Kasus (Vignette): Pasien masih tampak murung dan sedih, sering menyendiri, tidak mau
makan. Dokter memutuskan untuk diberi ECT (Electro Convulsi Therapy) kemudian keluarga
diberi informasi singkat oleh dokter. Setelah itu perawat memberikan selembar pernyataan
dan memberitahukan keluarga pasien untuk menandatangani form tersebut. Apakah prinsip
etik yang dilanggar perawat pada kasus di atas?
Materi Kasus Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan
menghargai kemandirian ini.
Referensi: Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
No Soal 82
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Laki-laki berusia 30 tahun dirawat di ruang akut. Saat dikaji pasien tampak
agresif, mondar-mandir, dan berteriak-teriak, memaki istrinya, kadang membenturkan kepala.
Melihat perilaku pasien seperti itu, perawat berkonsultasi dengan dokter yang menangani dan
memutuskan untuk mengikat/restrain. Apakah hak pasien yang seharusnya diperhatikan
perawat pada saat pasien direstrain?
Kunci jawaban: D. Hak untuk dikaji kebutuhan pasien secara berkala
Materi Kasus Hak Pasien dalam UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 32 UU
44/2009) menyebutkan bahwa setiap pasien mempunyai hak memperolej
pelayan kesehatan yang bermutu seusai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dar kerugian fisik dan materi.
Referensi:
No Soal 83
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Laki-laki dirawat di ruang akut RSJ. Saat dikaji pasien tampak agresif,
mondar-mandir, dan berteriak-teriak, memaki istrinya, kadang membenturkan kepalanya.
Melihat perilaku seperti itu, perawat memutuskan untuk mengikat/merestrain pasien. Apakah
yang harus dilakukan perawat untuk mencegah malpraktik?
Kunci jawaban: A. Melakukan operan dengan perawat kalau ada kondisi gawat
Materi Kasus Operan adalah suatu cara dalai menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Harus seefektif mungkin
dengan cara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
No Soal 84
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Perempuan berusia 30 tahun, mengalami depresi. Pada saat pengkajian
didapatkan data tiga kali melakukan percobaan bunuh diri dengan cara meminum racun
serangga. Apakah tindakan pertama yang dapat dilakukan pada kasus diatas?
Referensi:
No Soal 85
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Perempuan, 30 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan jantung
sering berdebar-debar, keringan dingin, dan setiap malam merasa was-was. Pasien merasa
letih karena beberapa minggu terakhir tidak dapat tidur dengan nyenyak. Lebih lanjut
mengatakan bahwa kondisi ini sudah. Apakah yang harus dikaji oleh perawat pada kasus
diatas?
Materi Kasus Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dlam proses keperawatan yang
laing menentukan bagi tahap berikutnya. Oleh karen itu, pengkajian
harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan
perawatan pada klien dapat diidentifikasi sehingga digunakan untuk
menghimpun informasi tentang status kesehatan klien.
Referensi:
No Soal 86
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Perempuan, 30 tahun datang ke poliklinik jiwa dengan keluhan jantung
sering berdebar-debar, keringan dingin, dan setiap malam merasa was-was. Pasien merasa
letih karena beberapa minggu terakhir tidak dapat tidur dengan nyenyak. Lebih lanjut
mengatakan bahwa kondisi ini sudah berlangsung selama satu bulan, sejak tokonya
mengalami kebakaran: Apakah yang harus dikaji oleh perawat pada kasus diatas?
Materi Kasus Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dlam proses keperawatan yang
laing menentukan bagi tahap berikutnya. Oleh karen itu, pengkajian
harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan
perawatan pada klien dapat diidentifikasi sehingga digunakan untuk
menghimpun informasi tentang status kesehatan klien. Pengkajian
menghimpun informasi untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan
klien, baik yang efektif optimal maupun yang bermasalah.
Referensi:
No Soal 87
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Perawat perempuan berusia 20 tahun sedang melakukan asuhan kepada
pasien di Ruang Bedah. Sambil wawancara dengan pasien, tampak perawat menyilangkan
kaki dan asyik menggunakan telepon genggamnya: Apakah aspek yang harus dikembangkan
perawat pada kasus diatas?
Materi Kasus Menyimak adalah proses yang dan penuh pelajaran sedangkan
mendengarkan adalah proses neurologis yang pasif untuk menerima
informasi. Untuk menjadi pendengar yang perhatian hindari gerakan
tubuh yang mengganggu seperti meremas tangan, mengetukkan kaki
atau bermain-main dengan sebuah benda ditangan.
Mengambil postur yang menunjukan menyimak. Hindari menyilangkan
kaki dan tangan karena ini menunjukan postur defensif
Referensi: Potter & Perry, 2005, Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4 Vol 1.Jakarta:EGC.
No Soal 88
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Seorang laki laki berusia 34 tahun sudah seminggu dirawat di Ruang Nuri
RSJ. Menurut kerabatnya, pada waktu kecil, pasien sering dipukul dan dimarahi oleh
ayahnya. Pasien di bawa ke RSJ karena sering mengamuk dan melempar barang-barang. Pada
saat dikaji, didapatkan pasien tampak berperilaku tidak kooperatif dan tatapan mata tajam.
Apakah faktor predisposisi pada kasus tersebut?
No Soal 89
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Seorang perempuan usia 18 tahun dirawat di RSJ. Saat dikaji oleh perawat,
pasien mengatakan dirinya tidak berguna. Setelah dikaji, pasien mengatakan sering di
banding-bandingkan dengan kakanya. Apakah factor penyebab gangguan pada klien di atas?
Materi Kasus Menurut Stuart (2006) factor yang menyebabkan harga diri rendah yaitu:
factor predisposisi. Yakni ada factor yang mempengaruhi harga diri
meliputi penolakan orang tua dan harapan oran tua yang tidak realistis.
No Soal 90
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Seorang laki-laki berusia 11 tahun, menjalani amputasi kaki kirinya akibat
kecelakaan. Menurut ibunya beberapa kali klien mengatakan dirinya tidak berguna. Pada saat
di kaji, klien tampak mengurung diri. Apakah respon stresor internal yang mungkin muncul
pada pasien tersebut?
Kunci jawaban: E. Kelainan tubuh yang dialaminya dengan hanya memiliki satu kaki
Materi Kasus Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penapilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.
No Soal 91
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Seorang laki-laki berusia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
tidak bisa tidur, sakit kepala dan nafsu makan menurun. Keluhan ini terjadi sejak pasien di
PHK dari pekerjaannya. Pasien mengatakan: “saya adal;ah seorang kepala keluarga dan
selama ini sayalah yang mencari nafkah, sekarang saya tidak bisa menafkahi keluarga saya”.
Apakah gangguan konsep diri yang bermasalah pada kasus di atas?
No Soal 92
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Seorang wanita berusia 47 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan tidak
bisa tidur, sering merasa cemas. Keluhan ini terjadi sejak pasien mengalami kelumpuhan.
Pasien mengatakan: “saya adalah seorang ibu dan selama ini sayalah yang mengurus suami
dan anak-anak, sekarang saya tidak bisa menjalani kewajiban saya”. Apakah perubahan
konsep diri yang terjadi pada kasus di atas?
Materi Kasus
Peran diri merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok social.
No Soal 93
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette): Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke ruang poli jiwa. Saat dikaji,
pasien tampak memalingkan muka dan menutup telinganya, dan tampak ketakutan. Pasien
mengatakan melihat bayangan dan sering mendengar sesuatu. Apakah tujuan tindakan
keperawatan untuk klien tersebut?
No Soal 94
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette):
Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di RSJ karena saat di rumah pasien sering
mengurung diri di kamar dan melamun. Pada saat pengkajian, penampilan pasien tampak
tidak rapi, dan tercium bau tidak sedap. Apa tindakan pertama perawat pada kasus di atas?
Materi Kasus Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pada pasien gangguan jiwa dengan
halusinasi perawat bisa menggukan cara terapi aktivitas kelompok yang
bertujuan untuk menontrol halusinasi dengan cara menghardik,
bercakap-cakap dengan orang lain ketika halusinasinya muncul mampu
melakukan kegiatan terjadwal sudah dilakukan dengan optimal dan
mandiri, selain itu mengontrol halusinasi dengan minum obat yang
dilakukan optimal.
Referensi:
No Soal 95
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette):
Laki-laki berusia 63 tahun, dirawat diruang bedah ortho karena harus dilakukan amputasi
akibat kaki yang sudah mulai membusuk dari penyakit DMnya. Hasil pengkajian saat ini
pasien terlihat lebih tenang dan mengatakan bahwa semua pasti sudah menjadi yang terbaik
untuk dirinya. Apakah tahap berduka yang dialami pada kasus diatas?
Materi Kasus Fase penerimaan: pada fase ini, individu menerima kenyataan
kehilangan maka dari itu individu tersebut dapat mengakhiri proses
berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas.
Referensi:
No Soal 96
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Stase Keperawatan Jiwa
Kasus (Vignette):
Laki-laki berusia 33 tahun, dikunjungi oleh perawat Puskesmas, pasien terlihat sangat kotor,
mulut dan badan bau, rambut ngimbal, baju compang camping. Saat dilakukan komunikasi
pasien hanya terdiam, dan tatapan pasien terlihat menerawang. Keterangan keluarga pasien
mengalami ini sejak sering minum-minuman keras. Apakah tujuan tindakan keperawatan pada
kasus tersebut
No Soal 97
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 35 tahun, datang ke UGD dengan tangan terikat. Hasil pengkajian klien
dirumah mencoba membakar bakar rumahnya sendiri, marah-marah dan sudah melakukan
tindakan meminum baigon namun keburu ketahuan. Keluarga mengatakan pasien pernah
dirawat di RSJ. Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut
Materi Kasus Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang
disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan mekanisme koping
yang digunakan dalam mengatasi masalah.
Referensi: Damaiyanti, Mukhripah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.
No Soal 98
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 29 tahun, dirawat di ruang akut RSJ. Hasil pengkajian pembicaraan
pasien masih inkoheren, tatapan mata menuju ke satu arah, pasien selalu mengatakan berulang
kali “jangan kau hancurkan aku”. Ekpresi wajah klien ketakutan Apakah jenis pengkajian
halusinasi pada kasus tersebut
No Soal 99
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
No Soal 100
Nama Kelompok Kharisa Deskia
Heni Khoerunnisa
Anggi Sully Puspita Sari
Samiaji
Citra Nurintan Amelia
Shanti Atmartila
Sinta Nurpadillah
Jovaldi Krisrialdi
Kasus (Vignette):
Seorang laki-laki usia 40 tahun, di rawat di RSJ karena tidak mau keluar rumah sejak 2 bulan
yang lalu dan sering marah-marah tanpa seba. Hasil pengkajian klien tidak mau diajak bicara,
tidak ada kontak mata, afek datar dan menolak untuk bertemu dengan orang lain. Apakah
tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut