Anda di halaman 1dari 6

DEPARTEMEN PENGAJARAN, PENDIDIKAN & TEOLOGI

MAJELIS PEKERJA SINODE GEREJA BETHANY INDONESIA

Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Teologi (Dept. PP&T) adalah suatu departemen dalam
koordinasi Ketua 3 MPS Gereja Bethany Indonesia. Dept. PP&T merupakan departemen yang
membidangi segala hal yang bersifat pengajaran, pendidikan, dan teologi dalam wadah Gereja
Bethany Indonesia. Pengajaran meliputi segala hal yang berhubungan dengan dogma dan doktrin
Gereja Bethany Indonesia. Pendidikan merujuk kepada lembaga pendidikan informal dan formal
yang diselenggarakan oleh MPS Gereja Bethany Indonesia. Teologi secara khusus merujuk
kepada Sekolah Tinggi Teologi Bethany Indonesia sebagai lembaga pendidikan formal yang
merupakan pusat pendidikan teologi Gereja Bethany Indonesia.

PENGAJARAN, PERGUMULAN DOGMA & DOKTRIN

Kata "Dogma“ Bhs. Yunani: δόγμα – DOGMA, dari kata dasar: δοκέω - DOKEÔ, yang artinya
"pendapat/ opini" (terutama "pendapat" dari para AHLI). δογμα - DOGMA mencakup
pengertian perintah, ketetapan, keputusan baik oleh masyarakat (GEREJA), maupun pemimpin.
Secara konseptual, DOGMA adalah kesimpulan otoritatif yang diharapkan mengikat sekelompok
orang tertentu. Alkitab LAI menerjemahkannya dengan "perintah" (Lukas 2:1), "keputusan"
(Kisah Para Rasul 16:4), "ketetapan" (Kisah Para Rasul 17:7), "ketentuan" (Efesus 2:15; Kolose
2:14).

Doktrin -- berasal dari kata latin Latin: "doctrīna" artinya teaching, pengajaran. Bandingkan
dengan kata "doctor" arti harfiahnya: "teacher." Alkitab berbahasa Inggris Perjanjian Lama
menerjemahkan 'doctrine' dari kata Ibrani ‫ לקח‬- leqakh (lâmed-qõf-khêt, artinya "yang
diterima“. Perjanjian Baru menggunakan dua kata, διδασκαλια – didaskalia, menyangkut
pekerjaan mengajar atau isi ajaran, dan kata διδαχη – didakhe, yang khususnya ditujukan kepada
ajaran Yesus Kristus.

Dogma adalah "ketetapan", "keputusan", "ketentuan“ otoritatif yang mengikat semua yang
terlibat sedangkan "doktrin", secara konseptual adalah hal-hal yang diajarkan. Jadi, doktrin
adalah dogma yang diajarkan. Dogma adalah esensi dari pengajaran, sementara doktrin adalah
mekanisme mengajarkan dogma. Dalam hal ini, maka Dept. PP&T adalah departemen yang
menggumuli dinamika dogmatika dan semua perilaku doktrinal dalam tindakan praktika.
Keberadaan Dept. PP&T adalah departeman yang bersifat otoritatif dalam menyusun,
mengajar,mengoreksi, meluruskan, serta mempertahankan ajaran-ajaran Gereja Bethany
Indonesia dalam cermin kebenaran Alkitab.
TIGA PILAR PENDIDIKAN

MPS GEREJA BETHANY INDONESIA memiliki 3 Pilar Pendikan, yaitu: 1. Sekolah Orientasi
Melayani (SOM), 2. Bethany Bible School (BBS), dan 3. Sekolah Tinggi Theologi Bethany
Indonesia (STT BI). Ketiga pilar pendidikan itu diuraikan seperti dibawah ini:

1. SEKOLAH ORIENTASI MELAYANI (SOM) – PROGRAM KERJA JANGKA


PENDEK

Sekolah Orientasi Melayani (SOM) didirikan oleh Bapak Pdt. Abraham Alex Tanuseputra di
Surabaya pada tahun 1986. SOM terdiri dari 4 Kelas: Keselamatan (Salvation), Roh Kudus (The
Holy Spirit), Kesembuhan dan Berkat (Divine Healing and Blessing), dan Kedatangan Tuhan
yang Kedua (Second Coming).

SOM diselenggarakan oleh gereja-gereja lokal secara otonom (mandiri), namun tetap dalam
pendampingan dan pembinaan Dept. PP&T Pusat. Bentuk pendampingan dan pembinaan adalah:
Sertifikasi guru-guru SOM (Hanya guru-guru yang telah lulus sertifikasi yang memiliki ijin
untuk mengajar SOM). Sertifikasi dilaksanakan oleh Dept. PP&T Pusat bekerja sama dengan
Dept. PP&T Daerah (MPD) berupa teknik dan metode mengajar berbasis IT. Para guru akan
dilatih untuk menggunakan kurikulum berbasis IT sehingga memungkinkan kelas SOM dapat
diselesaikan sesuai target maksimal 4 bulan.

Dept. PP&T akan menyusun atau menulis ulang kurikulum dan mencetak buku bahan ajar yang
baru. Mengingat kurikulum SOM yang lama sudah termakan usia, maka Dept. PP&T akan
menyusun ulang kembali dengan memperhatikan esensi utama, sebagai benih pengajaran
doktrinal dari Bapak Bethany. Tim penyusun buku SOM dibentuk oleh Dept. PP&T dengan
melibatkan para praktisi teologi, gembala, dan para pejabat senior dalam Gereja Bethany
Indonesia.

Dengan semangat dinamika dan efisiensi, tanpa menghilangkan esensi utama, maka Buku
Panduan pengajaran SOM yang dahulu dicetak 4 seri, akan dijadikan 1 (satu) buku. Guna
maksimalnya upaya pengajaran melalui lembaga pendidikan SOM, maka penyelenggaraan kelas-
kelas SOM berbasis teknologi IT, murid-murid SOM akan termotivasi untuk memperlengkapi
diri.

SOM menyelenggarakan ujian pada akhir kelas setelah menyelesaikan seluruh materi. Berita
acara dan soal-soal ujian disiapkan oleh guru-guru pengajar secara mandiri. Semua lulusan
diberikan sertifikat tanda lulus Sekolah Orientasi Melayani (SOM). Sertifikat SOM akan
disamakan, dicetak oleh MPS dan dapat dibeli melalui Sekretariat MPS. Pada akhirnya, seluruh
murid-murid SOM akan di wisuda sebagai apresiasi atas prestasi dan pencapaiannya. Yang tidak
boleh dilupakan adalah, semua calon pejabat setingkat Penginjil (Ev) dan Pendeta Pembantu
(Pdp), wajib lulus SOM dengan dibuktikan sebuah Sertifikat Ijazah SOM. Program reformasi
SOM telah dilaksanakan dan diharapkan akan segera teraplikasikan disemua cabang-cabang
sebelum tahun 2016 berakhir.

2. BETHANY BIBLE SCHOOL (BBS) – PROGRAM KERJA JANGKA MENENGAH

Bethany Bible School (BBS)adalah Lembaga pendidikan Alkitab bersifat teologia praktis yang
diselenggarakan langsung oleh MPS melalui Dept. PP&T. BBS merupakan lembaga pendidikan
Alkitab sebagai kelanjutan dari SOM yang diperuntukkan bagi pembinaan karakter dan doktrinal
para pejabat dalam wadah Gereja Bethany Indonesia. BBS hadir sebagai upaya untuk
memperlengkapi jemaat, para aktivis, dan pejabat dalam wadah Gereja Bethany Indonesia.

BBS menjadi program pendidikan terintegrasi yang diselenggarakan oleh Dept. PP&T Pusat
bekerjasama dengan Dept. PP&T Daerah. Pengadaan infrastruktur serta sarana/prasarana BBS
disediakan oleh Dept. PP&T Daerah, sementara kurikulum dan staf pengajar disediakan oleh
Dept. PP&T Pusat.

Kurikulum BBS diselenggarakan selama 1 tahun (dua semester) dan sebelum dinyatakan lulus,
semua murid-murid BBS diharuskan menulis paper dan mengikuti Mission Trip. Topik-topik
yang diajarkan dalam kelas-kelas BBS adalah: Sejarah dan Tata Gereja Bethany Indonesia
(History and Bethany Church Management), Kepemimpinan Kristen (Leadership in Christian
Persfektif), Teologi Pastoral (Pastoral Theology), Teologi Misi (Mission Theology), Pujian dan
Penyembahan (Praise and Worship), Homilitika (Homilitica), Hermeneutika (Hermeneutica),
Pastoral Konseling (Pastoral Counceling), Penuntun Penatalayanan Gereja Bethany Indonesia,
Keluarga Kristen (Christian Families), Pelayanan Pelepasan dari Okultisme, Kuasa Doa dan
Puasa, dan Mission Trip.

MPS SEBAGAI PEMANGKU STATUTA, bermakna bahwa MPS mengeluarkan SK Pendirian


BBS dan bertindak sebagai pembina utama. Lulusan BBS setara D1 (Diploma 1) dan seluruh
pencapaian kreditnya terintegrasi dengan STT BI. Artinya, semua lulusan BBS yang akan
melanjutkan studi formal di STT BI, maka semua kredit BBS diakui. Ini berarti bahwa semua
lulusan BBS, secara otomatis telah menyelesaikan dua semester masa kuliah di STT BI.

KELAS BBS Dilaksanakan sore hingga malam hari dengan pertimbangan bagi murid-murid
yang bekerja dapat tetap hadir di kelas tanpa mengorbankan jam kantor. Dalam situasi tertentu,
kelas juga dapat diselenggarakan secara padat pada hari sabtu (Pagi hingga malam hari) apabila
staf pengajar dihadirkan dari luar kota (MPS).

Staf pengajar BBS diharuskan melalui proses pelatihan berupa penguasaan materi dan teknik
mengajar berbasis IT. Dengan demikian, Dept. PP&T pusat akan menyeleksi dengan sungguh-
sungguh calon-calon pengajar BBS setelah melalui proses sertifikasi. Staf pengajar akan
memperoleh sertifikat mengajar yang dikeluarkan oleh Dept PP&T Pusat.

Diktat atau bahan pelajaran disediakan oleh BBS dan dapat dimiliki murid sebagai pegangan
dengan membayar biaya cetak. Mengingat biaya percetakan termasuk mahal, maka pengadaan
diktat dilaksanakan sesuai kebutuhan setiap kelas BBS yang diselenggarakan disetiap MPD.

MENGIKUTI MISSION TRIP SEBELUM WISUDA. Sebagai sebuah tanggung jawab


berkarya atau melayani, maka semua murid-murid BBS yang telah menyelesaikan beban studi,
diharuskan mengikuti Mission Trip (atau pelayanan misi lintas wilayah). Konsep pelaksanaan
Mission Trip adalah lintas MPD. Misalnya, murid-murid BBS MPD Jabodetabek dapat
mengikuti Mission Trip di MPD Jawa Timur. Sebaliknya, murid-murid BBS MPD Jawa Timur
dapat mengikuti Mission Trip di MPD Kalimatan Timur. Pengaturan Mission Trip ini fleksibel
dan sangat berhubungan dengan dukungan dari semua pengurus MPD disetiap daerah. Laporan
perjalanan pelayanan misi (Mission Trip) yang ditanda-tangani oleh pengurus MPD akan
menjadi penilaian akhir bagi semua murid-murid BBS.

WISUDA BBS diselenggarakan disetiap MPD dan setiap murid-murid yang telah menyelesaikan
semua beban pengajaran akan menerima sertifikat Ijazah BBS. Sertifikat ini adalah salah satu
persyaratan untuk mengikuti ujian calon Pendeta Muda.

3. SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHANY INDONESIA (STT BI) – PROGRAM


KERJA JANGKA PANJANG

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI adalah lembaga pendidikan formal yang idealnya memang
dimiliki oleh setiap sinode mapan. Hal ini sebagai “pabrik” calon-calon pejabat gereja dalam
wadah sinode tersebut. Gereja Bethany Indonesia, seharusnya memiliki STT apabila
dipertimbangkan dari sisi usia dan jumlah jemaat Bethany.

Memang ada kendala moratorium (penghentian sementara) STT baru. Namun demikian,
moratorium STT akan berakhir pada tahun 2017, sehingga peluang untuk membuka STT akan
terbuka kembali. Dept PP&T sebagai departemen pelaksana telah memilih nama Sekolah Tinggi
Teologi Bethany Indonesia (STT BI)

STT BI akan hadir dalam dua tahun kedepan. Sebelumnya akan diadakan persiapan-persiapan
teknis seperti penyusunan badan pengurus, pengurusan ijin-ijin, pengadaan saran prasarana,
kurikulum, dan sosialisasi. Melibatkan seluruh komponen Gereja Bethany Indonesia dan
stakeholder, diharapkan STT BI sudah mulai operasional pada 2020 yang akan datang.

Sementara sedang menuju 2020, maka BBS adalah salah satu stakeholder yang akan mensuplai
mahasiswa. Diharapkan bahwa seluruh alumni BBS akan melanjutkan studi untuk mendapatkan
degree atau strata 1. Seperti yang sudah dijabarkan di atas bahwa seluruh kredit BBS adalah
diakomodasi dalam STT BI sehingga secara praktis alumni BBS yang bergabung dengan STT BI
telah melewati dua semester kelas wajib.

Pada tahun 2025, setelah STT BI untuk pertama kalinya meluluskan mahasiswa, seluruh pendeta
(gembala sidang) telah diwajibkan bergelar minimal S1. Program ini merujuk kepada semangat
Gereja Bethany Indonesia 2025 seluruh pendeta sudah bergelar minimal Sarjana (S1).

TIM PENYUSUN REFORMASI KURIKULUM DEPT. PP&T

Untuk melaksanakan tugas-tugas teknis dan administratif, dibentuk Tim Penyusun Reformasi
Kurikulum Dept. PP&T Majelis Pekerja Sinode Gereja Bethany Indonesia. Dibawah pembinaan
langsung Ketua Umum MPS, Pdt. Prof. Dr. Ir. Bambang Yudho, M.Sc, D.Th, Ph.D, tim ini
bertugas untuk menulis ulang buku bahan ajar SOM, menyusun dan menulis kurikulum BBS,
menyusun dan mempersiapkan kurikulum STT BI. Personal tim adalah Pdt. Joshua Mangiring
Sinaga, M.Th, M.Pd.K (Ketua), Pdt. Lilik Suhendro, M.Th (anggota), Pdt Dr. Vera Vonette
(anggota), Pdt. Paulus Eko Diyanto, M.Pd.K (anggota), dan Pdp. Joyman Waruwu, S.Th
(anggota).

Tim Penyusun Reformasi Kurikulum akan bekerja dengan petunjuk teknis pelaksanaan tugas
yang dikeluarkan oleh Dept. PP&T. Tugas dan tanggungjawabnya akan diperbaharui menurut
kebutuhan mengikuti perkembangan.

DANA OPERASIONAL

Mengingat bahwa dukungan dana merupakan instrument yang sangat penting dalam semua
pelayanan, maka Dept. PP&T tidak akan berpangkutangan dengan hanya mengharapkan
anggaran dari MPS. Dept. PP&T akan mengupayakan pendanaan dengan menggandeng seluruh
stakeholger yang ada. Mulai dari MPD, Jemaat Lokal, Pemerintah, Pengusaha, dan para Donatur
dan atau Dermawan. Teknis penggalangan dana akan diatur selanjutnya oleh Dept. PP&T.
Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th., M.Th., M.Pd.k
Departemen Pengajaran , Pendidikan dan Teologi

Anda mungkin juga menyukai