Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

I DENGAN ANTENATAL CARE


(ANC) DI RUANG KIA BLUD PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

Disusun Oleh:
MEITRI TROLAN
2017.C.09a.0853

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin,dkk., 2002).
Berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk indonesia 2011
tercatat angka kematian ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup. Kementrian Kesehatan menargetkan, sampai tahun 2014 ini akan
menurunkan jumlah menjadi 118/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2015 akan
diupayakan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Depkes menargetkan angka
kematian ibu pada tahun 2010 sekitar 226 orang, dan pada tahun 2015 menjadi 102
orang pertahun. Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti
mampu meningkatkan keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau
125/100.000 kelahiran hidup (Eko Sutriyanto, 2012).
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada ibu
hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Untuk itu bidan harus mampu dan
terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan khususnya
bidan desa sebagai ujung tombak, dengan peran serta yang proaktif dari petugas
supervise sebagai penyelia untuk bidan di desa diharapkan percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta meningkatkan cakupan : kunjungan
pertama ibu hamil (K1), kunjungan ke empat ibu hamil (K4), dan semua persalinan
harus ditolong oleh tenaga kerja terlatih, semua komplikasi obstetric mendapat
pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia reproduksi
mendapat akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan
dan aborsi yang tidak aman (Linda, 2007).
Pelayanan antenatal berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, karena melalui pelayanan antenatal
yang profesional dan berkualitas, ibu hamil memperoleh pendidikan tentang cara
menjaga diri agar tetap sehat, mempersiapkan kelahiran bayi yang sehat, serta
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kemungkinan adanya risiko atau
terjadinya komplikasi dalam kehamilan, sehingga dapat dicapai kesehatan yang
optimal dalam menghadapi persalinan dan nifasnya (Wijayanti YT, 2001).
Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena
penilaian terhadap proses dari hasil pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang
jelas, sehingga masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap
terhadap pelaksanaan pelayanan. Standar pelayanan perlu dimiliki oleh setiap
pelaksana pelayanan karena fungsinya yang penting dalam pelaksanaan,
pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada laporan kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada Ny. I dengan Antenatal Care (ANC) di Ruang KIA BLUD
Puskesmas Pahandut Palangka Raya?”.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien
dengan Antenatal Care (ANC).
1.3.2 Tujuan Khusus
Penulisan makalah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Antenatal
Care (ANC) ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk:
1. Menggambarkan hasil pengkajian pada Ny. I dengan Antenatal Care (ANC) di
Ruang KIA BLUD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
2. Menggambarkan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai prioritas masalah
pada Ny. I dengan Antenatal Care (ANC) di Ruang KIA BLUD Puskesmas
Pahandut Palangka Raya.
3. Menggambarkan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny. I dengan
Antenatal Care (ANC) di Ruang KIA BLUD Puskesmas Pahandut Palangka
Raya.
4. Menggambarkan tindakan keperawatan pada Ny. I dengan Antenatal Care
(ANC) di Ruang KIA BLUD Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
5. Menggambarkan evaluasi hasil asuhan keperawatan pada Ny. I dengan
Antenatal Care (ANC) di Ruang KIA BLUD Puskesmas Pahandut Palangka
Raya.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 BLUD Puskemas Pahandut Palangka Raya
Laporan kasus ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan pelayanan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Antenatal Care (ANC).
1.4.2 Institusi Pendidikan
Laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka yang dapat
memberikan gambaran pengetahuan mengenai Antenatal Care (ANC).
1.4.3 Profesi Perawat
Laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi tenaga
kesehatan untuk praktik asuhan keperawatan langsung kepada klien dan
mengadakan penyuluhan tentang kesehatan mengenai manfaat Antenatal Care
(ANC).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep penyakit


2.1.1 Definisi
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2007).
Menurut Wignjosastro (2005) ANC merupakan pengawasan wanita hamil
secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu
hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal
(Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan
melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan,
nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
2.1.2 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopi.
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
2.1.3 Tujuan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita semenjak
dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut Depkes (2007) memiliki
beberapa tujuan, yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi, agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal.
h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
2.1.4 Fungsi Antenatal Care
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama,
sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi
wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang terakhir
adalah untuk memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi (Padila, 2014).
2.1.5 Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah
ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat
dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa
(sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta,
(Handerson, 2006).
2.1.6 Manifestasi klinis
Menurut Forrer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
a. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
1) Persumtif Sign ( subyektif)
1. Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
2. mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
3. letih,sakit kepala
4. merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
5. perubahan pada mamae
6. frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada
organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan,
tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga
BAK.
7. lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan
suplay darah ke pelvic .
2) Probabilitas (Objektif)
1. Pembesaran uterus
 melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan
menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
 Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
 tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
 Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin
terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
 Perubahan warna kulit oleh Chloasma: warna kulit yang kehitam-
hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi
terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH (Melanosyt Stimulating Hormone), dan Striae gravidarum;
regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
 HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat.
b. Tanda positif kehamilan
a) Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu
17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan
lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.
b) adanya gerakan janin pada palpasi
c) Teraba bagian janin pada palpasi
d) Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada
pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
c. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu
0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI HCG.
2.1.7 Frekuensi kunjungan ANC
Pemeriksaan kehamilan yang ideal untuk pertama kalinya adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian telah menunjukkan
berulang kali bahwa wanita yang datang lebih dini dan teratur untuk pemeriksaan
pra lahir mempunyai komplikasi yang lebih sedikit dan bayi yang lebih sehat dari
pada wanita yang mendapat perawatan pra lahir tidak teratur atau terlambat periksa
kehamilan.
Kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan
tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik
terhadap kehamilan (Wiknjosastro, 2005). Sesuai dengan kebijakan program saat
ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
trimester tiga (Sarwono, 2002).
Kebijakan program Depkes (2005) menganjurkan ibu hamil melaksanakan
kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut:
a. Kunjungan 1 / K1 (Trimester 1)
K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. K1
dibedakan menjadi 2 yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada
waktu trimester satu kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar
trimester satu selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di
trimester III).
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah sebagai
berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan
tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui.
b. Kunjungan 2 (Trimester II)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu
dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan
periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah
sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak
mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau kandungannya
sehingga membutuhkan tindakan segera. Rancangan pemeriksaan meliputi
anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan ibu hamil trimester III,
pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan
pemeriksaan setiap minggu).
Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan
petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. Menurut wignjosastro (2002),
jadwal kunjungan ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu
dan sesudah 36 minggu setiap satu minggu.
Menurut Saifuddin (2002) menuturkan tujuan kunjungan pemeriksaan
kehamilan trimester III yaitu:
1) Sama seperti kunjungan 2.
2) Mengenali adanya kelainan letak.
3) Memantapkan rencana persalinan.
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.
2.1.8 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ANC
Menurut standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2003), ada banyak alasan
mengapa ibu hamil tidak melakukan kunjungan ANC antara lain:
a. Kemampuan mengambil keputusan. Ibu sering kali tidak berhak memutuskan
sesuatu, karena hal itu adalah hak suami dan mertua, sementara mereka tidak
mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan
cara-cara tradisional.
b. Fasilitas kesehatan. Fasilitas untuk pelayanan ANC tidak memadai, tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaannya,
harus menunggu lama atau perlakuan petugas kesehatan yang kurang
memuaskan.
c. Pengetahuan. Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka harus
memeriksakan kehamilannya, maka ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan.
d. Budaya. Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang tidak
mengijinkan seorang ibu hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya.
e. Petugas kesehatan. Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada petugas
kesehatan secara umur beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai
semua petugas kesehatan pemerintah.
f. Kepercayaan. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilannya
pada petugas kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki).
g. Sosial ekonomi. Ibu hamil atau anggota keluarganya tidak mampu membayar
atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilannya.
2.1.9 Pelayanan ANC
Standar pelayanan antenatal care berfungsi untuk memberikan pelayana
kepada ibu hamil. Standar pelayanan antenatal care ini di kenal dengan 10T yang
sudah di rekomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak 2009. Standar 10T adalah:
a) T1 (Timbang Berat badan dan Ukur tinggi badan)
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
karenahubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat
badan ibu hamilyang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum
hamil (Nadesul, 2006).
Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145
cm perludiperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan
pada saat persalinan(Depkes RI, 1998).
b) T2 (Pemeriksaan tekanan darah)
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan
untukmelakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi
c) T3 (Nilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas) :
d) T4 (Ukur tinggi fundus uteri)
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin
intrauterin, tinggi fundusuteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi
terhadap terjadinya molahidatidosa, janinganda atau hidramnion (Nadesul,
2006)
e) T5 (Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin)
f) T6 (Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila di
perlukan)
g) T7 (Pemberian tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan)
h) T8 (Tes laboratorium (umum dan khusus)
i) T9 (Tatalaksana kasus)
j) T10 (Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan)
2.1.10 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella
2. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke
IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-
kondisi:
1) Diperlukan tanda pasti hamiL
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
3) Mencari sebab dari hidraamnion
4) Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010)

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan pada ANC


2.2.1 Pengkajian
a) Data umum klien untuk mengetahui identitas klien
b) Anamnesa untuk mengetahui keluhan utama, riwayat kehamilan masa lalu
dan tafsiran kehamilan saat ini
c) Data umum kesehatan saat ini
1) KU: baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien
secara keseluruhan
2) Kesadaran: composmentis/apatis/letargis/somnolen
3) TTV meliputi
- TD: tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg
dengan diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90
mmHg. Pada ibu hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan
kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10 mmHg
sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin.
- Nadi: 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit.
- Suhu: Normal (36,5oC-37,5oC) bila suhu tubuh hamil > 37,5oC
dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
- RR: Normal (12-20 x/menit). Jumlah pernapasan, kapasitas vital,
dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan
berlangsung. Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 %
dari biasanya.
- BB: trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari)
- TB: < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul)
4) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
- Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah
rontok/tidak
- Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma
gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia,
perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
- Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang
akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan,
Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
- Hidung: Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
- Mulut & gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi
menandakan ibu kekurangan kalsium.
- Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
- Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada
areola mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau
tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan
menyusui. Adakah striae gravidarum
- Genetalia: bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
- Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan
Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak
memepengaruhi jalannya persalinan.
b) Palpasi.
- Kepala: adakah benjolan abnormal
- Leher: Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini
dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung. Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada
potensial terjadi kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan
keguguran. Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada
kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misal TBC,
radang akut dikepala
- Dada: Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi
pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu.
- Abdomen:
a) Leopold I: Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dan bagian yang teraba di fundus uteri.
b) Leopold II: Menentukan letak punngung anak padaletak
memanjang dan menentukan letak kepala pada ketak lintang.
c) Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.
d) Leopold IV: Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP.
- Ekstremitas: Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan
Diabetes melitus.
c) Auskultasi
- Dada: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma
atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
- Abdomen: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d) Perkusi.
- Reflek patella: Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat
kehamilan
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder
akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan
volume darah
2.2.3 Intervensi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
Kriteria hasil:
a) Meningkatkan masukan oral
b) Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi Rasional
1. Tentukan kebutuhan kalori 1. Agar kebutuhan kalori harian
harian yang realistis dan seimbang
adekuat 2. Untuk memantau perkembangan
2. Timbang BB setiap hari ibu dan bayi setiap hari
3. Jelaskan pentingnya nutrisi 3. Nutrisi yang adekuat dapat
yang adekuat memberi perkembangan yang
4. Beri dorongan individu baik bagi ibu dan bayi
makan sedikit-sedikit tapi 4. Dengan makan sedikit-sedikit
sering tapi sering dapat meningkatkan
masukan oral

2. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat


kehamilan
Kriteria hasil
a) Menggambarkan program defekasi terapeutik
b) Melaporkan eliminasi yang baik.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan risiko konstipasi 1. Pada saat hamil, akibat perbesaran
pada kehamilan rahim dapat memberi tekanan
2. Jelaskan factor pemberat pada rektum sehingga ibu mudah
untuk terjadinya hemoroid mnegalami konstipasi dan
3. Pertimbangkan kebutuhan konstipasi dapat memberi efek
untuk laksatif yang kurang baik bagi ibu seperti
biasanya ibu takut mengejan.
2. Ibu hamil sangat mudah
mengalami hemoroid karena
peningkatan kadar hormon saat
kehamilan dan melemahkan
dinding vena pada bagian dubur
3. Laksatif atau obat mencahar dapat
membantu mengurangi konstipasi
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
Kriteria hasil
a) Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
b) Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
c) Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif
Intervensi Rasional
1. Gali ketakutan dan 1. Dengan mengetahui ketakutan
kekhawatiran selama hamil dan kecemasan ibu dan meminta
2. Bantu pasangannya ibu untuk negutarakan hal
mengenali harapan yang tersebut dapat membantu ibu
tidak realistis lebih rileks
3. Terima ansietasnya dan 2. Dengan dukungan suami atau
kenormalan dari proses orang terkedat dapat memberi
tersebut semangat dan mengurangi
4. Diskusikan kekhawatiran kekhawatiran ibu
dengan klien dan 3. Dengan diskusi dan mencari
pasangannya jalan keluar bersama mengenai
kecemasan ibu dapat membuat
ibu lebih tenang.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder


akibat penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan
volume darah
Kriteria hasil
a) Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas
b) Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi Rasional
1. Jelaskan penyebab 1. Keletihan dapat memberi efek
keletihan dan dispnea pada buruk pada ibu terutama pada
pertengahan kehamilan dan saat INC
masa akhir kehamilan 2. Peningkatan BB ibu diiringi
2. Peningkatan berat badan dengan BB bayi
3. Tekanan pembesaran 3. Dengan adanya janin, maka
uterus pada diafragma uterus akan membesar dan
4. Ajarkan metode memberi tekanan pada
penghematan energi diafragma sehingga ibu mudah
letih
4. Dengan tidak bekerja terlalu
berat pada saat hamil dapat
mengurangi keletihan pada ibu.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11 Maret 2020, pukul
10.00 WIB. Di ruang KIA BLUD Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan
tehnik anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku
keperawatan klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.
3.1.1 Identitas Klien & Penanggung jawab
3.1.1.1 Identitas Klien:
Nama Ny.I, tempat/tanggal lahir Palangka Raya, 29 September 1996, agama
Islam, suku bangsa Banjar, pendidikan terakhir SD, pekerjaan IRT, golongan darah
A, alamat Jl. Kalimantan Gg. Beringin, diagnosa medis G1P0A0, tanggal masuk
RS 11 Maret 2020, tanggal pengkajian 11 Maret 2020.
3.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab:
Nama Tn.M, umur 33 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku
bangsa Banjar, pendidikan terakhir SD, pekerjaan swasta, golongan darah:-, alamat
Jl. Kalimantan Gg. Beringin, hubungan dengan klien suami.
3.1.2 Status Kesehatan
3.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala
3.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien mengatakan pada tanggal 09 Maret 2020 dengan usia kehamilan 30
minggu. Klien mengatakan merasakan nyeri pada kepala bagian belakang, nyeri
bertambah ketika kepala di tundukkan ke bawah, nyeri berkurang ketika kepala
tidak di tundukan ke bawah, nyeri seperti di tusuk-tusuk, skala nyeri 5, dan nyeri
hilang timbul. Hasil pengkajian menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran
compos menthis, tidak anemis, TD: 130/100 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S:
36,7OC, BB: 60 kg, TB: 152 cm, lila 32 cm. hasil palpasi janin tunggal, letak
memanjang, presentasi kepala masuk PAP, punggung kiri ibu, TFU: 3 jari diatas
pusat, dan pemeriksaan DJJ 138 x/m.
3.1.2.3 Riwayat Kesehatan yang Lalu / yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan ini kehamilan yang ke-1 (G1P0A0)
3.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular.
3.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
3.1.3.1 Riwayat Ginekologi:
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 12 tahun, Siklus: 28 hari, Lamanya Haid : 5-7 hari,
Banyaknya: 3-4 x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau,
cair/gumpalan, dysmenorhoe): merah tua, bau amis, dan cair, Gangguan
sewaktu menstruasi tidak ada, Gejala pre menstruasi keputihan dan
nyeri pada payudara, HPHT: 15 Agustus 2019, Taksiran Persalinan: 22
Mei 2020.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan 3 tahun, Lamanya Pernikahan 3 tahun, Pernikahan Ke-
1.
3. Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil KB Suntik, Waktu
dan lamanya penggunaan ± 2 tahun, Apakah ada masalah dengan cara
tersebut tidak ada, Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah
persalinan sekarang KB Suntik, Berapa jumlah anak yang direncanakan
oleh keluarga 2
3.1.3.2 Riwayat Obstetri :
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : -
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe: -, Keluhan waktu hamil pusing, Gerakan anak pertama di
rasakan 20 mgg, Imunisasi : TT 1 kali, Penambahan BB selama hamil 8
kg, Pemeriksaan kehamilan : teratur, Tempat pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan Puskesmas Pahandut dengan hasil baik
3.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif

3.1.4.1 Keadaan Umum Suhu 36,7 0C


BB sebelum hamil 52 kg
Nadi 88 x/menit

Tekanan Darah 130/100 mmHg

BB 60 kg

Tinggi Badan 152 cm

Kesadaran Compos Menthis

Turgor Kulit baik


3.1.4.2 Kepala
Warna rambut hitam, oedema tidak ada,
keadaan bersih
3.1.4.3 Muka
Hyperpigmentasi tidak ada
Rasa bengkak? Tidak ada
Cloasma gravidarum tidak ada

Edema tidak ada

Simetris ya
3.1.4.4 Mulut
Keluhan tidak ada Mukosa mulut & bibir lembab

Keadaan gigi lengkap, bersih

Fungsi Pengecapan baik

Keadaan Mulut bersih

3.1.4.5 Mata Fungsi menelan baik


Keluhan tidak ada
Ukuran pupil 4 mm

Konjungtiva merah muda


Sklera putih

3.1.4.6 Hidung Fungsi Penglihatan baik


Keluhan tidak ada
Reaksi alergi tidak ada

Pernah flu pernah

Frekuensinya dalam 1 tahun -

Perdarahan/peradangan -
3.1.4.7 Telinga
Keadaan/kebersihan ya
Keluhan tidak ada
Keadaan bersih
3.1.4.8 Leher
Pembengkakan tidak ada Fungsi pendengaran baik

Pembesaran kel.Tyroid tidak ada

3.1.4.9 Daerah dada Distensi vena jugularis tidak ada


Jantung dan paru-paru normal
Pembesaran KGB tidak ada

Sesak napas tidak ada

Batuk tidak ada

Sakit dada tidak ada


Payudara tidak ada
Suara napas normal vesikuler
3.1.4.10 Abdomen
Bunyi jantung S1, S2 tunggal

Palpitasi -
3.1.4.11 Genitalia Eksterna
3.1.4.12 Anus Tinggi TFU 3 jari diatas pusat, striae
3.1.4.13 Ekstremitas atas dan gravidarum ada, bising usus 12 x/m
bawah
Oedema tidak ada
3.1.4.14 Pemeriksaan Panggul
Hemoroid tidak ada
Oedema tidak ada

Ukuran panggul luar :

- Distantia spinarum 24 cm
- Distantia cristarum 29 cm
- Conjugata externa 19 cm
- Lingkar panggul 83 cm
Ukuran panggul dalam :

- Promonotorium -
- Linea inominata -
- Dinding samping -
- Spina Ischiadika -
- Sacrum -
- CV – CD -

3.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari


3.1.5.1 Pola Nutrisi :
Frekuensi makan: 3 x / hari, Jenis makanan: buah ,sayur, lauk, dannasi,
Makanan yang disukai: sop, Makanan yang tidak disukai: makanan yang pahit,
Makanan pantang / alergi: tidak ada, Nafsu makan: baik, Porsi makan: 1 porsi,
Minum (jumlah dan jenis): 1500 cc air putih
3.1.5.2 Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil (BAK):
Frekuensi: 4-5 x/hari, Warna: kuning jernih, Bau: khas amoniak,
Masalah / Keluhan: tidak ada masalah
2. Buang Air Besar (BAB):
Frekuensi: 1x/ hari, Warna: coklat, Bau: khas, Konsistensi: lembek,
Masalah / Keluhan: tidak ada
3.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang 1-2 jam, malam 7-8
jam, Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada,
Kesulitan dalam tidur: tida ada
3.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan:
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah dan memasak, Olah raga:
jalan- jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -, Kegiatan di waktu luang:
berkunjung ke rumah keluarga
3.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku:
bersih Vulva Hygiene:-
3.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok: tidak ada, Minuman keras: tidak ada, Obat-obatan: tidak ada,
Lain-lain: tidak ada
3.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
3.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
1. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi: ya
2. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya: ya
3. Jenis kelamin yang diharapkan: perempuan
4. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami
5. Apakah hamil ini diharapkan: ya
3.1.6.2 Persepsi diri
1. Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan janinnya lahir dengan
selamat dan sehat.
2. Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepat pulih dan kembali
beraktivitas seperti biasanya
3. Perubahan yang dirasa setelah hamil:Terasa perut semakin membesar.
3.1.6.3 Konsep diri
1. Body Image : Klien dapat menerima proses persalinannya
2. Peran : Klien sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya
3. Ideal Diri : Klieningin cepat pulih dan beraktifitas lagi
4. IdentitasDiri : Klien seorang perempuan dan ibu rumah tangga
5. Harga Diri : Klien menghargai dirinya dan orang sekitarnya
3.1.6.4 Hubungan/komunikasi
1. Bicara : jelas
2. Bahasa utama :Indonesia, Bahasa daerah Banjar
3. Yang tinggal serumah : suami dan anak
4. Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
5. Yang memegang peranan penting dalam keluarga: Tn. M
6. Motivasi dari suami : Tetap semangat
7. Apakah suami perokok : -
8. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan
3.1.6.5 Kebiasaan seksual
1. Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
2. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
3.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
1. Siapa dan apa sumber kekuatan :Tuhan Yang Maha Esa.
2. ApakahTuhan, agama, Kepercayaan penting untukanda :Ya sangat
penting
3. Kegiatan agama ataukepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Sholat
4. Kegiatan agama ataukepercayaan yang dilakukan selama di Rumah
Sakit, sebutkan: berdoa di atas tempat tidur
3.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
1) HB: 13,5 g/dL
2) Golongan Darah/Rh: A
3.1.8 Pengobatan
Vit C 30 mg tab
Vit A 30 mg tab
Amlodipine 5 mg 1x1 setiap mau tidur
Palangka Raya, 11 Maret 2020
Mahasiswa

Meitri Trolan
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Klien mengatakan Hipertensi Nyeri Akut
“nyeri pada bagian
kepala” Kerusakan veskuler
pembuluh darah
DO:
- Skala nyeri :
P: nyeri pada bagian Perubahan struktur
belakang kepala
Q: nyeri bertambah Penyumbatan pembuluh
ketika kepala di darah
tundukkan ke bawah,
nyeri berkurang ketika Vasokontraksi
kepala tidak di tundukan
ke bawah
R: nyeri seperti di tusuk- gangguan sirkulasi
tusuk
S: skala nyeri 5 (sedang) otak
T: nyeri hilang timbul
- klien tampak meringis resistensi pembuluh darah
- TTV klien: TD: 130/100 keotak
mmHg, N: 88 x/m,
RR: 20 x/m, S: 36,7OC
nyeri akut

DS:Klien Kurang terpapar Defisit pengetahuan


mengatakan“Informasi informasi
tentang hipertensi masih Tentang ibu hamil
belum mengetahui”.
Pengetahuan kognitif
kurang
DO :
- Ketika di tanya tentang Kurangnya penetahuan
hipertensi ibu tampak tentang kehamilan
bingung.
- Klien tampak bertanya-
tanya tentang
hipertensi, tanda dan
gejala hipertensi
3.2 Pioritas Masalah
1. Nyeri akut dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dibuktikan
dengan klien tampak meringis, TTV klien: TD: 130/100 mmHg, N: 88
x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7OC.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber
informasi di tandai dengan, Ketika di tanya tentang hipertensi ibu tanpak
bingung dan Klien tampak bertanya-tanya tentang hipertensi, tanda dan
gejala hipertensi
3.3 Rencana Keperawatan

Nama Pasien : Ny. I


Ruang Rawat : KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
1. nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1) Mengukur TTV klien 1) Untuk Mengetahui keadaan umum
berhubungan dengan keperawatan selama 2x15 menit nyeri 2) Kaji skala nyeri Klien Klien dan Mempermudah untuk
peningkatan tekanan klien dapat teratasi dengan kriteria 3) Ajarkan teknik relaksasi dan menentukan tindakan
vaskuler serebral hasil: nafas dalam 2) Untuk mengetahui skala Nyeri klien
1. TTV dalam batas normal 4) Kolaborasi dengan dokter dalam 3) Mengurangi ketegangan oto peut
TD : 120/ 80 mmHg pemberian obat hipertensi 4) Membantu Menghilangkan nyeri
N : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36 ℃
2. Nyeri berkurang/hilang
3. Klien tampak terlihat rileks
4. Klien dapat tidur dengan nyenyak
5. Klien mampu melakukan teknik
relaksasi dan nafas dalam secara
mandiri.
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Untuk mengetahui sejauh mana
berhubungan dengan keperawatan selama 2x15 menit klien mengenai penyakit hipertensi pengetahuan klien.
tidak familiar dengan dapat mengerti tentang pengetahuan 2. Gunakan bahasa yang mudah 2. Untuk membantu mempermudah
sumber informasi. dimengerti oleh klien. pemahaman klien.
penyakit hipertensi pada ibu hamil
3. Berikan pendkes tentang tentang 3. Untuk membantu menambah
dengan kreteria hasil : hipertensi pada ibu hamil pengetahuan klien.
4. Berikan waktu untuk klien 4. Untuk mengetahui seberapa dalamnya
1. Dapat menjelaskan apa itu
bertanya. klien dalam memahami tentang
hipertensi
penyakit hipertensi.
2. Resiko hipertensi pada ibu hamil
3. Makanan yang tidak boleh di
konsumsi bagi yang mempunyai
riwayat hipertensi
4. Buah-buah yang baik di konsumsi
untuk menurunkan tekanan darah
tingi/hipertensi
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Rabu, 11 Maret 2020 1) Mengukur TTV klien S : Pasien Mengatakan : “ masih terasa
Pukul: 10.15 WIB 2) Mengkaji skala nyeri Klien nyeri”
3) Mengajarkan teknik relaksasi dan O :
nafas dalam - TTV Klien :
4) Berkolaborasi dengan dokter dalam TD : 130/100 mmHg
pemberian obat Hr : 85x.menit
Amplodipin 5 mg Rr : 19 x/menit
Vit C 30 mg tab S : 36,10C Meitri Trolan
Vit A 30 mg tab - Skala nyeri 4 (sedang)
- Klien masih tampak tenang
- Klien tampak rilek dan duduk dengan
santai
-
A : Masalah belum teratasi

P : lanjut intervensi
Minum obat sebelum tidur :
 Amplodipin 5 mg 1x1
Ketika mau tidur :
 Vit C 30 mg tab 1x1
 Vit A 30 mg tab 1x1
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Rabu, 11 Maret 2020 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien S: Klien mengatakan “sedikit mengerti
Pukul: 10.25 WIB mengenai penyakit hipertensi tentang penyakit hipertensi ”.
2. Menggunakan bahasa yang mudah O:
dimengerti oleh klien. - TTV
3. Memberikan pendkes tentang tentang TD : 130/100 mmHg
hipertensi pada ibu hamil S : 36,5 °C
4. Memberikan waktu untuk klien N : 85 x/m
bertanya RR : 19 x/m
- Klien mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan tentang hipertensi. Meitri Trolan
- Klien mengetahui tentang resiko
penyakit hipertensi ketika tidak di
tangani dengan baik.

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi
3.5 Catatan Perkembangan
Nama Pasien :Ny. I
Ruangan :-
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat

Kamis, 11 Maret 2020 1. Mengukur TTV klien S : Pasien Mengatakan : “ tidak merasa
Pukul: 13.00 WIB 2. Mengkaji skala nyeri Klien sakit kepala lagi/nyeri pada kepala”
3. Mengajarkan teknik relaksasi dan O :
nafas dalam - TTV Klien :
4. Menganjurkan ibu teratur minum TD : 130/90 mmHg
obat yang sudah diberikan Hr : 80 x/menit
Amplodipin 5 mg Rr : 19 x/menit
Vit C 30 mg tab S : 36,10C Meitri Trolan
Vit A 30 mg tab - Klien masih tampak tenang
- Klien tampak rilek dan duduk dengan
santai
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Minum obat sebelum tidur :
 Amplodipin 5 mg 1x1
Ketika mau tidur :
 Vit C 30 mg tab 1x1
 Vit A 30 mg tab 1x1
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat

Kamis, 11 Maret 2020 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien S: Klien mengatakan” saya sudah mulai
Pukul: 13.15 WIB mengenai penyakit hipertensi mulai tau tentang penyakit
2. Menggunakan bahasa yang mudah hipertensi”.
dimengerti oleh klien.
O:
3. Memberikan pendkes tentang tentang
hipertensi pada ibu hamil - TTV
4. Memerikan waktu untuk klien TD : 130/90 mmHg
bertanya S : 36,5 °C
N : 85 x/m
RR : 19 x/m Meitri Trolan
- Klien mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan
tentang hipertensi.
- Klien mengetahui tentang resiko
penyakit hipertensi ketika tidak
di tangani dengan baik.
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan Ny. I dengan Antenatal Care (ANC), maka
dapat diambil kesimpulan bahwa :
4.1.1 Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada Ny. I, klien mengatakan nyeri pada bagian
kepala.
4.1.2 Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis, penulis memprioritaskan
2 diagnosa yaitu nyeri akut dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.
4.1.3 Intervensi
Perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga
intervensi yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik terkait dukungan dan
kerjasama dari Ny. I dalam mengatasi penyakit yang dideritanya. Saat penulis
melakukan kontrak waktu untuk pemberian asuhan keperawatan yang akan
dilakukan selanjutnya, klien dan keluarga klien juga kooperatif.
4.1.4 Implementasi
Saat dilakukan tindakan keperawatan, Ny. I sangat kooperatif saat dilakukan
injeksi, pasien juga memperhatikan dan melakukan saran yang diberikan oleh
penulis antara lain melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk membantu
mengurasi nyeri kepala yang dirasakan.
4.1.5 Evaluasi
Evaluasi setelah memberikan tindakan keperawatan selama 2x15 hari, untuk
diagnosa pertama sampai kedua, masalah teratasi.
4.2 Saran
4.2.1 BLUD Puskesmas Pahandut Palangka Raya
Penulis memberikan saran kepada puskesmas agar dapat meningkatkan dan
mempertahankan standar asuhan keperawatan sehingga mutu pelayanan puskesmas
dapat terjaga.
4.2.2 STIKes Eka Harap Palangka Raya
Penulis memberikan saran agar akademik dapat menyediakan sumber buku
dengan tahun dan penerbit terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam
pembuatan seminar kecil dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan teruatama
dengan pembuatan asuhan keperawatan dalam praktek maupun teori.
4.2.3 Profesi Perawat
Penulis memberikan saran agar perawat ruangan dapat meningkatkan mutu
pelayanan, seperti lebih ramah lagi terhadap pasien dan dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Haen, Forrer. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: ECG


Herdman, T. Hether. 2012. Dignosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta. EGC
Nadesul, Handrawan. 2006. Sehat Itu Murah. Jakarta: Kompas Media Nusantara
Nuraruf, Huda Amin, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan nanda Nic-Noc Eisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta.
MediAction
Padila, 2014. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternitas & Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sawrwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmi Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sawrwono
Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai