Anda di halaman 1dari 83

PERAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT MANDIRI

SYARI’AH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA NASABAH DI DESA


LENDANG NANGKA KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEN
LOMBOK TIMUR

Oleh :
RODIANA PARHIANI
152.14.5.299

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
PERAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT MANDIRI
SYARI’AH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA NASABAH DI DESA
LENDANG NANGKA KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEN
LOMBOK TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN)


Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
RODIANA PARHIANI
152.14.5.299

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
PERSET TJJI]AJ\ PENTBIMtsING

Sknpsi oieh: Rodiana Parhiani, N1l\4: 152 14 5 299 dengal judui, "Perftn
Pembial.:an lt4lritb*hch Fa,Ja Blt,lT \,laudiri S5,ari'ah Dale:n L4e*ge::rbangk-a:i
Usaha Nasabah Di Desa Lendang Nangka Kecamatan \4asbagik Kabupaten
Lornbok 'f irnur" telerlr mernenuhi s-varat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal' 13 l'.loveMber JcO

Dosen Pembimbing II

NIP. I 96s081719970310$1 NrP. 198s0s1?2$110120X*


N4ataram, t L najeMb€r rcr8
Hal . fijian Skripsi
Yang Terhormat

Rektor [iIN Mataram

Ili Ulataram

,1 s,g it I amtut I o i hun, Wr. l,L'b.

Disanrpaikan dengan honnat. setelah rneiakukan binibingan. arahan. dan koreksi


rnaka kami berpendapat baharva skripsi saudara:

Nama N'fahasisr,va ; Rodiaua Parliiani

NIIV{ . T52.14.5.299

.lru'usan :Ekonomi Syariah

Judul : "Perar Pembiayaan Murahahoh Pada BMT Mandiri


c".--:r^1- n^l^* il,1^".-^*t--'^-1.^- r t-^L^ \T^^^L^t- nj n^^^
JJilt ilr UOtal-il-i lvlgtl!;f/lrruur5A4lt L/J.Ura I \dJ(luq-li iji iJcsdl
Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten
Lombok Timur"

Teiah rnemenuhi syarat untrik dia-ir-rkan dalam sidang muiloqasyair skripsi Fakeritas
Fkt::cni dan Bisnis lslan 1-l$l \4atarai-n Oleh karera itp ka::-ri her!.arar aqar
skripsi ini dapat segera dbnunaclosl:akan.

Wa"ssa I amua I u i lam. W,'r. Wh.

Dosen Femhimbing II

NrP. 1 96s0s171 997031 00r NIP. 19850517201 1 012010


Pnise;1i54ps*t

skripsi cleh: Rodiana parhia*i, NIIr,{: lsz.l4.s.?gg d*ngan judul. ,.petrac


Fembiayaan Murals*fz*h pada BMT fu{andiri syari,ah l)alam h,fengemb*ngkan
usaha Nasatrah Di Desa Lenda*g Nangka Kesamsfail M*sbagik Kabupatex
Lorntuk Trmut'' telah dipertahankan di depan dosen penguji jrimsan Ekoriomi
$y'ariah Fakulras Ekonomi dan Bisnis islam LJIN lr.fararam pada
tanggal. G4 ?asedtr.+piB
.

$c.ID*n P*nguji;

Drs. .dgus Mahmud. M- .Ao


Ketua Sidangt?ernh" I

QF Sonanq; &LSt
.hlia
Sekret*ris Sirtang/F*nnb, {I

$r, Bidil*a M*q'S,It{. As


Penguji I

Dry" H. F{ariono, &i. St


Fe*guji tI

I X *"{19q7$3t{j{}{

}Y
MOTTO

“Maka sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya dibalik


kesulitan itu ada kemududahan”

(QS. Asy-Syarh: 5-6)

i
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Ayahanda ku tercinta (Kurniati) dan Ibunda ku tercinta (Almh. Rukyah)


yang telah bekerja keras dan susah payah untuk membiayai dari dulu hingga
saat ini, tiada kata yang mampu ananda ucapkan selain kata syukur dan
terimakasih yang sebesar-besarnya atas perjuangan membesarkan ananda
dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, dan tidak pernah lupa
mendo’akan ananda, semoga hal ini bisa membuat Ayah dan Ibunda
bangga.
2. Untuk kakak ku tercinta (H. Ahwal Yandi, Mustahik, Zubaedah, Zaenab,
Rohani) dan untuk semua kakak ipar saya serta keponakan tercinta
terimakasih atas do’a dan dukungannya baik berupa moril dan materil
sehingga tugas ahirnya ananda bisa selesaikan.
3. Untuk teman-teman seperjuangan khususnya kelas EI/I Ekonomi Syari’ah
angkatan 2014, terimakasih telah menjadi teman dan sahabat selama 4 tahun
ini tak akan terlupakan .
4. Untuk Kalian (Nikmatul Wahidah, Atika Linda Putri, Nikmatul Aini, Tina
Marwati, Fazira Ulfa, Miftahul Jannah, Bq. Nani, Ro’yal aini, Rozi, Aji’,
Izhar) terimakasih sudah selalu membantu dan selalu memberi suport.
5. Untuk ibu kos ku tercinta Mbah Hj. Jamaliah terimakasih atas dukunganya
selama ini, dan tak lupa pula untuk penghuni kos dara kerinci 28
terimakasih sudah selalu memberi suport.
6. Untuk Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Mataram, bangga
telah menjadi bagian dari UIN Mataram. Teruslah jadi yang terbaik.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum, Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Peran Pembiayaan Murabahah Pada BMT Mandiri Syari’ah Dalam

Mengembangkan Usaha Nasabah Di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik

Kabupaten Lombok Timur” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan baginda

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya pada

akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, adapun ucapan terimakasih

juga terkhususkan kepada :

1. Bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram

2. Bapak Dr. Amir Aziz, M.Ag selaku Dekan FEBI UIN Mataram

3. Bapak H. Bahrur Rosyid, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

UIN Mataram

4. Bapak Drs. H. Agus Mahmud. M. Ag. Selaku pembimbing I dan Ibu

Dahlia Bonang, M.SI. selaku pembimbing II, yang telah memberikan

banyak saran, masukan dan kritikan samapai skrifsi ini selesai.

5. Bapak Dr. H. M. Zaidi Abdad, M.Ag selaku wali dosen yang

senantiasa memberikan bimbingan akademik.

iii
6. Dan semua keluarga, sahabat dan tetam-teman tanpa terkecuali yang

telah menjadi bagian dari cerita hidup saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya,

Aamiin.

Mataram, 13 November 2018

Penulis,

Rodiana Parhiani
NIM 152.14.5.299

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................

HALAMAN JUDUL ...........................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i

NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

ABSTRAK .............................................................................................. xii

BAB 1: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian........................................ 6

E. Telaah Pustaka ............................................................................ 7

F. KerangkaTeoritik ........................................................................ 12

1. Pengertian Pembiayaan ......................................................... 12

2. Pengertian Pembiayaan Murabahah ...................................... 14

3. Perkembangan Usaha ............................................................ 19

4. Faktor Pendukung Perkembangan Usaha Dagang ................ 20

v
5. Faktor Penghambat Perkembangan Uaha Dagang ................ 21

G. Metodelogi Penelitian ................................................................. 22

1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 22

2. Teknik pengumpulan data ..................................................... 23

3. Jenis dan sumber data ........................................................... 25

4. Teknik analisis data............................................................... 26

5. Validitas Data........................................................................ 27

H. Sistematika pembahasan ............................................................. 28

BAB II: PAPARAN DAN TEMUAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 30

1. Sejarah Bmt Mandiri Syari’ah ........................................ 30

2. Visi Dan Misi .................................................................. 32

3. Produk-Produk Bmt Mandiri Syari’ah ............................ 32

4. Letak Geografisnya ......................................................... 34

5. Prosedur Pemberian Pembiayaan .................................... 35

6. Data Perkembangan Pembiayaan Murabahah

Tahun 2017-2018 ............................................................ 37

7. Perkembangan Pembiayaan Satu Tahun Terakhir .......... 38

8. Potensi Wilayah Kerja Dan Tingkat Persaingan ............. 39

9. Kelembagaan ................................................................... 40

10. Susuna Pengurus, Pengawas Dan Pengelola .................. 41

vi
B. Peran Pembiayaan Murabahah Pada BMT Mandiri

Syari’ah Dalam Mengembangkan Usaha Nasabah Di

Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik....................... 42

C. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Usaha

Nasabah Di Desa Lendang Nangka Kecamatan

Masbagik .............................................................................. 51

BAB III: PEMBAHASAN


A. Analisis Peran Pembiayaan Murabahah Pada BMT

Mandiri Syari’ah Dalam Mengembangkan Usaha

Nasabah Di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik ......... 56

B. Analisis Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Usaha

Nasabah Di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik ......... 61

BAB IV : PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN).........................


1. Kesimpulan ................................................................................. 63

2. Saran............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

LAMPIRAN ............................................................................................

vii
PERAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT MANDIRI
SYARI’AH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA NASABAH DI DESA
LENDANG NANGKA KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
Oleh:
Rodiana Parhiani
NIM: 152.145.299

ABSTRAK

Penelitian ini bertujan untuk melihat peran pembiayaan Murabahah dalam


mengembangkan usaha. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif. Tehnik pengumpulan data menggunakan
observasi dan dokumentasi. Selain itu data-data yang diperoleh bersifat
keterangan-keterangan, informasi, dokumentasi, dan tidak berupa angka-angka.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran pembiayaan Murabahah pada
BMT Mandiri Syari’ah dalam mengembangkan usaha nasabah dan faktor-faktor
yang menjadi penghambat dari perkembangan usaha nasabah pada BMT Mandiri
Syari’ah di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok
Timur. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1).
Peran pembiayaan murabahah pada BMT Mandiri Syari’ah dalam
mengembangakan usaha nasabah di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik
Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat dari perkembanagan dalam hal modal,
margin (keuntungan), dan jumlah barang. 2). Adapun faktor yang menjadi
penghambat perkembangan usaha di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik
Kabupaten Lombok Timur yaitu kekurangan modal, kurangnya kerjasama atau
jaringan, bahan baku, sumber daya Manusia (SDM), teknologi dan kesulitan
pemasaran.

Kata Kunci: Pembiayaan, Pembiayaan Murabahah, Perkembangan Usaha

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

atau imbalan bagi hasil. Pembiayaan dibagi dua yaitu pembiayaan

produktif dan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan produktif adalah

pembiayaan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam

arti luas yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan

investasi, sedangkan pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang

ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis

digunakan untuk memenuhi kebutuhan.1

Selain bank syariah yang akhir-akhir ini banyak bermunculan di

Indonesia yaitu lembaga keuangan Mikro swasta yang berprinsip syariah

diantaranya adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Dengan demikian

keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama yaitu

sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak,

sedekah, dan wakaf serta dapat pula berfungsi sebagai insitusi yang

bergerak dibidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya

bank. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan

1
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari’ah dalam Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani dan Tazka Cendikiawan), 2001, hlm. 160.

1
2

kegiatan ekonomi seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri, dan

pertanian.2

Dalam kegiatan mekanisme oprasionalnya, BMT pada prinsifnya

melaksanakan fungsi dan kegiatan dalam bidang jasa keuangan sektor riil

dan sosial (ZISWA). Kegiatan dalam aspek jasa keuanagan ini pada

prinsifnya sama dengan yang dikembangkan oleh lembaga ekonomi dan

keuanagn lainnya berupa penghimpun dan penyalur dana dari dan kepada

masyarakat. Dalam hal ini disamakan dengan dengan sistem perbankan.

Dalam sektor riil pada dasarnya, kegiatan sektor riil juga merupakan

bentuk penyaluran dana BMT. Dalam hal ini sifatnya permanen atau

jangka panjang dan terdapat unsur kepemilikan di dalamnya, penyaluran

ini disebut investasi atau penyertaan.sedangkan kegiatan kegiatan dari

BMT adalah kegiatan sosial (zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf), BMT

sebenarnya memainkan peran yang tidaka hanya dalam bidang ekonomi,

tetapi juga berperan dalam pembinaan agama bagi para nasabah sektor jasa

keuangan.3

Sementara itu, sektor ekonomi Indonesia sebagian besar didukung

oleh sektor usaha mikro kecil dan menengah atau yang sering dikenal

dengan istilah UMKM. Pada saat krisi ekonomi yang terjadi pada tahun

1997 ternyata sektor ini tetap mampu bertahan, artinya UMKM

2
Andri soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.
452
3
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syari‟ah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 61.
3

mempunyai keunggulan dan sangat potensial untuk lebih dikembangkan

lagi melalui dukungan lembaga yang tepat.4

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran

yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada saat krisis

ekonomi yang terjadi tahun 1997, dimana banyak usaha bersekala besar

yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UMKM

terbukti lebih tangguh menghadapi krisis tersebut. Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) berkontribusi 50,62% terhadap PBD 97,2% terhadap

penciptaan kesempatan kerja, dan 14,1% terhadap penerimaan ekspor.5

Walaupun usaha mikro kecil menengah telah menunjukan perannya dalam

perekonomian nasional namun masih menghadapi hambatan dan kendala.

Peranan UMKM, terutama sejak krisis ekonomi dapat dipandang sebagai

proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju

pertumbuhn ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

Desa Lendang Nangka merupakan daerah yang potensial untuk

penyaluran pembiayaan usaha, karena sebagaian besar usaha produktif di

desa Lendang Nangka adalah usaha mikro. Seperti halnnya pasar

tradisonal yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan tersebut

untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui berbagai kegiatan

ekonomi. Kegiatan yang dilakuakn oleh masyarakat dikawasan ini pada

umumnya bersifat informal seperti pedagang makanan dan minuman,

pakaian, pedagang mainan, kebutuhan sehari-hari.


4
Lincolin Arsyad, Lembaga Keuangan Mikro, (Yogyakarta: Andi Offset), 2008, hlm. 1.
5
http//www.depkop.go.id/berita informasi laporan informasi laporan tahunan hasil
laporan Kementerian Koprasi dan UMKM, diakses tanggal 4 Mei 2018.
4

Dalam sebuah bisnis modal sangat diperlukan, karena dalam

berbisnis harus ada modal yang cukup agar bisnis berjalan dengan baik.

Dengan adanya andil BMT Mandiri Syari‟ah sebagai lembaga keuangan

syari‟ah mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan sektor

rill dan program-program pengentasan kemiskinan, pengurangan tingkat

penganguran dan perluasan lapangan pekerjaan serta peningkatan taraf

hidup masyarakat dan yang paling penting bagi anggota usaha mikro yang

ada di pasar tradisonal desa Lendang Nangka mampu untuk

mempertahankan bisnisnya dimasa sekarang maupun yang akan datang.

Tetapi ditemukan ketika dilapangan menyebutkan bahwa pembiayaan

yang dilakukan adanya anggota yang berbohong melakukan pembiayaan

guna mendapatkan uang di lembaga keuangan bukan untuk usaha mereka

padahal hal ini akan merugikan pedagang itu sendiri.6

Melihat keberadaan sektor usaha mikro yang dikelola oleh

pengusaha golongan ekonomi lemah (pengusaha kecil) dan permasalahan

yang dihadapi pengusaha tentang keterbatasan dana (keterbatasan modal),

serta melihat potensi besar yang dimiliki pengusaha yang layak untuk

dikembangkan. Terkait dengan konteks penelitian diatas, penulis tertarik

untuk meneliti dan mengangkat tema “Peran Pembiayaan Murabahah

Pada BMT Mandiri Syari‟ah Dalam Mengembangkan Usaha dagang

nasabah Di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik).”

6
Observasi Awal Pada Tanggal 13 April 2018
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka terlebih

dahulu peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana peran pembiayaan murabahah pada BMT Mandiri Syari‟ah

dalam mengembangkan usaha dagang nasabah di Desa Lendang

Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur?

b. Apasaja faktor-faktor penghambat nasabah dalam mengembangkan

usaha dagang nasabah di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik

Kabupaten Lombok Timur)?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui peran pembiayaan Murabahah padaBMT

Mandiri Syari‟ah dalam mengembangkan usaha dagang nasabah di

desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok

Timur.

b. Untuk mengetahui hambatan nasabah dalam mengembangkan

usaha dagang di desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik

Kabupaten Lombok Timur.


6

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Secara Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman bagi

penelitian dimasa yang akan datang terutama yang berkaitan

dengan masalah yang sama, serta diharapkan dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan khususunya bagilembaga keuangan

non bank.

b. Secara Teoritis

a) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran sebagai masukan yang bermanfaat bagi

lembaga keuangan tersebut.

b) Agar masyarakat lebih memahami tentang pembiayaan

murabahah dan sebagai saranan untuk mengembangkan usaha.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Agar dapat mengorganisir uraian dengan baik dan menghindari

masalah dalam melakukan kajian terhadap fokus penelitian ini, maka

ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai peranan pembiayaan

murabahah dalam mengembangkan usaha mikro kecil menengah study

kasus pada BMT Mandiri Syari‟ah di Desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur


7

2. Setting Penelitian

Setting penelitian ini ditunjukan kepada nasabah yang ada di

desa Lendang Nangka dan adapun setting penelitian ini adalah di BMT

Mandiri Syari‟ah di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik

Kabupaten Lombok Timur yang berlokasi di jalan Patirata,

bersebelahan dengan Koprasi As-Salam dan tidak jauh dari pasar

tradisional Lendang Nangka. Alasan peneliti mengambil penelitian di

desa Lendang Nangka merupakan nasabah BMT Mandiri Syari‟ah

yang masing-masing memiliki usaha seperti pedagang pasar,

pengusaha kecil dan pedagang bakulan yang akan menunjang peneliti

untuk meneliti lebih dalam mengenai permodalan atau pembiayaan.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi atau karya-karya

terdahulu sebagai pedoman lebih lanjut serta untuk menghindari adanya

duplikasi dan menjamin keaslian dan legalitas penelitian.

1. Neli Nurpiantini,” Analisis Minat Pedagang Rarang Terhadap

Pembiayaan Murabahah Di BMT Al-Hidayah Desa Rarang.7

Permasalahan dari penelitian yang dilakukan Neli Nurpiantini

adalah ingin melihat analisis minat pedagang rarang terhadap

pembiayaan murabahah di BMT Al-Hidayah Desa Rarang. Temuan

dari penelitian ini adalah bahwa BMT Al-Hidayah mampu menarik

minat para pedagang dalam menggunakan produk pembiayaan yang

7
Neli Nurpiantini, Analisis Minat Pedagang Rarang Terhadap Pembiayaan Murabahah
Di BMT Al-Hidayah Desa Rarang (Skripsi IAIN Mataram, 2015).
8

BMT ini tawarkan, dan BMT Al-Hidayah mampu memberikan

berbagai pelayanan, menawarkan produk dan menarik minat para

pedagang sehingga peneliti tertarik untuk meneliti analisis minat

pedagang rarang terhadap pembiayaan murabahah di BMT Al-

Hidayah Desa Rarang. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti

adalah metode kualitatif. Hasil dari peneliti yang dilakukan Neli

Nurpiantini adalah produk yang ditawarkan oleh BMT Al-Hidayah

sangat menarik minat pedagang Rarang untuk mengambil pembiayaan

di BMT Al-Hidayah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Neli adalah ini sama-sama membahas tentang produk pembiayaan

yang murabahah oleh BMT. Perbedaan penelitian Neli dengan

penelitian yang dilakukan adalah kontek penelitian yang berbeda yaitu

minat pedagang rarang terhadap pembiayaan murabahah di BMT Al-

Hidayah Desa Rarang, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti membahas tentang peranan pembiayaan murabahah pada

BMT Mandiri Syari‟ah dalam mengembangkan usaha nasabah di desa

Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.

Selain kontek penelitiannya yang berbeda juga lokasinya berbeda Neli

melakukan penelitian di BMT Al-Hidayah Rarang dan penelitian yang

dilakuakan peneliti dilakuakn di BMT Mandiri Syari‟ah Lendang

Nangka.
9

2. Ila Kartini,”Analisis Peran Pembiayaan Modal Kerja Usaha Terhadap

Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Persfektif

Ekonomi Islam di BMT Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung”.8

Permasalahan dari penelitian yang dilakuakan oleh Ila Kartini

adalah ingin melihat peran pembiayaan modal kerja usaha terhadap

peningkatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam persfektif

ekonomi islam di BMT Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung.

Temuan dari penelitian ini adalah BMT Muhamadiyah Bimu Bandar

Lampungmampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. BMT

Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung mampu memberikan dan

menawarkan berbagai macam produk terutama produk pembiayaan

untuk modal usaha juga mengadakan pembinaan maupun bimbingan

secara intensif yang sebelumnya pembiayaan yang diberikan buakn

untuk menambah modal usaha tetapi untuk kebutuhan peribadi, tetapi

setelah adanya pengawasan yang dilakuakn BMT Muhamadiyah Bimu

Bandar Lampung pembiayaan yang diberikan tersalurkan dan

bermanfaat secara optimal guna untuk meningkatkan usaha yang

mereka jalankan, sehingga Ika tertarik untuk meneliti peran

pembiayaan modal kerja usaha terhadap peningkatan usaha mikro kecil

menengah (UMKM) dalam persfektif ekonomi islam di BMT

Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung. Metode penelitian yang

digunakan ika adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ika adalah
8
Ika Kartini, Analisis Peran Pembiayaan Modal Kerja Usaha Terhadap Peningkatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Persfektif Ekonomi Islam di BMT Muhamadiyah
Bimu Bandar Lampung(Skrifsi UIN Raden Intan Lmpung 2017)
10

pembiayaan modal usaha yang diberikan BMT Muhamadiyah Bimu

Bandar Lampung berpengaruh positif terhadap peningkatan usaha

mikro kecil menengah (UMKM), dan pembiayaan pun sesuai dengan

kebutuhan usaha bukan untuk kebutuhan pribadi juga dalam

mengembangkan usaha nasabah mengalami perkembangan

dibandingkan dengan sebelum melakukan pembiayaan begitupula

dengan tingkat keutungan juga penyaluran pembiayannya sesuai

dengan ketentuan syari‟at islam.

Persamaan dengan penelitian Ika Kartini dengan penelitian

yang dilakuakan adalah penelitian ini membahas tentang

perkembangan usaha mikro kecil menengah setelah adanya bantuan

pembiayaan modal usaha. Perbedaan penelitian Ika Kartini dengan

penelitian yang peneliti lakukan adalah kontek penelitiannya yang

berbeda yaitu membahas tentang pembiayaan modal kerja usaha secara

keseluruhan baik pembiayaan mudharabah, murabahah yang diberikan

oleh BMT Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung terhadap

peningkatan usaha, sedangakan penelitian penelitian yang dilakuakn

peneliti membahas tentang peran pembiayaan modal kerja usaha

murabahah terhadap perkembangan usaha nasabah di desa Lendang

Nangka. Selain kontek penelitian juga ada lokasi penelitiannya yang

berbeda yaitu penelitian yang dilakukan Ika berlokasi di BMT

Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung sedangkan penelitian yang

dilakuakan peneliti berlokasi di BMT Mandiri Syari‟ah.


11

3. Fitra Ananda,”Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah

Memperoleh Pembiayaan Mudharabah Dari BMT At-Taqwa

Halmahera Di Kota Semarang”.9

Permasalahan dari penelitian yang dilakuakn Fitria Ananda

adalah ingin melihat perkembangan usaha mikro dan kecil menengah

setelah memperoleh pembiayaan mudarabah dari BMT At-Taqwa

Halmahera di Kota Semarang. Temuan dari penelitian ini adalah

bahwa BMT At-Taqwa Halmahera mampu bersaing dengan lembaga

keuangan lainnya, juga dalam memberikan dan menawarkan berbagai

macam pembiayaan juga berupaya mengadakan pembinaan dan

pengawasan terhadap usaha yang dijalankan, sehingga mampu

memberikan penambahan modal untuk keberlangsungan usaha yang

dijalankan oleh nasabahnya sehingga Fitria tertarik untuk meneliti

perkembangan usaha mikro dan kecil menengah setelah memperoleh

pembiayaan mudarabah dari BMT At-Taqwa Halmahera di Kota

Semarang. Metode yang digunakan oleh dita adalah metode kualitatif

deskriftif. Dan hasil penelitian ini adalah bahwa produk pembiayaan

mudharabah berhasil mengembangkan usaha yang nasabah jalankan.

Persamaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan Fitria adalah sama-sama membahas tentang perkembangan

usaha setelah melakukan pembiayaan di BMT. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang dilakuakan Fitria adalah menganai produk


9
Fitra Ananda, Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh
Pembiayaan Mudharabah Dari BMT At-Taqwa Halmahera Di Kota Semarang (Skrifsi Universitas
Diponogoro Semarang 2011).
12

pembiayaan mudarabah yaitu perkembangan usaha mikro dan kecil

menengah setelah memperoleh pembiayaan mudarabah dari BMT At-

Taqwa Halmahera di Kota Semarang, sedangkan peneliti mengenai

peran pembiayaan murabahah pada BMT Mandiri Syari‟ah dalam

mengembangkan usaha nasabah di desa Lendang Nangka.

F. Kerangka Teoritik

1. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, I Trust,‟

saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan

pembiayaan yang artinya kepercayaan (Trust), berarti lembaga

pembiayaan selaku shabibul mal menaruh kepercayaan kepada

seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana

tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai

dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling

menguntungkan bagi kedua belah pihak.10 Dalam arti sempit,

pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang

dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syari‟ah kepada

nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau

pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

10
Veitzhal Rivai, Andria Permata Veitzhal, Islamic Financial Management Teori Konsep,
dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa
(Jakarta Utara: PT Raja Grapindo Persada, 2008), hlm.3.
13

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

dikerjakan oleh orang lain.11

b. Unsur-unsur pembiayaan

Adapun unsur-unsur dari pembiayaan diantaranya adalah:

1. Adanya dua pihak, yaitu memberi pembiayaan (shahibul mal)

dan penerima pembiayaan (mudharib) hubungan pemberian

pembiayaan sebagai unsur tolong menolong.

2. Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang

didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.

3. Kesepakatan atau adanya persetujuan pihak shahibul mal

dengan pihak lainnya yang berjanji mebayar dari mudharib

kepada shahibul mal.

4. Jangka waktu, setiap kredit yang diberikan pasti mempunyai

jangka waktu tertentu.

5. Resiko, resiko kerugian dapat diakibatkan oleh nasabah yang

sengaja tidak mau membayar kreditnya.12

c. Tujuan Pembiayaan

Dalam membahas tujuan pembiayaan mencakup lingkup

yang luas. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan

dari pembiayaan, yaitu:13

11
Muhammad Yusuf, Manajemen Keuangan Syari’ah (Mataram: Sanabil, 2015),hlm.71.
12
Veitzhal Rivai, dan Andria Permata Veitzhal, Islamic Financial Management Teori
Konsep dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan, Nasabah, Praktisi, dan
Mahasiswa (Jakarta Utara: PT Raja Grapindo Persada, 2008), hlm. 4.
13
Ibid., hlm. 5.
14

1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari

pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil

yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.

2. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan

harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat

benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

2. Pengertian Pembiayaan Murabahah

a. Pembiayaan Murabahah
Kata Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya

menguntungkan. Murabahah adalah jual beli barang dengan

tambahan harga atau cost plust atas dasar harga pembelian yang

pertama secara jujur. Murabahah menurut para ahli sebagai

berikut:14

1. Sayyid Sabiq. Mengartikan murabahah sebagai penjualan

dengan harga pebelian berikut dengan keuntungan yang

diketahui

2. Hasbi As-Shidiqqi menganggap bai’ al-murabahah adalah

menjual barang dengan keuntungan (laba) tertentu disepakati

antara penjual dan pembeli.15

14
M. Harfin Zuhdi, Muqaranah Mazhab Fil Muamalah (Mataram: Sanabil, 2015), hlm.
95-99.
15
Veitzhal Rivai, dan Andria Permata Veitzhal, Islamic Financial Management Teori
Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan, Nasabah, Praktisi, dan
Mahasiswa (Jakarta Utara: PT Raja Grapindo Persada, 2008), hlm.147.
15

b. Rukun dan Syarat Murabahah

Adapun rukun jual beli itu ada tiga yaitu:16

1. Akad ( ijab qabul)

2. Al-Aqidain (orang-orang yang berakad penjual dan pembeli

3. Ma‟qud Alaih (objek akad).

Adapun syarat jual beli itu sebagai berikut:

1. Penjual dan pembeli

2. Berakal

3. Dengan kehendak sendiri

4. Keadaan tidak Mubadzir (pemboros)

5. Baliq (berakal sehat atau sudah bisa membedakan antara yang

halal dan haram)

6. Uang dan benda yang dibeli (objek yang diperjual belikan)

7. Suci

8. Ada manfaat

9. Keadaan barang tersebut dapat diserahkan

10. Keadaan barang tersebut kepunyaan penjual atau kepunyaan

yang diwakilkan.

11. Barang tersebut diketahui dengan dzat, bentuk, kadar dan sifat-

sifatnya sehingga tidak terjadi keadaan yang mengecewakan

12. Ijab qabul

16
M. Harfin Zuhdi, Muqaranah Mazhab Fil Muamalah (Mataram: Sanabil, 2015), hlm.
99.
16

13. Jangan ada yang memisahkan, janganlah pembeli diam saja

setelah penjual menyatakan ijabnya begitu pula sebaliknya

14. Jangan diselingi dengan kata-kata lain antara ijab dan qabul

15. Beragama islam,

c. Landasan Hukum Murabahah

1. Al-Qur‟an Surah Al-Nisa‟ [4]: 29

Dalam menjalankan pembiayaan murabahah lembaga

keungan syari‟ah BMT berlandaskan pada Al-Qur‟an yaitu

surah Al-Nisa‟ [4]: 29

 
  
 
  
  
   
 
    
 
Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan sukarela di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
17

Ayat diatas menjelaskan tentang larangan untuk kita

melakukan transaksi jual beli dengan cara yag batil, dan tanpa

unsur ribawi.17

2. Ijma‟ Ulama

Ulama berpendapat bahwa dalam Al-Qur‟an tidak

membuat acuan secara langsung berkenaan dengan murabahah,

walaupun ada beberapa acuan didalamnya untuk menjual,

keuntungan, kerugian dan perdagangan. Demikian pula tidak

ada hadis yang memiliki rujukan langsung kepada murabahah.

Namun para ulama generasi awal, semisalnya imam Maliki dan

imam Hanafi yang secara husus mengatakan bahwa jual beli

murabahah adalah halal dengan argumen masing-masing.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) membolehkan praktik

murabahah dengan berstandar pada pendapat-pendapat Imam

Mazhab yaitu dengan terbitnya Fatwa DSN-MUI Nomor

04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah.

d. Jenis Pembiayaan Murabahah

Adapun jenis pembiayaan murabahah tersebut sebagai berikut:

1. Murabahah tanpa pesanan

Murabahah tanpa pesanan adalah penyedian barang tidak

terpengaruh atau terkait terhadap pesanan atau pembelian.


17
Veitzhal Rivai, Andria Permata Veitzhal,Islamic Financial Management Teori Konsep,
dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa
(Jakarta Utara: PT Raja Grapindo Persada, 2008), hlm.146.
18

2. Murabahah berdasarkan pesanan

Murabahah berdasarkan pesanan maksdunya bahwa bank

syari‟ah atau lembaga keuangan syari‟ah apabila ada nasabah

yang memesan barang sehingga penyedian barang baru akan

dilakukan jika ada pemesanan.18

e. Manfaat dan Resiko Murabahah

Murabahah memberi banyak manfaat kepada bank

syari‟ah, diantaranya sebagai berikut:19

a. Murabahah merupakaan suatu mekanisme pembiayaan

investasi jangka pendek yang cukup memudahkan serta

menguntungkan pihak bank Islam dibandingkan konsep profit

and losssharing atau bagi hasil yang dianut oleh konsep

mudharabah dan musyarakah.

b. Mark up dalam murabahah ditetapkan sedemikian rupa yang

memastikan bahwa bank Islam akan memperoleh keuntungan

yang sebanding dengan keuntungan yang berbasis bunga yang

menjadi saingan-saingan bank-bank Islam.

c. Murabahah menjauh ketidakpastian yang adapendapat dari

bisnis-bisnis PLS.

d. Murabahah tidak memuungkinkan bank-bank Islam untuk

mencampuri menajemen bisnis, karena bank bukanlah mitra si

18
Neli Nurpiantini, Analisis Minat Pedagang Di Pasar Rarang Terhadap Pembiayaan
Murabahah Di BMT AL-Hidayah Desa Rarang (Skripsi, IAIN Mataram, 2015), hlm. 19.
19
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syari’ah dan Teori ke Praktek (Jakarta: Gema
Insani, 2005), hlm. 106-107.
19

nasabah bahwa hubungan mereka dalam murabahah adalah

hubungan antara kreditor dan debitor.20

Murabahah juga memiliki kemungkinan resiko yang harus

diantisipasi. Adapun resiko-resiko murabahah tersebut adalah:21

a. Defisit atau kelalaian, pihak nasabah sengaja tidak membayar

angsuran

b. Fluktuasi harga komperatif, hail ini terjadi bila harga suatu

barang di Pasar naik setelah bank membelikannya untuk

nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.

c. Penolakan nasabah sebagai sebab, barang yang dikirim bisa

saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi

karena rusak diperjalanan sehingga nasabah tidak mau

menerimannya.

d. Barang yang dujual, karena sudah menjadi hak nasabah.

3. Perkembangan Usaha Dagang

Pengembangan usaha adalah upaya memperbaiki pelaksanaan

usaha sekarang dan yang akan datang dengan memberikan informasi,

mempengaruhi sikap-sikap dan menambah keahlian berbagai jenis

barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Usaha menurut

etimologi berarti bekerja sedangkan menurut terminilogi berarti

kegiatan dengan mengerahkan tenaga untuk mencapai sutu maksud


20
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 45.
21
Ibid, hlm 46
20

yang tertentu.22 Usaha kecil adalah orang yang berani berani membuka

lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri tetapi juga menguntungkan

masyarakat karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan

pekerjaan.23 Bentuk-bentuk perkembangan usaha antara lain:

a. Perkembangan modal. Modal adalah sekumpulan barang atau uang

yang menjadi induk yang ada pada perusahaan dan memiliki fungsi

produktif untuk menghasilkan pendapatan.

b. Perkembanagan jumlah barang. Maksudnya adalah bertamabahnya

jumlah barang yanng diproduksi oleh suatu perusahaan

dibandingkan dengan produksi sebelumnya.

c. Margin adalah keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha yang

dijalankan.

4. Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Usaha Dagang

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan usaha

sebagai berikut:24

a. Faktor aktivitas pemimpin, aktivitas pemimpin meliputi berbagai

tindakan yaitu memutuskan masalah, mendorong dan semangat dan

intensitif kerja

b. Keterampilan karyawan

22
Departemen Pendididkan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008)
23
Ma‟ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari’ah, (Banjarmasin: Antasari Press, 2010),
hlm.1.
24
Edi Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.7.
21

c. Prestasi kerja karyawan, prestasi kerja karyawan meliputi mutu

pekerjaan, volume pekerjaan, pengetahuannya, inisiatif, sikap

terhadap pekerjaan, sikap terhadap orang lain

d. Modal kerja

e. Lokasi kerja

f. Keadaan pasar.25

5. Faktor-Faktor Penghamabat Perkembangan Usaha Dagang

Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat perkembangan

usaha dagang sebagai berikut:26

a. Terbatasnya jumlah modal merupakan kendala yang paling utama

dalam perkembanagn usaha.

b. Sumber Daya Manusia yang terbatas merupakan salah satu kendala

yang serius bagi banyak usaha mikro di Indonesia terutama dalam

aspek enterprenership, manajemen, tehnik produksi dan lain-lain hal

inilah yang menyebabkan usaha mikro dan kecil sulit berkembang

dan sulit bersaing dipasar domistik maupun internasional.

c. Masalah bahan baku, keterbatasan bahan baku dan input lainnya

juga sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan

output dan kelangsungan produksi bagi banyak usaha mikro kecil

dan menengah, keterbatasn ini dikarenakan haraga bahan baku

terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau atau jumlah terbatas.

25
Veithzal Rivai dan Dedy Mulyadi, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 34.
26
Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syari‟ah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),
hlm. 38.
22

d. Teknologi, pada umumnya usaha mikro kecil dan menengah dalam

menjalankan bisnisnya menggunakan alat-alat berbasis manual dan

tradisonal bahakan sebagian dari mereka menghabiskan waktu

bertahun-tahun membuat satu desain alat yang dapat mempercepat

proses pembuatan produk idustri.

e. Kesulitan pemasaran, kendala ini merupakan salah satu kendala

yang kritis bagi perkembangan usaha, diantaranya tekanan-tekanan

pesaing baik dipasar domestik dari produk serupa buatan usaha

besar dan impor maupun dipasar ekspor.

f. Kurangnya jaringan usaha. Kurangnya jarimhan atau kerjasama

membuat para pengusah kecil sulit mengakses informasi terhadap

produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingg a masyarakat

cendrung memenuhi memenuhi kebutuhan sendiri dan memilih

jalan alternative yang memang mereka anggap baik.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis

dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud

mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

masalah yang sedang diteliti.27

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian

kualitatif.Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah

27
Muhammad Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 54.
23

pendekatan kulitatif deskriptif, dengan mengunakan pendekatan

penelitian ini peneliti diharapkan mampu mendeskripsikan dan

menggambarkan secara akurat tentang peran pembiayaan Murabahah

pada BMT Mandiri Syari‟ah.28

2. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam

penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang di

teliti baik secara langung maupun tidak langsung untuk

memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Adapun macam observasi yaitu observasi partisipatif, observasi

terus terang dan observasi tidak terstruktur.29 Yang peneliti

gunakan disini adalah observasi partisipatif atau observasi

langsung dimana peneliti dalam memperoleh data penelitian

terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati

dengan terjun langsung ke lokasi penelitian.

Jadi dalam penelitian ini peneliti mengamati secara

langsung mengenai beberapa hal yang terkait dengan BMT mandiri

28
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PTRemaja Rosda Karya,
2000), hlm. 6.
29
Beni Ahmad Saebani, dan H. Affifudin, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Pustaka Setia, 2012), hlm. 134.
24

Syari‟ah seperti situasi, keadaan masyarakat, oprasional dan data-

data yang berkaitan dengan judul.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung

melalui percakapan atau Tanya jawab. Wawancara terdiri dari tiga

macam yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur,

wawancara tidak terstruktur dan wawancara bebas terpimpin

pendekatan menggunakan petunjuk wawancara yang merupakan

kombinasi wawancara terpimpin dan tak terpimpin yang

menggunakan beberapa inti pokok pertanyaan yang diajukan.30

Dalam penelitian ini peneliti mewancarai nasabah BMT Mandiri

Syari‟ah terdiri dari 18 orang nasabah, pengurus BMT Mandiri

Syari‟ah Lendang Nangka dan staf marketing BMT Mandiri

Syari‟ah.

c. Dokumentasi

Sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu

berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, dan foto.

Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga

memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang

30
Satori Djaman, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.133.
25

pernah terjadi.31 Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data yang terkait denganBMT Mandiri Syari‟ah

dalam mengembangkan usaha di Desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, struktur

organisasi, dan lain sebagainya.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif

yaitudata yang disajikan dalm bentuk kata-kata yang mengandung

makna atau berbentuk kategori, data kuantitatif ini peneliti terjun

langsung ke tempat penelitian yaitu BMT Mandiri Syari‟ah.32

b. Sumber Data

Adapun sumber data yang dalam penelitian ini adalah:33

1) Data Primer

Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dan digali

dari sumberutamannya, baik berupa data kualitatif maupun data

kuantitatif.Data primer penelitian inidiperoleh dari hasil

31
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm.
141.
32
Juliansyah Noor, Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen (Jakarta: PT
Grasindo, 2014), hlm. 13.
33
Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarata: PT
Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.121.
26

keterangan pada waktu wawancara yaitu pegawai atau staf

marketing BMT Mandiri Syari‟ah.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data diperoleh dari buku-buku

kepustakaan serta dokumen-dokumen yang sesuai dengan

penelitian yang dikaji tentang peran pembiayaan murabahah pada

BMT Mandiri Syari‟ah dalam mengembangkan usaha nasabah di

desa Lendang Nangka.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah dipahami.

Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara

bersamaan, yaitu:34

a. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

34
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 246-252.
27

b. Display data/ penyajian data

Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel

grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian

data tersebut, maka data teroganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Dengan mendisplaykan

data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami

tersebut.

c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi

Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu mencari

kesimpulan dari data-data yang sudah didapatkan.Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada.

5. Validitas Data

Untuk memperoleh keabsahan dari temuan-temuan dan informasi

dari penelitian ini, maka peneliti menggunkaan beberapa teknik

validitas yaitu:

a. Mendiskusikan atau membicarakan dengan teman sejawat

Teknik ini digunakan peneliti dimana peneliti akan

mendiskusikan data-data temuan dari lapangan dengan rekan

sejawat, dosen pembimbing atau seseorang yang memiliki

pengetahuan atau pengalaman tentang hal tersebut. Hal ini


28

dilakukan untuk membahas data-data temuan secara detail dan

mendalam, diharapkan dengan pembahasan ini dapat menghindari

interpretasi.

b. Memperpanjang kehadiran peneliti di lapangan

Teknik ini digunakan peneliti jika dalam jangka waktu

penelitian yang ditentukan, peneliti tidak memperoleh data yang

cukup sehingga memungkinkan untuk melakukan perpanjangan

waktu penelitian.Teknik digunakan peneliti dengan tujuan semakin

lama peneliti dilapangan, maka akan semakin banyak pula data

yang diperoleh sehingga keabsahan dan kreadibilitas data yang

diharapkan dapat mendekati kebenaran. 35

c. Triangulasi

Peneliti menggunakan metode triangulasi dengan sumber

yaitu membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda.Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan: 1). Hasil

wawancara dengan hasil observasi, 2). Apa yang dikatakan di

depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, 3). Apa

yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakan sepanjang waktu, 4). Keadaan dan perspektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan, 5). Hasil wawancara

35
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya(Jakarta:Kencana, 2010), hlm. 144.
29

dengan isi suatu dokumen. Hal ini dilakukan peneliti agar hasil

penelitian tidak bertolak belakang dengan fakta dan realitas.36

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan, penulisannya

mengacu kepada pedoman penulisan skripsi UIN Mataram. Penulisan

skripsi ini menggunakan bahasa indonesia yang baik dan ejaan bahasa

indonesia yang disempurnakan serta mengacu kepada Kamus Besar

Bahasa Indoonesia.

Bab I, yaitu pendahuluan peneliti mengungkapkan secara ringkas

latara belakang masalah sehingga memunculkan keinginan untuk fokus

kajian, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka terhadap penelitian

yang relevan, serta kerangka teoritik. Pada bab ini dipaparkan juga metode

penelitian yaitu jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik verifikasi dan

validasi data.

Bab II, berisi paparan data temuan baik data primer maupun

skunder dari penelitian yang dilakukan di lapangan. Pada bagian ini

dipaparkan secara deskriptif tentang gambaran lokasi penelitian dan

temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.

Bab III, berisi pembahasan dan analisis terhadap data-data hasil

temuan yang telah dipaparkan pada Bab II dan diinterpestasikan secara

36
Lexi J.Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 330.
30

mendalam dengan menggunakan teori-teori yang diuangkapkan dalam

kerangka teoritik pada Bab 1.

Bab IV, berisi kesimpulan dari hasil penelitianyang merupakan

jawaban dari fokus kajian, dan saran-saran.


BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum BMT Mandiri Syari’ah

1. Sejarah BMT Mandiri Syari’ah

Menyadari kondisi umat yang masih banyak hidup dalam

kemiskinan sementara akses pada permodalan yang mudah dan sesuiai

syari‟at islam masih merupakan suatu persoalan. Maka tekad untuk

mengembangkan lembaga keuangan mikro syari‟ah yang maju,

mandiri, dan amanah telah bulat, cita-cita yang mendarmabhatikan diri

kepada masyarakat sebagai bagian dari aktualisasi diri dalam rangka

beribadah kepada allah swt serta ikut serta meningkatkan kesejteraan

ummat telah menjadi satu hasrat yang tidak dapat ditolak

kehadirannya.37

Pada tanggal 19 Maret 2006 berkumpul 20 orang terdiri dari

tokoh agama masyarakat dan beberapa kepala desa yang memiliki

keperihatinan dan visi yang sam terkait problema ummat. Dipadang

perlu sebuah gerakan bersama dibidang sosial ekonomi melalui

lembaga koprasi tang diberi nama “Mandiri Syari‟ah”. Akta pendiri

dibuat tanggal 21 Desember 2006 di Notaris Syekh Alkhaff, SH

bernomer 44 dan atas dasar tersebut pada tanggal 30 Desember 2006 di

syahkan Badan Hukum oleh Kadis Koprasi dan perdagangan Lotim

37
Profil BMT Mandiri Syari’ah Desa Lendang Nangka

31
32

atas nama menteri Negara Urusan Koprasi dan Usaha Kecil &

Menengah RI Nomor: 235/BH/DKP.08.5/XI/2006.

Tiga tahun sejak berdirinya samapai dengan tahun 2009

kegiatan usaha koprasi Mandiri Syari‟ah dapat dikatakan Fluktuatif

karena beberapa faktor diantarannya para pengurus banyak yang tersita

waktunya untuk mememajukan kegiatan Badan Amil Zakat Daerah

(BAZDA) Lombok Timur, termaksud merintis berdirinya 10 buah

BMT Daruzzakah binaan BAZDA Lotim. Sehubungan dengan itu

maka pada RAT yang diadakan tanggal 10 Januari 2010 disusun

kepengurusan baru dengan strategi yang lebih fokus pada jasa simpan

pinjam syari‟ah melalui kegiatan BMT yang berlokasi di pasar/desa.38

BMT Mandiri Syari‟ah pertama didirikan tanggal 4 Maret 2010

di desa Lendang Nangka dengan modal awal rp 50 juta lalu tanggal 2

Mei 2011 di dirikan BMT Mandiri Syari‟ah cabang Montong Gading

dengan modal rp 30 juta dan kemudian tanggal 15 Agustus BMT

Mandiri Syari‟ah cabang Pringgasela dengan modal 25 juta.

Disamping itu dalam waktu hampir bersamaan didirikan pula

dipasar Sayang-Sayang Mataram tanggal 15 November 2010, di Pasar

Gerung-Lombok Barat tanggal 4 Mei 2011, di Pasar Jereneng Lombok

Barat tanggal 1 Oktober 2012 dan di Pasar Abian Tubuh Mataram

tanggal 1 Februari 2013 dengan Modal Masing-masing sekitar 30 juta

rupiah. Untuk empat lokasi terahir diata saat ini sudah punya Badan

38
Profil BMT Mandiri Syari‟ah Desa Lendang Nangka
33

Hukum tersendiri dibawah binaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi

NTB.

Saat ini BMT Mandiri Syari‟ah telah berkembang dengan baik

dan masih sepenuhnya mengandalkan dana masyarakat, alhamdulillah

nilai total aktiva/pasiva telah mencapai milyaran rupiah dan telah dapat

memberikan pelayanan pada ribuan anggota dan calon anggota.

2. Visi dan Misi

a). Visi

Menjadi BMT yang amanah, jujur dan istiqomah

b). Misi

1) meningkatkan kesejahteraan anggota dan nasabah

2) berpatisipasi dalam membangun tatanan ekonomi nasiona,

dalam rangka kemajuan, keadilan, dan kemakmuran.

3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

3. Produk-Produk BMT Mandiri Syari’ah

Sebagai bagian penting dari aktivitas BMT, kemampuan dalam

memhimpun dan menyalurkan dana sangat mempengaruhi tingkat

keberlangsungan lembaga untuk itu BMT Mandiri Syari‟ah

menyediakan berbagai macam produk yang sesuai dengan apa yang

dibutuhkan oleh Masyarakat mulai dari simpanan, pembiayaan

deposito serta investasi. Produk-produk BMT Mandiri Syari‟ah:39

39
Dokumentasi BMT Mandiri Syari‟ah Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik
Kabupaten Lombok Timur, 13 September 2018.
34

a. Simpanan Murabahah adalah produk BMT berdasarkan prinsip

jual beli, dimana harga jualnya terdiri atas harga pokok barang

ditambah nilai keuntungan yang disepakati kedua belah pihak

antara pihak BMT dan nasabah. Disini BMT harus memberi tahu

nasabah tentang harga pembelian dari barang tersebut kemudian

menyatakan jumlah keuntungan yang ditambah kan pada biaya

tersebut.

b. Simpanan Mudharabah, dalam hal ini pihak BMT bertindak

sebagai mudharib (pengelola dana) dan nasabah bertindak sebagai

shahibulmal (pemilik dana).

c. Simpanan pendidikan, merupakan simpanan atau tabungan yang

diperuntukan untuk siswa-siswi mulai dari TK dengan SMA.

Produk simpanan ini membantu setiapa nasabah dalam

mempersiapkan biaya pendidikan dimasa depan, dana simpanan ini

dapat ditaraik menjelang akhir tahun ajaran.40

d. Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih

aktiva yang dimiliki dengan harapan mendapatkan keuntungan

dimasa yang akan datang. Bmt mandiri Syari‟ah menawarkan para

nasabah menginvestasikan uangnya untuk kepentingan masa

depan.

e. Deposito merupakan produk sejenis tabungan yang ditawarkan

BMT kepada para nasabah dan anggota. Deposito merupakan

40
Brosur BMT Mandiri Syari‟ah desa Lendang Nangka
35

produk penyimpanan uang di BMT dengan sistem penyetoran dan

penarikan hanya bisa dilakukan setelah melewati waktu tertentu.

Deposito biasanya memiliki jangka waktu tertentu dimana uang di

dalamnya tidak boleh ditarik nasabah.

f. Simpanan Wadiah adalah bentuk simpanan yang berupa penitipan

dana dari nasabah dan sewaktu-waktu dapat diambil oleh nasabah.

Simpanan wadiah ada 2 macam yaitu wadiah yad dhamanah dan

wadiah yad amanah, dimana akad wadiah yad dhamanah adalah

akad penitipan barang atau uang diamana pihak penerima titipan

(wadi’i) dengan atau tanpa izin pemilik barang atau uang

(mawadi’i), dapat memanfaatkannya dan bertanggung jawab

terhadap kehilangan atau kerusakan barang titipan tersebut.

Sedangkan wadiah yad amanah adalah akad penitipan barang atau

uang dimana pihak penerima (wadi’i) tidak diperkenankan

menggunakan barang dari si penitip (muwadi’i) tersebut dan tidak

bertanggung jawab atas kerusakan atau kelalaian yang bukan

disebabkan oleh kelalaian si penerima titipan.41

4. Letak Geografis

BMT Mandiri Syari‟ah berada di Desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, yakni bersebelahan

dengan laundry dan disebelah barat berbatasan dengan rumah warga

dan koprasi As-Salam. Adapun perbatasan adalah:

41
Profil BMT Mandiri Syari’ah Desa Lendang Nangka
36

a. Sebelah utara: berbatasan dengan jalan patirata desa Lendang

Nangka

b. Sebelah selatan: berbatasan dengan pasar tradisonal desa Lendang

Nangka

c. Sebelah barat berbatasan dengan koprasi As-Salam dabn

perumahan warga

d. Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga.

BMT Mandiri Syari‟ah beralamat di Jalan Desa Lendang

Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur. Lokasi

BMT Mandiri Syari‟ah ini sanagt strategis dikarenakan kantor BMT

Mandiri Syari‟ah berbtasan langsung dengan pasar tradional Desa

Lendang Nangka sehingga mudah di akses dan transaksi keuangan

dan prekonomian di daerah tersebut sangat produktif.

5. Prosedur pemberian pembiayaan pada BMT Mandiri Syari’ah

Prosedur pemberian pembiayaan Murabahah pada BMT

Mandiri Syari‟ah dalam mengembangkan usaha nasabah di desa

Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur

antara Lain:42

1. Nasabah mendatangi kantor cabang BMT Mandiri Syari‟ah yang

terletak di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten

Lombok Timur atau pihak BMT yang mendatangi Nasabah yang

ingin mengajukan pembiayaan Murabahah untuk suatu usaha.

42
Dokumentasi BMT Mandiri Syari‟ah
37

2. Ketika mendapati nasanah yang ingin mengajukan poembiayaan

Murabahah, pihak BMT terlebih dahulu menjelaskan beberapa hal

penting diantaranya: kegunaan akad pembiayaan Murabahah untuk

usaha harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nasabah diberi

formulir, menjelaskan syarat-syarat pengajuan, dan margin yang

ditawarkan BMT.

3. Setelah semua dijelaskan dengan detail oleh pihak BMT Mandiri

Syari‟ah dan nasabah menyetujinnya. Maka tindakan selanjutnya

yakni inisiasi sebagai berikut: mengecek berkas atau persyaratn

yang harus di lengapi nasabah, setelah itu pihak BMT Mandiri

Syari‟ah mendatangi rumah calon nasabah yang ingin diberikan

modal usaha, dan menganalii kelayakan.

4. Apabila survey telah dilakukan pihak BMT Mandiri Syari‟ah,

maka pihak BMT Mandiri Syari‟ah menelpon nasabah untuk

melakuakan akad pembiayaan Murabahah dihari yang sudah

ditentukan oleh pihak BMT Mandiri Syari‟ah, nasabah melakukan

negosiasi, menentukan margin, dan mengenai lamanya ansuran

nasabah dan tidak merugikan pihak BMT Mandiri Syari‟ah.

5. Pada hari yang sama pula pihak BMT Mandiri Syari‟ah

memberikan barang maupun uang untuk melakaukan pembelian

barang yang diajaukn nasabah.


38

6. Apabila semua urusan selesai, pihak BMT memberikan buku

tabungan angsuran yang harus dibayar nasabah sesui dengan

kesepakatn awal melakaukan akad pembiayaan Murabahah.

Setelah angsuran mulai dipenihi oleh nasabah, tugas BMT

Mandiri Syari‟ah melakukan pengawasan terhadap usaha yang

dijalankan oleh nasabah, pengawasan ini dilakukan dengan beberapa

cara untuk menghindari masalah dan kecurangan yang dilakukan oleh

nasabah, apabila terjadi keterlambatan yang dilakukan nasabah maka

pihak BMT Mandiri Syari‟ah memberikan teguran namun apabila ini

tidak bisa maka akan memberikan denda atas keterlamabatan.43

6. Data perkembangan pembiayaan murabahah Pada tahun 2017-

2018

Tabel 1.1

Perkembangan jumlah nasabah dan jumlah dana murabahah yang

disalurkan BMT Mandiri Syari’ah

Tahun Nasabah Dana Disalurkan

2017 32 Rp. 46.252.500

2018 190 Rp. 232.087.500

Dilihat dari tabel 1.1 BMT Mandiri Syari‟ah cukup efektif dan

ampuh dalam Menarik minat nasabah, hal ini dibuktikan dari data

jumlah nasabah produk pembiayaan Murabahah dari dua tahun terahir

43
Arsip BMT Mandiri Syari‟ah
39

ini, tercatat pada tahun 2017 jumlah nasabah yang dimiliki BMT

Mandiri syari‟ah sebanyak 32 nasabah, dan pada tahun 2017 terjadi

peningkatan sebanyak 190 orang nasabah.44 Dan jumlah dana yang

disalurkan pada tahun 2017 sebanyak Rp. 46.252.500,00 dari

pembiayaan Murabahah dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan

jumlah penyaluran dana pembiayaan Murabahah sebanyak

232.087.500,00, bisa kita lihat dari data pada dua tahun untuk

pembiayaan Murabahah mengalami peningkatan. Dan untuk lebih

jelasnya bisa dilihat dilampiran.

7. Perkembangan pembiayaan Satu Tahun Terakhir

Tabel 2.1

Perkembanagan pembiayaan

Tahun Anggota

Murabahah Mudharabah Total Karyawan

2018 190 185 375 13

Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa perkembangan BMT

Mandiri Syariah dalam menyalurkan dana pada satu tahun terahir ini

mengalami peningkatan, bisa kita lihat dari data produk yang disalurkan

oleh BMT Mandiri Syari‟ah pada satu tahun terahir ini. Dan dilihat dari

44
Profil BMT Mandiri Syari’ah Desa Lendang Nangka
40

data tersebut produk pembiayaan Murabahah lebih ynggul

dibandingkan dengan produk pembiayaan Mudharabah.45

8. Potensi Wilayah Kerja dan Tingkatan Persaingan

a). wilayah kerja oprasional : Kabupaten

Segmen pasar yang dituju

Produk simpanan: Para Agnia‟/ Muzaki di desa

Produk pinjaman: Pengusaha kecil, pedagang pasar & bakulan

Pesaing utama

Simpanan : Bank

Pinjaman : Rentenir

Keunggulan produk dibandingkan pesaing

Simpanan : bagi hasil, tidak ada potongan administrasi

Pinjaman : Bagi hasil/margin, hampir sama tanpa agunan

Peluang untuk meningkatkan pinjaman : Tinggi

Alasannya :Daftar tunggu calon peminjam banyak

b). Kendala utama yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja adalah

masih kekurangan modal.

45
Laporan Arsip BMT Mandiri Syari’ah
41

9. Kelembagaannya

a). Badan Hukum

1) No. Akte Pendirian : 41.

2) No.Pengesahahan :235/VH/DKP/.08.5/XI/2016 2I Desember

2016

3) No. Akte Perubahan Anggaran Dasar : Belum ada

4) Mulai dibentuk BMT : 4 Maret 2010

b). Legalitas Usahannya

1) SIUP : Ada No. 43/SISP/KUKM.II..04/XI/2011

2) TDP : Ada

3) NPWP : Ada nomor 31 743766 3 915 000

4) SITU : Ada

c). Aturan Pelaksanaan

1) Anggaran Dasar : Ada

2) Anggaran rumah tangga:-

3) SOP Simpanan : Ada

4) SOP Pinjaman : Ada

5) SOP Pengelolaan kas : Ada

6) SOP Logistik/SDM : Ada


42

10.Susunan Pengurus, Pengawas dan Pengelola

Adapun nama-nama pegawai di BMT Mandiri Syari‟ah adalah

sebagai berikut:46

a. Pengurus

Ketua : Ir. H. L. Gafar Ismail, MM

Sekretaris : Drs. Musa Al Hady

Bendahara : H. L. Indra Purnawadi

b. Pengawas

Ketua : Drs. Maturiji, MAK

Anggota : H. L. Sujian, SH

Kepala pusat : L. Hapid P

Anccounting : L. Hapid P

Kac Ld Nangka : susi Apriani

Kac Pringgasela : Purnawarman, S.HI

c. Pengelola Harian

Kacab Ld. Nangka : Susi Apriani, SE

Teller/Kasir : Nita Siswanti

Kab Pembiayaan : L. Pipit Tauhid

Kab Tabungan : Susi Apriani

PL/Marketing : Andi, M. Fauzan, Rosidi

46
Profil BMT Mandiri Syari‟ah
43

B. Peran Pembiayaan Murabahah Pada BMT Mandiri Syari’ah Dalam

Mengembangkan Usaha di Desa Lendang Nangka Kecamatan

Masbagik Kabupaten Lombok Timur

Ada beberapa dampak yang dirasakan oleh nasabah sesudah

mendapatkan pembiayaan murabahah dari BMT Mandiri Syari‟ah

Lendang Nangka. Perubahan atau peningkatan sebelum melakukan

transakasi baik penyimpanan maupun pembiayaan yang besarnya

peningkatan berpariasi seperti, jenis barang dagangan, perlengkapan

usahayang semakin baik, usaha yang semakin berkembang, hasil yang

diperoleh semakin bertambah, biaya pendidikan anaknya semakin

terjamin. Sebagai mana hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

beberapa nasabah BMT Mandiri Syari‟ah.

Dimana dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan

beberapa responden pembiayaan Murabahah antara lain:

1. Perkembangan dalam hal modal

Ada dampak yang dirasakan oleh nasabah setelah adanya dana

yang disalurkan oleh BMT Mandiri Syari‟ah dimana dapat dilihat dari

hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden pembiayaan

murabahah antara lain:

a. Ibu Hairiah pedagang pasar di pasar Lendang Nangka

mengatakan bahawa.47“Setelah saya melakukan pembiayaan di

BMT Mandiri Syari‟ah tingkat perkembangan usaha yang saya

47
Hairiah (pedagang pasar), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 7 Agustus 2018.
44

jalankan setelah saya mendapatkan bantuan modal usaha dari

BMT Mandiri Syari‟ah sebesar Rp.3.000.000.- bisa dikatakan

mengalami tingkat perkembangan dibandingkan sebelumnya.

Dimana sebelumnya saya hanya memperoleh keuntungan

kurang dari satu juta rupiah, sekarang bisa sampai satu juta

rupiah bahkan kadang-kadang lebih karena ketertarikan

pembeli terhadap stok atau barang daganagan terhadap barang

saya dibandingkan sebelumnya”.

b. Bapak L.Ali Sufyan pengusaha kecil mengatakan bahwa.48

“Dalam menjalankan suatu usaha memang sedikit ribet namun

setelah adanya produk pembiayaan yang di sediakan oleh BMT

Mandiri Syari‟ah usaha yang saya jalankan menjadi stabil dan

cendrung mengalami peningkatan perkembangan dan

alhamdulillah tingkat keuntungan saya juga mengalami

peningkatan”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

BMT Mandiri Syari‟ah pembiayaan Murabahah murapakan transaksi yang

banyak digunakan dalam pembiayaan usaha dengan alasan bahwa produk

pembiayaan Murabahahitu paling sederhana dalam hal administrasinya,

dan merupakan akad yang paling sering digunakan khususnya bagi para

pengusaha kecil, pedagang pasar dan pedagang bakulan.

48
L.Ali Sufyan (pengusaha kecil), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 08 Agustus 2018.
45

Adapun alasan para pengusaha kecil memilih pembiayaan

murabahah di BMT Mandiri Syari‟ah seperti yang di tuturkan kabag Susi

Apriani selaku kabag pembiayaan yaitu:49

a. Para nasabah telah mempercayai BMT Mandiri Syari‟ah


merupakan sebagai solusi yang tepat untuk para pengusaha
kecil, pedagang pasar, dan pedagang bakulan, dimana pihak
BMT Mandiri Syari‟ah memberikan pelayanan pembiayaan
kepada semua nasabahtanpa memandang besar besar kecil
usaha yang dijalankan oleh nasabhnya. Dan hal yang
terpenting tidak melanggar aturan agama islam, pemerintah
serta tidak merugikan masyarakat luas.
b. Nasabah banyak memilih produk pembiayaan murabahah
dibandingkan produk pembiayaan lainnya karena produk
pembiayaan lebih mudah bagi para pengusaha kecil, pedagang
pasar dan pedagang bakulan. Dimana harga disebutkan
dengan transfaran dan keuntungn telah disepakati bersama,
dan kebutuhan para nasabah dibelikan oleh pihak BMT
Mandiri Syari‟ah.
c. Dan setelah melakukan pembiayaan di BMT Mandiri Syari‟ah
perkembangan usaha setelah dikasi modal usaha dari BMT
cukup meningkat dan mengalami perkembangan.

Diantara hasil wawancara dengan Lalu Hapid selaku pegawai di

BMT Mandiri Syari‟ah mengatakan bahwa:

“Berbicara tentang pembiayaan merupakan hal paling


menantang buat kami, karena pembiayaan ini merupakan hal yang
sangat bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan modal
untuk melangsungkan usahanya juga merupakan salah satu usaha
untuk memanjukan tingkat taraf prekonomiannya”.50

Hal yang sama juga diungkapkan oleh H. Suhaidi selaku nasabah


di BMT Mandiri Syari‟ah yang melakukan pembiayaan murabahah disana
menuturkan bahawa :

49
Susi Apriani (Kabag Pembiayaan), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang
Lendang Nangka, 6 Agustus 2018.
50
Lalu Hapid (Kepala Pusat), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 13 April 2018.
46

“Dengan kehadiran BMT ini, Alhamdulillah pembiayaan


berperan dalam hal untuk menambah permodalan usaha saya,
disebahakan bahwa saya kekurang modal untuk mengembangkan
usaha saya, tetapi setelah saya melakukan pembiayaan di BMT ini
tingkat pendapatan saya semakin meningkat”. Dan saya melihat
sendiri perkembangan usaha pembimbitan saya mengalami
perkembangan yang sangat pesat”.51

Memang pembiayaan murabahah disini sangatlah berperan bagi

warga yang berada disekitar BMT Mandiri Syari‟ah ini disebabkan karena

kebayakan dari warga disekitar BMT ini bermata pencaharian sebagai

pedagang pasar, pengusaha kecil dan pedagang bakulan. Seperti yang di

ungkapkan oleh L.M. Isnanini selaku kepala desa Lendang Nangka

Menuturkan bahwa :

“Para warga disini kebanyakan bermata pencaharian


sebagai pedangang, bisa kita lihat banyak warga disekitar BMT ini
kehidupan sehari-harinya bermata penaharian sebagai pedagang,
hal ini yang menyebabkan para warga di sekitar BMT mau
melakukan pembiayaan Murabahah, juga dapat membantu para
warga yang menambah modal-modal usahannya, misalnya
pedagang bakulan dan sebagainnya”.52

2. Perkembangan dalam hal margin (keuntungan)

Keuntungan adalah peningkataan jumlah pendapatan atau

kekayaan yang dimiliki oleh para pengusaha selama menjalankan usaha.

Adapun sistem perhitungan akad Murabahah di BMT Mandiri Syari‟ah

menurut Bapak Zainul Hadi sebagai pengusaha kecil mengungkapkan

bahwa:

“Sistem pemberian pinjaman modal usaha oleh BMT


Mandiri Syari‟ah hampir sama dengan bunga, tetapi pada BMT
Mandiri Syari‟ah disebut Margin(keuntungan) yang lebih kecil dari
51
H. Suhaidi (Pengusaha Kecil), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 09 Agustus 2018.
52
L. M. Isnaini (Kepala Desa), Wawancara, Desa Lendang Nangka, 23 Juli 2018.
47

bunga. Dan didalam memberikan pembiayaan BMT memberikan


kebutuhan barang maupun barang yang dibutuhkan oleh nasabah,
sehingga BMT benar-benar memenuhi kebutuhan usaha bukan
untuk kebutuhan lainnya, sedangkan untuk pengembalian atas
modal pinjaman tersebut sesuai dengan kesepakan awal yang
dilakuakn pihak BMT dan nasabah selama jatuh tempo”.53

Dalam hal ini BMT Mandiri Syari‟ah terus beroprasi untuk

memasarkan produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Mandiri Syari‟ah

ini. Akan tetapi, sampai sejauh ini masih banyak masyarakat yang

memang pada dasarnya menganggap bahwa lembaga perbankan itu sama.

Seperti yang di ungkapkan oleh Inaq Roh salah satu pedagang bakulan di

Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik mengatakan bahwa:

“Saya rasa semua pebiayaan itu sama saja, sama-sama


membayar bunga dan dikembalikan pada saat waktu yang sudah di
tentukan. Jangankan pihak BMT, rentenir juga begitu.54

Melihat keterangan di atas, peran pembiayaan Murabahah pada

BMT Mandiri Syari‟ah dalam mengembangkan usaha nasabah di desa

Lendang Nangka Kecamatan Masbagik memang terlihat minim

disebabkan karena sudah terbiasa menggunakan jasa pembiayaan

konvensional dan tingkat pengetahuan tentang pembiayaan syari‟ah itu

belum semuanya tahu. Akan tetapi, ada juga yang sudah mulai

menggunakan pembiayaan syari‟ah dimulai dari awal merintis usahnaya

hingga sekarang seperti yang di ungkapkan Bq. Sastrawati mengatakan

bahwa:

53
Zainul Hadi (Pengusaha kecil), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 6 Agustus 2018.
54
Inaq Roh (Pedagang Bakulan), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 07 Agustus 2018.
48

„„Disini saya menggambil pembiayaan syari‟ah walaupun


kebanyakan orang-orang warga disini mengatakan lebih baik
menggunakan jasa pembiayaan konvensional karena selain cepat
dan mudah dipahami. Akan tetapi, dari awal saya mulai merintis
usaha saya hingga sekarang saya selalu menggunakan pembiayaan
syari‟ah karena dengan adanya bagi untung (profit sharing) saya
tidak takut untuk mengambil pembiayaan di BMT Mandiri
Syari‟ah ”. Dan saya rasa untuk menjalankan usaha home industry
seperti yang saya dan istri saya lakukan cocok untuk
keberlangsungan usaha kami dan juga dapat membantu kami dalam
mencukupi kehidupan sayadan keluarga saya”.55

Hal yang sama yang di ungkapkan oleh Nita Siswanti selaku

karyawan di BMT Mandiri Syari‟ah ini mengungkapkan bahwa :

“Saya juga rasa pembiayaan di BMT Mandiri Syariah ini


berperan penting dalam hal permodalan, karena tingkat bagi hasil
sudah ditentukan dari awal kita melakukan pembiayan ini, tidak
seperti pembiayaan konvensional ynag hanya mengandalkan bunga
saja. Dan disi saya rasa bagi nasabah yang melakukan pembiayan
Murabahah disini sangatlah cocok untuk keberlangsungan
usahanya karena sebelum melakukan kita melakukan pembiayaan
disini kita dijelaskan tingkat keuntungan atau nisbah bagi hasinya
sudah ditetukan dari awal kita melakukan pembiayaan disini.56

3. Perkembangan dalam hal volume barang

Dalam dunia usaha memang dalam menentukan lembaga keuangan

yang menunjang akan keberlangsungan usaha itu sangatlah sulit untuk di

tentukan.

Seperti yang diungkapkan oleh Inak Mahnun selaku pedagang

kecil di Desa Lendang Nangka mengatakan bahwa:

“Saya mengambil Pembiayaan murabahah di BMT Mandiri


Syari‟ah disini dimulai dari saya merintis usaha saya dan saya
sangat bersyukur setelah saya melakukan pembiayaan disini saya

55
Bq.Sastrawati (Pengusaha Kecil), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 08 Agustus 2018.
56
Nita Siswanti, Wawancara, Karyawan BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 09 Agustus 2018.
49

usaha saya dimulai dari pedagang bakulan dan sekararang saya


sudah mempunyai kios tersendiri.57

Memang dalam kita berusaha itu hal yang paling utama kita

butuhkan adalah modal, dengan adannya modal suatu usaha yang ingin

kita jalankan itu akan bisa kita jalankan.

Seperti yang ungkapkan oleh L.M. Supyan selaku nasabah di BMT

Mandiri Syari‟ah ini mengatakn bahwa:

“Saya sangat bersyukur dengan keberadaan BMT Mandiri


Syari‟ah yang menyediakan produk pembiayaan murabahah
sangatlah bermanfaat bagi saya, dan sangat cocok buat saya
dikarenakan produk pembiayaan ini sangat membantu modal usaha
saya di karenakan modal saya yang terlalu minim untuk melakukan
suatu usaha yang saya ingin jalankan. Tetapi sekarang ini setelah
saya memanfaatkan produk pembiayaan Murabahah keuntungan
saya sudah alhamdulillah sudah bisalah kita bilang mencapai hal
yang memuaskan buat saya”.58

Pengakuan yang sama datang dari inaq inda seorang pedagang

perabotan rumah tangga yang juga merupakan nasabah BMT Mandiri

Syari‟ah menurutnya ketika ia membutuhkan modal untuk

mengembangkan usahanya ia merasa kesulitan untuk mendapatkan modal

usaha yang kira-kira dapat mewudkan impiannya, sebagai alternatif ia

melakukan pinjaman di BMT Mandiri Syari‟ah, setelah mendapatkan

pembiayaan ia dapat mewujudkan apa yang ia inginkan, sebagaimana hasil

wawancara peneliti sebagai berikut:

57
Inaq Mahnun (Pedagang Pasar), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 08 Agustus 2018.
58
L.Sufyan (Pengusaha Kecil), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 09 Agustus 2018.
50

“Dari dulu saya mempunyai impian untuk mengembangkan


usaha yang saya jalankan, namun pada awalnya saya merasa
kesulitan untuk mengembangkan usaha yang saya jalankan, tapi
setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Mandiri Syari‟ah saya
dapt mengembangkan usaha ini jenis dan barang dagangan saya
semakin bertambah. Begitupula dengan penghasilan walupun
terbilamh relativ kecil saja tapi saya sangat bersyukur usaha yang
saya jalnkan berkembang.59

Hal yang sama juga diungkapkan oleh inak Mahyan selakau

nasabah di BMT Mandiri Syari‟ah dari hasil wawancara peneliti yaitu Ibu

Mahyan sebagai penjual barang elektronik dan perlengkapan rumah tangga

mengatakan bahwa.60

“Dengan adanya pemberian modal usaha dari bmt ini usaha


yang saya jalankan mengalami perkembangan, yang dulunya saya
hanya menyediakan barang dagang dengan model-model itu saja.
Sekarang alhamdulillah berbagai macam prabotan rumah tangga
dan model-model lainnya itu yang saya jual”.

Kemudian wawancara yang dilakukan dengan Inaq Zubaidah yang

berofrasi sebagai pedagang di pasar desa Lendang Nangka, ia mengatakan

ingin sekali memperbaiki grobaknya di pasar yang sudah cukup lama.

Karena itu ia ingin melakukan pinjaman modal ke BMT Mandiri Syari‟ah

sebagaiman hasil wawancara penelliti dengan nasabah yaitu:

“Saya melakukan pinjaman ke BMT Mandiri Syari‟ah


untuk memperbaiki grobak dan untuk menambah barang dagangan
saya, masalah perkembangan usaha paling untuk menambah modal
saya saja dan memperbaiki grobak saya. Namun alhamdulillah
saya dapat menyetor ke BMT secara tepat waktu dari hasil jualan
saya di pasar”.61

59
Inaq Inda (Pedagang Pasar), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 09 Agustus 2018.
60
Mahyan (Pedagang Pasar), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 08 Agustus 2018.
61
Inaq Zubaidah (Pedagang Pasar), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 09 Agustus 2018.
51

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Zainul Hadi seorang

pengusaha kecil. Ia mengatakan pinjaman yang dilakukan di BMT Mandiri

Syari‟ah untuk mengembangkan usaha jajanan dan tamabahan modal

sebagaimana hasil wawancara peneliti yaitu:

“Saya melakukan pinjaman di BMT Mandiri Syari‟ah


sebagai untuk penambahan modal usaha jajanan saya dan
alhamdulillah setelah saya melakukan peminjaman di sana usaha
yang saya jalankan semakin berjalan dan juga keuntungan yang
saya dapatkan lumayan besar.”62

Lembaga keuangan atau perbankan merupakan suatu lembaga yang

menjadi acuan para pengusaha, pedagang di desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik dalam menunjang pembiayaan untuk membantu

menunjang usaha yang dijalankan. Seperti yang dikatan oleh Lalu Pipit

selaku karyawan BMT Mandiri Syari‟ah mengatakan:

“Produk pembiayaan syari‟ah yang kami tawarkan untuk


masyarakat yang ada di desa lendang nangka memang saya rasa
nantinya akan menunjang dan membantu akan keberlangsungan
usaha yang di jalankankan. Yang dimana pembiayaan syari‟ah
yang kami suguhkan kepada kepada nasabah atau masyarakat
bebas dari bunga melainkan dalam perbankan syari‟ah kami
menggunakan istilah Profit Sharing (bagi untung).63

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Aisyah selaku masyarakat

desa Lendang Nangka mengatakan bahwa:

“Saya rasa produk pembiayaan Murabahah yang di


sediakan oleh BMT ini sangat menunjang keberlangsungan usaha
nasabah (masyarakat), karena semenjak saya tahu bahwa
pengoprasionalannya itu terbebas dari yang namanya bunga”.64

62
Bapak Zainul Hadi (Pengusaha Kecil), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang
Lendang Nangka, 09 Agustus 2018.
63
Lalu Pipit (Karyawan), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang Nangka,
08 Agustus 2018.
64
Aisyah (Pengusaha Kecil), Wawancara, Nasabah BMT Mandiri Syari‟ah Cabang
Lendang Nangka, 08 Agustus 2018.
52

Hal ini dapat dilihat bahwa pembiayaan Murabahah yang

ditawarkan oleh BMT Mandiri Syari‟ah cukup berperan untuk para

pedagang kecil, pedagang pasar dan pedagang bakulan yang ada di

sekeliling BMT ini.

C. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Usaha Nasabah di Desa

Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.

Memang dalam kita berusaha itu hal yang paling utama kita

butuhkan adalah modal, dengan adannya modal suatu usaha yang ingin

kita jalankan itu akan bisa kita jalankan. Ada faktor yang menjadi

penghamabat perkembanagan usaha di Desa Lendang Nangka Kecamatan

Masbagik Kabupaten Lombok Timur yaitu:

a. Keterbatasan dana atau modal

Keterbatasan dana yang dimiliki oleh para pengusaha berpengaruh

juga kepada perkembangana usaha yang dijalankannya hal inilah yang

meyebabkan para pedagang pasar, pengusaha kecil maupun pedagang

lainnya sulit mengembangkan usaha yang mereka miliki. Dalam hal ini

yang diungkapkan oleh M.Faozan selaku staf desa Lendang Nangka dari

hasil wawancara peneliti yaitu:

“Kadangkala yang menjadi masalah masyarakat atau warga


yang ada didesa Lendang Nangka dalam mengembangakan
usahannya adalah modal, karena hal inilah yang menyebabkan
usaha yang dijalankan oleh masyarakat sulit berkembang dan sulit
mengalami peningkatan keuntungan, dannjumlah barang yang
ditawarkan.”65

65
M.Faozan (Staf Desa), Wawancara, Desa Lendang Nangka, 13 September 2018.
53

Melihat keterangan diatas, dalam melakukan suatu usaha itu hal

yang paling utama adalah modal, disini modal merupakan sutau yang akan

menjamin keberlangsungan suatu usaha yang ingin kita jalankan tanpa

modal sutu usaha yang kita ingin jalankan tidak akan pernah berjalan dan

tanpa modal pun usaha yang kita inginkan tidak akan pernah

terlakasanakn. Begitu pula dengan masyarakat (nasabah) yang ada di desa

Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dalam

menjalankan usahanya modal yang mereka miliki tidak cukup untuk

menunjang usaha yang mereka ingin jalankan. Sehingga masyarakat

(nasabah) yang ada di desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik

Kabupaten Lombok Timur memilih alternativ lain yang bisa membantu

untuk membangun atau menunjang usahannya dengan memanfaatkan

lembaga-lembaga keuangan. Seperti yang di ungkapkan oleh salah L. Pipit

anggota BMT Mandiri Syari‟ah di desa Lendang Nangka dalam

menjalankan usaha pasti ada faktor yang menjadi pemghambat

diantaranya:66

“Keterbatasan dana, Kadangkala yang menjadi masalah


terbesar masyarakat dalam mengajukan pembiayaan adalah
terbatasnya dana yang di miliki masyarakat sehingga masyarakat
tidak bisa mengajukanpembiayaan yang disebabkan dana yang
kurang atau jaminan asset yang tidak memenuhi persyaratan”

66
L. Pipit (Kabag Tabungan), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 13 September 2018.
54

b. Kurangnya jaringan atau kerjasama

Kurangnya jaringan atau kerjasama, Kurangnya jaringan atau

kerjasama membuat masyarakat sulit dalam mengakses informasi terhadap

produk yang di butuhkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat cendrung

memenuhi kebutuhan sendiri dan memilih alternative yang memang

mereka anggap baik.

Selain faktor yang di atas sebagaimana hasil wawancara dengan L.

Hapid kepala pusat BMT Mandiri Syari‟ah di desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur menyatakanada 3 faktor

yang menjadi penghambat perkembangan usaha usaha nasabah

diantaranaya:67

a. Keterampilan dalam memasarkan produk atau hasil produksi


yang mereka tawarkan
b. Prestasi kerja karyawan, prestasi kerja karyawan meliputi mutu
pekerjaan, volume pekerjaan, pengetahuannya, inisiatif, sikap
terhadap pekerjaan, sikap terhadap orang lain
c. Lokasi kerja
d. Keadaan pasar

Memang jika kita lihat dari keseharian para pedagang dan

pengusaha kecil produk barang daganganya dan hasil produksi hanya

mereka pasarkan di Pasar Lendang Nangka saja. Seperti yang ungkapkan

oleh salah satu masyarakat di desa Lendang Nangka mengungkapkan

bahwa:

“Memang saya sadari dari awal saya mulai merintis usaha


saya saya hanya memasarkan hasil produksi saya hannya di pasar
desa Lendang nangka saja dan lingkungan sekitar saya saja,

67
L. Hapid (Kepala Pusat), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 13 September 2018.
55

sehingga hal inilah yang membuat usaha yang saya jalankan


menjadi hambatan dalam mengembangkan usaha saya disebabkan
juga karna kurang jaringan yang saya miliki”.68

Setiap jenis perusahaan dalam bentuk bagaimanapun selalu

berusaha sedapat mungkin meningkatkan usahannya. Keberhasilan

program dari suatu perusahaan ditunjang oleh beberapa faktor. Oleh

karena itu perkembangan yang semakin maksimal akan dapat dicapai bila

suatu kemampuan yang tinggi dimilikinya untuk mendapatkan kesempatan

yang luas adari lingkungan.

Dan tambahan dari hasil wawancara dengan andi selaku marketing

pembiayaan bagian Lendang Nangka Kendala yang dihadapi adalah: 69

a. Pihak nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan murabahah

seringkali tidak dapat memenuhi persyaratan dan prosedur pembiayaan

murabahahyang ditetapkan oleh BMT Mandiri Syari‟ah sehingga itu

yang menyebabkan tidak bisa mengabulkan permohonan pembiayaan.

b. Pihak yang mengajukan permohonan untuk pembiayaan murabahah

memenuhi persyaratan dan prosedur, tetapi pihak BMT tidak bisa

mengabulkan permohonan tersebut karena lokasi tempat tinggal

nasabah terpelosok dan terpencil, jauh dan sulit di jangkau oleh pihak

BMT.

c. Pada waktu penyetoran seringkali nasabah menyetor tidak sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati dalam jangka waktu tertentu

68
H.Muhrim (Pedagang Pasar), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 13 September 2018.
69
Andi (Marketing), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang Nangka, 13
September 2018.
56

untuk membayar hutangnya dengan berbagai alasan ini yang

menyebabkan BMT mengalami kemacetan penyaluran dana.

d. Kekurangan modal, modal ini merupakan sesuatu yang sangat penting

dan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan ketika kita mau

berusaha.

Adapun yang menjadi pengahambat perkembangan usaha nasabah

di Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur

adalah menurut salah satu karyawan BMT Mandiri Syari‟ah yaitu dalam

hal penggunaan pinjaman modalnya mereka melakukan peminjaman

modal kerja di BMT tetapi bukan untuk kebutuhan usahannya tetapi untuk

kebutuhan modal pribadinya ini yang menyebabkan usaha mereka tidak

pernah berkembang, juga kurangnya jaringan.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Peran Pembiayaan Murabahah Pada BMT Mandiri Syari’ah Dalam

Mengembangkan Usaha Nasabah di Desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur

BMT Mandiri Syari‟ah memberikan pendanaan modal usaha yang

mengacu kepada ketentuan-ketentuan syari‟at dalam ekonomi islam

meliputi berbagai aspek pembelajaran, mulai dari persoalan hak maupun

hukum samapai urusan lembaga keuangan.

Berdirinya BMT Mandiri Syari‟ah ini menjadi suatu yang sangat

berperan bagi masyarakat untuk merasakan nilai-nilai islam dalam

kegiatan ekonomi sehingga banyak bermunculan banyak lembaga

keuangan yang menerapkan prinsif ekonomi Syari‟ah.

Berdasarkan paparan data dan temuan yang peneliti peroleh setelah

mengadakan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan

sesuai dengan fokus penelitian yang peneliti angkat, setelah mengadakan

pengelolaan data dengan menjadikan BMT Mandiri Syari‟ah Sebagai

tempat lokasi penelitian, maka data-data dan temuan penelitian tersebut

akan peneliti bahas di bab ini. Dari hasil analisis peneliti dapat

mengambarkan peran pembiayaan murabahah pada BMT Mandiri

Syari‟ah dalam mengembangkan usaha nasabah di desa Lendang Nangka

Kecamatan Masbagik.

57
58

Dengan demikian BMT Mandiri Syari‟ah menyediakan dana untuk

pembangunan di wilayah sekitarnya, dan ini berarti BMT Mandiri Syari‟ah

dapat mengembangkan pasar keuangan sendiri. BMT telah melakukan

pengembangan usaha para masyarakat dimana BMT itu berada, hal ini

akan menjamin adanya akses pelayanan keuangan oleh BMT Mandiri

Syari‟ah untuk segala jenis pengusaha baik skala menengah maupun yang

membutuhkan modal khusus untuk mengembangkan usaha dan

memperluas usahannya.

Dengan produk pembiayaan murabahah yang diterapkan BMT

Mandiri Syari‟ah dalam mengembangkan usaha nasabah sejauh ini telah

berjalan baik. Ini terliht dengan peningkayan usaha yang dijalankan

nasabah setelah mendapat pembiayaan dari BMT Mandiri Syari‟ah.

Melihat dari tujuan dan fungsi dari pembiayaan yang mana tujuan

pembiayaan secara menyeluruh yaitu:

a. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat

akses ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat akses

ekonomi.

b. Tersediannya dana bagi peningkatan maupun perkembangan usaha,

artinya untuk mengembangkan usaha membutuhkan modal atau dana

tamabahan. Dan dana tambahan ini dapat diperoleh dari pembiayaan.

Pihak yang membutuhkan dana melakukan peminjaman dana ke pihak

yang mengalami kelebihan dana seperti halnya BMT Mandiri Syari‟ah.

c. Meningkatkan produktivitas dan memberi peluang bagi masyarakat.


59

d. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan

berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari

usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya

menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini

mampu dan mau megendalikan pembiayaan yang telah diterimannya.

e. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat.70

Sehingga peran pembiayaan Murabahah dapat dilihat dari

beberapa tujuan yaitu untuk hal meminimalkan kekurangan modal

dagangan bahwa terkait jumlah produk yang ada pada setiap nasabah yang

melakukan pembiayaan Murabahah dalam mengembangkan usaha

nasabah misalnya dalam meningkatkan jumlah stok barang yang ada

seperti yang di ungkapakan oleh ibu Mahyan:

“Dengan adanya pemberian modal usaha dari BMT ini


usaha yang saya jalankan mengalami perkembanagan, yang
dulunya saya hanya menyediakan barang dagang dengan model-
model itu saja. Sekarang alhamdulillah berbagai macam prabotan
rumah tangga dan model-model lainnya itu yang saya jual”.71

Seperti yang di ungkapkn diatas selain untuk menambah stok

dagangan juga untuk memaksimalkan laba dengan adanya penambahah

modal sehingga pendapatn para pedagang pun meningkat seperti yang

dialami dan dirasakan oleh nasabah BMT Mandiri Syari‟ah hal dan

70
Veitzhal Rivai, Andria Permata Veitzhal, Islamic Financial Management Teori Konsep
danAplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa (
Jakarta Utara: PT Raja Grapindo Persada, 2008), hlm. 4.
71
Mahyan (Pedagang Bakulan), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang
Nangka, 13 September 2018
60

menggunakan pembiayaan sebagaimanan mestinya maka perubahan

itupun akam dirasakan. Hal yang sama di ungkapkan oleh L. Ali Supyan:

Dalam menjalankan suatu usaha memang sedikit ribet


namun setelah adanya produk pembiayaan yang di sediakan oleh
BMT Mandiri Syari‟ah usaha yang saya jalankan menjadi stabil
dan cendrung mengalami peningkatan perkembangan dan
alhamdulillah tingkat keuntungan saya juga mengalami
peningkatan, sehingga peran pembiayaan yang disediakan oleh
BMT ini sangat saya rasakan”.72

Sebab perkembangan suatu usaha juga dapat meningkatkan suatu

penjualan harus didukung oleh peningkatan hasil produksi sehingga

keberlangsungan tingakat penjualan ddapat terjamin. Penambahan modal

dapat dipenuhi dari sejumlah kas yang tersedia dari hasil penjualan dan

bertambahnya kas juga dapat menambahka stok barang maupun proses

produksi yang ingin kita jual, sehingga keduannya dapat

berkesinambungan antara keduannya.

Pembiayaan Murabahah ini sangtlah berguna untuk masyarakat

(nasabah) dalam mengambil peran untuk menambahkan modala

usahannya untuk mengembangkan usaha yang ingin mereka jalankan guna

untuk memperoleh laba yang lebih besar dari laba yang diperoleh

sebelummnya. Disisni para pelaku usaha tidaklah datang dari kalangan

besar saja, namun ada juga yang datang dari golongan kecil seperti para

pedagang pasar yang ada di pasar desa lendang nangka, pengusaha kecil

dan pedagang bakulan.

72
L. Ali Supyan (Pedagang Elektronik), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang
Lendang Nangka, 13 September 2018.
61

Dalam mengembangkan usaha tersebut para pedagang harus

memiliki bantuan mauoun dorongan untuk mengembangkan usaha mereka

karena masyarakat yang mengalami modal sedikit sulit untuk

mengemmbangkan usaha yang mereka jalankan. Disini para pedagang

kecil memiliki modal yng cukup, maka para pedagang kecil maupun

pengusaha kecil memberanikan dirinya untuk meminjam modal kepada

lembaga-lembaga yang bersedia meberikan modal pinjaman untuk

menambah permodalan mereka. Karena para pedahang kecil disini sangat

memerlukan modal yang besar untuk keberlangsungan usaha yang mereka

jalankan. Dalam hal ini pihak BMT Mandiri Syari‟ah selaku lembaga

keuangan mikro syari‟ah menyuguhkan produk pembiayaan. Hal yang

sama diungkap oleh AM. Maturidi selakau ketua BMT Mandiri Syari‟ah

mengatakan:

“Disini kami menyuguhkan berbagai macama produk


supaya mereka dapat mengambil peran dari produk yang kami
suguhkan untuk menambah modal usaha untuk keberlangsungan
usaha mereka, dan disini kami sangat mengharapakan produk yang
di sediakan oleh BMT Mandir Syari‟ah ini benar-benar mereka
gunakan sesuai dengan kebutuhan mereka supaya usaha dapat
mengalami perkembagan usaha, peningkatan pendapatan sesuai
dengan yang mereka harapkan”.73

Sehingga berdasarkan hasil wawancara penulis dengan nasabah

BMT Mandiri Syari‟ah dalam kegiatan penyediaan pembiayaan

Murabahah terhadapa para pedagang di pasar Lendang Nangka,

pengusaha kecil dan pedagang bakulan sedikit banyak mengalami

73
Am. Maturidi (Ketua), Wawancara, BMT Mandiri Syari‟ah Cabang Lendang Nangka,
13 September 2018.
62

perkembangan dan peningkatan usaha dalam hal bertambahnya modal,

bertambahnya stok barang dagangan, bertamabahnya produksi, dan

sebagainnya.

B. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Usaha Nasabah di Desa

Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.

Dalam menjalankan usaha hal yang paling utama yang dibutuhkan

adalah modal disini modal sangat berperan penting dalam

keberlangsungan usaha nasabah. Disini BMT Mandiri Syari‟ah

menyediakan berbagai macam produk supaya masyarakat bisa

menggambil peran dari produk-produk yang BMT tawarkan. Akan tetapi

dari setiap pembiayaan pasti ada manfaat dan resiko begitupula dalam

menjalankan suatu usaha pasti akan ada yang namanya penghambat dalam

menjalankan usaha diantaranya:

a. Modal, Kukurangan modal merupakan penghalangan bagi nasabah

yang ingin mengembangkan usaha yang mereka inginkan sesuai

margin yang mereka inginkan.

b. Kurang kerjasama, Kurangnya jaringan atau kerjasama membuat

masyarakat sulit dalam mengakses informasi terhadap produk yang di

butuhkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat cendrung memenuhi

kebutuhan sendiri dan memilih alternative yang memang mereka

anggap baik.

c. Kurangnya sosialisasi tentang kewirausahaan


63

d. Kurangnya tenaga kerja, kurangnya tenaga kerja yang bermotivasi

mempertahankan pertumbuhan

e. Kurangnya kemampuan, kurangnya kemampuan dalam mengelola

usaha itu yag menyebabkan usaha yang mereka jalankan sulit untuk

berkembang.

f. Kopetensi, dalam dalam perkembangan usaha persainagn adalah

habatan terbesar yang patut di perhitungkan. Dengan mudahnya

pemain baru masuk kepesaing usaha, kesamaan barang yang dijual dan

bersaing dengan pesaing yang lebih besar dapat menghambat

pertumbuhan usaha.

g. Kurangnya kejujuran, dalam berbisnis sifat yang paling berharga

adalah kejujuran, bahkan hal itu lebih berharga daripada uang, karena

itu bangunlah sikap dan sifat kejujuran jangan samapai melkukan

kesalahan kecil yang merusak kepercayaan rekan bisnis atau berusaha

Seperti hal yang kita ketahui bahwa dari kelima faktor penghambat

perkembangan usaha itu, tidak bisa dipungkiri bahwa bagaimanapun

baiknya suatu usaha yang kita jalankan pasti akan memiliki faktor yang

menjadi penghambat perkembangan usaha yang kita jalankan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dianalisis pada bab

sebelumnnya maka dapat ditarik bebrarapa kesimpulan yaitu:

1. Peran pembiayaan Murabahah pada BMT Mandiri Syari‟ah dalam

mengembangkan usaha Nasabah di desa Lendang Nangka kecamatan

masabagik Kabupaten Lombok Timur yaitu:

a. Kondisi usaha nasabah sebelum menggunakan Pembiayaan

mengalami tingkat usahanya mengalami keterpurukan disebabkan

karna keterbatasan dana dan minimnya lembaga pemberi bantuan

modal untuk keberlangsungan suatu usaha masyarakat yang ada di

desa Lendang Nangka.

b. Kondisi usaha nasabah setelah adanya bantuan modal dari BMT

Mandiri Syari‟ah yang disalurkan melalui pembiayaan

murabahahkeberadaan usaha kecil dapat menjalankan dan

mengembangkan usahannya serta tingkat pendapatannya

meningkat dibandingkan dari sebelumnya juga stok barang

menjadi lebih banyak dibandingkan dari sebelunmnya.

2. Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat perkembangan usaha

nasabah didesa Lendang Nagka Kecamatan Masbagik Kabupaten

Lombok Timur adalah sebagai berikut:

64
63
65

a. Modal yang terbatas, merupakan penghalangan bagi nasabah yang

ingin mengembangkan usaha yang mereka inginkan sesuai margin

yang mereka inginkan.

b. Kurang kerjasama atau jaringan, Kurangnya jaringan atau

kerjasama membuat masyarakat sulit dalam mengakses informasi

terhadap produk yang di butuhkan oleh masyarakat, sehingga

masyarakat cendrung memenuhi kebutuhan sendiri.

c. Kopetensi, dalam dalam perkembangan usaha persainagn adalah

habatan terbesar yang patut di perhitungkan. Dengan mudahnya

pemain baru masuk kepesaing usaha, kesamaan barang yang dijual

dan bersaing dengan pesaing yang lebih besar dapat menghambat

pertumbuhan usaha.

d. Kurangnya kejujuran, dalam berbisnis sifat yang paling berharga

adalah kejujuran, bahkan hal itu lebih berharga daripada uang,

karena itu bangunlah sikap dan sifat kejujuran jangan samapai

melkukan kesalahan kecil yang merusak kepercayaan rekan bisnis

atau berusaha.

e. Kurangnya sosialisasi tentang kewirausahaan


66

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penukis mencoba untuk memberi

saran yang mungkin bermanfaat bagi nasabah dan lembaga keuangan

tersebut:

1. BMT Mandiri Syari‟ah, harus bisa mempertahankan atau lebih baik

lagi dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan dalam

memberikan pembiayaan untuk modal usaha. Pihak BMT Mandiri

syari‟ah juga hendaknya memberikan pengawasan dalam

menggunakan pembiayaan tersebut sehingga benar-benar untuk

kebutuhan modal usaha bukan untuk kebutuhan pribadi, juga perlu

adanya sosialisasi tentang kewirausahaan.

2. Untuk nasabah, BMT Mandiri Syari‟ah memang dijadikan sebagai

salah satu alternative dalam menjalankan usaha sebaiknya lebih

digunakan untuk kebutuhan modal usaha bukan untuk kebutuhan

lainnya.

3. Mengingat penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari

kesalahan dan juga penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna

serta apa-apa yang dihasilakan oleh penulis bukanlah merupakan hasil

akhir, sehingga perlu diadakan lebih Lanjut mengenai peran

pembiayaan murabahah pada BMT Mandiri Syari‟ah dalam

mengembangkan usaha nasabah di desa Lendang Nangka Kecamatan

Masbagik Kabupaten Lombok Timur.


67

DAFTAR PUSTAKA

Soemitra, Andi, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Kencana, 2009.

Syani, Abdul, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta:PT Bumi Aksara,
2015.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat


Bahasa, 2008.

Sutrisni, Edi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana, 2009.

Fitra Ananda, Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah


Memperoleh Pembiayaan Mudharabah Dari BMT At-Taqwa Halmahera Di Kota
Semarang (Skrifsi Universitas Diponogoro Semarang 2011).

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah,Yogyakarta:Ekonesia,


2005.

http://belajarusahakecil.blogspot.com/2009/01/usaha-kecil.html, diakses tanggal


4 mei 2018.

http//www.depkop.go.id/berita informasi laporan informasi laporan tahunan hasil


laporan Kementerian Koprasi dan UMKM, diakses tanggal 4 Mei 2018.

Ika Kartini, Analisis Peran Pembiayaan Modal Kerja Usaha Terhadap


Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dalam Persfektif Ekonomi
Islam di BMT Muhamadiyah Bimu Bandar Lampung(Skrifsi UIN Raden Intan
Lampung 2017).

Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana, 2005.

Arsyad, Lincolin, Lembaga Keuangan Mikro, Yogyakarta: Andi Offset, 2008.


Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT. Remaja Rosda
Karya, 2000.

Moekijat, Latihan dan Pengembangan Pegawai, Jakarta: Bumi Aksara, 1981.

Yusuf, Muhammad, Manajemen Keuangan Syari’ah,Mataram:Sanabil, 2015.

Muhammad, Bank Syari‟ah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan


Ancaman, Yogyakarta: UII, 2004.

Abdullah, Ma‟ruf, Wirausaha Berbasis Syari’ah, Banjarmasin: Antasari Press,


2010.
68

Teguh, Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Jakarata:


PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Antonio, Muhammad Syafi‟i, Bank Syari’ah dalam Teori ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani dan Tazka Cendikiawan.
Neli Nurpiantini, Analisis Minat Pedagang Rarang Terhadap Pembiayaan
Murabahah Di BMT Al-Hidayah Desa Rarang (Skripsi IAIN Mataram, 2015).

Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2015.

Djam‟an, Satori, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,


Bandung: Alfabeta, 2016.

Rivai, Veithzal, dan Mulyadi, Dedy, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Rivai,Veitzhal, dan Veitzhal, Andria Permata, Financial Management Teori


Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan,
Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, Jakarta Utara: PT Raja Grapindo
Persada, 2008.

Poerwadarminta, W.J.S, KamusUmum Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,


2007.
KEHIENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
U!,llVERtlTAS ISLAM NEGERI MATARAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jln" Fendidikan No. 35 Tlp. (0370) 621298 *623809 Fax.625387 Mataram
Web#ts: htts:/Ifebi.uinmataram"ac. id email: febi{0uinmataram. ac.id

Nomor 9,f;t tun.tzlpp.00.giFEBt i


.{ /^^+..\
1lftafi
! amn
Lq, r rP. i \Dcrr.ul //1^1.,.,^-
LJciuul tu
Hal : Permah*ila* lzin Melaksanakan Penelitian

KepadaYth.:
Pimpinan BMT Madiri Syariah
Di Lendang Nangka

Ass a la mu' al aiku m Wr. Wb.

Dengan hormat, kami mohon diberikan izin meneliti di lembaga yang Bapak/lbu
pimpin kepada mahasiswa di bawah ini:

Nama : Rodiana Parhiani


NIM : 152145299
Jurusan : Ekonomi Syari'ah
Judul Penelitian : Peran Pembiayaan Murabahah pada BMT Mandiri Syariah
Dalam Mengembangkan Usaha di Desa Lendang Nangka
Kecamatan Masbagik

Berkenaan dengan itu, kami mohon kesediaan Bapak/lbu untuk memberikan data
dan bantuan seperlunya agar kegiatan penelitian mahasiswa yang bersangkutan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Data hasil penelitian tersebut diperlukan untuk menyusun skripsi.

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan kerjasama yang baik'diucapkan


terimakasih.

Wassaslam u' a I a i ku m Wr. Wb.

Mataram, 25 Oktober 2A18

a
-{:1ei--:
PEDOMAN WAWANCARA “PENINGKATAN USAHA”

1. Sejak kapan ibu/bapak menjadi nasabah di BMT Mandiri Syari’ah ini?

2. Apa jenis produk yang ibu/bapak ambil di BMT Mandiri Syari’ah ini?

3. Apakah ada peningkatan usaha setelah bapak/ibu mendapatkan

pembiayaan di BMT Mandiri Syari’ah?

4. Bagaimana kondisi perekonomian bapak/ibu setelah menggunakan

pembiayaan di BMT Mandiri Syari’ah?

5. Bagaimana perkembangan usaha bapak/ibu sesudah mendapatkan

pembiayaan dari BMT Mandiri Syari’ah?

6. Apakah Pihak BMT Mandiri Syari’ah berperan dalam Pengembangan

usaha?

7. Apakah pendapat ibu/bapak tentang pembiayaan yang diberikan oleh BMT

Mandiri Syari’ah?

8. Menurut bapak/ibu apa keunggulan dan kelemahan dari produk

pembiayaan BMT Mandiri Syari’ah?

Anda mungkin juga menyukai