Sudden Death
Sudden Death
MEDIKOLEGALNYA
• Anerisma dissecting dari arteri koroner bisa merupakan keadaan sekunder dari pemanjangan diseksi
akar aorta atau primer terbatas pada arteri koroner. Anerisma dissecting primer bisa terjadi secara
spontan atau karena trauma (mis., trauma dada, angiografi koroner).
• Spontaneous coronary artery dissection merupakan kondisi yang jarang, dan biasanya tampil sebagai
sudden death.
• Keadaan ini berupa hematoma intramural dinding media pembuluh darah, yang mendatar dan
mengoklusi lumen, mengurangi aliran darah.
• Sebagian besar (80%) spontaneous dissecting aneurysms mengenai wanita, khususnya pada periode
peripartum .
• Tiga perempat kasus melibatkan left anterior descending coronary artery.
• Pada laki-laki, diseksi arteri koroner kanan sering terjadi.
d. Spasme arteri koroner
• Pada individu tertentu, angina berbarengan dengan gejala yang konsisten dg infark miokard
akut yang terjadi segera sebelum kematian mendadak.
• Jika pada saat autopsi tidak terdapat infark, arteri koroner tanpa sumbatan/penyempitan dan
tanpa anomali aterosklerosis kongenital, maka kematian dipercaya karena spasme arteri
koroner sementara.
• Fenomena ini telah dibuktikan secara angiograf dan dilihat selama prosedur operasi jantung.
• Infark miokard yang terjadi sekunder karena spasme arteri koroner pada pengguna kokain
merupakan fenomena yang telah diketahui.
2. Penyakit kardiovaskuler hipertensif
• Penyakit miokardial primer: abnormalitas struktural jantung terlihat (miokarditis dan kardiomiopati) dan
tidak terdeteksi abnormalitas jantung (channelopathy)
• Ditandai dengan disfungsi miokard dengan etiologi yang tdk diketahui
• Kardiomiopati dapat dikelompokkan menjadi : dilatasi atau kongestif, hipertrofik dan restriktif-obliteratif
• Kelompok terakhir biasanya jarang ditemukan oleh ahli patologi forensik, karena berhubungan dengan
penyakit seperti amyloidosis, hemochromatosis, sarcoidosis, glycogen storage disease, dan
hypereosinophilic syndrome, yang jarang menyebabkan sudden death
• Kelompok terbesar adalah kardiomiopati dilatasi/kongestif.
• Kondisi ini ditandai oleh perbesaran jantung yang terkadang masif dengan dilatasi keempat ruang jantung.
• Kerusakan miokard pada kasus ini dapat disebabkan oleh efek toksik alkohol, gangguan nutrisi krn
alkoholisme kronik atau efek toksik dari zat tambahan kedalam alkohol misalnya kobalt.
• Penyebab lain kardiomiopati dilatasi adalah kardiomiopati peripartum, miokarditis kronik dan kardiomiopati
idiopatik.
• Pada kardiomiopati dilatasi, jantung mengalami perbesaran dengan
miokard yang lembek dan dilatasi semua ruang jantung. Trombus
mural sering ditemukan.
• Secara mikroskopis ditemukan degenerasi dan/atau hipertrofi serat
otot, fibrosis miokard fokal atau difus, sebukan sel MN dan
terkadang infiltrat lemak.
• Kardiomiopati kongestif juga berhubungan dengan zat toksik
seperti kobalt dan adriamycin. Kardiomiopati sekunder karena zat
toksik bisa disebabkan oleh aksi toksik langsung zat ke jantung,
reaksi atipik terhadap jantung atau kelebihan zat seperti
adriamycin.
• Pada semua bentuk kardiomiopati kongestif, sudden deaths bisa
terjadi dan dapat dikenali oleh ahli patologi forensik dan klinisi.
Aritmia dihubungkan secara klinis dengan kondisi ini.
• Kardiomiopati hipertrofik disebut juga sebagai idiopathic
hypertrophic subaortic stenosis atau hypertrophic obstructive
cardiomyopathy.
• Kardiomiopati hipertrofik merupakan gangguan jantung familial,
dengan pola pewarisan automosal dominan dan terjadi sekitar
0.2% populasi.
• Pada kondisi ini, terdapat hipertrofi miokard masif tanpa dilatasi
ventrikel
• Terlihat hipertrofi disproporsional asimetris dari septum
interventrikel dibandingkan dinding bebas ventrikel kiri.
• Aritmia ventrikel dan supraventrikel umum dijumpai pada individu
dengan kelainan ini.
• Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab kematian yang
banyak dijumpai pada remaja dan dewasa muda. Sering terjadi
selama olahraga atau dibidang atletik
• Channelopathy memiliki proporsi yang relatif kecil sebagai penyebab sudden deaths
karena kelainan jantung.
• Dianggap mematikan jika investigasi gagal menemukan kelainan jantung lainnya
termasuk investigasi toksikologi. Sudden deaths pada keadaan ini dicetuskan oleh
stimulus, selama olahraga, suara keras mendadak atau selama tidur.
• Kematian ini juga sering dikategorikan sebagai sudden adult death syndrome (SADS).
• Yang termasuk chanellopathy: Wolff Parkinson White, Long QT, Short QT, Brugada
dan Catecholaminergic Polymorphous Ventricular Tachycardia serta Idiopathic
Ventricular Fibrillation.
• Secara patologis tidak ditemukan kelainan apapun pada jantung. Defek terjadi dalam
tingkat molekuler.
• Defek pada gen yang mengkode unit kontraktil miosit telah dikenali dan hal ini
mempengaruhi fungsi saluran sodium, potassium dan calcium (sehingga disebut
channelopathy) dan reseptor ryanodine.
• Investigasi molekuler mempunyai peranan penting dalam mengetahui penyebab
sudden cardiac deaths dengan struktur jantung yang normal.
4. Penyakit katup
• Sudden death karena penyakit katup biasanya melibatkan prolaps katup mitral (katup mitral
yang terkulai;degenerasi myxomatousa katup mitral) atau stenosis aorta. Sudden death
juga bisa karena bakteri akut, namun jarang.
• Diperkirakan 5–15% populasi mengalami prolaps katup mitral.
• Secara klinis terjadi penonjolan daun katup mitral kedalam atrium kiri selama fase sistolik.
• Komplikasi prolaps katup mitral adalah sudden death karena fibrilasi ventrikel, endokarditis
infektif, serangan iskemik transien dan stroke parsial sekunder karena bekuan atau
agregasi platelet yang berasal dari katup yang prolaps, ruptur korda tendinea dan
insufisiensi mitral.
• Kematian karena prolaps katup mitral jarang terjadi. Diagnosis dari keadaan ini dibuat
secara eksklusi yaitu setelah autopsi komplit dilakukan termasuk pemeriksaan toksikologi.
• Penyebab berikutnya yang sering menyebabkan sudden death karena penyakit katup adalah
stenosis aorta.
• Stenosis aorta disebabkan oleh: malformasi kongenital katup, radang rematik, efek sekunder
dari kalsifikasi katup bikuspid kongenital dan degenerasi kalsifikasi dari katup aorta normal
primer.
• Aspek stenosis aorta sangat menarik perhatian ahli patologi forensik dalam kaitannya dengan
sudden death. Mekanisme kematian diperkirakan akibat insufisiensi miokard akut karena
obstruksi aliran ventrikel kiri.
5. Anomali arteri koroner
• Sudden death pada individu dewasa dan anak-anak bisa terjadi karena anomali
kongenital arteri koroner.
• Terdapat banyak variasi. Mungkin terdapat satu ostium arteri koroner kanan,
dengan arteri koroner kiri mencuat dari proksimal arteri koroner kanan; arteri
koroner utama kiri mencuat dari sinus valsava kanan dengan menunggangi arteri
antara aorta dan arteri pulmoner; arteri koroner kanan mencuat dari sinus
valsava kiri;hipoplasia arteri koroner dsb.
6.Miokarditis
• Manisfestasi klinis miokarditis akut bervariasi mulai dari tidak ada sampai gagal
jantung akut fulminan dan sudden death.
• Miokarditis dapat disebabkan oleh agen infeksi (bakteri, rickettsia, virus,
protozoa, fungi), penyakit jaringan ikat (mis., demam rheumatik, rheumatoid
arthritis), agen fisik (racun kimiawi atau obat) atau idiopatik.
• Pada kasus fatal miokarditis, miokarditis tidak tersebar namun bisa terjadi lesi
tunggal pada lokasi strategis di jantung.
7. Diseksi aorta
• Diseksi aorta terjadi ketika darah masuk diantara lapisan tengah dan luar aorta.
• Biasanya terdapat pada aorta ascenden dan manifestasinya robekan intima aorta
• Faktor predisposisinya: HT, herediter dan inflamasi.
• Istilah diseksi aorta sering digunakan untuk menggambarkan ruptur aorta dan dilatasi
simpel ketimbang diseksi. Abnormalitas genetik kolagen seperti pada osteogenesis
imperfecta dan EhlersDanlos, menyebabkan dilatasi aorta. Hal ini, sebaliknya dapat
menyebabkan ruptur pada tempat anerisma.
Autopsi jantung
• Jantung dilepaskan dari pembuluh darah besar yang keluar/masuk ke jantung dengan jalan
memegang apeks jantung dan mengangkatnya serta menggunting pembuluh nadi sejauh
mungkin dari jantung
• Perhatikan besarnya jantung, bandingkan dengan kepalan tinju tangan kanan mayat.
Perhatikan akan adanya resapan darah, luka atau bintik-bintik perdarahan
• Pada autopsi jantung ikuti sistematik pemotongan dinding jantung yang dilakukan dengan
mengikuti aliran darah dalam jantung.
• Pertama-tama jantung diletakkan dengan permukaan ventral menghadap keatas. Posisi ini
dipertahankan terus sampai autopsi jantung selesai.
• Vena kafa superior dan inferior dibuka dengan jalan menggunting dinding belakang
vena-vena tsb
• Dengan gunting buka pula aurikel kanan. Perhatikan adanya kelainan baik pd aurikel
kanan maupun atrium kanan
• Dengan pisau panjang, masuki bilik jantung kanan sampai ujung pisau menembus
apeks disisi kanan septum dengan mata pisau mengarah ke lateral, lakukan irisan
menembus otot dinding sebelah kanan sampai rongga bilik jantung kanan terlihat
• Lakukan pengukuran lingkaran katup trikuspid, serta memeriksa keadaan katup,
apakah terdapat penebalan, benjolan atau kelainan lain. Tebal dinding bilik kanan
diukur dg terlebih dahulu membuat irisan tegak lurus pada dinding belakang bilik
kanan ini, 1 cm dibawah katup.
• Irisan pada dinding depan bilik kanan dilakukan menggunakan gunting, mulai dari
apeks menyusuri septum pada jarak setengah cm, kearah atas menggunting
dinding depan arteri pulmonalis dan memotong katup semilunaris pulmonal. Katup
diukur lingkarannya dan keadaan daun katupnya dinilai
• Pembukaan serambi dan bilik kiri dimulai dengan pengguntingan dinding belakang
vv.pulmonales, yang disusul dengan pembukaan aurikel kri.
• Dengan pisau panjang, apeks jantung sebelah kiri dari septum ditusuk, lalu diiris
kearah lateral sehingga bilik kiri terbuka.
• Lakukan pengukuran lingkaran katup mitral serta penilaian terhadap keadaan
katup . Tebal otot jantung sebelah kiri diukur pada irisan tegak yang dibuat 1 cm
disebelah bawah katup pd dinding belakang.
• Dengan gunting dinding depan bilik kiri dipotong menyusuri septum pada jarak ½
cm, terus kearah atas, membuka juga dinding depan aorta dan memotong katup
semilunaris aorta. Lingkaran katup diukur dan daun katup dinilai
• Pada daerah katup semilunaris aorta dapat ditemukan dua muara arteri koronaria,
kiri dan kanan. Untuk memeriksa keadaan arteri koronaria sama sekali tidak boleh
menggunakan sonde, karena ini akan dapat mendorong trombus yang mungkin
terdapat
• Pemeriksaan nadi jantung ini dilakukan dengan membuat irisan melintang
sepanjang jalannya pembuluh darah. A.koronaria kiri berjalan disisi depan septum
dan arteri koronaria kanan keluar dari dinding pangkal aorta kearah belakang.
• Pada penampang irisan diperhatikan tebal dinding arteri, keadaan lumen serta
kemungkinan terdapatnya trombus.
• Septum jantung dibelah utk melihat kelainan otot, baik merupakan kelainan bersifat
degeneratif maupun kelainan bawaan.
• Nilai pengukuran pada jantung normal orang dewasa: Ukuran jantung
sebesar kepalan tangan kanan mayat, berat sekitar 300 gram, ukuran
lingkaran katup serambi bilik kanan sekitar 11cm, yang kiri sekitar
9,5cm,lingkaran katup pumonal sekitar 7 cm dan aorta sekitar 6,5 cm. Tebal
otot bilik kanan 3 sampai 5 mm sedangkan yg kiri sekitar 14mm
Terima Kasih