan yang dari waktu ke waktu?, Metodologi apa

yang telah digunakan?

3. Apakah ada kesenjangan dalam penelitian?, Apakah ada bagian yang

belum didekati, padahal seharusnya dilakukan?, Apakah ada cara baru

untuk melihat topik ini?

4. Apakah ada perbaikan metodologi untuk penelitian bidang ini ?

5. Apa arah masa depan yang dibutuhkan dalam penelitian ini?

17
6. Bagaimana penelitian akan membangun atau berangkat dari penelitian

yang saat ini dan sebelumnya terkait dengan topik tersebut? Apa kontribusi

dari hasil penelitian ini kedepannya.

18

Anda mungkin juga menyukai