Anda di halaman 1dari 20

ETIK PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Kelas K Tingkat 3

Di Susun Oleh Kelompok 2 :

AK.1.17.159 Dewi Peni Pragita

AK.1.17.165 Ersa Ramadhan

AK.1.17.179 Milati Hanifah

AK.1.17.180 Mira Khoerunisa

AK.1.17.185 Neng Yuli

AK.1.17.190 Sri Wulandari

AK.1.17.192 Widia Oktavia K

AK.1.17.193 Zaenal Mutaqin

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

Jl. Soekarno Hatta, Cibiru Bandung. No. 754. Cipadung kidul.

Panyileukan. Kota Bandung. Jawa Barat 40614


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna
menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu
penunjang nilai mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa prodi S1
Keperawatan sebagai bekal pengalaman. Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada dosen, kami minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang.

Bandung, 12 Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… ..4
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………4
1.2 TUJUAN…………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….6
2.1 etik, legal riset dalam keperawatan……………………………………6
2.2 etik dan legal dalam riset keperawatan………………………………..12
2.3 prinsip-prinsip etik dalam penelitian………………………………….13
2.4 pentingnya etik penelitian…………………………………………….14
2.6 Masalah Etik Penelitian Keperawatan dan Penyelesaiann………… . 16
BAB II PENUTUP………………………………………………………...18
2.7 KESIMPULAN…………………………………………………….. 18
2.8 SARAN…………………………………………………………….. 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu profesi yang sangat menuntut kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab yang tinggi. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
kepada pasien, perawat dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang memenuhi
etika keperawatan, dimana pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu berdasarkan
cita-cita yang luhur dan niat yang murni dan tidak membedakan SARA, suku, agama,
ras dan antar golongan. Selain itu, prinsip-prinsip legal dan etis di dunia keperawatan
sangat penting. Karena jika seorang perawat ingin menjadi perawat yang professional,
seorang perawat harus memahami prinsip-prinsip legal dan etis serta harus mampu
mengimplementasikan dan megaplikasikannya dalam menjalankan profesinya. Dalam
hal menjalankan profesinya seorang perawat dalam ilmu keperawatan dituntut juga
untuk bisa melakukan penelitian. Karena penelitian sangat penting untuk memperoleh
ilmu baru bidang keperawatan, dan hasil penelitian juga untuk mensejahterakan umat
manusia.

Penelitian keperawatan pada umumnya melibatkan manusia sebagai subyek


penelitian. Tidak bisa dipungkiri penelitian mempunyai resiko ketidaknyamanan atau
cidera pada subyek mulai dari resiko ringan sampai dengan berat. Manusia merupakan
integrasi aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang tidak bisa dipisahkan. Masalah
yang terjadi pada salah satu aspek bisa menimbulkan masalah pada aspek yang lain,
sehingga penelitian perlu dikawal dengan etika penelitian dan aspek legal yang
memberikan jaminan bahwa keuntungan yang didapat dari penelitian jauh melebihi efek
samping yang ditimbulkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang
aspek legal dan etik dalam riset keperawatan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui maksud dari etik, legal riset dalam keperawatan.
2. Untuk mengetahui isi dari etik dan legal dalam riset keperawatan.
3. Untuk mengetahui maksud dari prinsip-prinsip etik dalam penelitian.
4. Untuk mengetahui pentingnya etik penelitian
5. Untuk mengetahui Masalah Etik Penelitian Keperawatan dan Penyelesaiann
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Etik, Legal Riset Keperawatan


Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Apabila ditinjau dari aspek etimologis
memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut pandangan Sastrapratedja (2004) dalam Yurissa (2008), etika dalam konteks
filsafat merupakan refleksi filsafat atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut
sebagai filsafat moral. Eitka membantu manusia untuk melihat secara ktitis moralitas
yang dihayati masyarakat, etika juga membantu untuk merumuskan pendoman etis yang
lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan larena adanya perubahan yang
dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.

Etik sering disebut sebagai moral philosophy atau filsafat moral yang memiliki
pengertian akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik, yang layak. Etik
bukan ajaran moral tetapi cabang ilmu filsafat mengenai pemikiran kritis dan mendasar
dari yang baik, pantas dan benar dari ajaran moral. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etik adalah ilmu tentang apa yang baik dan yg buruk, tentang kewajiban dan
hak moral, kumpulan asas yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang benar dan salah
yang dianut dalam masyarakat (Cecep Tribowo. 2014).

Riset keperawatan merupakan sebuah pelaksanaan penyelidikan ilmiah terhadap


kejadian keperawatan pada klien baik itu individu, keluarga, masyarakat beserta
pengalaman kesehatannya. Riset keperawatan merupakan suatu sarana untuk
menemukan jawaban atas permasalahan perawatan pada pasien. Melalu proses aktif
pengidentifikasian masalah, mengumpulkan, memeriksa dan menganalisa
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah secara valid.

Secara filosofis etika dalam penelitian adalah suatu upaya untuk memahami
mengapa dan untuk apa, para profesional khususnya tenaga kesehatan/kedokteran
melakukan penelitian. Setidak-tidaknya para profesional dalam penelitiannya
mengetahui, bagaimana proses penelitian itu berjalan dan apa yang menjadi kendala
dalam penelitiannya.
Sedangkan pengertian legal adalah sesuai dengan hukum yang berlaku(KBBI,
2014). Suatu peristiwa kehidupan bisa saja legal tetapi tidak etis, atau tidak etis juga
tidak legal. Dalam penelitian sering dihadapkan pada pemilihan keputusan etik dan
legal. Apakah keputusan tersebut benar atau salah, sesuai dengan hukum atau
bertentangan dengan hukum.(Pamela Brink, 2000)

Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh


sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian.
Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat
merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu
mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan (Jacob, 2004).

Beberapa penelitian kesehatan mengikutsertakan subyek manusia. Penelitian ini


diwajibkan memperhatikan aspek etik dalam hal menghormati martabat manusia.
Secara hukum diatur dalam PP 39/1995 tentang penelitian dan pengembangan
kesehatan. Dalam PP tersebut, pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan
wajib dilaksanakan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia,
keluarga dan masyarakat yang bersangkutan. Prinsip dasar penerapan etik penelitian
kesehatan Internasional adalah :

1. Respect for person


2. Beneficience & non maleficience
3. Justice
Peraturan terkait Etik Legal Riset Keperawatan.

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan secara rinci menjelaskan:

Pasal 1
a. Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan
menurut metode yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan/atau
teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis
sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam dan/atau sosial
di bidang kesehatan, dan dilanjutkan dengan menguji penerapannya untuk
tujuan praktis di bidang kesehatan.

b. Penyelenggara peneliti dan pengembangan kesehatan adalah setiap peneliti,


lembaga atau badan hukum baik milik Negara maupun swasta, yang
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan.

c. Peneliti adalah setiap orang yang bertugas melakukan penelitian dan


pengembangan kesehatan.

d. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan adalah setiap kegiatan


untuk memanfaatkan atau menggunakan hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan bagi kepentingan praktis.

Pasal 2
Penelitian dan pengembangan kesehatan bertujuan untuk memberikan masukan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang diperlukan untuk menunjang
pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.

Pasal 3
Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan oleh penyelenggara penelitian dan
pengembangan kesehatan

Pasal 4
Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan berdasarkan standar profesi penelitian
kesehatan.

Pasal 5
a. Penelitian dan pengembangan kesehatan dapat dilakukan terhadap manusia atau
mayat manusia, keluarga, masyarakat, hewan, tumbuh-tumbuhan, jasad renik,
atau lingkungan.
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan penerapannya dilakukan dengan memperhatikan norma yang
berlaku dalam masyarakat serta upaya pelestarian lingkungan.

Pasal 8
a. Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap manusia hanya dapat
dilakukan atas dasar persetujuan tertulis dari manusia yang bersangkutan.
b. Persetujuan tertulis dapat pula dilakukan oleh orang tua atauahli warisnya
apabila manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1): a.tidak mampu
melakukan tindakan hukum; b.karena keadaan kesehatan atau jasmaninya sama
sekali tidak memungkinkan dapat menyatakan persetujuan secara tertulis;
c.telah meninggal dunia, dalam hal jasadnya akan digunakan sebagaiobyek
penelitian dan pengembangan kesehatan.

c. Persetujuan tertulis bagi penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap


keluarga diberikan oleh kepala keluarga yang bersangkutan danterhadap
masyarakat dalam wilayah tertentu oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah
yang bersangkutan.

Pasal 9
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 wajib dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dankeselamatan jiwa
manusia, keluarga dan masyarakat yang bersangkutan.

Pasal 10
Manusia, keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berhak
mendapat informasi terlebih dahulu dari penyelenggara penelitian dan
pengembangan kesehatan mengenai:

a. tujuan penelitian dan pengembangan kesehatan serta penggunaan hasilnya;


b. jaminan kerahasiaan tentang identitas dan data pribadi;
c. metode yang digunakan;
d. risiko yang mungkin timbul;
e. hal lain yang perlu diketahui oleh yang bersangkutan dalam rangka penelitian dan
pengembangan kesehatan.
Pasal 11
Penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan berkewajiban
menjagakerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi atau keluarga atau
masyarakat yang bersangkutan.

Pasal 12
Manusia, keluarga, atau masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berhak
sewaktu-waktu mengakhiri atau menghentikan keterlibatannya dalampenelitian dan
pengembangan kesehatan.

Pasal 13
Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap:
a. anak-anak hanya dapat dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan anak-
anak;

b. wanita hamil atau menyusui hanya dapat dilakukan dalam rangka pembenaran masalah
kehamilan, persalinan, atau peningkatan derajat kesehatannya;

c. penderita penyakit jiwa atau lemah ingatan hanya dapat dilakukan dalam rangka
mengetahui sebab terjadinya penyakit jiwa atau lemah ingatan, pengobatan, atau
rehabilitasi sosialnya.

Pasal 14
a. Manusia, keluarga, atau masyarakat berhak atas ganti rugi apabila pelaksanaan
penelitian dan pengembangan kesehatan terhadapnya
mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat atau kematian yang terjadi karena
kesalahan atau kelalaian penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan.

b. Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakansesuai


dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15
a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan pada tubuh manusia
hanya dapat dilakukan setelah sebelumnya diterapkan pada hewan percobaan.

b. Pelaksanaan penerapan hasil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


hanyadilaksanakan apabila dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan dan
keselamatan jiwa manusia.

Pasal 16
Penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan berhak sepenuhnya atas hasil
penelitian dan pengembangan kesehatan.

Pasal 17
Menteri memberikan penghargaan kepada penyelenggara penelitian
danpengembangan kesehatan yang hasil penelitian dan pengembangankesehatannya
merupakan suatu temuan atau teknologi baru bagi pembangunankesehatan.

Pasal 19
Barang siapa dengan sengaja melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan
dan penerapannya terhadap manusia, keluarga, atau masyarakat tanpa
memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat serta kesehatan dan
keselamatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan
Pasal 9, dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang kesehatan.

Pasal 20
Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, barang siapa dengan sengaja menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan kesehatan:

a. Dengan cara yang tidak sesuai dengan standar profesi penelitian kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1);

b. Tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;


c. Tanpa persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat(1),ayat
(2), dan ayat (3);
d. Tanpa memberi informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10; dipidana denda paling
banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

2.2 Prinsip Etik Penelitian


1. Menghormati Orang (Respect for Person)
Menghormati otonomi, yang mempersyaratkan bahwa manusia yang mampu
memahami pilihan pribadinya untuk mengambil keputusan mandiri
(selfdetermination), dan melindungi manusia yang otonominya terganggu atau
kurang, mempersyaratkan bahwa manusia yang berketergantunhan (dependent) atau
rentan (vulnerable) perlu diberikan perlindungam terhadap kerugian atau
penyalahgunaan (harm and abuse).

2. Manfaat (Beneficence) dan Tidak merugikan (Non-Maleficience)


a. Risiko penelitian harus wajar (Reasonable) dibanding manfaat yang diharapkan;

b. Desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah (scientifically sound);


c. Para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu menjaga kesejahteraan
subjek penelitian dan;

d. Prinsip do not harm(Non-Maleficience atau tidak merugikan) yang menentang segala


tindakan sengaja merugikan subjek penelitian.

Jika tidak dapat melakukan hal yang bermanfaat, maka sebaiknya jangan merugikan
orang lain. Bertujuan agar subjek penelitian tidak diperlakukan sebagai sarana dan
memberikan perlindungam terhadap tindakan penyalahgunaan.

3. Keadilan (Justice)
Meperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan moral yang benar dan
layak dalam memperoleh haknya.

2.3 Pentingnya Etik Penelitian


”Kualitas penelitian tidak hanya dilihat dari apa hasil akhirnya, tetapi juga
bagaimana proses sebuah penelitian itu berlangsung sehingga dibutuhkan etika dan

kode etik untuk mengaturnya”


Pernyataan di atas menunjukkan tentang arti penting mengapa seorang peneliti harus
beretika, tidak saja terhadap klien, responden, ataupun pada obyek penelitian yang
bukan manusia sekalipun. Jadi, meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian
tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian,
namun peneliti tetap perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob; 2004).

Bila dirunut dari aspek epistimologinya, etika penelitian merupakan pedoman etika
yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian termasuk perilaku peneliti, sedangkan
kode etik penelitian adalah hal-hal yang menjelaskan standar kinerja perilaku etis yang
diharapkan dari semua pihak yang terlibat penelitian di lingkungan atau mengatas
namakan sebuah institusi tertentu (Lestari; 2009).

2.4 Masalah etika dalam penelitian


Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia,
maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan
antara lain sebagai berikut :

1. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya.

2. Anonimiti (tanpa nama)


Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau menantumkan
nama responsen pada lembaran alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informsi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya SSoleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporka pada hasil riset.

2.5 Etika Penelitian


Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa
yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman Etika

Penelitian meliputi butir-butir berikut: a.


Kejujuran

Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode


dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan
metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang
bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.

b. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan
interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi
dana/sponsor penelitian

c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus, upayakan selalu
menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan

d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
Catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di Mana
pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden,
jurnalatau agen publikasi lainnya.

e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian.
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan
gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya.
Tuliskan nara sumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan
pernah melakukan plagiasi..

g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)


Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain
yang oleh responden dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga
kerahasiaan data tersebut.

h. Publikasi yang terpercaya


Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke berbagai media (jurnal,
seminar).

i. Pembinaan yang konstruktif


Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula.
Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang
berkualits.

j. Penghargaan terhadap Kolega/Rekan Kerja


Hargai dan perlakukan rekan penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian
dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi
terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain
menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi
anggota tim dalam penelitian.

k. Tanggung Jawab Sosial


Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahan masyarakat, meningkatkan
taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat.
Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan nagi masyarakat yang
ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda

l. Tidak melakukan Diskriminasi


Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena
alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.

m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran
seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf Pakar.

n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait
dengan penelitian Anda. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang
sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada
hewan percobaan.

o. Mengutamakan keselamatan Manusia


Bila harus mengunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian harus:
dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan,
hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut siapkan
pencegahan dan pengobatan bila sampel Anda menderita efek negatif penelitian.

2.6 Masalah Etik Penelitian Keperawatan dan Penyelesaiannya


Seorang perawat melakukan penelitian tentang Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Tehadap Kemampuan pasien dalam mengontrol Halusinasi
Pendengaran. Perawat tersebut meminta pasien untuk menandantangi Informed
Consent karena keluarganya tidak ada.

1. Pemecahan masalah
Permasalahan Etik yang timbul pada kasus diatas adalah Kapasitas dalam
pengambilan keputusan. Kapasitas dalam pengambilan keputusan adalah hak mutlak
dalam proses mendapatkan persetujuan setelah penjelasan (informed Consent).
Setiap peneliti yang melibatkan manusia sebagai subyek harus berdasarkan empat
prinsip dasar etika penelitian yaitu : menghormati Hak Orang (resfek for person),
manfaat (beneficence), tidak membahayakan subyek penelitian (nonmaleficence)
dan keadilan (Justice) Salah satu hal yang harus diperoleh dari peneliti dari subyek
adalah Informed Consent atau persetujuan setelah penjelasan, peneliti harus
menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, manfaat yang diperoleh,
resiko untuk subyek atau masyarakat. Peneliti tidak boleh melaksanakan penelitian
jika tidak ada persetujuan dari subyek. Informed Conset didasarkan pada prinsip
bahwa individu berhak untuk memilih secara bebas apakah ia berpartisipasi dalam
penelitian atau tidak, Informed Conset melindungi kebebasan memilih dan
menghormati otonomi individu. Individu termasuk anak-anak atau orang dewasa
dengan gangguan mental atau tingkah laku dan orang orang-orang yang tidak
mengenal sama sekali konsep medis modern, memiliki kapasitas terbatas untuk
memberikan Informed Conset karena persetujuan mereka dapat mengimplikasikan
partisipasi yang pasif dan tidak dimengerti. Maka peneliti tidak boleh beranggapan
bahwa persetujuan yang diberikan individu pada golongan rentan tersebut adalah
valid tanpa persetujuan lebih dahulu dari komisi etik independen, bila individu tidak
mampu membuat Informed Conset untuk partsipasi dalam penelitian maka peneliti
harus memperoleh pesetujuan dari wali atau wakil lain yang berwenang. (Dewan
Ornagisasi Ilmu Kedokteran Internasional Bekerja sama dengan WHO, 2003)

Pada kasus diatas maka yang mempunyai kapasitas untuk memberikan Informed Consent
adalah keluarga.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk
memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan
masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Etika penelitian
adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh
seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan adat
istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti. Dalam penelitian kualitatif, salah
satu ciri utamanya adalah orang sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini
dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan
dokumen, foto, dan sebagainya. Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak
menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi
tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat,
kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar
penelitiannya tersebut. Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang
diteliti yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti.
Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal
penting.

Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun, norma


hukum, dan normal moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan diindahkan supaya
penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan. Etika penelitian mencakup: Kejujuran,
obyektivitas, integritas, ketelitian, keterbukaan, penghargaan terhadap Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI), penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi
yang terpercaya, pembinaan yang konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja,
tanggung jawab sosial, tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang
pengujian dengan hewan percobaan dengan baik, dan mengutamakan keselamatan
manusia

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah
kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cecep, Tribowo. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan.. Yogyakarta : Nuha Medika

Legal. http://kbbi.web.id/legal. diakses pada tangal 2014-10-05

Brink, Pamela. J. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset Keperawatan. Jakarta : EGC.

Brockopp, E Dorothy. Dasar-Dasar Riset Keperawatan. 1999. Jakarta, EGC.

Setyad. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. 2007. Yogyakarta, Graha Ilmu

Permen http://unnes.ac.id/wp-content/uploads/Permen-Nomor-17-Thn-2010-tentangpencegahan-dan-

penanggulangan-plagiat.pdf

Prinsip-prinsip Etika Penelitian Ilmiah. http://www.fkep.unpad.ac.id/2007/09/prinsip-prinsipetika-penelitian-


ilmiah/. Diakses pada tanggal 2014-10-05

badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia 2014
Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan. http://www.litbang.depkes.go.id/knepk/
diakses 2014-10-03

Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan republik Indonesia 2013
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
http://www.mta.litbang.depkes.go.id/2013/images/download/PP39_1995_ttg_Litbangkes.
pdf)diakses 2014-10-03.

Anda mungkin juga menyukai