Nama Anggota :
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan Kerjasama Tim
dalam Organisasi”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Dasar-dasar Manajemen Sekolah Tinggi Agama Islam Grobogan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
Latar Belakang......................................................................................................................................4
A. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
B. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :....................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. DEFINISI KEPEMINPINAN..........................................................................................................6
B. KEPEMINPINAN VERSUS MAMAJEMEN.................................................................................8
C. Kepemimpinan demi tercapainya kualitas.......................................................................................9
D. GAYA KEPEMIMPINAN............................................................................................................10
E. KERJA SAMA TIM : KARAKTERISTIK DAN MANFAAT......................................................11
F. PENGERTIAN DAN PROSES KOMUNIKASI...........................................................................13
G. Manajemen Konflik.......................................................................................................................14
H. Metode Manajemen Konflik......................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................18
B. SARAN..........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi
secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam
usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan
sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku,
dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi
keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi
terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi,
kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,
kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan
memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan
memaham genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya
organisasi yang ideal.
Upaya membangun keterampilan personal tersebut selaras dengan perkembangan kajian
Organizational Studies (Teori Organisasi, Perilaku Organisasi, Manajemen SDM, dan
Kepemimpinan), yang menemukan kontekstualisasinya dalam semangat pendekatan human
relations. Organisasi birokrasi publik pun idealnya tidak terlepas dari arah perkembangan ini.
Dalam hal ini, paradigma organisasi birokratik-weberian yang berkarakter (terlalu) impersonal
dan dingin, mendapatkan tantangan serius dari paradigma post-birokrasi yang lebih humanis
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil
keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat
masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin
dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang baik.
5
A. Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Definisi kepemimpinan
2. Kepemimpinan versus manajemen
3. Kepemimpinan demi tercapainya kualitas
4. Gaya kepemimpinan
5. Kerja sama tim : karakteristik dan manfaat
6. Pengertian dan proses komunikasi
7. Manajemen konflik
B. Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Definisi kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan versus manajemen
3. Untuk mengetahui Kepemimpinan demi tercapainya kualitas
4. Untuk mengetahui Gaya kepemimpinan
5. Untuk mengetahui Kerja sama tim : karakteristik dan manfaat
6. Untuk mengetahui Pengertian dan proses komunikasi
7. Untuk mengetahui Manajemen konflik
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEPEMINPINAN
Kepeminpinan merupakan suatu konsep abstrak, tetapi hasil nyata. Kadangkala
kepeminpinan mengarah pada seni, tetapi seringakali pula berkaitan dengan ilmu. Pada
kenyataanya, kepeminpinan merupakan seni sekaligus ilmu.
7
Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, atau prestasi yang diharapkan dari seseorang
yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu seorang peminpin yang baik harus
mampu menjadi panutan dan contoh bawahannya.
3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik
Peminpin yang baikharus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta
dengan cara yang tepat.
4. Memiliki pengaruh positif
Peminpin yang baik memiliki pengaruh terhadap karyawannya dan menggunakan
pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif
5. Mempunyai kemempuan untuk menyakinkan orang lain.
Peminpin yang sukses adalah peminpin yang dapat menggunakan keterampilan
komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta
mengarahkan mereka pada tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut.
Kepeminpinan bukanlah fungsi dari kharisma. Oleh karena itu seseorang tidak bisa hanya
mengandalkan kharisma yang ia miliki semata dalam usaha meminpin suatu kelompok
tertentu. Bila seorang peminpin mencoba menggunakan citra dan kharisma nya semata
untuk meminpin suatu organisasi, maka ia buaknlah peminpin, tetapi misleader. Ada
8
beberapa karateristik yang membedakan seorang peminpin dengan misleader (Drucker,
1992, p. 122) :
Sebagai telah dijelaskan bahwa tidakn semua peminpin adalah manajer, makan konsep
mamajemen dan kepeminpinan pun sebenarnya agak berbeda. Kepeminpinan merupakan salah
satu bagian dari manajemen . meskipun demikian keduanya saling melengkapi. Beberapa
perbedaan anatar manajemen dan kepeminpinan menurut Kotler (dalam Goetsch dan Davis,
1994, p. 209) anatara lain :
9
d. Manajer berfokus pada sistem dan struktur; peminpin berfokus pada manusia.
e. Manajer mengandalkan pengendalian; pemnpin mengilhami.
f. Manajer menggunakanpandangan jangka pendek; peminpin menggunakan pandangan
jangka panjang.
g. Manajer menekankan aspek bagaimana dan kapan; peminpin menekankan aspek apa dan
mengapa.
h. Manajer menerima status quo; peminpin menentangnya.
i. Manajer melakukan sesuatu dengan benar (do thing right); peminpin melakukan seuatu
yang tepat (do the right things).
Perbaikan kualitas
Penurunan biaya
Peningkatan produktivitas
Penurunan harga
Peningkatan pangsa pasar
Kelangsungan hidup yang lebih lama dalam industri/bisnis
Lapangan kerja yang lebih luas
Peningkatan ROI
10
6. Melacak kesalahan dalam system
7. Kerja sama Tim
8. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
1. Perencanaan kualitas
2. Pengendalian kualitas
3. Perbaikan kualitas
Dalam pasar global yang kompetitif dan selalu berubah dengan cepat, setiap perusahan
menghadapi tantangan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang ada. Dalam kaitannya
dengan cara menangani perubahan, manajer dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Driver yaitu manajer yang memimpin dengan pedoman dan arah baru sebagai tanggapan
terhadap perubahan
2. Rider yaitu manajer yang hanya bereaksi bila terjadi perubahan.
3. Spoiler yaitu manajer yang secara aktif menolak perubahan
D. GAYA KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan otokratis yaitu mereka menentukan apa yang harus dilakukan orang lain
dan mengharapkan mereka mematuhinya
2. Kepemimpinan demokratis yaitu orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para
karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya
3. Kepemimpinan Partisipatif yaitu orang yang menganut pedekatan ini hanya sedikit
memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan
4. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan yaitu orang yang menganut pendekatan ini
meminta untuk anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada.
5. Kepemimpinan situasional yaitu asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa
tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala
kondisi
Adalah kepemimpinan yang partisipatif yang lebih tinggi level atau tingkatannya. Agar gaya
kepemimpinan partisipatif model TQM dapat diterapkan dengan baik manajer harus didukung
oleh para bawahannya, dimana mereka respect terhadapnya dan bersedia dan mengikutinya.
Karakteristik yang harus dimiliki seorang manajer diantaranya :
11
Rasa tanggung jawab yang besar
Disiplin pribadi
Bersifat jujur
Memiliki kredibilitas yang tinggi
Memiliki stamina yang tinggi
Memegang teguh komitmen terhadap tujuan organisasi
Suatu pendekatan yang paling tepat dalam menjalin hubungan antar individu dalam suatu
perusahaan menurut (Covey, 1994) meliputi :
Pemikiran dari 2 orang atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang
saja
Konsep sinergi ( 1+1 > 2 ), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh lebih baik daripada
jumlah bagiannya (anggota individual)
Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling
membantu.
Kerja sama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik
Tidak semua kumpulan orang dapat dikatakan tim. Untuk dapat dianggap sebagai tim
maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Ada kesepakatan terhadap misi tim
12
Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja dengan
efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya.
Menurut Johnson, Kantner, dan Kikora (dalam Goetsch dan Davis, 1994, pp. 214-215),
umumnya tim dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu :
1. Tim penyempurnaan departemen
Jenis ini paling banyak dijumpai. Tim terdiri dari personil yang menyusun unit,
departemen, atau fungsi tertentu dalam organisasi dan seringkali disebut juga gugus
kualitas (quality circle)
Seperti telah dijelaskan, sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Orang –
orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerja sama. Seringkali tim tidak
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Penyebab utamanya adalah fakto manusia.
Beberapa aspek di antaranya adalah :
13
sudah merupakan hal yang alamiah bila seseorang ingin tahu apakah mereka cocok di
suatu organisasi, termasuk di dalam suatu tim. Orang mengkhawatirkan hal-hal seperti
kemungkinan menjadi outsider, pergaulan dengan anggota tim. Suatu tim tidak dapat
berjalan efektif bila anggotanya belum merasa cocok dengan tim tersebut.
2. Perluasan Tugas
3. Penjajaran
5. Kepercayaan
6. Kepemimpinan
9. Penilaian/tindakan
10. Perayaan
Komunikasi dapat bersifat vertikal antara atasan dan bawahan, atau lateral antar sesama unit atau
kelompok yang berada pada level yang sama. Jaringan komunikasi ada 2 jenis: formal karena
adanya struktur organisasi formal perusahaan yang menggambarkan rantai komando, dan
informal berupa informasi yang tidak pasti seperti isu atau desas-desus.
Sarana komunikasi mengenai kualitas dalam system TQM agar dapat efektif meliputi:
G. Manajemen Konflik
Robbins mendefinisikan konflik sebagai segala bentuk oposisi atau interaksi yang bersifat
antagonis, yang dikarenakan kelangkaan kekuasaan (power), sumber daya atau posisi social, dan
system nilai yang berbeda. Dengan kata lain, konflik dapat pula dirumuskan sebagai
15
ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam
organisasi yang timbul karena mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara
bersama-sama , dan atau karena mereka memiliki status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang
berbeda. Anggota-anggota organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut berusaha
menjelaskan duduk persoalan dari sudut pandang mereka masing-masing. Berdasarkan pihak-
pihak yang saling bertentangan, ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
Pandangan terhadap konflik dalam organisasi telah mengalami perkembangan dari masa
ke masa. Ada tiga pandangan terhadap konflik yang timbul dalam organisasi, yaitu:
1. Pandangan Tradisional
Bahwa konflik merupakan sesuatu yang sangat buruk, tidak diinginkan dan berbahaya
bagi organisasi. Penganut pandangan ini berpendapat bahwa timbulnya konflik
menunjukan adanya sesuatu yang salah dalam organisasi. Tugas manajemen dalam
pandangan ini adalah menghilangkan konflik.
2. Pandangan Perilaku
Konflik merupakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan organisasi. Anggota-
anggota suatu organisasi sangat beraneka ragam dan masing-masing bersifat unik serta
memiliki kepentingan sendiri-sendiri yang kadang saling bertentangan. Para penganut
16
pandangan ini menyatakan bahwa konflik bisa bersifat fungsional maupun dysfunctional .
meskipun sebagian besar lebih bersifat merugikan.
3. Pandangan Interaksionis
Konflik dalam organisasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dan bahkan diperlukan.
Pandangan ini berusaha meminimumkan aspek-aspek yang merugikan dan
memaksimumkan aspek yang menguntungkan.
Sementara itu ada pula konflik yang bersifat desktruktif, biasanya hal ini terjadi bila
konflik yang terjadi hanya memakan pikiran, waktu, tenaga, dan lain-lain, serta berlarut-larut
tanpa terselesaikan. Konflik ini menghambat koordinasi dan hubungan antar individu maupun
antar kelompok dalam organisasi.
17
Dalam situasi konflik terlalu rendah sehingga menyebabkan para karyawan takut
berinisiatif dan menjadi pasif, manajer perlu merangsang timbulnya persaingan dan
konflik yang dapat mendorong peningkata prestasi. Metode simulasi konflik terdiri atas:
Penempatan orang baru atau orang luar ke dalam kelompok
Penyusunan kembali organisasi
Penawaran bonus, insentif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
Pemilihan manajer-manajer yang tepat
Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
2. Metode Pengurangan Konflik
Bertujuan untuk menekan terjadinya antagonisme yang ditimbulkan dalam konflik. Ada
dua metode yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik yaitu:
Mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa
diterima kedua kelompok yang terlibat konflik
Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ancaman
atau musuh bersama
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kepemimpinan yang baik tidak harus terpaku pada apa yang sudah ditentukan, kunci
keberhasilan seorang pemimpin hanyalah menjaga kepercayaan para pengikut dan mengunakan
kekuasaan itu dengan sebenar-benarnya. Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon
19
pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita
pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
20
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta:
ANDI
21