Anda di halaman 1dari 13

Percobaan ke-12 Selasa, 9 Juni 2020

PEMBUATAN METIL ESTER ( BIODIESEL ) dari Minyak.


I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Mensintesis metil ester (biodiesel) dari sumber minyak.
2. Mengidentifikasi standarisasi Larutan NaOH

II. Prinsip Dasar


pada percobaan ini akan terjadi reaksi tran-esterifikasi . Prinsip dari reaksi ini adalah
pengubahan triester (dari) gliserol (trigliserida) menjadi ester lainnya melalui pertukaran gugus
alkoksi. Transesterifikasi trigliserida (sebagai komponen utama lemak/minyak) dengan alkohol
menggunakan bantuan katalis basa akan menghasilkan alkil ester dan gliserol.

III. Alat dan Bahan


III.1 Tabel Alat

N Nama Alat Ukuran Jumlah


o
1 Stirrer - 1 buah
2 Gelas Kimia 250mL,100mL,50 3 buah
mL
3 Termometer 100℃ 1 buah
4 Pipet Tetes - 3 buah
5 Spatula - 1 buah
6 Kaca Arloji - 1 buah
7 Batang pengaduk - 1 buah
8 Pipet Volumetri 2 mL,5 mL,10 mL 3 buah
9 Corong Pisah - 1 buah
10 Hot Plate - 2 buah
11 Gelas Ukur 50 mL , 100 mL, 3 buah
250 mL
12 Plat tetes - 1 buah
13 Buret 50 mL 1 buah
14 Labu Bundar 50 mL 1 buah
15 Statif dan Klem - 1 set
16 Botol Semprot 500 mL 1 buah
17 Labu Erlenmeyer 50 mL 1 buah
18 Neraca Analitik - 1 buah
19 Stopwatch - 1 buah

III.2 Tabel Bahan

No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1 NaOH - secukupnya
2 Metanol p.a. secukupnya
3 Natrium metoksida - secukupnya
4 minyak - secukupnya
5 Metanol 95 % Secukupnya
6 NaOH 0,1 N secukupnya
7 Aquadest - secukupnya
8 Indikator PP - secukupnya

IV. MSDS

N Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia Penanggulangan


o
1 Metanol Cairan tb Tercampur penuh Terkena
CH3OH D 0.7918 g/cm³ dalam air mata/kulit :
T.didih 337,8 K Bilas dengan air
mengalir selama
15 menit

Terhirup :
2 Natrium Padatan putih Sangat mudah larut Cari udara
hidroksida D 2,1 g/cm³ dalam air segar, beri O2
NaOH T.didih 1663K Basa kuat bila sadar ,dan
Higroskopis nafas buatan
bila tidak sadar

Tertelan :
Beri air putih 2
cup, hindari V.
3 Natrium Bubuk putih Digunakan sebagai muntah
V.
Metoksida inisiator dari suatu
V.
CH3NaO polimerisasi adisi
Higroskopis : V.
anionik dengan
etilena oksida, Hindari kontak V.
membentuk polieter langsung V.
dengan berat dengan udara V.
molekul yang besar bebas V.
7 Aquadest Cairan tb Pelarut universal Tiak ada penanggulangan V.
t.didih 100℃ khusus V.
t.lebur 0℃ V.
Cara
Kerja dan Hasil Pengamatan

N Cara Kerja Hasil Pengamatan


o
1 Sintesis Metil Ester
NaOH serbuk putih
NaOH
Metanol larutan tb
- Haluskan padatannya
- Timbang 1 gr
- Larutkan dengan 41 mL metanol -Dilarutkan : Larut menjadi larutan tb
p.a. -Aduk : Merata
- Aduk dengan stirer
- Masukkan ke gelas kimia 250
Larutan Natrium metoksida
mL Larutan Metoksida dalam Gelas Kimia

Minyak = Cairan kental kuning


Minyak
- Masukkan 200 mL minyak ke
dalam gelas kimia berbeda
- Panaskan diatas hotplate -Dipanaskan : Sampel Minyak 55℃
- aduk dengan stirer 75-150 rpm
sampai suhu 45-55 ℃ -+Natrium Metoksida : Terdapat 2 lapisan.
- + larutan natrium metoksida Lapisan atas bening tidak berwarna. Lapisan
sedikit demi sedikit bawah bening berwarna kuning
- Hitung waktu pengadukan -Corong Pisah : Terbentuk 2 fasa. Fasa atas
hingga 45 menit setelah natrium adalah metil ester (biodisel). Fasa bawah adalah
bercampur gliserol dan methanol
- Pindahkan metil ester ke corong
pisah
- Diamkan selama 10-15 menit -Lapisan Bawah : fasa bawah berwarna kuning +
- Keluarkan lapisan bawah +
- Masukkan metil ester ke gelas -Lapisan Atas : Fasa atas berwarna kuning ,
kimia metil ester sebanyak 18 mL
Metil Ester

Aquadest
Aquadest 9 mL
- Panaskan sebanyak 50% volume
metil ester hingga suhu 60 ℃ -+ metil ester : Larutan menjadi bening
- Tuangkan metil seter ke berwarna kuning
dalamnya
- Aduk perlahan hingga 10 menit
- Pindahkan ke corong pisah -corong pisah : Tidak terbentuk 2 fasa
- Diamkan
- Keluarkan lapisan bawahnya
- Hitung volume yeild
- Hasil

3 Standarisasi NaOH
Asam Oksalat larutan tb
Asam

- Pipet 10 mL
- Masukkan ke Labu erlenmeyer + indikator PP : Larutan tetap tidak berwarna
- + 3 tetes indikator PP
- Titrasi dengan Larutan NaOH dititasi dengan NaOH : Larutan menjadi merah
- Lakukan duplo muda pada volume NaOH. V1=16,9 mL, V2=
- Tentukan konsentrasi NaOH 16,9 mL

Hasil konsentrasi NaOH = 0,05971 N


Analisis Asam Lemak bebas

Metil ester Metil ester hasil sinesis berwarna kuning


- Timbang 2-5 gr
- Masukkan ke labu erlenmeyer +metanol : Larutan tb
- + 50 mL metanol 95 % netral + indikator PP : Larutan tb
- + 3 tetes indikator fenolftalein
- Titrasi dengan NaOH 0,1 N Dititrasi dengan NaOH : Larutan berubah warna
- Amati dan catat menjadi merah muda pada volume NaOH 38,80
Hasil mL

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan sintesis metil ester (biodiesel) dari sumber
minyak . Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari
asam lemak dengan metanol. Pembuatannya dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu pencampuran
dan penggunaan secara langsung, mikroemulsi, pirolisis, dan transesterifikasi. Pada percobaab
ini digunakan transesterifikasi. Prinsip dari transesterifikasi adalah tahap konversi dari
trigliserida menjadi alkil ester melalui reaksi dengan alkohol dan produk samping gliserol. Bahan
baku yang digunakan adalah minyak goreng kunci mas, metanol dan NaOH. NaOH disini
bertindak sebagai katalis pada pembuatan metil ester.

Pada Metode Transesterifikasi digunakan sebuah katalis pula dalam reaksinya . Reaksi akan
berjalan lambat meski konversi yang dihasilkan maksimum tanpa adanya katalis . Katalis yang
biasa digunakan yaitu katalis basa, karena dapat mempercepat reaksi. Reaksi transesterifikasi
sebenarnya berlangsung dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut :

Pada percobaan ini pertama dilakukan pembuatan natrium metoksida, dengan


menghaluskan 1 gram NaOH dan dilarutkan dengan 41 mL metanol sintesis yang akan
melarutkan karna sifatnya sebagai pelarut bahan seperti NaOH.
Selanjutnya melakukan sintesis metil ester , yang kemudian dipanaskan dan diaduk diatas
hotplate dengan kecepatan 80 rpm , kecepatannya tidak boleh melebihi 150 rpm karena akan
berpengaruh terhadap rendemen pada proses despicing dan netralisasi minyak baru. Saat
pengadukan dilakukan dengan menggunakan stirrer karena stirrer hanya berfungsi mengaduk
bagian dasar cairan tersebut mengalami pencampuran sempurna dan hasilnya cairan tersebut
tidak terpisah dan terjadi penyabunan. Kemudian ditambahkan larutan natrium metoksida
terbentuklah dua lapisan yaitu lapisan atas bening tak berwarna dan lapisan bawah bening
berwarna kuning. Dan kemudian dipindahkan ke corong pisah terbentuk 2 fasa, yaitu fasa atas
metil ester dan fasa bawah gliserol dan metanol. Setelah itu fasa dipidahkan agar gliserol dapat
larut dalam metil ester rendah akibat perbedaan kepolaran antara gliserol ester. Kemudian
ditambahkan 9 mL aquadest panas agar sisa katalis seperti sabun, metanol dan gliserol bebas
dapat hilang . Setelah itu Diaduk dan dipindahkan ke corong pisah, hasil yang didapat tidak
terbentuk 2 lapisan dan larutan menjadi bening berwarna kuning.

Proses selanjutnya, dilakukan standariasi NaOH dengan larutan asam oksalat dan
penambahan 3 tetes fenolftalein. Pada saat larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan
standar NaOH yang telah dibuat sebelumnya terjadi reaksi sebagai berikut :
C2H2O4 . 2H2O + NaOH . NaCHO4 + CO2 + H2O
Titrasi dihentikan larutan menunjukkan perubahan yaitu berubah warna menjadi pink.
Perubahan warna terjadi menunjukkan bahwa titik ekivalen telah tercapai, setelah melakukan
titrasi dengan NaOH diperoleh V1 = 16,9 ml dan V2 = 16,9 ml. V titrannya besar karena asam
oksalat membutuhkan ion OH- yang lebih banyak untuk mencapai titik ekivalen sehingga volume
titran yang dipergunakan pun lebih banyak.

VII. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah Sintesis metil ester dapat
dilakukan satu tahap melalui reaksi transesterifikasi menggunakan larutan methanol sebagai
pelarut dan NaOH sebagai katalis basa. Dilakukan satu tahap karena sampel minyak yang digunakan
mengandung asam lemak rendah. Dan Dari hasil standarisasi didapatkan konsentrasi NaOH sebesar
0,05971 N
VIII. Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Pembuatan Metil Ester. http://aya-snura.blogspot.co.id/2012/06/pembuatan
metil-ester.html. Diakses pada hari Kamis tanggal 01 Desember 2016 pada pukul 06.00 WIB.
Anonim. 2013. Praktikum Sintesis Metil Ester.
https://www.academia.edu/20413655/Praktikum_Sintesis_Metil_Ester Diakses pada hari
Kamis tanggal 01 Desember 2016 pada pukul 07.00 WIB.
Anonim. 2013. Pembuatan Metil Ester.
http://namikazewand.blogspot.co.id/2013/09/pembuatan-metil-ester_23.html.Diakses
pada hari Kamis tanggal 01 Desember 2016 pada pukul 08.00 WIB.
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Hart, Harold, Suminar. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta : Erlangga.
Hoffman, Robert V. 2004. Organic Chemistry Second Edition. America : John Wiley
and mmmSons.
Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : UNM.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Percobaan 13 Selasa, 9 Juni 2020


REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK ALIFATIK :
Pembuatan Tert-butil Khlorida .

 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi proses pembuatan t-butilklorida
2. Mengidentifikasi perbedaan reaksi SN1 dan SN2 dengan melakukan uji alkil halida
 Prinsip Dasar
Gugus hidroksil dalam tersier butil adalah gugus yang paling mudah disubstitusi, dalam hal
ini menyebabkan alkohol tersebut dapat bereaksi dengan HCl pekat pada suhu kamar. Reaksi
tersebut adalah reaksi SN1 yang membentuk senyawa antara yaitu ion karbonium yang relatif stabil.
Alkohol sekunder, apalagi yang primer memerlukan kondisi yang sangat kuat untuk
melakukan reaksi substitusi, yang biasanya memerlukan pemanasan campuran alkohol – asam dan
seng klorida anhidrat. Bila alkoholnya berupa alkohol alisiklik dianjurkan menggunakan CaCl 2
anhidrat sebagai pengganti ZnCl2. Reaksi yang menggunakan HCl – ZnCl2 merupakan reaksi
substitusi SN2 terutama untuk alkohol primer.
Untuk mencegah rearrangement , ganti senyawa klorida yang digunakan dengan trionil
klorida atau campuran trionil klorida dengan piridin. Piridin yang digunakan dalam ekimolar. Bila
hanya menggunakan trionil klorida saja, yang terbentuk adalah ester klorosulfit, yanng kemudian
terurai menjadi alkil klorida (S N1).Bila menggunakn piridin, ion klorida akan dilepaskan pada tahap
reaksi pertama SN2.

 Alat dan Bahan


1 Tabel Alat

N Nama Alat Ukuran Jumlah


o
1 Labu Erlenmeyer 50 mL , 2 buah
125mL
2 Pipet volumetri 5 mL 1 buah
3 Pipet tetes - 3 buah
4 Hotplate - 1 buah
5 Batu didih - 1 buah
6 Labu ukur 50 mL, 100 1 buah
mL, 250 mL
7 Corong Pisah - 1 buah
8 Neraca Analitik - 1 buah
9 Kaca arloji - 1 buah
10 Batang pengaduk - 1 buah
11 Spatula - 1 buah
12 Termometer 100℃ 1 buah
13 Botol Semprot 500 mL 1 buah
14 Gelas Kimia 250 mL 1 buah
15 Corong Pendek - 1 buah
16 Labu Destilasi - 1 buah
17 Penangas Air - 1 buah
18 Termometer - 1 buah
19 Tabung Reaksi - 4 buah
20 Stopwatch - 1 buah
21 Gelas Ukur 5 mL 1 buah
22 Aluminium foil - 1 buah

2 Tabel Bahan
N Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
o
1 t-butilalkohol - 25 gr
2 HCl pekat secukupnya
3 NaHCO3 5% 20 mL
4 1-klorobutana - 1 mL
5 Ters-butil klorida - 1 mL
6 2-bromobenzena - 1 mL
7 2-klorobutana - 1 mL
8 NaI 18% secukupnya
9 aseton - secukupnya
10 NaOH 0,5 M 3 tetes
11 Etanaol - 2 mL
12 Metanol - 2 mL
13 Indikator PP - 3 tetes
14 Aquadest - Secukupnya

 MSDS

No Nama Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia Penanggulangan


1 Tert-butilalkohol Cairan tb Tercampur Terkena
C4H10O D 0,775 g / mL dalam air mata/kulit :
T. didih 82-83℃
2 Asam Klorida Larutan tb-kuning Asam Kuat Bilas dengan air
HCl D 1,18 g/cm3 Korosif mengalir selama
T.didih 48 °C Tercampur 15 menit
dalam air
3 Etanol Cairan tb Tercampur Terhirup :
C2H5OH D 0,7893 g/cm3 penuh dalam air Cari udara
T.didih1738 K segar, beri O2
bila sadar ,dan
4 1-klorobutana Cairan tb Tercampur nafas buatan
C4H9Cl D 0,89 g/mL dalam metanol bila tidak sadar
T.didih 351 K dan Eter
5 Tert-butilklorida Cairan tb Tercampur Tertelan :
C4H9Cl D 0.851 g/ml dalam alkohol Beri air putih 2
T.didih 324 K dan eter cup, hindari
6 2-bromobenzena Cairan tb Larut dalam muntah
C6H5Br Berbau dietil eter ,
D 1.495 g cm−3 alkohol , Higroskopis :
T.didih 429 K benzena Hindari kontak
7 Aseton Cairan tb Larut dalam langsung
CH3COCH3 D 0,79 g/cm³ berbagau dengan udara
T.didih 329,4 K perbandingan bebas
8 Natrium Hidroksida Cairan tb Basa Kuat
NaOH D 2,1 g/cm³
T.didih 1663 K
9 Metanol Cairan tb Pelarut organik
CH3OH D 0.7918 g/cm³ Tercampur
T.didih 337.8 K penuh dalam air
10 Aquadest Cairan tb Pelarut Tidak ada
t.didih 100℃ Universal penanggulangan khusus
t.lebur 0℃

 Cara Kerja dan Hasil Pengamatan

No Cara Kerja Hasil Pengamatan


.
1 Pembuatan Ters-butil Klorida
t-
-+HCl Pekat : Suhu corong pisah
butilalkohol
- timbang 25 gr bertambah
- Masukkan ke Corong Pisah 250 mL
- + 85 mL HCl pekat -dikocok 20 menit : Tekanan di dalam
- Kocok selama 20 menit corong pisah menjadi kuat. Corong pisah
- Biarkan beberapa menit sampai berpisah menjadi semakin panas
- Buang lapisan asam bagian bawah -diamkan : Campuran terpisah, dan
- Ambil lapisan atas halida terbentuk 2 lapisan.
- Cuci dengan 20 mL larutan NaHCO3 5 % Lapisan bawah yang bening dibuang
- Pisahkan -dicuci dengan NaHCO3 : Terbentuk 2
- Saring lapisan halida dengan kertas saring lapisan baru.
- Tampung filtrat pada labu distilasi 50 mL -disaring : Di kertas saring terdapat
- + 3 buah batu didih padatan berupa serbuk.
- Masukkan labu distilasi ke dalam penangas
air
- Lakukan distilasi
Hasil

2 Uji Alkil Halida

a. Natrium Iodida dalam Aseton

Ters-butilklorida , 2 –klorobutana ,
Bromobenzene , 1- klorobutana
- Masukkan masing-masing 0,1 mL/100 mg
Larutan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda
- Beri nama pada keempat tabung reaksi
- + 1 mL NaI 18% dalam aseton
- Tutup tabung reaksi lalu kocok
- Panaskan dalam penangas air sampai 50 ℃
- Amati perubahan dalam 5-6 menit Larutan menjadi keruh, seperti terdapat
dua fasa.
Hasil

b. Larutan Perak Nitrak dalam etanol


Ters-butilklorida , 2 –klorobutana ,
Bromobenzene , 1- klorobutana

- Masukkan masing-masing 0,1 mL/100 mg


Larutan ke dalam tabung reaksi berbeda
- Beri nama pada keempat tabung reaksi
- + 1 mL AgNO3 1% dalam etanol
- Tutup tabung raksi
- Kocok perlahan
- Amati waktu pertama kali endapan muncul
- Jika tidak ada reaksi , panaskan dalam
penangas air sampai 50 ℃
- Amati hingga 5-6 menit
Terbentuk endapan putih
Hasil

 Pembahasan
Pada praktikum kali ini , praktikan mereaksikan HCl dengan ters-butilalkohol untuk
membuat ters-butilklorida dengan menggunakan reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi yang terjadi
adalah :

Reaksinya berlangsung dalam 2 tahap. Tahap pertama , ion OH - dilepaskan dari senyawa t-
butil alkohol yang kemudian ditarik ion H+ dari senyawa HCl ,Akibatnya terbentuklah ion
karbonium (senyawa antara), H2O dan ion Cl-. Pada tahap Kedua , ion Cl- akan terikat pada ion
karbonium karna ionnya memiliki keelektronegatifan tinggi yang kemudian terikat dengan ion yang
memiliki keeletropositifan tinggi dan membentuk t-butilklorida.
Ketika dilakukan pencampuran HCl dan t-butilalkohol dan kemudian dikocok, terbentuk gas HCl
yang menyebabkan tekanan di dalam corong pemisah bertambah. Oleh karenanya , keran corong
pemisah harus dibuka untuk setiap selang waktu tertentu. Selain itu, suhu larutan dalam corong
pisah juga naik akibat energi solvasi antara HCl dan air yang bersifat eksoterm, dan melepaskan
panas. Panas yang dilepas inilah yang membuat suhu larutan meningkat dan menyebabkan lebih
banyak larutan HCl lepas menjadi fasa gas.
Setelah didiamkan , gas yang keluar menjadi semakin sedikit karena jumlah HCl sudah
berkurang, sehingga jumlah air yang ada sudah cukup untuk menahan HCl dalam bentuk ion H + dan
Cl-. Air bersifat polar, sehingga dapat menahan HCl dalam jumlah tertentu dalam fasa larutan (aq).
Dengan kata lain, HCl berada dalam fasa larutan (aq) dan tidak lagi berubah menjadi fasa gas.
Setelah pengocokan selesai, akan terbentuk dua fasa cairan. Pada lapisan bawah, terdapat HCl yang
sudah melarut pada air. Larutan HCl ini memiliki densitas yang lebih besar dari pada air. Sedangkan
pada lapisan atas, terdapat t-butilklorida dan sisa-sisa HCl yang belum bereaksi dan tidak melarut
pada air.
Kemudian lapisan atas dan lapisan bawah dipisahkan, lapisan bawah dibuang, dan lapisan
atas dibersihkan dengan menggunakan NaHCO 3 5% agar HCl yang masih tersisa tidak akan bereaksi
dengan ion karbonium dan dipisahkan dari larutan t-butilklorida. Mekanisme yaitu NaHCO 3 yang
bersifat basa akan menarik HCl yang merupakan asam kuat untuk membentuk garam NaCl dan
H2CO3. H2CO3 yang terbentuk akan terpisah menjadi H2O dan CO2.
H2O kemudian dipisahkan dengan corong pemisah karena air dan t-butilklorida memiliki
massa jenis yang berbeda . Air yang densitasnya lebih besar akan berada di lapisan bawah
,sedangkan NaCl dapat dikeluarkan dari larutan dengan cara penyaringan dengan menggunakan
kertas saring. NaCl mudah larut dalam air sehingga berada dalam lapisan bawah bersama air.
Sedangkan CO2 akan memisah sendiri karena pada suhu kamar, CO2 berfasa gas. Setelah campuran
dipisahkan, cairan didistilasi pada agar larutan tidak mengandung pengotor-pengotor lain seperti
HCl ataupun air yang belum terpisah pada saat pemisahan dengan corong pisah.

Pada uji alkil halida, percobaan yang dilakukan hanyalah t-butil klorida karena keterbatasan
bahan dari laboratorium Kimia Organik.

Pada pengujian t-butilklorida pada larutan 18% NaI dalam aseton reaksi berjalan lambat.
Setelah dikocok, tidak terjadi endapan. Setelah dimasukkan dalam penangas air, terbentuk dua
lapisan dalam larutan. Larutan yang terbentuk adalah antara t-butil iodida dan NaCl. Hal ini dapat
terjadi karena NaI yang mudah terion karena ukuran I yang besar. I- adalah nukleofil yang baik[1],
sehingga dapat mendesak Cl pada t-butilklorida untuk membentuk NaCl dan I- mensubstitusi Cl-
menjadi alkil halida yang baru, t-butiliodida.

T-butilklorida harus dipanaskan terlebih dahulu untuk membuat ikatan antara Cl dan alkil
melemah. Ikatan antara Cl dan alkil tidak dapat lepas sendiri karena pelarut aseton bersifat non
polar sehingga ikatan antara Cl dan alkil tidak dapat lepas menjadi ion Cl- dan ion karbonium
dengan sendirinya. Reaksi yang terjadi adalah reaksi SN1 karena bentuk molekul t-butilklorida yang
berjejal dan tidak memungkinkan reaksi substitusi SN2.

 Kesimpulan
Adapyn kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum inin yaitu T-butilklorida dapat
disintesis dengan reaksi substitusi nukleofilik antara t-butil alkohol dengan asam kuat HCl. Reaksi
SN1 membutuhkan senyawa antara, yang dinamakan ion karbonium ,yang dipengaruhi oleh
pelarut yang digunakan. Pelarut polar akan mendukung reaksi dari SN1, sedangkan pelarut non
polar menyebabkan reaksi berlangsung secara SN2. Jika SN1 tidak dapat berlangsung karena ikatan
antar molekul yang kuat, dapat dilakukan pelemahan ikatan dengan pemanasan.

 Daftar pustaka
Frieda Nurlita dan I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja : IKIP
Negeri Singaraja
Furniss, Brian S., Antony J. Hannaford, Peter W.G. Smith, Austin R. Tatchell. 1989. Vogel’s
Textbook of Practical Organic Chemistry. New York : The Bath Press
I Wayan Suja dan Frieda Nurlita. 2000. Buku Ajar Kimia Organik 1. Singaraja : STKIP Singaraja
I Wayan Suja dan I Wayan Muderawan. 2003. Buku Ajar Kimia Organik Lanjut (Stereokimia,
Struktur & Reaktivitas, Mekanisme Reaksi). Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.
Pine, Stanley H., James B. Hendrickson, Donald J. Cram, dan George S. Hammond. 1988.
Kimia Organik 2 Terbitan Keempat. Diterjemahkan oleh Roehyati Joejodibroto dan
Sasanti W. Purbo-Hadiwidjoyo. Bandung : Penerbit ITB.
Smith, B. Michael dan Jerry March. 2007. March’s Advanced Organic Chemistry: Reactions,
Mechanisms, and Structure 6th Edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai