Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH METROLOGI

ALAT UKUR LINIER LANGSUNG

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD SABHIIS
NIM
(182-112-026)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul “ALAT
UKUR LINIER LANGSUNG”.

Makalah ini dibuat sebagai tugas Metrologi Industri dan bukti dari power
point yang dimana penulis telah buat.Dalam hal ini penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membina dan
membimbing penulis pada saat pembuatan makalah serta kepada teman-teman yang
telah mendukung dan memberimotivasi.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih belum lengkap dan
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna melengkapi makalah ini dikemudian hari,sehingga nantinya
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan pada penulisnya juga.

Pekanbaru , November 2012

Penulis

‘ALAT UKUR LINIER LANGSUNG” i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II ALAT UKUR LINIER LANGSUNG ....................................................... 1
2.1 PEGERTIAN ALAT UKUR LINIERLANGSUNG ........................................ 1
2.2 JENIS DAN PRINSIP KERJA ALAT UKUR LINIER LANGSUNG ............. 2
2.2.1 Mistar Ukur .......................................................................................... 3
2.2.2 Mikrometer ........................................................................................... 4
a. Jenis-Jenis Mikrometer ........................................................................... 7
b. Cara Menggunakan Mikrometer ........................................................... 10
d. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur ....................................................... 12
e. Pemeriksaan Kesejajaran Kedua Muka Ukur ........................................ 13
f. Cara Membaca Skala Ukur Mikrometer ................................................ 15
g. Mengkalibrasi Mikrometer ................................................................... 19
2.2.3 Jangka Sorong (Mistar Ingsut) ........................................................... 19
a. Jenis-Jenis Jangka Sorong .................................................................... 21
b. Cara Menggunakan Mistar Ingsut ......................................................... 24
c. Cara Membaca Skala Mistar Ingsut ...................................................... 25
d. Mengkalibrasi Mistar Ingsut ................................................................. 27
2.3 PERTANYAAN : ......................................................................................... 28

‘ALAT UKUR LINIER LANGSUNG” ii


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mistar Ukur ........................................................................................... 4
Gambar 2.Meteran Gulung...................................................................................... 4
Gambar 3. Mikometer ............................................................................................. 6
Gambar 4. Mikrometer Luar ................................................................................... 8
Gambar 5. Posisi Pengukuran Mikrometer ............................................................. 9
Gambar 6. Mikrometer Indikator .......................................................................... 10
Gambar 7. Mikrometer Batas ................................................................................ 10
Gambar 8. Mikrometer Dalam .............................................................................. 11
Gambar 9. Mikrometer Kedalaman....................................................................... 11
Gambar 10. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur ................................................... 14
Gambar 11. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Inchi .............................. 17
Gambar 12. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Vernier Inchi ................. 18
Gambar 13. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Metrik ........................... 20
Gambar 14. Jagka Sorong (Mistar Ingsut) ............................................................ 21
Gambar 15. Contoh Pembacaan Jangka Sorong Dalam Skala Nonius ................. 22
Gambar 16. Mistar Ingsut Nonius ......................................................................... 23
Gambar 17. Mistar Ingsut Jarum Jam ................................................................... 23
Gambar 18.Mistar Ingsut Ketinggian .................................................................... 24
Gambar 19. Mistar Ingsut Digital ......................................................................... 25

DAFTAR TABEL
Tabel 1Jumlah Baris Maksimum (Ketidak Sejajaran Maksimum) Yang Diijinkan
Menurut Standard Jepang JIS B7502. ................................................................... 16
Tabel 2 Kecermatan Mistar Ingsut Jangka Sorongt Atau ..................................... 24

‘ALAT UKUR LINIER LANGSUNG” iii


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat
ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi mampu tukar
(interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu
sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan
dari awal pembuatan sampai dengan kontrol kualitas di akhir produksi. Proses
pengukuran secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses membandingkan
suatu paremeter atau variabel dengan suatu paremeter atau variabel yang dianggap
sebagai acuan (patokan) dan acuan tersebut sebagai standar dan standar ini tidak
dapat selalu digunakan pada suatu tempat. Berdasakan dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam proses pengukuran terdapat berbagai macam jenis
macam alat ukur salah satunya ialah ALAT UKUR LINIER SECARA
LANGSUNG yang dimana jenis alat ukur ini dapat dibaca langsung dimensi suatu
benda.

1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
a. Mahasiswa dapat mengenal alat ukur linier langsung dan dapat
menggunakan alat ukur linier langsung dengan benar dan tahu kemampuan
suatu alat.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara perwatan yang baik pada alat ukur linier
secara langsung.

BAB II ALAT UKUR LINIER LANGSUNG

2.1 PEGERTIAN ALAT UKUR LINIERLANGSUNG.


Pengukuran adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui
terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses
produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 1
untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen
yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat
penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai dengan kontrol
kualitas di akhir produksi.
Alat ukur merupakan salah atu alat bantu untuk mengukur suatu benda atau produk
untuk mengetahui karakteristik dari suatu benda tersebut misalkan dimensional
suatu benda tersebut, kerataan dari suatu benda tersebut, ketegaklurusan dari suatu
benda tersebut, kelurusan dari benda tersebut dan yang lainnya. Dalam jenisnya,
terdapat beberapa jenis alat ukur yang terdapat di dunia industri dan dibagi menjadi
beberapa sub ukuran yaitu sebagai berikut :
1. Alat Ukur Linier Langsung (Direct Linear Measuring Instrument)
2. Alat Ukur Linier Tidak Langsung (Indirect Linear Measuring Instrument)
3. Alat Ukur Sudut (Angle Measuring Instrument)
4. Alat Ukur Kedataran ( Horizontal Alignment), Kelurusan (Straightness)
Dan Kerataan (Flatness)
5. Metrology Ulir (Screw Thread Metrology)
6. Metrology Roda Gigi (Gear Metrology)
7. Alat Ukur Kebulatan (Roundness) Dan Beberapa Kesalahan Betuk (From
Deviation) Dan Alat Ukur Kekerasan Permukaan (Surface Roughness
Measuring Instrument)

Alat ukur linier langsung ialah alat ukur yang hasilnya dapat dilihat dan dibaca
langsung pada bagian penunjuk (skala) alat ukur tersebut. Alat ukur linier langsung
dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
a. Mistar Ukur b. Mistar Ingsut (Jangka Sorong) c. Mikrometer

2.2 JENIS DAN PRINSIP KERJA ALAT UKUR LINIER LANGSUNG


Alat ukur linier dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 2
2.2.1 Mistar Ukur
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling dikenal, biasanya berupa
pelat baja atau kuningan di mana pada kedua tepi salah satu permukaannya diberi
skala (metrik dan inchi) dengan panjang ukurannya bervariasi dari 100 s.d. 300 mm
dengan kecermatan ukuran yaitu pembagian skala dalam 0.5 atau 1.0 mm.
Cara pengukuran dengan mistar ini ialah dengan cara menempelkan mistar pada
objek ukur sampai tepi mistar berimpit dengan tepi benda yang diukur sehingga
secara tidak langsung panjang objek yang diukur tersebut dapat langsung dibaca
dengan memakai ujung objek ukur sebagai indeks pembacaan skala. Ujung mistar
kadang diberi pengait untuk mempermudah penempatan garis nol skala pemggaris
pada ujung benda ukur. Kecermatan pembacaan dalam hal ini sesuai dengan
kecermatan pembagian skalanya, apabila garis skalanya tidak tepat dengan garis
benda ukur maka pengukuran akan dilakokan pembulatan dengan cara interpolasi.
Mistar ukur biasanya digunakan untuk memperkirakan dimensi obyek ukur dan
melakukan pengambaran atau membuat garis gore pada benda kerja.

Gambar 1. Mistar Ukur

Jenis – jenis mistar ukur yaitu :


a. Meteran Lipat
b. Merupakan gabungan dari mistar ukur dengan sambungan engsel pada
ujungnya. Hasil dari pengukurannya kurang baik, ini dikaenakan ausnya
engsel dan tidak lurusnya garis ukur sewaktu pengukuran berlangsung
sehingga meteran lipat memberikan hasil yang kurang baik. Biasanya
meteran lipat terbuat dar baja ataupun alumunium.
c. Meteran Gulung

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 3
d. Merupakan meteran yang dibuat dari pelat baja tipis berbentuk pita yang
dapat digulung dan ditempelkan dalam suatu wadah. Pengulungnya
dipermudah dengan bantuan pegas spiral yang menyatu dengan wadah.
Ujung pelat diberi kait atau gelang guna mempermudah penempatan garis
nol skala meteran pada ujung benda ukur.

Gambar 2.Meteran Gulung

2.2.2 Mikrometer
Mikrometer adalah jenis alat ukur linier yang paling tinggi tingkat kecermatannya.
Kecermatan berarti kemampuan alat ukur untuk menunjukkan angka terkecil, jika
mistar ukur mempunyai kecermatan 1 mm maka mikrometer mempunyai
kecermatan 1 mm, mikrometer 0,1 mm maka mikrometer mempunyai kecermatan
0,01 mm bahkan ada yang mencapai 0,002 mm.
Komponen terpenting dari mikrometer adalah ulir utama, dengan memutar selinder
putar satu kali, poros ukur akan bergerak linear sepanjang satu kisar sesuai dengan
kisar (pitch) ulir utama. Meskipun ulir utama ini dibuat dengan ”teliti” akan tetapi
dengan kesalahan/penyimpangan selalu ada. Untuk sepanjang ulir utama kesalahan
kisar saat mur silinder putar berada pada suatu tempat akan berada pada suatu
kesalahan kisar di tempat lain.apabila poros ukur digerakan mulai dari nol sampai
batas akhir,kesalahan kisar ini akan ”terkumpul” atau terakumulasi sehinga
menimbulkan penyimpangan yang sering di sebut kisar kumulatif. Oleh karena itu

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 4
,untuk mebantasi kesalahan kisar kumulatif,biasanya panjang ulir utama, jarak
gerakan poros ukur dirancang hanya sampai 25 mm saja.
Dalam hal ini meskipun namanya mikrometer tetapi tingkat kecermatan alat
ukur ini tidaklah bisa mencapai mikron, sebab bagian pengubah mikometer terdiri
dari ulir luar dan poros pasangannya. Jika mikrometer tersebut mempunyai tingkat
kecermatan 1 mikron maka bagian pengubah yang terdiri ulir luar dan poros
pasangannya tersebut harus mempunyai kesalahan yang lebih kecil dan 1 mikron,
dalam proses pembuatannya hal ini sangat sulit diwujudkan.
Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering dimamfaatkan
oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan dengan komponen yang
berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat kualitas sedang sampai
menengah.

Gambar 3. Mikometer

Bagian utama dari micrometer dan fungsinya yaitu:


Landasan : berfungsi untuk menahan benda ukur
Poros ukur : berfungsi untuk menjepit benda ukur
Sillinder putar : berfungsi untuk memutar poros putar
Silinder tetap : berfungsi untuk tempat skala tetap
Ratchet : berfungsi untuk merapatkan poros silinder dengan
kerapatan yang kecil
Skala tetap : merupakan skala ukuran satuan

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 5
Skala nonius : merupakan skala ukuran dibelakang koma
Rangka : berfungsi sebagai letak landasan dan poros ukur

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian mikrometer ialah


sebagai berikut :
 Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi
bersih.
 Sebelum dipakai, kedudukan mikrometer harus diperiksa.
 Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur.
 Beda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan
kanan.
 Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh
terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya
deformasi
Prinsip kerja mikrometer yaitu pengubah mekanik yang semata-mata
berdasarkan prinsip kinematik yang meneruskan serta mengubah isyarat sensor
yang biasanya berupa gerakan translasi (besaran panjang) menjadi gerakan rotasi
(besaran panjang) yang relative lebih mudah untuk diproses/diubah.
Mikrometer merupakan alat ukur dengan pengubah berprinsip mekanik/
kinematik. Suatu putaran poros ukur secara teoritik akan menggeserkan poros ini
sebesar satu pits ulir utama (0,5 mm). Skala yang dibuat pada silinder putar dapat
dibagi menjadi 50 bagian yang berarti 1 bagian skala setara dengan gerakan
translasi sebesar 0,01 mm. Kebenaran kecermatan pengukuran ini dapat dicapai
berkat ulir utama yang dibuat dengan geometri yang teliti serta pemakaian racet
untuk menjaga keterulangan pengukuran. Meskipun namanya mikrometer, karena
alasan kendala pembuatan dan kepraktisan pemakaian, alat ukur ini umumnya
dibuat dengan kecermatan tidak mencapai 1 mikrometer.
Cara menggunakan mikrometer :
a. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
b. Bukalah rahang dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat
dimasukkan ke rahag

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 6
c. Letakkan benda yang diukur pada rahang dan putar kembali sampai tepat
d. Putarlah penggunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar
bunyi „klik‟.
e. Setelah terkunci lalu kita membaca skala pada mikrometer skala pada
mikrometer terbagi dua jenis yaitu :
 Skala Utama : terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya.
 Skala Putar terdiri dari skala 1 sampai 50.
Setiap skala putar berputar mundur 1 putaran maka skala utama bertambah 0,5
mm. Sehingga 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm.

a. Jenis-Jenis Mikrometer
Mikrometer dibuat dalam berbagai bentuk yang masing-masing mempunyai
kegunaan tertentu secara umum pergelompokan yang didasarkan pada aplikasi
yaitu :
1. Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,
blok-blok dan batang-batang. Melihat kontruksi mikrometer yang berbentuk batang
U sehingga memiliki keterbatasan pengukuran, oleh karenanya dibuatlah
mikrometer dengan jangkauan batas 0-25mm, 25-50mm, 50-75mm, dengan
ketelitian 0,01 mm.

Gambar 4. Mikrometer Luar

Untuk kapasitas ukur yang besar, rangka mikrometer dibuat dengan sangat
kuat guna menghindari lenturan akibat adanya tekanan pengukuran maupun
beratnya sendiri. Lenturan akibat beratnya sendiri tidak banyak berpengaruh pada
hasil pengukuran bagi mikrometer dengan kapasitas ukur sampai dengan 300 mm.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 7
Sementara itu, untuk mikrometer dengan kapasitas lebih besar dari pada 300 mm,
posisi pengukuran menjadi sangat kritis.
Sedapat mungkin posisi pengukuran dipilih vertikal dengan ditumpu pada
rangka disebelah landasan tetapnya.apabila hal ini tidak memungkinkan,sebelum
pengukuran dilakukan kedudukan minimum diatur ulang dengan bantuan ukur atau
kaliber penyetel yang tersedia.Penyetelan kedudukan nol ini dilaksanakan dengan
memegang mikrometer dengan posisi tertentu sesuai dengan posisi pengukuran
sebagaimana yang akan dilakukan(mendatar,miring,telentang atau telungkup).

Gambar 5. Posisi Pengukuran Mikrometer

2. Mikrometer Indikator
Mikrometer indikator adalah gabungan antara mikrometer dengan jam ukur.
sebagian rangka mikrometer dipakai sebagai tempat mekanisme penggerak jarum
jam ukur. Dalam hal ini landasan tetap mikrometer dapat bergerak dan berfungsi
pula sebagai jam ukur, lihat gambar. 3 jarak gerak landasan tetap (sensor jam ukur)
sangat kecil, dengan demikian daerah ukur jam ukur terbatas (± 0.02 mm) namum
mempunyai kecermatan pembacaan yang tinggi (0.001 mm).
Mikrometer indikator selain berfungsi sebagai mikrimeter luar juga dapat
dipakai sebagai mikrometer luar juga dapat dipakai sebagai kaliber.Saat dipakai
sebagai mikrometer luar, pembacaan ukuran pada skala mikrometer dilakukan
setelah jarum pada indikator menunjuk angka nol. Dengan demikian, meskipun
mikrometer ini tidak dilengkapi dengan gigi gelincir, tekanan pengukuran dapat
dijaga secukupnya dan selalu tetap.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 8
Gambar 6. Mikrometer Indikator

3. Mikrometer Batas
Dua buah mikrometer yang disatukan dapat digunakan sebagai kaliber batas
bagi benda ukur dengan suatu ukuran dasar dan daerah toleransi tertentu. Mulut
ukur mikrometer yang diatas diatur dan dimatikan sehingga sesuai dengan ukuran
maksimum sementara mulut ukur mikrometer yang dibawah disesuaikan dengan
ukuran minimum.
Pengaturan jarak kedua mulut tersebut dilakukan dengan bantuan alat ukur
standar (blok ukur). benda yang baik harus masuk pada mulut ukur diatas (GO) dan
tidak masuk pada mulut ukur dibawah (NOT GO). Jadi, mikrometer ini berfungsi
sebagain kaliber rahang.

Gambar 7. Mikrometer Batas

4. Mikrometer Dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu
benda.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 9
Gambar 8. Mikrometer Dalam

5. Mikrometer Kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari
langkahlangkah dan riot-slot.

Gambar 9. Mikrometer Kedalaman

b. Cara Menggunakan Mikrometer


Mikrometer adalah alat ukur yang presisi. Oleh karena itu, dalam
menggunakannya harus dengan metode yang betul dan dengan cara yang hati-hati.
Dengan demikian, keselamatan alat ukur dan kesalahan pengukuran dapat
dikontrol. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan melakukan
pengukuran dengan menggunakan mikrometer. Hal-hal tersebut antara lain yaitu :

a. Permukaan bidang ukur dari benda ukur harus betul-betul bersih sehingga tidak
ada kotoran yang dapat merusakkan sensor alat ukur dan kemungkinan
terjadinya kesalahan pengukuran adalah kecil.
b. Sebelum melakukan pengukuran harus dipastikan terlebih dahulu apakah posisi
nol dari skala ukur sudah tepat. Kalau belum harus dilakukan penyetelan lebih
dulu dengan menggunakan kunci penyetel.
c. Bila tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya mikrometer diletakkan
pada alat pemegang tersebut sedemikian rupa sehingga posisinya memudahkan

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 10
untuk melakukan pengukuran. Bila tidak ersedia alat pemegang mikrometer
maka sebaiknya benda kerja dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer
dengan tangan kanan. Aturlah posisinya sedemikian rupa sehingga skala ukurnya
dapat dilihat dan dibaca dengan mudah.
d. Penekanan poros ukur terhadap muka bidang ukur harus diperhatikan betulbetul,
tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak. Terlalu keras menekan poros ukur akan
cepat merusakkan ulir utama dan adanya kemungkinan untuk terjadinya
perubahan bentuk benda ukur sehingga menimbulkan kesalahan pengukuran.
Terlalu lunak menekan poros ukur juga akan menimbulkan kesalahan
pengukuran karena kemungkinan tidak menyentuhnya sensor pada bidang ukur
dapat terjadi. Oleh karena itu, untuk memastikan tekanan poros ukur yang cukup
dapat digunakan alat pembantu pemutar silinder putar yaitu gigi gelincir
(rachet). Penekanan poros ukur pada benda ukur dapat diatur dengan gigi
gelinchir ini begitu muka poros ukur menempel pada muka bidang ukur.
c. Cara Pemeliharaan Mikrometer
Pemeliharaan mikrometer harus diperhatikan betul-betul. Bila terjadi
kerusakan kecil saja pada mikrometer maka tingkat kecermatannya pun menjadi
berkurang. Oleh karena itu, cara menggunakan dan memelihara mikrometer ini
harus dilakukan dengan baik. Setelah dipakai harus dilap yang bersih dengan kain
pembersih yang disediakan dan harus diberi vaselin bila disimpan ditempatnya.
Salah satu cara untuk mengecek tingkat kecermatannya adalah dengan cara
kalibrasi. Kalibrasi alat-alat ukur dalam jangka waktu tertentu setelah digunakan
perlu dilakukan untuk mengkalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut :

a. Mengecek apakah gerakan silinder putar atau poros ukur betul-betul stabil dalam
arti tidak ada goyangan.
b. Mengecek apakah kedudukan posisi nol dari skala ukur sudah tepat.
c. Mengecek apakah kedua muka ukur (sensor) mempunyai kerataan dan
kesejajaran bila dirapatkan.
d. Mengecek apakah harga-harga yang ditunjukkan oleh skala ukurnya betul-betul
menunjukkan harga yang benar menurut standar yang berlaku.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 11
e. Mengecek apakah fungsi dari rachet dan pengunci poros ukur dapat berfungsi
dengan baik. Bila hal-hal di atas dapat dilakukan dengan baik maka alat ukur
mikrometer keawetannya dapat dijamin dan tingkat kecermatannya pun bisa
dipelihara. Ada dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
pengecekan mikrometer tersebut yaitu pemeriksaan kerataan dan kesejajaran
muka ukur serta kebenaran skala ukurnya.

d. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur


Dengan prinsip optis maka pemeriksaan kerataan salah satu muka ukur
dapat dilakukan. Alat bantu yang digunakan adalah kaca datar (optical flat). Kaca
datar terbuat dari gelas atau Batu Sapphire yang satu permukaannya sangat rata
dengan toleransi kerataan antara 0.2 sampai 0.05 um. (Masalah kaca datar akan
disinggung lagi pada pembahasan pengukuran permukaan). Kaca datar tidak boleh
digosok-gosokan pada muka ukur. Sebab akan merusakkan kerataan dari kaca datar.
Pemeriksaan kerataan adalah dengan bantuan sinar monochromatis. Bila tidak ada
sinar monochromatis dapat juga digunakan sinar lampu biasa. Kaca datar diletakkan
di atas muka ukur. Dengan bantuan sinar monochromatis dapat dilihat apakah muka
ukur mikrometer masih rata atau tidak. Bila tidak nampak garis berwarna pada
muka ukur setelah dilihat melalui kaca datar maka dapat disimpulkan bahwa muka
ukur adalah rata, bila nampak garis-garis berwarna berarti muka ukur tidak rata.
Ketidak rataan ini dapat dibedakan menurut jumlah garis berwarna yang nampak
menunjukkan adanya ketidak rataan sebesar 0.32 m. Muka ukur mikrometer masih
dianggap baik bila garis berwarna yang nampak paling banyak 2 garis (untuk
mikrometer dengan kapasitas lebih dari 250 mm paling banyak 4 garis).

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 12
Gambar 10. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur

e. Pemeriksaan Kesejajaran Kedua Muka Ukur


Muka ukur dari mikrometer tidak saja harus rata, tetapi juga harus sejajar
bila dirapatkan antara muka ukur yang satu dengan mua ukur yang lain.
Pemeriksaan kesejajaran muka ukur juga dapat dilakukan dengan menggunakan
kaca datar, tetapi kaca datar yang mempunyai dua permukaan yang rata paralel.
Kaca datar seperti ini lebih dikenal dengan nama kaca paralel (optical parallel).
Ketebalan dari kaca paralel ini bermacam-macam, misalnya 12 mm, 12.12 mm,
12.25 mm dan 12.37 mm. Cara menggunakannya adalah dengan menjepitkan kaca
paralel di antara kedua muka ukur dari mikrometer. Cara menjepitkannya adalah
dengan memutar gigi gelincir (rachet) secara hati-hati. Seperti halnya pemeriksaan
kerataan muka ukur, maka untuk pemeriksaan kesejajaran adanya sinar ini maka
dapat dilihat apakah ada garis berwarna pada kedua muka ukur mikrometer yang
diperiksa. Sudah barang tentu untuk memeriksanya kedua muka ukur harus betul-
betul bersih dari kotoran agar pemeriksaannya seliti.Untuk memeriksa kesejajaran
muka ukur mikrometer yang mempunyai kapasitas lebih dari 25 mm dapat
digunakan alat bantu lain yaitu blok ukur (gauge block). Blok ukur ini diletakkan
di tengah-tengah antara kedua kaca paralel. Dengan mengamati jumlah garis
berwarna yang nampak maka dapat ditentukan apakah kedua muka ukur
mikrometer betul-betul sejajar atau tidak. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sampai
5 kali pada posisi yang berbeda yang masing-masing posisi dicatat apa yang terjadi.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 13
Kemudian hasil pengamatannya dibandingkan dengan standar kesejajaran yang
diijinkan. Pada gambar menunjukkan contoh hasil pemeriksaan kesejajaran kedua
muka ukur mikrometer. Sedangkan Tabel 13 berisi tentang standar ketidak sejajaran
maksimum yang diijinkan menurut standar Jepang JIS B7502.

a. Kedua permukaan rata dan paralel.


Keparalelannya adalah 0.32 m x 2 ... 0.6 m

b. Kedua permukaan rata dan keparalelannya adalah


0.32 m x 3 =
0.96 m .... 1 m.

c. Landasan tetap bentuknya bulat dengan tingkat


ketidakrataan sebesar 0.32 m x 2 = 0.64
m. Poros ukur gerak berbentuk lengkungan dengan
tingkat kemiringan terhadap landasan tetap 0.32 m
x 3 = 0.96 m ... 1 m. Keparalelannya 0.32 m x 5
= 1.6 m

d. Landasan tetap bentuknya bulat dengan tingkat


kebulatan sebesar 0.6 m. Poros
ukur gerak berbentuk bulat pada ujungnya. Keparalelannya :
0.32 m x 4 = 1.3 m.

Tabel 1Jumlah Baris Maksimum (Ketidak Sejajaran Maksimum) Yang Diijinkan Menurut Standard Jepang JIS
B7502.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 14
Kapasitas Mikrometer Jumlah Baris Kesejajaran ( m)
(mm)
s/d 75 6 2
di atas 75 s/d 175 9 3
di atas 175 s/d 275 13 4
di atas 275 s/d 375 16 5
di atas 375 s/d 475 19 6
di atas 475 s/d 500 22 7

f. Cara Membaca Skala Ukur Mikrometer

Sistem pembacaan mikrometer ada yang menggunakan sistem Inchi dan ada
pula yang menggunakan sistem matrik. Yang paling banyak digunakan dalam
praktek sehari-hari adalah sistem metrik. Karena kedua sistem tersebut digunakan
maka untuk mengenalkan cara pembacaannya kedua-duanya akan dibicarakan.
1) Cara Pembacaan Skala Ukur Mikrometer dan Inchi
Pada skala tetap(sleeve), jarak dari angka 1 sampai angka 2 adalah0.1 inchi.
Antara angka1 dan angka 2 dibagi lagi dalam 4 bagian yang sama. Berarti satu
skalanya kecil berjarak 0.025 inchi. Ulir utama mempunyai gang sebanyak 40 gang
per inchi. Bila ulir utama berputar satu putaran penuh maka poros ukur akan maju
sejauh 1/40 inchi (0.0025). Pada skala putar (thimble), dari garis nol ke garis nol
lagi (berarti satu putaran penuh skala putar) dibagi dalam 25 bagian. Karena satu
putaran penuh skala putar menyebabkan perpindahan 0.0025 inchi maka satu skala
(divisi) berjarak 1/25 x 0.0025 inchi = 0.001 inchi.

Dengan dasar besarnya jarak satu skala pada tetap dan pada skala putar maka kita
dapat menentukan ukuran benda ukur. Gambar 11 menunjukkan pembagian skala
ukur mikrometer dalam inchi. Sedangkan gambar 12 menunjukkan contoh
pembacaan ukuran yang ditunjukkan oleh skala ukur mikrometer juga dalam inchi,
ukuran yang ditunjukkan adalah 0.359 inchi.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 15
.

Gambar 11. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Inchi

Dari gambar dapat dijelaskan sebagai berikut. Ujung dari skala putar (thimble)
berada di sebelah kanan dari angka 3 pada skala tetap, berarti menunjukkan ukuran
0.3 inchi. Di samping itu, ujung skala putar masih juga berada sejauh dua skala
kecil (divisi) di sebelah kanan angka 3 skala tetap, berarti menunjukkan 2 x 0.025
= 0.05 inchi. Sekarang dilihat garis skala pada skala putar, ternyata ada satu garis
skala yang posisinya segaris dengan salah satu garis skala tetap yaitu garis angka 9
dari skala putar. Ini berarti menunjukkan ukuran 9 x 0.001 = 0.009 inchi. Jadi,
pembacaan keseluruhannya adalah 0.3 + 0.05 + 0.009 inchi = 0.359 inchi. Ada pula
mikrometer yang dilengkapi dengan skala vernier sehingga memungkinkan
mikrometer tersebut memiliki tingkat kecermatan sampai 0.0001 inchi atau 0.001
milimeter. Pada gambar menunjukkan contoh pembacaan mikrometer yang
dilengkapi dengan skala vernier dengan satuan dalam inchi. Dari gambar nampak
bahwa ujung skala putar berada di sebelah kanan angka 2 tetapi belum sampai pada

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 16
angka 3 dari skala tetap. Ini berarti ukurannya = 0.02 inchi. Skala putar garis angka
16 melampaui sedikit garis batas pada skala tetap tetapi garis ke 17 belum, berarti
ukurannya = 16 x 0.001 inchi = 0.16 inchi, lebih sedikit. Kelebihan sedikit ini kita
tentukan dengan melihat garis skala vernier yang segaris dengan salah satu garis
skala putar. Ternyata garis angka 3 yang segaris dengan salah satu garis skala putar.
Ini berarti menunjukkan ukuran 0.0003 inchi (angka 3 berarti 3/10 bagian dari skala
vernier karena skala vernier dibagi dalam 10 bagian yang sama). Dengan demikian
bila angka 3 segaris dengan salah satu garis dari skala putar maka hal ini
menunjukkan 3/10 x 0.001 inchi = 0.0003 inchi. Jadi, secara keseluruhan gambar
tersebut menunjukkan ukuran : 0.2 + 0.016 + 0.0003 inchi = 0.2163 inchi.

Gambar 12. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Vernier Inchi


2) Cara Pembacaan Skala Ukur Mikrometer dalam Metrik
Pada dasarnya cara membacanya sama saja dengan cara membaca skala
ukur mikrometer dalam inchi seperti yang telah dijelaskan di atas. Ulir utama
mempunyai jarak gang (pitch) sebesar 0.5 mm. Berarti, satu putaran penuh poros
ulir utama akan menggerakkan poros ukur dan skala putar (thimble) sejauh 0.5 mm.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 17
Hal ini berarti juga satu skala tetap mempunyai jarak 0.5 mm. Biasanya pada skala
tetap dicantumkan angka-angka sebagai berikut 0, 5, 10, 15, 20, dan 25. Angka-
angka ini menunjukkan jarak. Misalnya angka 5 berarti jaraknya 5 mm, angka 25
berarti jaraknya 25 mm. Antara 0 – 5 dibagi dalam 10 bagian yang sama yang berarti
satu bagian skala kecil (divisi) jaraknya 1/10 x 5 mm = 0.5 mm. Pada skala putar,
dari garis nol melingkar 360° menuju ke garis nol lagi dibagi dalam 50 bagian yang
sama. Dengan demikian satu skala kecil (divisi) pada skala putar 1/50 x 0.5 mm =
0.01 mm. Karena satu putaran penuh skala putar berarti juga memutar dari nol ke
nol (50 bagian = 0.5 mm). Dengan dasar ini maka kita dapat membaca skala ukur
yang ditunjukkan oleh skala ukur mikrometer dalam metrik. Gambar menunjukkan
contoh pembacaan skala ukur mikrometer dalam sistem metrik. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Ujung dari skala putar ternyata berada di
sebelah kanan baris kedua bagian atas di sebelah angka 10. Ini menunjukkan ukuran
12 x 1 mm = 12 mm. Atau 24 x 0.5 mm = 12 mm, bila dilihat garis atas dan garis
bawah dari garis batasnya. Kemudian kita lihat pada garis skala putar untuk
menentukan garis skala yang segaris dengan garis batas skala tetap. Ternyata baris
ke 32 dari skala putar berada segaris dengan garis batas yang berarti menunjukkan
ukuran sebesar 32 x 0.01 mm = 0.32 mm. Jadi, secara keseluruhan ukuran yang
ditunjukkan oleh gambar tersebut adalah 12 +
0.32 mm = 12.32 mm.

Gambar 13. Cara Membaca Mikrometer Dengan Skala Metrik

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 18
g. Mengkalibrasi Mikrometer
Cara mengkalibrasi mkrometer ialah :
• Gerakan spindel putar/ poros ukut, harus dapat berputar dengan baik , tidak
terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
• Kedudukan nol, apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol.
• Kesejajaran dan kerataan muka ukur

2.2.3 Jangka Sorong (Mistar Ingsut)


Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana mempunyai
skala linier pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai sensor penahan
benda ukur (disebut rahang ukur tetap) dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang
dibuat sejajar dengan permukaan rahang ukur(disebut rahag ukur gerak) yang
biasanya dapat digeserkan pada batang ukur. Mistar sorong sering disebut dengan
mistar geser, mistar ingsut, jangka sorong, schuifmaat atau Vernier
Caliper.Merupakan alat pengukur atau alat pemeriksa yang teliti.
Cara kerjanya yaitu batang ukur ditahan pada salah satu sisi / permukaannya
oleh rahang ukur tetap,kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak
menempel pada sisi lainnya. Pada saat benda ukur dijepit seperti ini pengukur dapat
mengukur posisi garis indeks pada skala ukur. Pembacaan skala linear dilakukan
melalui garis garis indeks yang terletak pada peluncur dan posisinya relative
terhadap skala diinterpolasikan dengan skala nonius atau dengan memakai jam
ukur.
Karena dipakai dengan cara seperti ini,permukaan batang ukur harus relatif keras
dan tahan haus dan dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan
masing bidang dan kesejajarannya dirancang dengan toleransi bentuk yang
tinggi,semoga pemukaan kedua sensor akan tetap sejajar. Dengan demikian,
meskipun tak segaris garis ukur dan garis dimensi diusahakan tetap sejajar untuk
mengurangi efek kesalah kosinis.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 19
Gambar 14. Jagka Sorong (Mistar Ingsut)

Keterangan :
1. Kunci peluncur
2. Kunci penggerak halus
3. Skala utama
4. Batang ukur
5. Lidah pengukur kedalaman
6. Penggerak halus
7. Peluncur
8. Sensor gerak (rahang_ukur_gerak)
9. Sensor tetap (rahang_ukur_tetap)
10. Skala nonius

Pembacaan skala:
Garis indeks tidak selalu segaris dengan garis skala cara pembacaan skala (Nilai
yang membesar ke kanan):
 Memenggal (truncating) harga skala di sebelah kiri garis indeks, bila garis
indeks belum sampai pada garis skala disebelah kanan
 Membulatkan (rounding) harga skala di sebelah kiri garis indeks (membulatkan
ke bawah, rounding down), bila garis indeks diperkirakan belum sampai
pertengahan jarak antara dua garis skala, atau harga skala disebelah kanan garis

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 20
indeks ( membulatkan keatas, rounding up) jika garis indeks terletak
dipertengahan atau melewatinya
 Menginterpolasikan (interpolating) harga skala di sebelah kiri garis indeks dan
menambahkan fraksi (bagian) yang merupakan perkiraan posisi garis indeks
diantara dua garis skala

Gambar 15. Contoh Pembacaan Jangka Sorong Dalam Skala Nonius

a. Jenis-Jenis Jangka Sorong


Secara umum jenis-jenis jangka sorong yang sering digunakan adalah :
1. Jangka Sorong Atau Mistar Ingsut Nonius (Vernier Caliper)
Mistar ingsut biasanya mempunyai kapasitas ukur sampai dengan 150mm,
sementara untuk jenis yang besar sampai 1000mm. Kecermatan pembacaan
tergantung pada skala nonius yaitu 0,10, 0,05 atau 0,02mm. Digunakan untuk
mengukur dimensi luar dan dimensi dalam dan juga dapat digunakan untuk
mengukur kedalaman celah. Kecermataan mistar ingsut ini ialah 0.10 mm, 0.05
mm atau 0.02 mm.

Gambar 16. Mistar Ingsut Nonius

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 21
2. Jangka Sorong Atau Mistar Ingsut Jarum Jam (Dial Caliper)
Mistar ingsut jarum jam memakai jam ukur sebagai pengganti skala nonius dalam
menginterpolasikan posisi garis indeks relafif terhadap skala utama. Gerakan
translasi peluncur diubah menjadi gerakan putaran jarum petunjuk dengan perantara
roda gigi pada poros jam ukur dan batang bergigi yang dilekatkan disepanjang
batang ukur. kegunaannya hampir sama dengan mistar ingsut nonius akan tetapi
skala nonius diganti dengan memakai jam ukur dalam menginterpolasikan posisi
garis indeks relatif terhadap skala pada batang ukur. Kecermataan mistar ingsut ini
sama dengan mistar ingsut nonius yaitu 0.10 mm, 0.05 mm atau 0.02 mm.
Kecermatan mistar ingsut jam diwakili oleh kecermatan skala jam dan kaitannya
dengan skala utama.

Gambar 17. Mistar Ingsut Jarum Jam

Tabel 2 Kecermatan Mistar Ingsut Jangka Sorongt Atau


Keselarasan satu Periode
Kecermatan
Kecermatan putaran (100 bagian penulisan
angka pada skala batang
(mm) skala jam denan
sakla jam ukur (mm)
jarak translasi (mm)
0,01 10 10 bagian 10
0,05 5 20 bagian 1
5 bagian
0,02 2 dalam satuan 1
0,1 mm

3. Mistar Ingsut atau Jangka Sorong Ketinggian (Height Gauge)


Suatu jenis mistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukur ketinggian disebut
sebagai mistar ingsut ketinggian,atau kaliber tinggi.Alat ukur ini dilengkapi dengan

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 22
rahang ukur yang bergerak vertikal pada batang berskala yang tegak lurus dengan
landasannya.Permukaan rahang ukur dibuat sejajar dengan alas(pemukaan bawah
landasan,sehingga garis ukur akan tegak lurus dengan permukaan diatas mana
landasan diletakkan.Oleh karena itu,dalam pemakaiannya mistar ingsut ketinggian
ini memerlukan permukaan rata sebagai acuan,yang dalam hal ini bisa dipenuhi
meja rata.Pada meja rata inilah mistar ingsut ketinggian bersama-sama dengan
benda ukur diletakkan.Proses pengukuran dilakukan dengan menggeserkan mistar
ingsut ketinggian kebeberapa tempat sesuai dengan lokasi beberapa objek ukur
pada benda ukur.

Gambar 18.Mistar Ingsut Ketinggian

4. Mistar Ingsut atau Jangka Sorong Digital


Mistar ingsut digital memakai digital sebagai ganti pengukuran
(pembacaan) pada skala nonius. Pada peluncur dipasang digital indikator pembaca
ukuran sehingga ukuran langsung terbaca pada layar digital. Peluncur mempunyai
gigi yang menggerakkan digital kemudian dirubah dengan satuan panjang yang
langsung terbaca oleh layar. Sebelum melakukan pengukuran kalibrasi mistar
ingsut terlebih dahulu.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 23
Gambar 19. Mistar Ingsut Digital

b. Cara Menggunakan Mistar Ingsut

Dari Gambar 2.10 dapat dijelaskan di sini beberapa kegunaan dari mistar
ingsut. Berdasarkan bagian-bagian utama yang dipunyai oleh mistar ingsut, secara
umum mistar ingsut dapat digunakan antara lain untuk mengukur ketebalan,
mengukur jarak luar, mengukur diameter luar, mengukur kedalaman, mengukur
tingkatan, mengukur celah, mengukur diameter luar, dan sebagainya. Agar
pemakaian mistar ingsut berjalan baik dan tidak menimbulkan
kemungkinankemungkinan yang dapat menyebabkan cepat rusaknya mistar ingsut
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur kelincinan


(gesekan) tertentu sesuai denga standar yang diizinkan dan jalannya rahang ukur
harus tidak bergoyang.

2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari
kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.

3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka
rahang ukur betul-betul tepat.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 24
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus
diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan
menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila
benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat
menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.

5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu mistar ingsut masih
berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda ukur
kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang betul.

6. Jangan lupa, setelah mistar ingsut tidak digunakan lagi dan akan disimpan
ditempatnya, kebersihan mistar ingsut harus dijaga dengan cara membersihkannya
memakai alat-alat pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, vaselin,
dan sebagainya.

c. Cara Membaca Skala Mistar Ingsut

Mistar ingsut yang banyak beredar sekarang ada yang mempunyai skala
ukur dalam inchi dan ada pula yang dalam metrik. Akan tetapi, kebanyakan mistar
ingsut yang digunakan adalah dalam sistem metrik. Karena kedua sistem satuan
tersebut sama-sama digunakan maka pembahasan cara membacanya pun
keduaduanya akan dijelaskan.

1) Cara Membaca Skala Mistar Ingsut dalam Inchi

Pada mistar ingsut dengan skala inchi, skala vernier (nonius) nya dibagi
dalam 25 bagian dan ada juga yang dibagi dalam 50 bagian. Untuk mistar ingsut
yang skala verniernya dibagi dalam 25 bagian, skala utama 1 inchi dibagi dalam 10
bagian utama yang diberi nomor 1 sampai 9. Berarti satu bagian skala utama
mempunyai jarak 0.1 inchi. Masingmasing dari satu bagian skala utama (0.1 inchi)

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 25
dibagi lagi dalam 4 bagian kecil. Untuk mistar ingsut yang skala verniernya dibagi
50 bagian, skala utama 1 inchi juga dibagi dengan 10 bagian. Akan tetapi yang
sepersepuluh bagian (0.1) dibagi lagi dengan 2 bagian kecil. Berarti satu skala
(divisi) dari skala utama berjarak 0.050 inchi. Garis indeks nol skala vernier telah
melewati angka satu besar pada skala utama yang berarti ukurannya menunjukkan
1 inchi. Di samping melewati angka satu besar, garis nol skala vernier juga
melewati angka 4 kecil skala utama, artinya 0.4 inchi. Ternyata garis nol skala
vernier melewati satu bagian (divisi) skala utama dari angka 5 kecil, berarti 0.05
inchi (1 divisi skala utama = 0.05 unci). Kemudian dilihat baris skala vernier yang
segaris dengan baris skala utama. Ternyata baris ke-9 skala vernier segaris dengan
salah satu baris dari skala utama. Ini berarti ada kelebihan 9 x
0.001 inchi = 0.009 inchi. Dengan demikian ukuran tersebut menunjukkan : 1 + 0.4
+ 0.05 + 0.009 inchi = 1.459 inchi. Garis nol indeks skala vernier telah melewati
angka 1 besar skala utama, ini berarti ukurannya = 1 inchi. Garis nol vernier juga
melewati angka 2 kecil skala utama, berarti 2 x 0.1 inchi = 0.2 inchi. Ternyata garis
nol skala vernier masih juga melewati satu skala kecil (divisi) dari skala utama
setelah angka 2 kecil tetapi belum sampai melewati angka 3 kecil, ini berarti
ukurannya 0.025 inchi. Setelah dilihat baris dari skala vernier yang segaris dengan
baris dari skala utama ternyata baris ke-13. Ini artinya mempunyai kelebihan
sebesar 13 x 0.001 inchi = 0.013 inchi. Secara keseluruhan ukuran tersebut
menunjukkan jarak sebesar : 1 + 0.2 + 0.025 + 0.013 inchi = 1.238 inchi. 2) Cara
Membaca Skala Mistar Ingsut dalam Metrik

Sistem pembacaan mistar ingsut dengan skala satuan metrik sebetulnya


sama saja dengan sistem pembacaan mistar ingsut dalam satuan inchi.
Perbedaannya hanyalah pada satuannya dan juga tingkat ketelitian pada skala
nonius (vernier). Untuk mistar ingsut dengan sistem metrik skala verniernya ada
yang mempunyai ketelitian sampai 0.02 (skala vernier dibagi dalam 50 bagian) dan
ada yang tingkat ketelitiannya sampai 0.05 milimeter. Tiap angka pada skala utama
menunjukkan besarnya jarak dalam centimeter. Misalnya angka 1 berarti 1
centimeter = 10 milimeter. Jarak antara dua angka berarti 10 milimeter. Jarak ini

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 26
dibagi dalam 10 bagian yang sama, berarti satu skala kecil (divisi) pada skala utama
menunjukkan jarak 1 milimeter.. Dari contoh dalam gambar 2.14 tersebut nampak
bahwa garis nol skala vernier sudah melewati angka 2 pada skala utama yang berarti
menunjukkan ukuran 20 mm. Dari angka 2 itu pun masih melewati 7 garis, berarti
ukurannya 7 mm, akan tetapi belum melewati angka 3 skala utama. Garis nol
ternyata terletak di antara baris ke tujuh dan baris ke delapan dari angka 2 sampai 3
skala utama, namun belum diketahui besarnya. Untuk itu perlu mengetahui baris
skala vernier yang segaris dengan salah satu baris pada skala utama. Ternyata baris
ke-18 dari skala vernier adalah segaris dengan salah satu baris skala utama. Ini
berarti ada kelebihan 18 x 0.02 mm = 0.36 mm. Dengan demikian keseluruhan
ukurannya menunjukkan jarak : 20 + 7 + 0.36 mm = 27.36 mm.

d. Mengkalibrasi Mistar Ingsut


Cara mengkalibrasi mistar ingsut ialah :
• Rahang gerak (peluncur / sensor) dapat meluncurkan pada batang ukur
dengan baik tanpa bergoyang.
• Kedudukan nol dari skala pada posisi kedua rahang (rahang tetap dan
rahang ukur) dirapatkan
• Bila kedua rahang ukur dirapatkan dari bagian permukaan ukuran masih
terlihat cahaya, maka dapat dilakukan bahwa muka ukur tersebut tidak
sejajar. Bila celah sebesar s.d 0.003 mm masih dapat dilihat, namun jika
lebih kecil, warna chaya akan berupa merah (harganya antara 0,002 s.d
0.001
• Kedua rahang (gerak dan tetap ) diperiksa kerataannya dengan pisau rata,
apabila dari antara permukiman ukur dan pisau rata masih terdapat cahaya
artinya permukaan ukuran tidak rata.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 27
2.3 PERTANYAAN :
1. Bagaimana caranya mengukur kedalaman dengan mistar ingsut?(Jumadi)
Jawab : Caranya mengunakan bagian lidah pengukur kedalaman yang letaknya
bagian ekor mistar ingsut tersebut, cara membacanya hampir sama dengan
membaca dimensi yang lainnya.
2. Maksud dari riot slot?(Izzuddin Ali Raja Siregar)
Jawab : jika suatu dimensi kedalaman yang terdiri dari berbagai
tingkattingkatan yang dimana untuk mengukur dimensi tersebut susah
mengunakan mikrometer biasa, lalu digunakanlah mikrometer kedalaman.
3. Cara mengkalibrasi jangka sorong?(Suprayitno)
Jawab : cara mengkalibrasi mistar ingsut atau jangka sorong yaitu :
• Rahang gerak (peluncur / sensor) dapat meluncurkan pada batang ukur
dengan baik tanpa bergoyang.
• Kedudukan nol dari skala pada posisi kedua rahang (rahang tetap dan
rahang ukur) dirapatkan
• Bila kedua rahang ukur dirapatkan dari bagian permukaan ukuran masih
terlihat cahaya, maka dapat dilakukan bahwa muka ukur tersebut tidak
sejajar. Bila celah sebesar s.d 0.003 mm masih dapat dilihat, namun jika
lebih kecil, warna chaya akan berupa merah (harganya antara 0,002 s.d

0.001
• Kedua rahang (gerak dan tetap ) diperiksa kerataannya dengan pisau rata,
apabila dari antara permukiman ukur dan pisau rata masih terdapat cahaya
artinya permukaan ukuran tidak rata.

4. Maksud dari garis tengah dan langkah pengukuran?(Eko Saputra) Jawab : garis
tengah yang diukur merupakan diameter dan langkah-langkah ialah mengukur
suatu kedalaman sutu benda yang bertingkat-tingkat.
5. Cara mengkalibrasi mikrometer?(Vicky Yanddra) Jawab : cara mengkalibrasi
mikrometer ialah :
 Gerakan spindel putar/ poros ukut, harus dapat berputar dengan baik , tidak
terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 28
 Kedudukan nol, apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus
menunjukkan nol.
 Kesejajaran dan kerataan muka ukur

“ALAT
UKUR LINIE LANGSUNG” 29

Anda mungkin juga menyukai