MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Keperawatan Medikal Bedah 2
yang dibina oleh Bapak Achlish Abdillah, S. ST., M. Kes.
oleh :
Kelompok 1
1. Aprilia Ni’matus Solikha (06/162303101016)
2. Fidiatur Roifa (17/162303101047)
3. Inge Oktavioni (21/162303101061)
4. Muntiyatul Choiro Safitri (28/162303101081)
5. Novita Siti Fatimah (33/162303101092)
Tingkat 3A
Identitas Klien
Meliputi nama, umur (masalah disfungsi neurologis sering terjadi pada usia
tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosis medis.
Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien gangguan sistem saraf biasanya akan terlihat bila
sudah terjadi distungsi neurologis. Keluhan yang sering didapatkan meliputi
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi,
konvulsi (kejang, sakit kepala yang hebat, nyeri otot, kaku kuduk, sakit punggung,
tingkat kesadaran menuran (GCS <15), ekstremitas dingin, dan ekspresi rasa
takut.
Bila klien mengeluh nyeri perlu ditinjau penilaian rasa nyeri dengan
pengjajian nyeri PORST, meliputi:
P: Provoking Incident (insidens pemicu): peristiwa yang menjadi faktor penyebab
nyeri, rasa nyeri yang berkurang apabila beristirahat, rasa nyeri yang bertambah
(saat batuk, bersin, berdiri, dan berjalan. Pada umumnya nyeri akan bertambah
berat apabila ada gerakan setempat dan berkurang apabila istirahat.
Q: Quality of Pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien r(apakah
seperti terbakar, berdenyut, tajam, atau menusuk).
R: Region, radiation, relief: lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat oleh klien
(apakah rasa sakit bisa reda, menjalar, atau menyebar). Tekanan pada saraf atau
akar saraf akan memberikan gejala nyeri yang disebut radiating pain misalnya
pada skiatika di mana nyeri menjalar mulai dari bokong sampai anggota gerak
bawah sesuai dengan distribusi saraf. Nyeri lain yang disebut nyeri kiriman
(referred pain) adalah nyeri pada suatu tempat yang sebenarnya akibat kelainan
dari tempat lain misalnya nyeri lutut akibat kelainan pada sendi panggul.
S: Severity (scale) of Pain: sebesar apa rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri arau gradasi dan klien menerangkan sejauh mana rasa
sakit memengaruhi kemampuan fungsinya.
T: Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
Riwayat Penyakit
Pengkajian dengan melakukan anamnesis atau wawancara untuk menggali
masalah keperawatan lainnya yang dilaksanakan perawat adalah mengkaji riwayat
kesehatan klien. Dalam wawancara awal, perawat berusaha memperoleh
gambaran umum status kesehatan klien. Perawat memperoleh data subjektif dari
klien mengenai onset (awitan) masalahnya dan bagaimana penanganan yang
sudah dilakukan. Persepsi dan harapan klien mengenai masalah kesehatan dapat
memengaruhi perbaikan kesehatan. Riwayat yang mendukung keluhan utama
perlu dikaji perawat agar pengkajian lebih komprehensif mendukung terhadap
keluhan yang paling aktual dirasakan klien.
Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan
perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif,
dan perilaku klien. Perawat mengumpulkan pemeriksaan awal klien tentang
kapasitas fisik dan intelektual saat ini, yang menentukan tingkat perlunya
pengkajian psiko-sosio-spiritual yang saksama. Suatu pemeriksaan mental kecil
meliputi penampilan, perilaku, afek, suasana hati, lafal, isi, dan kecepatan
berpikir, persepsi, dan kognitif.
Pengkajian status emosional dan mental secara fisik lebih banyak termasuk
pengkajian fungsi serebri meliputi tingkat kesadaran klien, perilaku dan
keterampilan, bahasa, dan fungsi intelektual (termasuk ingatan, pengetahuan,
kemampuan berpikir abstrak, asosiasi, dan penilaian). Sebagian besar pengkajian
ini dapat diselesaikan melalui interaksi menyeluruh dengan klien dalam
pelaksanaan pengkajian lain dengan memberi pertanyaan dan tetap melakukan
pengawasan sepanjang waktu untuk menentukan kelayakan ekspresi emosi dan
pikiran.
Pengkajian Sosio-Ekonomi-Spiritual
Karena klien menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini memberi
dampak pada status ekonomi klien, karena perawatan dan pengobatan
memerlukan dana yang tidak sedikit. Perawat juga memasukkan pengkajian
terhadap fungsi neurologis dangan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi
pada gaya hidup individu. Perspektif keperawatan dalam mengkaji terdiri atas dua
masalah, yaitu keterbatasan yang diakibatkan oleh deficit neurologis dalam
hubungannya dengan peran social klien dan rencana pelayanan yang akan
mendukung adaptasi pada gangguan neurologis di dalam system pendukung
individu.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu perawat untuk menggali lebih
dalam pada pengkajian ini (Potter, 1996).
1) Kesehatan spiritual meliputi konsep klien mengenal Tuhan.
a) Apakah klien mempunyai sumber pengharapan, kenyamanan, atau
kekuatan ?
b) Ibadah spiritual apa yang penting menurut klien ?
c) Apakah klien melihat hubungan antara kepercayaan spiritualnya dengan
kesehatan atau situasi hidup saat ini ?
d) Apakah klien membicarakan pentingnya hadir ke tempat ibadah atau
melaksanakan ritual lain ?
e) Apakah klien mempunyai kitab suci atau benda religious dalam ruangan
klien ?
2) Identifikasi ras, budaya, dan suku bangsa
a) Apakah latar belakang budaya klien ?
b) Apakah klien mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia (nasional)
atau perlu penerjemah ?
c) Apakah nilai kebudayaan klien terutama yang berhubungan dengan
pencarian pelayanan kesehatan ?
d) Apakah ketabuan budaya atau acara tabu yang klien ikuti ?
e) Apakah system sehat – sakit (perawat, ahli neurologi, kebatinan, dukun)
atau kepercayaan rakyat yang klien gunakan ?
f) Sejauh mana penyakit dan perawatan di rumah sakit memengaruhi
kemampuan klien untuk mengikuti norma budaya ?
3) Pekerjaan
a) Apakah pekerjaan klien ?
b) Sejauh mana klien senang terhadap pekerjaannya ?
c) Apakah penyakit atau perawatan dirumah sakit mengancam pekerjaan
klien ?
d) Pada stress tingkat mana dialami klien selama bekerja ?
4) Hubungan keluarga
a) Siapa saja yang klien anggap sebagai anggota keluarga ?
b) Bagaimana hubungan klien dengan pasangan, orang tua, saudara dan
teman ?
c) Bagaimana pembagian tugas dalam keluarga ?
d) Berapa lama klien menikah, menjanda/menduda, atau cerai ?
e) Adakah anggota keluarga dekat yang baru meninggal ?
f) Siapakah yang klien cari untuk mendapatkan dukungan ?
g) Bagaimana keluarga secara normal mengatasi stress saat ini ?
h) Apakah anggota keluarga menghormati pandangan setiap anggota
lainnya ?
Pertimbangan Pediatrik
1) Kaji adanya dampak hospitalisasi pada anak, adanya perubhan tumbuh
kembang, dan family center
2) Pengkajian psikososial yang terbaik dilaksanakan saat observasi anak-anak
bermain atau selama berinteraksi dengan orang tua
3) Orang tua biasanya merupakan sumber terbaik untuk menggambarkan
perubahan perilaku
4) Anak-anak sering kali tidak mampu untuk mengekspresikan perasaan mereka
dan cenderung untuk memperlihatkan masalah mereka melalui tigkah laku
5) Anak-anak yang mengalami peristiwa trauma seperti kehilangan orang tua,
hewan peliharaan, dan sahabat dekat dapat mengalami masa depresi akut.
6) Anak-anak dengan masalah psikososial dapat mengalami kesulitan di
sekolahnya
Pertimbangan Gerontologi
1) Pengkajian psikososial pada orang lanjut usia meliputi perbedaan antara
karakteristik normal dan menyimpang dari proses antara penuaan dan kondisi
patologis.
2) Pertimbangan bidang kepuasan sehari-hari klien.
3) Siapakah sumber pendukung utama klien.
4) Pengalaman masa lalu dapat memengaruhi persepsi klien mengenai peristiwa
saat ini.
5) Tanyakan harapan atau aspirasi klien yang tidak terpenuhi.
6) Kumpulkan data atau aspirasi klien yang tidak terpenuhi.
7) Kumpulkan data pengkajian melalui pertemuan yang singkat dan terus-
menerus.
8) Pusatkan wawancara pada kekuatan dan keterampilan klien bukan kekurangan
klien.
DAFTAR PUSTAKA