Anda di halaman 1dari 13

No Soal 81

Nama Kelompok Kharisa Deskia


Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Pasien masih tampak murung dan sedih, sering menyendiri, tidak mau
makan. Dokter memutuskan untuk diberi ECT (Electro Convulsi Therapy) kemudian keluarga
diberi informasi singkat oleh dokter. Setelah itu perawat memberikan selembar pernyataan
dan memberitahukan keluarga pasien untuk menandatangani form tersebut. Apakah prinsip
etik yang dilanggar perawat pada kasus di atas?

Kunci jawaban: D. Autonomy

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan
menghargai kemandirian ini.
Referensi: Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

No Soal 82
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Laki-laki berusia 30 tahun dirawat di ruang akut. Saat dikaji pasien tampak
agresif, mondar-mandir, dan berteriak-teriak, memaki istrinya, kadang membenturkan kepala.
Melihat perilaku pasien seperti itu, perawat berkonsultasi dengan dokter yang menangani dan
memutuskan untuk mengikat/restrain. Apakah hak pasien yang seharusnya diperhatikan
perawat pada saat pasien direstrain? 

Kunci jawaban: D. Hak untuk dikaji kebutuhan pasien secara berkala

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus

Referensi:

No Soal 83
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Laki-laki dirawat di ruang akut RSJ. Saat dikaji pasien tampak agresif,
mondar-mandir, dan berteriak-teriak, memaki istrinya, kadang membenturkan kepalanya.
Melihat perilaku seperti itu, perawat memutuskan untuk mengikat/merestrain pasien. Apakah
yang harus dilakukan perawat untuk mencegah malpraktik?

Kunci jawaban: A. Melakukan operan dengan perawat kalau ada kondisi gawat

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus

Referensi:

No Soal 84
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Perempuan berusia 30 tahun, mengalami depresi. Pada saat pengkajian
didapatkan data tiga kali melakukan percobaan bunuh diri dengan cara meminum racun
serangga. Apakah tindakan pertama yang dapat dilakukan pada kasus diatas?

Kunci jawaban: B. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus

Referensi:

No Soal 85
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Perempuan, 30 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan jantung
sering berdebar-debar, keringan dingin, dan setiap malam merasa was-was. Pasien merasa
letih karena beberapa minggu terakhir tidak dapat tidur dengan nyenyak. Lebih lanjut
mengatakan bahwa kondisi ini sudah. Apakah yang harus dikaji oleh perawat pada kasus
diatas?

Kunci jawaban: A. Penyebab tidak dapat tidur dengan nyenyak

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus
Referensi:

No Soal 86
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Perempuan, 30 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan jantung
sering berdebar-debar, keringan dingin, dan setiap malam merasa was-was. Pasien merasa
letih karena beberapa minggu terakhir tidak dapat tidur dengan nyenyak. Lebih lanjut
mengatakan bahwa kondisi ini sudah berlangsung selama satu bulan, sejak tokonya
mengalami kebakaran: Apakah yang harus dikaji oleh perawat pada kasus diatas?

Kunci jawaban: B. Penyebab toko klien mengalami kebakaran

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus

Referensi:

No Soal 87
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa


Kasus (Vignette): Perawat perempuan berusia 20 tahun sedang melakukan asuhan kepada
pasien di Ruang Bedah. Sambil wawancara dengan pasien, tampak perawat menyilangkan
kaki dan asyik menggunakan telepon genggamnya: Apakah aspek yang harus dikembangkan
perawat pada kasus diatas?

Kunci jawaban: A. Menghadirkan diri secara terapeutik


Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus

Referensi:

No Soal 88
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Seorang laki laki berusia 34 tahun sudah seminggu dirawat di Ruang Nuri
RSJ. Menurut kerabatnya, pada waktu kecil, pasien sering dipukul dan dimarahi oleh
ayahnya. Pasien di bawa ke RSJ karena sering mengamuk dan melempar barang-barang. Pada
saat dikaji, didapatkan pasien tampak berperilaku tidak kooperatif dan tatapan mata tajam.
Apakah faktor predisposisi pada kasus tersebut?

Kunci jawaban: B. Psikologi

Tinjauan Kasus Pengkajian


Materi Kasus Factor predisposisi resiko perilaku kekerasan yang pertama yaitu
psikologi: kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat menyebabkan agresif atau amuk, masa kanak-kanak
yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya, atau
saksi penganiayaan dapat menyebabkan gangguan jiwa pada usia
dewasa atau remaja.
Referensi:
No Soal 89
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Seorang perempuan usia 18 tahun dirawat di RSJ. Saat dikaji oleh perawat,
pasien mengatakan dirinya tidak berguna. Setelah dikaji, pasien mengatakan sering di
banding-bandingkan dengan kakanya. Apakah factor penyebab gangguan pada klien di atas?

Kunci jawaban: D. Pola Asuh Keluarga


Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus Menurut Stuart (2006) factor yang menyebabkan harga diri rendah yaitu:
factor predisposisi. Yakni ada factor yang mempengaruhi harga diri
meliputi penolakan orang tua dan harapan oran tua yang tidak realistis.

Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika Aditama.

No Soal 90
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Seorang laki-laki berusia 11 tahun, menjalani amputasi kaki kirinya akibat
kecelakaan. Menurut ibunya beberapa kali klien mengatakan dirinya tidak berguna. Pada saat
di kaji, klien tampak mengurung diri. Apakah respon stresor internal yang mungkin muncul
pada pasien tersebut?
Kunci jawaban: E. Kelainan tubuh yang dialaminya dengan hanya memiliki satu kaki

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penapilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.

No Soal 91
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Seorang laki-laki berusia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
tidak bisa tidur, sakit kepala dan nafsu makan menurun. Keluhan ini terjadi sejak pasien di
PHK dari pekerjaannya. Pasien mengatakan: “saya adal;ah seorang kepala keluarga dan
selama ini sayalah yang mencari nafkah, sekarang saya tidak bisa menafkahi keluarga saya”.
Apakah gangguan konsep diri yang bermasalah pada kasus di atas? 

Kunci jawaban: B. Peran diri


Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus Peran diri merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok social.

Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika Aditama.

No Soal 92
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Seorang wanita berusia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan tidak
bisa tidur, sering merasa cemas. Keluhan ini terjadi sejak pasien mengalami kelumpuhan.
Pasien mengatakan: “saya adalah seorang ibu dan selama ini sayalah yang mengurus suami
dan anak-anak, sekarang saya tidak bisa menjalani kewajiban saya”. Apakah perubahan
konsep diri yang terjadi pada kasus di atas?

Kunci jawaban: B. Ketidakpuasan peran diri


Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus
Peran diri merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok social.

Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika Aditama.

No Soal 93
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette): Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke ruang poli jiwa. Saat dikaji,
pasien tampak memalingkan muka dan menutup telinganya, dan tampak ketakutan. Pasien
mengatakan melihat bayangan dan sering mendengar sesuatu. Apakah tujuan tindakan
keperawatan untuk klien tersebut?

Kunci jawaban: C. Klien dapat mengontrol halusinasinya


Tinjauan Kasus
Materi Kasus
Referensi:

No Soal 94
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette):
Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di RSJ karena saat di rumah pasien sering
mengurung diri di kamar dan melamun. Pada saat pengkajian, penampilan pasien tampak
tidak rapi, dan tercium bau tidak sedap. Apa tindakan pertama perawat pada kasus di atas?

Kunci jawaban: B. Bantu mengenal halusinasi


Tinjauan Kasus Intervensi

Materi Kasus
Referensi:

No Soal 95
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette):
Laki-laki berusia 63 tahun, dirawat diruang bedah ortho karena harus dilakukan amputasi
akibat kaki yang sudah mulai membusuk dari penyakit DMnya. Hasil pengkajian saat ini
pasien terlihat lebih tenang dan mengatakan bahwa semua pasti sudah menjadi yang terbaik
untuk dirinya. Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus diatas?
Kunci jawaban: E. Acceptance
Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus Fase penerimaan: pada fase ini, individu menerima kenyataan
kehilangan maka dari itu individu tersebut dapat mengakhiri proses
berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas.

Referensi:

No Soal 96
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette):
Laki-laki berusia 33 tahun, dikunjungi oleh perawat Puskesmas, pasien terlihat sangat kotor,
mulut dan badan bau, rambut ngimbal, baju compang camping. Saat dilakukan komunikasi
pasien hanya terdiam, dan tatapan pasien terlihat menerawang. Keterangan keluarga pasien
mengalami ini sejak sering minum-minuman keras. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada
kasus tersebut

Kunci jawaban: A. Pasien mampu melakukan interaksi


Tinjauan Kasus
Materi Kasus
Referensi:

No Soal 97
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 35 tahun, datang ke UGD dengan tangan terikat. Hasil pengkajian klien
dirumah mencoba membakar bakar rumahnya sendiri, marah-marah dan sudah melakukan
tindakan meminum baigon namun keburu ketahuan. Keluarga mengatakan pasien pernah
dirawat di RSJ. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut

Kunci jawaban: A. Resiko bunuh diri

Tinjauan Kasus Diagnosa

Materi Kasus Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang
disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan mekanisme koping
yang digunakan dalam mengatasi masalah.
Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.

No Soal 98
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 29 tahun, dirawat di ruang akut RSJ. Hasil pengkajian pembicaraan
pasien masih inkoheren, tatapan mata menuju ke satu arah, pasien selalu mengatakan berulang
kali “jangan kau hancurkan aku”. Ekpresi wajah klien ketakutan Apakah jenis pengkajian
halusinasi pada kasus tersebut

Kunci jawaban: D. Perasaan

Tinjauan Kasus Pengkajian

Materi Kasus Identifikasi halusinasi


Referensi:
No Soal 99
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa


Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 20 tahun, Perawat Puskesmas melakukan kunjungan rumah. Hasil
pengkajian keluarga klien tidak lagi mengantar pasin ke RSJ untuk kontrol minum obat,
keterangan keluarga pasien sudah mulai sehat, jadi tidak pelu minum obat lagi. Apakah
tindakan keperawatan pada kasus tersebut?

Kunci jawaban: E. Mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat


Tinjauan Kasus Pengkajian
Materi Kasus Peran perawat
Referensi:

No Soal 100
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi

Stase Keperawatan Jiwa

Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 40 tahun, di rawat di RSJ karena tidak mau keluar rumah sejak 2 bulan
yang lalu dan sering marah-marah tanpa seba. Hasil pengkajian klien tidak mau diajak bicara,
tidak ada kontak mata, afek datar dan menolak untuk bertemu dengan orang lain. Apakah
tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut

Kunci jawaban: E. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungan

Tinjauan Kasus Pengkajian


Materi Kasus Isolasi social
Referensi:

Anda mungkin juga menyukai