Kelas K Tingkat 3
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna
menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu
penunjang nilai mata kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa prodi S1
Keperawatan sebagai bekal pengalaman. Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada dosen, kami minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… ..4
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………4
1.2 TUJUAN…………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….6
2.1 etik, legal riset dalam keperawatan……………………………………6
2.2 etik dan legal dalam riset keperawatan………………………………..12
2.3 prinsip-prinsip etik dalam penelitian………………………………….13
2.4 pentingnya etik penelitian…………………………………………….14
2.6 Masalah Etik Penelitian Keperawatan dan Penyelesaiann………… . 16
BAB II PENUTUP………………………………………………………...18
2.7 KESIMPULAN…………………………………………………….. 18
2.8 SARAN…………………………………………………………….. 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui maksud dari etik, legal riset dalam keperawatan.
2. Untuk mengetahui isi dari etik dan legal dalam riset keperawatan.
3. Untuk mengetahui maksud dari prinsip-prinsip etik dalam penelitian.
4. Untuk mengetahui pentingnya etik penelitian
5. Untuk mengetahui Masalah Etik Penelitian Keperawatan dan Penyelesaiann
BAB II
TINJAUAN TEORI
Etik sering disebut sebagai moral philosophy atau filsafat moral yang memiliki
pengertian akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik, yang layak. Etik
bukan ajaran moral tetapi cabang ilmu filsafat mengenai pemikiran kritis dan mendasar
dari yang baik, pantas dan benar dari ajaran moral. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etik adalah ilmu tentang apa yang baik dan yg buruk, tentang kewajiban dan
hak moral, kumpulan asas yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang benar dan salah
yang dianut dalam masyarakat (Cecep Tribowo. 2014).
Secara filosofis etika dalam penelitian adalah suatu upaya untuk memahami
mengapa dan untuk apa, para profesional khususnya tenaga kesehatan/kedokteran
melakukan penelitian. Setidak-tidaknya para profesional dalam penelitiannya
mengetahui, bagaimana proses penelitian itu berjalan dan apa yang menjadi kendala
dalam penelitiannya.
Sedangkan pengertian legal adalah sesuai dengan hukum yang berlaku(KBBI,
2014). Suatu peristiwa kehidupan bisa saja legal tetapi tidak etis, atau tidak etis juga
tidak legal. Dalam penelitian sering dihadapkan pada pemilihan keputusan etik dan
legal. Apakah keputusan tersebut benar atau salah, sesuai dengan hukum atau
bertentangan dengan hukum.(Pamela Brink, 2000)
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan secara rinci menjelaskan:
Pasal 1
a. Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan
menurut metode yang sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan/atau
teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis
sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam dan/atau sosial
di bidang kesehatan, dan dilanjutkan dengan menguji penerapannya untuk
tujuan praktis di bidang kesehatan.
Pasal 2
Penelitian dan pengembangan kesehatan bertujuan untuk memberikan masukan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang diperlukan untuk menunjang
pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Pasal 3
Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan oleh penyelenggara penelitian dan
pengembangan kesehatan
Pasal 4
Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan berdasarkan standar profesi penelitian
kesehatan.
Pasal 5
a. Penelitian dan pengembangan kesehatan dapat dilakukan terhadap manusia atau
mayat manusia, keluarga, masyarakat, hewan, tumbuh-tumbuhan, jasad renik,
atau lingkungan.
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan penerapannya dilakukan dengan memperhatikan norma yang
berlaku dalam masyarakat serta upaya pelestarian lingkungan.
Pasal 8
a. Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap manusia hanya dapat
dilakukan atas dasar persetujuan tertulis dari manusia yang bersangkutan.
b. Persetujuan tertulis dapat pula dilakukan oleh orang tua atauahli warisnya
apabila manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1): a.tidak mampu
melakukan tindakan hukum; b.karena keadaan kesehatan atau jasmaninya sama
sekali tidak memungkinkan dapat menyatakan persetujuan secara tertulis;
c.telah meninggal dunia, dalam hal jasadnya akan digunakan sebagaiobyek
penelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 9
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 wajib dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dankeselamatan jiwa
manusia, keluarga dan masyarakat yang bersangkutan.
Pasal 10
Manusia, keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berhak
mendapat informasi terlebih dahulu dari penyelenggara penelitian dan
pengembangan kesehatan mengenai:
Pasal 12
Manusia, keluarga, atau masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berhak
sewaktu-waktu mengakhiri atau menghentikan keterlibatannya dalampenelitian dan
pengembangan kesehatan.
Pasal 13
Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap:
a. anak-anak hanya dapat dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan anak-
anak;
b. wanita hamil atau menyusui hanya dapat dilakukan dalam rangka pembenaran masalah
kehamilan, persalinan, atau peningkatan derajat kesehatannya;
c. penderita penyakit jiwa atau lemah ingatan hanya dapat dilakukan dalam rangka
mengetahui sebab terjadinya penyakit jiwa atau lemah ingatan, pengobatan, atau
rehabilitasi sosialnya.
Pasal 14
a. Manusia, keluarga, atau masyarakat berhak atas ganti rugi apabila pelaksanaan
penelitian dan pengembangan kesehatan terhadapnya
mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat atau kematian yang terjadi karena
kesalahan atau kelalaian penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 15
a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan pada tubuh manusia
hanya dapat dilakukan setelah sebelumnya diterapkan pada hewan percobaan.
Pasal 16
Penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan berhak sepenuhnya atas hasil
penelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 17
Menteri memberikan penghargaan kepada penyelenggara penelitian
danpengembangan kesehatan yang hasil penelitian dan pengembangankesehatannya
merupakan suatu temuan atau teknologi baru bagi pembangunankesehatan.
Pasal 19
Barang siapa dengan sengaja melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan
dan penerapannya terhadap manusia, keluarga, atau masyarakat tanpa
memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat serta kesehatan dan
keselamatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan
Pasal 9, dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang kesehatan.
Pasal 20
Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, barang siapa dengan sengaja menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan kesehatan:
a. Dengan cara yang tidak sesuai dengan standar profesi penelitian kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1);
Jika tidak dapat melakukan hal yang bermanfaat, maka sebaiknya jangan merugikan
orang lain. Bertujuan agar subjek penelitian tidak diperlakukan sebagai sarana dan
memberikan perlindungam terhadap tindakan penyalahgunaan.
3. Keadilan (Justice)
Meperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan moral yang benar dan
layak dalam memperoleh haknya.
Bila dirunut dari aspek epistimologinya, etika penelitian merupakan pedoman etika
yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian termasuk perilaku peneliti, sedangkan
kode etik penelitian adalah hal-hal yang menjelaskan standar kinerja perilaku etis yang
diharapkan dari semua pihak yang terlibat penelitian di lingkungan atau mengatas
namakan sebuah institusi tertentu (Lestari; 2009).
1. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informsi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya SSoleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporka pada hasil riset.
b. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan, analisis dan
interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi
dana/sponsor penelitian
c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus, upayakan selalu
menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan
d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
Catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di Mana
pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden,
jurnalatau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian.
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan
gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya.
Tuliskan nara sumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan
pernah melakukan plagiasi..
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan pembelajaran
seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang terkait
dengan penelitian Anda. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang
sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada
hewan percobaan.
1. Pemecahan masalah
Permasalahan Etik yang timbul pada kasus diatas adalah Kapasitas dalam
pengambilan keputusan. Kapasitas dalam pengambilan keputusan adalah hak mutlak
dalam proses mendapatkan persetujuan setelah penjelasan (informed Consent).
Setiap peneliti yang melibatkan manusia sebagai subyek harus berdasarkan empat
prinsip dasar etika penelitian yaitu : menghormati Hak Orang (resfek for person),
manfaat (beneficence), tidak membahayakan subyek penelitian (nonmaleficence)
dan keadilan (Justice) Salah satu hal yang harus diperoleh dari peneliti dari subyek
adalah Informed Consent atau persetujuan setelah penjelasan, peneliti harus
menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan, manfaat yang diperoleh,
resiko untuk subyek atau masyarakat. Peneliti tidak boleh melaksanakan penelitian
jika tidak ada persetujuan dari subyek. Informed Conset didasarkan pada prinsip
bahwa individu berhak untuk memilih secara bebas apakah ia berpartisipasi dalam
penelitian atau tidak, Informed Conset melindungi kebebasan memilih dan
menghormati otonomi individu. Individu termasuk anak-anak atau orang dewasa
dengan gangguan mental atau tingkah laku dan orang orang-orang yang tidak
mengenal sama sekali konsep medis modern, memiliki kapasitas terbatas untuk
memberikan Informed Conset karena persetujuan mereka dapat mengimplikasikan
partisipasi yang pasif dan tidak dimengerti. Maka peneliti tidak boleh beranggapan
bahwa persetujuan yang diberikan individu pada golongan rentan tersebut adalah
valid tanpa persetujuan lebih dahulu dari komisi etik independen, bila individu tidak
mampu membuat Informed Conset untuk partsipasi dalam penelitian maka peneliti
harus memperoleh pesetujuan dari wali atau wakil lain yang berwenang. (Dewan
Ornagisasi Ilmu Kedokteran Internasional Bekerja sama dengan WHO, 2003)
Pada kasus diatas maka yang mempunyai kapasitas untuk memberikan Informed Consent
adalah keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk
memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan
masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Etika penelitian
adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh
seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan adat
istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti. Dalam penelitian kualitatif, salah
satu ciri utamanya adalah orang sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini
dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan
dokumen, foto, dan sebagainya. Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak
menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi
tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat,
kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar
penelitiannya tersebut. Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang
diteliti yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti.
Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal
penting.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah
kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cecep, Tribowo. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan.. Yogyakarta : Nuha Medika
Brink, Pamela. J. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset Keperawatan. Jakarta : EGC.
Setyad. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. 2007. Yogyakarta, Graha Ilmu
Permen http://unnes.ac.id/wp-content/uploads/Permen-Nomor-17-Thn-2010-tentangpencegahan-dan-
penanggulangan-plagiat.pdf
badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia 2014
Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan. http://www.litbang.depkes.go.id/knepk/
diakses 2014-10-03
Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan republik Indonesia 2013
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
http://www.mta.litbang.depkes.go.id/2013/images/download/PP39_1995_ttg_Litbangkes.
pdf)diakses 2014-10-03.