RESUME PENGISIAN LEMBAR KARDEKS DAN SOP PENGAMBILAN
ANALISA GAS DARAH (AGD) DAN MEMBACANYA.
A. Pengisian lembar kardeks
Pengisian lembar kardeks merupakan suatu tindakan pendokumentasian atau pencatatan sebuah informasi perkembangan pasien yang akurat dengan cara observasi maupun pemberian asuhan kepada pasien. Penulisan lembar kardeks di isi oleh perawat yang menggunakan tinta biru dan oleh dokter di isi dengan tinta hitam. Lembar depan merupakan lembar awal yang berisi data dasar meliputi, identitas, tanggal masuk rumah sakit, tanggal masuk ruang picu beserta diagnosa medis. Tahap awal monitor hemodinamik pasien (tanda-tanda vital) yang dicatat setiap jam serta melihat kondisi umum pasien. Pengisian tanda vital di cirikan dengan grafik dan penggunaan tinta: Tinta merah untuk nadi Tinta biru untuk suhu Tinta hijau untuk respirasi Tinta hitam untuk tekanan darah Ukuran pupil di monitor setiap pergantian shift, kesadaran pasien (GCS) di observasi setiap jam yang di evaluasi setiap 6 jam. Hemodinamik dilihat dari MAP, dengan menggunakan rumus (sistol+(2x)diastol:3). Mengkaji skala nyeri pada pasien tidak sadar menggunakan sifot, untuk bayi menggunakan face scale, menghitung resiko jatuh pasien. flacc biasa digunakan untuk mengukur nyeri pada anak. Intake diisi dikolom cairan masuk, di kaji cairan yang masuk kedalam tubuh pasien seperti infus, transfusi, makanan, parenteral dan minum dicatat sesuai jam dan dievaluasi di akhir, lalu tidak lupa mengkaji dan mencatat output atau cairan keluar. Menghitung IWL berbeda sesuai dengan kebutuhan cairan sesuai usia :
Neonatus 50cc/KgBB/hari. 1 bulan sampai 1 tahun 40cc/KgBB/hari. 1 tahun sampai 5 tahun 30cc/KgBB/hari. Lebih dari 5 tahun 21cc/KgBB/hari nilai normal dihitung/1 jam.
Pada pasien intensive selalu dilakukan personal haygine setiap pagi
dan sore. Mobilisasi handup kemudian catat waktunya, untuk pasien yang terpasang ventilator harus observasi PAP, dan pasien selalu di posisikan handup 30-45 derajat, mengobservasi cateter jika terpasang pada pasien.. Lakukan evaluasi jika pasien sudah di lakukan sedasi, hasil laboratorium harus dicatat. B. SOP Pengambilan Analisa Gas Darah (AGD) 1. Definisi Analisa gas darah (AGD) merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui status oksigenasi pasien, status keseimbangan asam basa, fungsi paru dan status metabolisme pasien.Sampel untuk pemeriksaan analisa gas darah adalah darah arteri yang diambil dari arteri brachialis atau arteri radialis atau arteri femoralis (pergelangan tangan, lengan atau pangkal paha). 2. Tujuan a. Memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh. b. Memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen, karbon dioksida atau keseimbangan pH dalam darah. c. Pada pasien penurunan kesadaran, gagal nafas, gangguan metabolik berat. d. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat bantu napas untuk memonitor efektivitasnya. Sampel darah dianalisa oleh alat analisa gas darah yang ada di laboratorium. Sampel darah harus dianalisis dalam waktu 10 menit dari waktu pengambilan untuk memastikan hasil tes yang akurat.Analisa gas darah meliputi pemeriksaan PO2, PCO3, PH, HCO3, dan saturasi O2. 3. Alat dan bahan Alat yang diperlukan untuk pengambilan darah arteri adalah : a. Antiseptik (kapas alkohol) b. Kassasteril c. Spuit yang steril ukuran 3 cc d. Heparin e. Kontainer atau es f. Label specimen g. Sarung tangan h. Pengalas i. Bengkok j. Plester dan gunting
4. Prosedur Pengambilan Spesimen Darah Arteri
a. Cek catatan medik Meliputi : 1) Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional mengidentifikasi tipe darah yang dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya. 2) Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan, jumlah trombosit yang rendah. Rasional mengingatkan untuk menyiapkan peralatan tambahan untuk penekanan pada daerah penusukan setelah dilakukannya tindakan. 3) Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus intra vena atau keadaan setelah radikal mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang ddak dapat digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan. b. Siapkan formulir laboratorium. c. Cuci tangan. d. Siapkan alat dan bahan. Untuk pengambilan darah arteri : siapkan spuit aspirasi 0,5 ml heparin dengan perbandingan 1: 1000 unit/ml dari vial; Kemudian lakukan usaha agar heparin menyentuh semua dinding bagian dalam spuit. Rasional mencegah pembekuan darah. Ini perlu untuk keakuratan analisa darah. 5. Pelaksanaan a. Beri salam, panggil pasien dengan namanya. b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien. Rasional memberikan informasi pada klien. Penjelasan pada pasien tantang tujuan dari test ini dan pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa sakit nyeri. (catatan : beberapa institusi mengijinkan diberikan anastesi di area penusukan dengan 1% lidocaine (Xilocaine) akan mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan anestesi semprot/salep. c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya. d. Menanyakan keluhan utarna klien. e. Memulai tindakan dengan cara yang baik. f. Jaga privacy klien. g. Dekatkan peralatan pada klien. h. Atur posisi klien agar nyaman. i. Identifikasi tempat penusukan. j. Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas. k. Letakkan pengalas. l. Pakai sarung tangan. m. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah pulsasi maksimal. Rasional mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan permukaan kulit. n. Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji keadekuatan sirkulasi kolateral pada arteri ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus setelah dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada kedua denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan pasien sampai denyutannya hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat (tangan akan kemerahan dalam 10 detik), hasil test dinyatakan negatif dan penusukan arteri dapat dilakukan pada pergelangan tangan tersebut. Jika setelah dilakukan pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap pucat, artinya sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain harus di- test. Bila hasil test pada kedua pergelangan tangan adalah positif, arteri femoralis harus dieksplorasi. o. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan hiperekstensi pergelangan tangan; stabilisasi arteri brakialis dengan melakukan hiperekstensi siku. Rasional mencegah agar arteri tidak "menghilang" ketika jarum ditusukkan. p. Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal dengan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan satu arah. Rasional mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam arteri dan sistem vascular. q. Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di daerah proksimal dan daerah penusukan. Rasional memastkan keakuratan insersi jarum, mencegah masuknya mikrooganisme dalam darah. r. Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat (sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam arteri. Rasional sudut ini mengoptimalkan curah darah ke dalam jarum. s. Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti "denyutan". Hentikan menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat "denyutan" ini. Rasional mengindikasikan keakuratan penempatan jarum dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat menempatkan ujung jarum pada dinding arteri atau ke luar dari arteri. Sampel darah arteri yang baik sebaiknya menggunakan tekanan hisap minimal, dan secara normal, darah naik ke dalam spuit dengan sendirinya. t. Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 - 4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah ke dalam spuit. u. Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; v. lakukan penekanan sesegera mungkin dengan menggunakan kapas alkohol tersebut. Rasional membatasi jumlah perdarahan dari daerah penusukan. w. Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau selama 10' bila klien menerima antikoagulan). Rasional memastikan waktu yang cukup untuk pembentukan formasi pembekuan; penekanan in lebih lama dibandingkan ketika dilakukan pengambilan darah vena karena faktor curah darah dalam arteri. Keluarkan udara dari spuit. Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus. Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam, suhu tubuh saat pengambilan, ruangan) di spuit. Pastikan sampel dianalisis dalam waktu 5-10 menit, atau ditransport dalam freezer. x. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan melakukan inspeksi; Dan palpasi. Rasional mengidentifikasi hematoma atau perdarahan. y. Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan berlanjut. z. Bereskan peralatan. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif) Cuci tangan. Dokumentasi. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, Yang perlu didokumentasikan meliputi: Waktu dilakukannya prosedur. Jenis pemeriksaan yang dilakukan. Keadaan kulit (kemerahan, perdarahan benebihan) 8 Langkah Mudah Dan Sederhana Untuk Membaca Hasil Analisa Gas Darah Dengan Menggunakan Metode SOS.
1. Hafalkan nilai normal AGD
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui dan
menghafalkan nilai normal hasil AGD (Analisa Gas Darah).
1) pH normal berkisar antara 7.35 – 7.45
2) PaCO2 normal berkisar antara 35 – 45 3) HCO3 normal berkisar anatara 22 – 26 2. Buatlah Grid S.O.S 3. Tentukan apakah pH dalam keadaan Normal, Asidosis atau Alkalosis Langkah ketiga adalah menentukan keadaan asam atau basa darah berdasarkan nilai pH hasil AGD. Ingat langkah #1 bahwa pH normal berkisar anatara 7.35 – 7.45. Ketentuannya : Jika pH darah berkisar antara 7.35 – 7.39, interpretasinya adalah normal (meskipun cenderung mengarah ke asidosis). Lalu tempatkan nilai tersebut dalam kolom normal pada grid SOS. Jika pH berkisar anatara 7.41 – 7.45, interpretasinya normal (meskipun cenderung mengarah ke alkalosis). Tempatkan nilai tersebut dalam kolom normal grid SOS. Jika pH dibawah 7.35 (7.34, 7.33, 7.32 dst…) maka Asidosis. Tempatkan dalam kolom Asidosis grid SOS. Jika pH diatas 7.45 (7.46, 7.47, 7.48 dst…) maka Alkalosis. Tempatkan dalam kolom Alkalosis grid SOS. 4. Tentukan apakah PaCO2 dalam keadaan Normal, Asidosis atau Alkalosis PaCO2 normal AGD 5. Tentukan apakah HCO3 dalam keadaan Normal, Asidosis atau Alkalosis Ingat bahwa nilai normal HCO3 berkisar anatara 22 – 26, sehingga : Jika HCO3 dibawah 22, maka Asidosis dan tempatkan pada kolom Asidosis. Jika HCO3 diatas 26, maka tempatkan pada kolom Alkalosis. Jika HCO3 dalam keadaan normal, tempatkan dalam kolom Normal. 6. Interpretasikan : Asidosis atau Alkalosis Hal pertama dalam membaca hasil analisa gas darah adalah menentukan apakah hasil tersebut merujuk pada keadaan Asidosis atau Alkalosis 7. Interpretasikan : Metabolik atau Respiratorik Membaca analisa gas darah setelah mendapatkan interpretasi pH, selanjutnya anda harus menentukan apakah keadaan pH tersebut merujuk pada keadaan Metabolik atau Respiratorik. Jika pH terdapat dalam kolom yang sama dengan PaCO2, maka Respiratorik Jika pH terdapat dalam kolom yang sama dengan HCO3, maka Metabolik Jika pH dalam kolom Normal, dan tidak ada nilai PaCO2 atau HCO3 dibawahnya, maka tentukan apakah nilai pH tersebut cenderung mengarah ke keadaan Asidosis atau Alkalosis. Jika pH darah berkisar antara 7.35 – 7.39, interpretasinya adalah normal (cenderung mengarah ke Asidosis). Jika pH berkisar anatara 7.41 – 7.45, interpretasinya normal (cenderung mengarah ke Alkalosis). 8. Interpretasikan : Tingkat Kompensasi Jika pH normal, maka interpretasinya terkompensasi penuh. Jika 3 nilai AGD (pH, PaCO2 dan HCO3) abnormal, maka terkompensasi sebagian. Jika PaCO2 atau HCO3 normal dan pH abnormal, maka tidak terkompensasi. Sehingga hasil akhir dari interpretasi analisa gas darah (AGD) adalah: Asidosis/Alkalosis – Metabolik/Respiratorik – Tingkat Kompensasi.