Intervensi Keperawatan Trauma Tembus Abdomen
Intervensi Keperawatan Trauma Tembus Abdomen
2 Hambatan mobilitas fisik Setelah diberikan intervensi keperawatan NIC: Peningkatan mekanika tubuh
b.d intoleran aktivitas, selama 3 x 24 jam, hambatan mobilitas fisik Aktivitas Keperawatan:
penurunan kekuatan otot, teratasi dengan: 1. Kaji pemahaman pasien mengenai mekanika 1. kurangnya pemahaman saseorang
penurunan kendali otot, NOC: Pergerakan tubuh dan latihan mengenai mekanika tubuh dan latihan
penurunan massa otot, Dipertahankan pada 4 akan cenderung tidak melakukan
penurunan ketahanan tubuh, Ditingkatkan pada 5 perrgerakan pada bagian tubuh tertentu
disuse, kaku sendi, nyeri, 1= Sangat terganggu yang menyebabkan kekakuan pada
fisik tidak bugar, 2= Banyak terganggu sendi
keengganan memulai 3= Cukup terganggu 2. Informasikan pada pasien tentang struktur dan 2. tingkat penngetahuan mempengaruhi
pergerakan, gaya hidup 4= Sedikit terganggu fungsi tulang belakang dan postur yang perilaku seseorang terhadap aktivitas
kurang gerak. 5= Tidak terganggu optimal untuk bergerak dan menggunakan latihan
Dengan kriteria hasil: tubuh
Batasan karakteristik: Pergerakan 1/2/3/4/5 3. Edukasi pasien tentang pentingnya postur 3. kebiasaan mempertahankan posis
Gg. Sikap berjalan - Keseimbangan tubuh yang benar untuk mencegah kelelahan, tertentu yang tidak seharusnya dapat
Penurunan rentang gerak - Koordinasi ketegangan atau injuri menyebabkan terjadinya injury pada
Kesulitan membolak-balik - Cara berjalan sendi dan tulang
posisi - Gerakan otot 4. Kaji kesadaran pasien tentang abnormalitas 4. penanganan secara dini terhadap
Ketidaknyamanan - Gerakan sendi musculoskeletal dan efek yang mungkin timbul abnormalitas musculoskeletal dapat
Dispnea setelah - Berjalan pada jaringan otot dan postur dilakukan jika pasien menyadari adanya
beraktivitas - Bergerak dengan mudah kesalahan pada sistem musculoskeletal
5. Edukasi penggunaan matras atau bantal yang 5. penggunaan bantal yang terlalu keras
Gerakan lambat
lembut atau kaku dapat menyebabkan perubaan
Gerakan tidak
struktur tulang leher
terkoordinasi
6. Instruksikan pasien untuk menggerakkan kaki 6. kaki akan berfungsi sebagai penyangga
terlebih dahulu kemudian badan ketika yang lebih kokoh dan meringankan
memulai berjalan dari posisi berdiri terjadinya resiko jatuh
7. Bantu pasien melakukan latihan fleksi untuk 7. pasien dengan bedrest yang cukup lama
memfasilitasi mobilisasi punggung sesuai dapat menyebabkab kekakuan pada
indikasi tulang punggung
8. Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dan 8. aktivitas latihan yang sering dilakukan
jumlah pengulangan dari setiap latihan akan lebih efektif untuk meningkatkan
mobilisasi
9. Monitor perbaikan mekanika tubuh pasien 9. mengevaluasi keefektifan latihan yang
dilakukan terhadap pasien
10. Berikan informasi tentang kemungkinan 10. kebiasaan mempertahanakan posisi yag
posisi penyebab nyeri otot atau sendi salah dapat menyebakab terjadinya
kontraktur sendi
NIC: Terapi latihan: Ambulasi
Aktivitas Keperawatan:
11. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah 11. tempat tidur yang terlalu tinggi dapat
yang sesuai menyebabkan kesulitan pada terapis
untuk memberikan latihan
12. Dorong untuk duduk di tempat tidur, di 12. merubah posisi miring ke kanan dan
samping tempat tidur, atau dikursi kekiri, duduk dan ROM aktif atau pasif
sebagaimana yang dapat ditoleransi pasien adalah terapi latihan yang mudah
dilakukan dan memberikan efek yang
efektif
13. Sediakan alat bantu untuk ambulasi jika pasien 13. penggunaan alat bantu dapat dilakukan
tidak stabil untuk membantu pasien bergerak
latihan lebih optimal
14. Dorong pasien untuk bangkit sebanyak dan 14. frekuensi latihan yang dilakukan
sesering yang diinginkan sesering mungkin akan meningkatkan
keefektifan terapi latihan
Evidance Base:
15. Terapi genggam menggunakan bola karet 15. Untuk memenuhi kebutuhan mobilitas
(Sudrajat, 2017) fisik
16. Terapi mobilisasi dan rangsangan taktil secara 16. Membantu pemulihan motoric anggota
bersamaan (Susanto, 2016) gerak atas
17. Terapi masase dan terapi latihan pembebanan 17. Memulihkan dan meningkatkan kondisi
(Harsanti, 2014) otot, tulang, jantung dan paru-paru
menjadi lebih baik
18. Pemberian latihan rentang gerak dengan durasi 18. Meningkatkan fleksibilitas sendi
15 menit (Gusti, 2014) anggota gerak
19. Latihan Range of Motion (Uda, 2016) 19. ROM dapat mempertahankan
pergerakan sendi
ROM pasif dilakukan jika klien tidak
dapat melakukan secara mandiri
3 Risiko infeksi (NANDA) Setelah diberikan intervensi keperawatan NIC: Kontrol Infeksi
(00004) selama 3 x 24 jam, risiko infeksi teratasi Aktivitas keperawatan:
dengan: 1. Batasi pengunjung 1. Mencegah infeksi sekunder
Dengan faktor risiko : NOC : 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat 2. Mencegah HAIs
□ penyakit kronis pasien
(mis., diabetes Keparahan Infeksi 3. Tingkatkan masukan gizi yang cukup 3. Meningkatkan daya tahan tubuh
mellitus) □ Dipertahankan pada level 4 4. Anjurkan pasien istirahat yang cukup 4. Membantu relaksasi dan membantu
gangguan 1 Berat proteksi infeksi
integritas kulit 2 Cukup berat 5. Pastikan penanganan aseptic daerah IV 5. Mencegah terjadinya infeksi
penurunan Hb 3 Sedang 6. Berikan penkes tentang risiko infeksi 6. Meningkatkan pengetahuan pasien
4 Ringan
5 Tidak ada 7. Bersihkan lingkungan setelah dipakai klien 7. Meminimalkan risiko infeksi
lain
8. Monitor hasil angka leukosit dan hasil 8. Untuk mengetahui tingkat keparahan
Dengan Kriteria Hasil : laboratorium lainnya infeksi
9. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga 9. Dengan diberikan penjelasan, pasien
□ (4)Kemerahan
mengenai tanda dan gejala dari infeksi dan keluarga dapat mencegah infeksi
□ (4)Vesikel yang tidak mengeras
10. Ajarkan klien dan keluarga untuk melakukan lebih lanjut
permukaannya
perawatan luka 10. Memandirikan pasien dan keluarga
□ (4)Cairan luka yang berbau busuk
□ (4)Drainase purulen Evidance Base
□ (4)Hipertermia 11. Oleskan madu alami setelah luka dibersihkan 11. Madu dapat bertindak sebagai autolitik
□ (4)Nyeri dengan normal salin debridement, mengangkat jaringan
□ (4)Hilang nafsu makan (Sulastri, 2014) mati dari dasar luka, menghilangkan
□ (4)Depresi jumlah sel darah putih bau pada luka, dan merangsang
□ (4)Malaise regenerasi jaringan, meminimalkan
□ (4)Menggigil trauma pada jaringan sehat, alergi,
iritasi dan nyeri saat pergantian
balutan, menurunkan edema karena
efek antiinflamasinya selain itu sifat
fisikokimia
12. Balut luka dengan hydrogel 12. Hydrogel merehidrasi dasar luka dan
(Rika, 2016) melunakan jaringan nekrotik
13. Balut luka dengan Alginates 13. Alginates lunak bukan tenunan yang
(Rika, 2016) dibentuk dari bahan dasar ganggang
laut. Alginate tidak akan dengan luka.
14. Balut luka dengan hydrokoloid kunyit 14. Hydrokoloid kunyit mampu
(Doddy, 2017) melindungi luka dari air, udara,
bakteri, anti inflamasi karena adanya
ekstrak rimpang kunyit yangmampu
menghambat pertumbuhan bakteri
15. Cuci luka dengan electrolyzed strong water 15. ESWA inimemiliki efek bakterisid dan
acid yang bersifat asam dengan pH 2.3-2.7 efektif menurunkan kolonisasi bakteri
(Nurbaya, 2018)