Anda di halaman 1dari 10

Nama : Farhan Rifaldi

NIM : 117011

Prodi : D3 Keperawatan

Tugas : Kep. Gawat darurat (09 Juni 2020)

RESUME PENGISIAN LEMBAR KARDEKS DAN SOP PENGAMBILAN


ANALISA GAS DARAH (AGD) DAN MEMBACANYA.

A. Pengisian lembar kardeks


Pengisian lembar kardeks merupakan suatu tindakan
pendokumentasian atau pencatatan sebuah informasi perkembangan pasien
yang akurat dengan cara observasi maupun pemberian asuhan kepada pasien.
Penulisan lembar kardeks di isi oleh perawat yang menggunakan tinta biru
dan oleh dokter di isi dengan tinta hitam.
Lembar depan merupakan lembar awal yang berisi data dasar meliputi,
identitas, tanggal masuk rumah sakit, tanggal masuk ruang picu beserta
diagnosa medis.
Tahap awal monitor hemodinamik pasien (tanda-tanda vital) yang
dicatat setiap jam serta melihat kondisi umum pasien. Pengisian tanda vital di
cirikan dengan grafik dan penggunaan tinta:
 Tinta merah untuk nadi
 Tinta biru untuk suhu
 Tinta hijau untuk respirasi
 Tinta hitam untuk tekanan darah
Ukuran pupil di monitor setiap pergantian shift, kesadaran pasien
(GCS) di observasi setiap jam yang di evaluasi setiap 6 jam. Hemodinamik
dilihat dari MAP, dengan menggunakan rumus (sistol+(2x)diastol:3).
Mengkaji skala nyeri pada pasien tidak sadar menggunakan sifot, untuk bayi
menggunakan face scale, menghitung resiko jatuh pasien. flacc biasa
digunakan untuk mengukur nyeri pada anak. Intake diisi dikolom cairan
masuk, di kaji cairan yang masuk kedalam tubuh pasien seperti infus,
transfusi, makanan, parenteral dan minum dicatat sesuai jam dan dievaluasi di
akhir, lalu tidak lupa mengkaji dan mencatat output atau cairan keluar.
Menghitung IWL berbeda sesuai dengan kebutuhan cairan sesuai usia :

 Neonatus 50cc/KgBB/hari.
 1 bulan sampai 1 tahun 40cc/KgBB/hari.
 1 tahun sampai 5 tahun 30cc/KgBB/hari.
 Lebih dari 5 tahun 21cc/KgBB/hari nilai normal dihitung/1 jam.

Pada pasien intensive selalu dilakukan personal haygine setiap pagi


dan sore. Mobilisasi handup kemudian catat waktunya, untuk pasien yang
terpasang ventilator harus observasi PAP, dan pasien selalu di posisikan
handup 30-45 derajat, mengobservasi cateter jika terpasang pada pasien..
Lakukan evaluasi jika pasien sudah di lakukan sedasi, hasil laboratorium
harus dicatat.
B. SOP Pengambilan Analisa Gas Darah (AGD)
1. Definisi
Analisa gas darah (AGD) merupakan pemeriksaan
laboratorium yang sangat penting untuk mengukur kadar oksigen,
karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui status oksigenasi pasien, status
keseimbangan asam basa, fungsi paru dan status metabolisme
pasien.Sampel untuk pemeriksaan analisa gas darah adalah darah arteri
yang diambil dari arteri brachialis atau arteri radialis atau arteri
femoralis (pergelangan tangan, lengan atau pangkal paha).
2. Tujuan
a. Memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah
merah mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke
seluruh tubuh.
b. Memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang
disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen, karbon dioksida
atau keseimbangan pH dalam darah.
c. Pada pasien penurunan kesadaran, gagal nafas, gangguan
metabolik berat.
d. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan
alat bantu napas untuk memonitor efektivitasnya.
Sampel darah dianalisa oleh alat analisa gas darah yang ada di
laboratorium. Sampel darah harus dianalisis dalam waktu 10 menit
dari waktu pengambilan untuk memastikan hasil tes yang
akurat.Analisa gas darah meliputi pemeriksaan PO2, PCO3, PH,
HCO3, dan saturasi O2.
3. Alat dan bahan
Alat yang diperlukan untuk pengambilan darah arteri adalah :
a. Antiseptik (kapas alkohol)
b. Kassasteril
c. Spuit yang steril ukuran 3 cc
d. Heparin
e. Kontainer atau es
f. Label specimen
g. Sarung tangan
h. Pengalas
i. Bengkok
j. Plester dan gunting

4. Prosedur Pengambilan Spesimen Darah Arteri


a. Cek catatan medik Meliputi :
1) Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional
mengidentifikasi tipe darah yang dibutuhkan dan
bagaimana mengumpulkannya.
2) Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan,
gangguan perdarahan, jumlah trombosit yang rendah.
Rasional mengingatkan untuk menyiapkan peralatan
tambahan untuk penekanan pada daerah penusukan
setelah dilakukannya tindakan.
3) Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri
atau vena : infus intra vena atau keadaan setelah radikal
mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang
ddak dapat digunakan sebagai tempat dilakukannya
prosedur tindakan.
b. Siapkan formulir laboratorium.
c. Cuci tangan.
d. Siapkan alat dan bahan.
Untuk pengambilan darah arteri : siapkan spuit aspirasi 0,5 ml
heparin dengan perbandingan 1: 1000 unit/ml dari vial;
Kemudian lakukan usaha agar heparin menyentuh semua
dinding bagian dalam spuit. Rasional mencegah pembekuan
darah. Ini perlu untuk keakuratan analisa darah.
5. Pelaksanaan
a. Beri salam, panggil pasien dengan namanya.
b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan
dilakukan kepada klien. Rasional memberikan informasi pada
klien. Penjelasan pada pasien tantang tujuan dari test ini dan
pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa
sakit nyeri. (catatan : beberapa institusi mengijinkan diberikan
anastesi di area penusukan dengan 1% lidocaine (Xilocaine)
akan mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan
anestesi semprot/salep.
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
d. Menanyakan keluhan utarna klien.
e. Memulai tindakan dengan cara yang baik.
f. Jaga privacy klien.
g. Dekatkan peralatan pada klien.
h. Atur posisi klien agar nyaman.
i. Identifikasi tempat penusukan.
j. Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan
menghadap ke atas.
k. Letakkan pengalas.
l. Pakai sarung tangan.
m. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan
daerah pulsasi maksimal. Rasional mengidentifikasi dimana
letak arteri yang paling dekat dengan permukaan kulit.
n. Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji keadekuatan
sirkulasi kolateral pada arteri ulnaris. Sirkulasi kolateral ini
penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus setelah
dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen,
lakukan penekanan pada kedua denyutan radialis dan ulnaris
dari salah satu pergelangan tangan pasien sampai denyutannya
hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke
tangan. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan
kembali normal dengan cepat (tangan akan kemerahan dalam
10 detik), hasil test dinyatakan negatif dan penusukan arteri
dapat dilakukan pada pergelangan tangan tersebut. Jika setelah
dilakukan pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap
pucat, artinya sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil test
dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain harus di-
test. Bila hasil test pada kedua pergelangan tangan adalah
positif, arteri femoralis harus dieksplorasi.
o. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan hiperekstensi
pergelangan tangan; stabilisasi arteri brakialis dengan
melakukan hiperekstensi siku. Rasional mencegah agar arteri
tidak "menghilang" ketika jarum ditusukkan.
p. Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal
dengan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler dari dalam ke
luar atau dengan usapan satu arah. Rasional mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam arteri dan sistem vascular.
q. Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi
lagi. Pertahankan jari tangan di daerah proksimal dan daerah
penusukan. Rasional memastkan keakuratan insersi jarum,
mencegah masuknya mikrooganisme dalam darah.
r. Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat (sesuai dengan
lokasi), langsung ke dalam arteri. Rasional sudut ini
mengoptimalkan curah darah ke dalam jarum.
s. Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti
"denyutan". Hentikan menusukkan jarum lebih jauh bila
terlihat "denyutan" ini. Rasional mengindikasikan keakuratan
penempatan jarum dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat
menempatkan ujung jarum pada dinding arteri atau ke luar dari
arteri. Sampel darah arteri yang baik sebaiknya menggunakan
tekanan hisap minimal, dan secara normal, darah naik ke dalam
spuit dengan sendirinya.
t. Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 - 4 ml (atau
sesuai kebutuhan) darah ke dalam spuit.
u. Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik
jarum;
v. lakukan penekanan sesegera mungkin dengan menggunakan
kapas alkohol tersebut. Rasional membatasi jumlah perdarahan
dari daerah penusukan.
w. Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau selama 10' bila
klien menerima antikoagulan). Rasional memastikan waktu
yang cukup untuk pembentukan formasi pembekuan;
penekanan in lebih lama dibandingkan ketika dilakukan
pengambilan darah vena karena faktor curah darah dalam
arteri. Keluarkan udara dari spuit. Ujung jarum ditusukkan ke
dalam gabus. Pasang label identitas (nama pasien, tanggal,
jam, suhu tubuh saat pengambilan, ruangan) di spuit. Pastikan
sampel dianalisis dalam waktu 5-10 menit, atau ditransport
dalam freezer.
x. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Monitor
tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan
melakukan inspeksi; Dan palpasi. Rasional mengidentifikasi
hematoma atau perdarahan.
y. Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan
berlanjut.
z. Bereskan peralatan.
Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
Cuci tangan.
Dokumentasi. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan,
Yang perlu didokumentasikan meliputi:
 Waktu dilakukannya prosedur.
 Jenis pemeriksaan yang dilakukan.
 Keadaan kulit (kemerahan, perdarahan benebihan)
8 Langkah Mudah Dan Sederhana Untuk Membaca Hasil Analisa Gas
Darah Dengan Menggunakan Metode SOS.

1. Hafalkan nilai normal AGD

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui dan


menghafalkan nilai normal hasil AGD (Analisa Gas Darah).

1) pH normal berkisar antara 7.35 – 7.45


2) PaCO2 normal berkisar antara 35 – 45
3) HCO3 normal berkisar anatara 22 – 26
2. Buatlah Grid S.O.S
3. Tentukan apakah pH dalam keadaan Normal, Asidosis atau Alkalosis
Langkah ketiga adalah menentukan keadaan asam atau basa darah
berdasarkan nilai pH hasil AGD. Ingat langkah #1 bahwa pH normal
berkisar anatara 7.35 – 7.45.
Ketentuannya :
 Jika pH darah berkisar antara 7.35 – 7.39, interpretasinya adalah
normal (meskipun cenderung mengarah ke asidosis). Lalu
tempatkan nilai tersebut dalam kolom normal pada grid SOS.
 Jika pH berkisar anatara 7.41 – 7.45, interpretasinya normal
(meskipun cenderung mengarah ke alkalosis). Tempatkan nilai
tersebut dalam kolom normal grid SOS.
 Jika pH dibawah 7.35 (7.34, 7.33, 7.32 dst…) maka Asidosis.
Tempatkan dalam kolom Asidosis grid SOS.
 Jika pH diatas 7.45 (7.46, 7.47, 7.48 dst…) maka Alkalosis.
Tempatkan dalam kolom Alkalosis grid SOS.
4. Tentukan apakah PaCO2 dalam keadaan Normal, Asidosis atau Alkalosis
PaCO2 normal AGD
5. Tentukan apakah HCO3 dalam keadaan Normal, Asidosis atau Alkalosis
Ingat bahwa nilai normal HCO3 berkisar anatara 22 – 26, sehingga :
Jika HCO3 dibawah 22, maka Asidosis dan tempatkan pada kolom
Asidosis. Jika HCO3 diatas 26, maka tempatkan pada kolom Alkalosis.
Jika HCO3 dalam keadaan normal, tempatkan dalam kolom Normal.
6. Interpretasikan : Asidosis atau Alkalosis
Hal pertama dalam membaca hasil analisa gas darah adalah menentukan
apakah hasil tersebut merujuk pada keadaan Asidosis atau Alkalosis
7. Interpretasikan : Metabolik atau Respiratorik
Membaca analisa gas darah setelah mendapatkan interpretasi pH,
selanjutnya anda harus menentukan apakah keadaan pH tersebut merujuk
pada keadaan Metabolik atau Respiratorik. Jika pH terdapat dalam kolom
yang sama dengan PaCO2, maka Respiratorik Jika pH terdapat dalam
kolom yang sama dengan HCO3, maka Metabolik Jika pH dalam kolom
Normal, dan tidak ada nilai PaCO2 atau HCO3 dibawahnya, maka
tentukan apakah nilai pH tersebut cenderung mengarah ke keadaan
Asidosis atau Alkalosis. Jika pH darah berkisar antara 7.35 – 7.39,
interpretasinya adalah normal (cenderung mengarah ke Asidosis). Jika pH
berkisar anatara 7.41 – 7.45, interpretasinya normal (cenderung mengarah
ke Alkalosis).
8. Interpretasikan : Tingkat Kompensasi
Jika pH normal, maka interpretasinya terkompensasi penuh. Jika 3 nilai
AGD (pH, PaCO2 dan HCO3) abnormal, maka terkompensasi sebagian.
Jika PaCO2 atau HCO3 normal dan pH abnormal, maka tidak
terkompensasi. Sehingga hasil akhir dari interpretasi analisa gas darah
(AGD) adalah: Asidosis/Alkalosis – Metabolik/Respiratorik – Tingkat
Kompensasi.

Anda mungkin juga menyukai