Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
Tonsilitis adalah peradangan pada organ tonsil atau amandel bersama
pengumpulan leukosit, bakteri patogen, dan juga sel-sel epitel mati. Secara medis
peradangan ini ada yang akut, ditandai dengan rasa nyeri menelan dan sering
disertai demam. Sedangkan tonsilitis yang sudah kronis (akut) biasanya tidak
nyeri ketika menelan, tapi jika ukurannya tonsil cukup besar sehingga
menyebabkan kesulitan menelan (Assyraf, 2010).
Penelitian oleh Fyra wahyuni, dkk (2013) Hubungan Antara
Pengetahuan dan Pola Makan dengan Kejadian Tonsilitis pada Anak Usia
Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Minasatene Kab. Pangkep
mengungkapkan bahwa umumnya banyak dari responden yang tidak menyadari
bahwa tonsil mereka telah mengalami hipertropi, bahkan sebagian dari mereka
telah lama merasakan gejala tonsilitis yang sifatnya selalu berulang seperti nyeri
saat menelan yang disertai demam pada tubuh. Berdasarkan dari hasil uji statistik
menunjukkkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian
tonsilitis dan penelitian tersebut mengungkapkan berdasarkan hasil uji statistik
menunjukkan adanya hubungan antara pola makan dengan kejadian tonsilitis
karena masih banyaknya penderita yang memiliki kebiasaan makan makanan yang
kurang bersih dan kurang menjaga kebersihan mulut khususnya pada anak.
(Sherly Hoiriyah, Feni Novita)
Penelitian oleh Gita Zeny, dkk (2018) Pengaruh Suplementasi Seng
terhadap Kejadian Tonsilitis pada Balita mengungkapkan bahwa pemberian
suplementasi seng dapat melawan infeksi. Pada sistem imunitas spesifik seng
memegang peranan penting terhadap fungsi timus, tetapi penelitian tersebut
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan uji statistik. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dosis dan durasi suplementasi yang
belum maksimal sehingga belum dapat menggambarkan adanya perbedaan
frekuensi kejadian tonsilitis yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. (Cahyani Ageng, Eka Nur)
Penelitian oleh Agnes Kalpita, dkk (2019) Hubungan Asupan Seng dan
Vitamin C dengan Kejadian Tonsilitis pada Balita Usia 2-5 Tahun di
Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang juga
mengungkapkan bahwa pencegahan tonsilitis pada balita dapat dilakukan dengan
pemenuhan asupan seng dan vitamin C sesuai kebutuhan yang berasal dari
konsumsi daging ayam, daging sapi, hati ayam, kerang, buah dan sayur. Selain itu,
mengurangi konsumsi makanan atau minuman penghambat seng seperti teh dan
kopi dan menambah asupan yang dapat meninngkatkan asupan seng seperti
makanan tinggi protein. (Noer Shalamah, Iftitah Churrosida)
Beberapa penelitian yang ada dengan vitamin C diharapkan mampu
digunakan sebagai salah satu antioksidan alami yang banyak direkomendasikan
dalam mengobati dan detoksifikasi mengurangi racun dan pemberian vitamin C
dapat menurunkan kadar Malondialdehyde (MDA), tetapi berdasarkan hasil
penelitian Sutji Pratiwi, dkk (2018) The Effect of Vitamin C Therapy Towards
Malondialdehyde Plasma Content on Chronic Tonsillitis Patients With Risk of
Obstructive Sleep Apnea Syndrome mengungkapkan bahwa ada penurunan
plasma kadar MDA pada pasien tonsilitis kronis dengan risiko OSAS setelah
terapi Vitamin C, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam plasma tingkat
MDA antara pasien tonsilitis kronis dengan risiko OSAS diberikan terapi Vitamin
C dan tanpa terapi Vitamin C. (Pande Kadek, Fira Veronika)
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh N Juni Triastuti, dkk (2015)
Pengaruh Status Gizi dan Tonsilitis Kronik terhadap Prestasi Belajar pada
Siswa Sekolah Dasar menunjukkan adanya pengaruh buruk terhadap penderita
tonsilitis yaitu didapatkan bahwa penderita tonsilitis kronis mendapatkan prestasi
belajar lebih rendah dari pada siswa yang tidak mengalami tonsilitis kronis
dimungkinkan siswa dengan tonsilitis kronis sudah menimbulkan gangguan lebih
besar seperti gangguan tidur karena sebagian besar dari data kuesioner yang
diperoleh menunjukkan bahwa ada keluhan mendengkur dan sering terbangun
tengah malam dan gangguan tersebut sangat mengganggu. (Rizky Kurniasari,
Sherly Hoiriyah)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari beberapa jurnal tersebut yaitu adanya faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit tonsilitis yaitu kebiasaan pola makan yang
kurang bersih dan tidak adanya hubungan antara pengetahuan klien dengan
kejadian tonsilitis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemberian asupan
seng dan vitamin C dapat mencegah terjadinya tonsilitis tetapi tidak ada
perbedaan yang signifikan. Pemberian vitamin C diharapkan mampu digunakan
sebagai salah satu antioksidan alami yang banyak direkomendasikan dalam
mengobati dan detoksifikasi mengurangi racun, sedangkan pemberian
suplementasi seng dapat melawan infeksi. Tonsilitis menyebabkan adanya
pengaruh buruk yaitu didapatkan bahwa penderita tonsilitis kronis mendapatkan
prestasi belajar lebih rendah dari pada siswa yang tidak mengalami tonsilitis
kronis dimungkinkan siswa dengan tonsilitis kronis sudah menimbulkan gangguan
lebih besar seperti gangguan tidur karena sebagian besar dari data kuesioner yang
diperoleh menunjukkan bahwa ada keluhan mendengkur dan sering terbangun
tengah malam dan gangguan tersebut sangat mengganggu.
Saran dari kelompok kami diharapkan pembaca lebih mudah memahami
hasil review jurnal yang telah dikerjakan oleh kelompok kami. Semoga bisa
menambah wawasan ilmu kesehatan untuk meningkatkan perawatan yang baik
untuk klien.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Efiaty dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
kepala Dan leher, edisi 6. FKUI : Jakarta.
Farokah. Hubungan Tonsilitis Kronis dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas
II Sekolah Dasar di Kota Semarang . Semarang: Universitas Diponegoro;
2005. [Tesis]
Somuk BT, Sapmaz E, Soyalıç H, Yamanoglu M, Mendil D, Arici A, et al.
Evaluation of Iron and Zinc Levels in Recurrent Tonsillitis and Tonsillar
Hypertrophy. American Journal of Otolaryngol. 2015;7:7–10.
Theno GG, Tamus AY, Tumbel REC. Survei Kesehatan Tenggorokan Siswa SD
Inpres 10/73 Pandu. Journal e-Clinic. 2016;4:2–5. 7.
Wahyuningsih S, Raodhah S, Basri S. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten
Bima. Higiene. 2017;3.
Yunita R, Anggraini M, Wiyono S. Hubungan Antara Asupan Protein, Zink,
Vitamin A dan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Non
Pneumonia pada Balita di RW 06 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan
Ciputat Timur Tangerang Selatan. Nutrire Diaita. 2014;6(2):99-113

Anda mungkin juga menyukai