Anda di halaman 1dari 5

1

Identifikasi Kawasan berdasarkan Kriteria Kevin


Lynch (Studi Kasus Tebet, Jakarta Selatan)
Almaida Medina, Ardy Maulidy Navastara ST., MT., Ir. Heru Purwadio M.S.P.
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: ardy.navastara@gmail.com

Abstrak—Lynch dalam bukunya "Image of the Kata Kunci—5 elemen, Perancangan Kota,
City" mendefinisikan citra kota dan diisyaratkan Teori Lynch
oleh Lynch bahwa perkembangan kota harus
memiliki lima unsur, yang terdiri dari : Path, I. PENDAHULUAN
Landmark, Node, Edge, dan District. Kelima
elemen pokok ini sudah cukup untuk membuat KOTA merupakan pusat segala aktivitas
kehidupan dan terdiri dari beberapa bentukan
survey visual yang berguna dari bentuk sebuah
bangunan yang difungsikan menampung segala
kota. Pentingnya elemen ini terletak pada
aktivitas kehidupan tersebut. Dalam hal ini
kenyataan, bahwa orang-orang selalu berfikir
diperlukan adanya suatu hal yang dapat menyatukan
tentang bentuk kota atas dasar kelima elemen
segala aktivitas kehidupan yang ada dalam kota itu
pokok ini. Dan atas dasar ini pulalah terletaknya
sendiri. Sesuatu itu adalah elemen kota, elemen kota
kepribadian dari sebuah kota.
ini untuk mengorganisir ruang – ruang kota (city
Jakarta merupakan Ibukota Indonesia yang
room) elemen kota ini terdiri dari street and square.
secara terus menerus mengalami perkembangan,
Kota yang tidak memiliki kedua hal tersebut tidak
misalnya perencanaan dan perluasan kota dan
mungkin melaksanakan aktivitas kotanya. Karena
peningkatan aktivitas masyarakat di berbagai
pada dasarnya kota merupakan hasil dari bentukan
bidang. Wilayah studi yang diambil berada
fisik (Physicall Spatial Entity). Sehingga bentuk
diantara dua kelurahan yakni, Kelurahan
fisik tersebut menimbulkan suatu permasalahan
Menteng Dalam dan Kelurahan Tebet Barat,
pada titik dan sumbu suatu kota.
Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Wilayah studi
Menurut Hamid Shirvani (1985) menyimpulkan,
terdiri dari permukiman dan fasilitas
perdagangan dan jasa yang mumpuni bahwa proses perancangan kota mencakup kriteria
menyebabkan banyaknya aktivitas yang terjadi terukur dan kriteria tidak terukur yang bekerja
pada kawasan tersebut. dalam kerangka kerja generik. Kriteria terukur
Mengkaji dan melihat elemen – elemen yang (Measurable Criteria) merupakan kriteria yang
potensial sebagai pembentuk citra suatu kawasan berkaitan dengan aspek keamanan, kesehatan,
terutama pada kawasan keselamatan yang termasuk dalam ranah kriteria ini.
Wilayah studi yang dipilih. Sedangkan kriteria tidak terukur (Non Measurable
Criteria) merupakan kriteria yang berkaitan dengan
Ruang lingkup dari penulisan jurnal ini
adalah untuk mengetahui kaitan fisik wilayah nilai estetika suatu kota.
dengan teori yang digunakan yakni teori tidak Teori yang disimpulkan berdasarkan hasil
terukur Kevin Lynch. penelitian Prof. Kevin Lynch yang telah melakukan
2

sebuah studi terhadap apa yang diserap oleh keselarasan hubungan dengan tempattempat lain.
penduduk secara psikologis terhadap fisik sebuah Kualitas fisik yang diberikan oleh suatu kawasan
kota. Hasil studinya ini disajikan dalam bentuk dapat menimbulkan suatu citra/image yang cukup
buku yaitu “The Image of The City”. Secara garis kuat dari seorang pengamat. Kualitas ini disebut
besar Lynch menemukan dan mengumpulkan ada dengan imageability (imagibilitas) atau kemampuan
lima elemen pokok atau dasar yang oleh orang mendatangkan kesan. Imagibilitas mempunyai
digunakan untuk membangun gambaran visual hubungan yang sangat erat dengan legibility
mereka terhadap sebuah kota, yaitu: Path (Jalur), (legibilitas), atau kemudahan untuk dapat
Landmark (Tengaran), Node (Simpul), District dipahami/dikenali dan dapat diorganisir menjadi
(Kawasan), Edge (Batas). Kelima elemen pokok ini satu pola yang koheren/berkelanjutan. Dalam Zahnd
sudah cukup untuk membuat survey visual yang (1999), Lynch dalam bukunya "Image of the City"
berguna dari bentuk sebuah kota. mendefinisikan citra kota sebagai berikut:
Jakarta merupakan Ibukota Indonesia yang secara Disyaratkan oleh Lynch bahwa perkembangan
terus menerus mengalami perkembangan, misalnya kota harus memiliki lima unsur, yang terdiri dari :
perencanaan dan perluasan kota dan peningkatan Path
aktivitas masyarakat di berbagai bidang. Wilayah Path adalah jalur sirkulasi yang digunakan
studi yang diambil berada diantara dua kelurahan masyarakat untuk menuju atau meninggalkan
yakni, Kelurahan Menteng Dalam dan Kelurahan lingkungannya. Wujudnya bisa berupa jalur jalan,
Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. pedestrian, ways, jalur kereta api dan jalur sungai.
Wilayah studi terdiri dari permukiman dan fasilitas Secara umum path dilengkapi dengan elemen
perdagangan dan jasa yang mumpuni menyebabkan pengarah, peneduh, pembatas dan elemen
banyaknya aktivitas yang terjadi pada kawasan pembentuk estetika lingkungan. Path pada
tersebut. umumnya meliputi jalan di jalur darat, laut, dan
Tujuannya yakni mengkaji dan melihat elemen udara, namun pathways yang terdapat di daerah
– elemen yang potensial sebagai pembentuk citra Kembang Jepun hanya jalur darat. Path dalam
suatu kawasan terutama pada wilayah studi yang kategori ini dapat meliputi jalur pedestrian, jalan
dipilih. yang dapat dilalui kendaraan, maupun jalur yang
Ruang lingkup dari penulisan jurnal ini adalah menghubungkan keduanya. Jaringan sirkulasi atau
untuk mengetahui kaitan fisik wilayah dengan teori yang disebut Pathways terbagi menjadi dua macam,
yang digunakan yakni teori tidak terukur Kevin yaitu:
Lynch. a. Pathways Mayor
Pathways mayor merupakan jalan-jalan utama
II. KAJIAN TEORI yang ada pada kawasan atau wilayah tertentu
Kevin Lynch (1960), seorang tokoh peneliti kota dengan frekuensi kendaraan tinggi.
melakukan riset yang berdasarkan pada pemetaan b. Pathways Minor
kognitif sejumlah penduduk dari kota tersebut. Pathways minor merupakan kebalikan dari
Dalam risetnya, is menemukan betapa pentingnya pathways mayor yaitu jalan dengan frekuensi
peta kognitif itu karena citra yang jelas akan kendaraan rendah.
memberikan banyak hal yang sangat penting bagi
masyarakatnya, seperti kemampuan untuk
berorientasi dengan mudah dan cepat disertai
perasaan nyaman karena tidak merasa tersesat, dan
3

Edge adalah batas wilayah yang mempunyai


peranan sebagai pemutus suatu kontinuitas. Edge
bisa berwujud batas alam seperti pantai, tebing
curam, sungai atau batas buatan seperti tembok
tinggi, saluran, serta lalu-lintas padat. Pembatas
alamiah dapat berupa sungai, ataupun buatan seperti
jaringan jalan.
Landmark
Landmark adalah struktur fisik yang ditekankan
pada fungsinya sebagai titik orientasi (terutama
secara visual) bagi masyarakat sekitarnya. Pada
umumnya landmark berupa struktur fisik yang
mendominasi lingkungan sekitarnya. Landmark
juga bisa dibentuk oleh posisinya yang strategis District
pada lingkungan kota. Sebuah landmark yang baik District adalah daerah di dalam kota yang muncul
adalah elemen yang berada tetap harmonis dalam dalam imajinasi masyarakat setempat yang
latar belakangnya. ditentukan oleh kesamaan karakteristik wilayah
bersangkutan. District memiliki ciri dan
karakteristik kawasan yang berbeda dengan
kawasan disekitarnya, juga mempunyai identitas
yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas
tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi
dan komposisinya jelas.
Nodes
Nodes adalah titik-titik kegiatan kota yang
mempunyai peranan sebagai titik orientasi yang
lebih ditekankan pada bentuk kegiatan atau aktivitas
rutin yang sudah dikenal masyarakat, misalnya
persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang,
jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala
makro besar, pasar, taman, square, tempat suatu
bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya.
Nodes bisa berada pada lokasi yang sama dengan
landmark.

Edge
4

III. PEMBAHASAN b. Pathways Minor


Pathways minor pada wilayah studi ialah Jalan
Tebet Raya dan jalan lingkungan sekunder.

Wilayah studi yang dipilih berukuran ± 132 hektar


adalah bagian dari dengan Kelurahan Menteng
Gambar 2. Landmark
Dalam dan Kelurahan Tebet Barat. Kelurahan
Landmark pada wilayah studi ini ialah Kota
tersebut berada di Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan
Kasablanka sebagai pusat kegiatan perdagangan jasa
dengan Jalan Casablanca Raya sebagai jalan
yang dikemas dalam bentuk pusat perbelanjaan.
kolektor sekunder.

Gambar 3. Node
Gambar 1. Path Nodes pada wilayah studi terdiri dari persimpangan
Jaringan sirkulasi atau yang disebut Pathways
lalu lintas. Nodes bisa berada pada lokasi yang sama
terdiri dari jalan raya dan pedestrian ways.
dengan landmark.
Pathways terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Pathways Mayor
Pathways mayor pada wilayah studi ialah Jalan
Casablanca Raya dan Jalan Dr. Saharjo.
5

IV. POTENSI DAN MASALAH


Permasalahan yang ada di wilayah studi adalah
kemacetan di sepanjang Jalan Casablanca Raya
kearah masuk Kota Kasablanka dan kearah
Kuningan di saat peak hour. Potensinya, dengan
adanya pembangunan jalan layang di Jalan
Casablanca Raya maka dapat menghindari
kemacetan yang berkepanjangan dan memudahkan
mobilitas penduduk ke tengah kota. Jalan layang
tersebut dibangun untuk kendaraan bermotor roda
empat saja, dikarenakan jalan layang yang tinggi
dapat mengkhawatirkan pengendara roda dua.

V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Gambar 4. Edge
Edges pada wilayah studi berupa pembatas buatan Hasil Teori Lynch adalah ada beberapa faktor
yakni jaringan jalan yang ada di sekitar Kelurahan utama yang perlu diperhatikan dalam menghadirkan
Menteng Dalam dan Kelurahan Tebet Barat. Namun identitas kota yang ideal, antara lain Path, Edges,
pada lokasi studi juga terdapat pembatas alamiah Nodes, District, dan Landmark. Dengan adanya
yang mebatasi wilayah studi dengan wilayah kelima elemen tersebut dapat memberi citra kota
lainnya. yang positif dan menjadikan identitas kota itu
sendiri. Dalam penulisan jurnal ini, kawasan studi
yang dipilih dikenal dengan pusat perbelanjaan Kota
Kasablanka yang menjadi pusat perdagangan dan
jasa yang besar di Tebet, Jakarta Selatan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] F. Heinz, “Strategi Arsitektur 2: Perancangan
Kota Secara Terpadu: Teori Perancangan Kota
dan Penerapannya”. Indonesia. 1999.

Gambar 5. District
District pada wilayah studi merupakan
permukiman yang memang menjadi aktivitas utama
di kawasan ini. Pada wilayah studi terdapat
beberapa perumahan informal dan kavling informal.

Anda mungkin juga menyukai