Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH: FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


ESSAY (90 menit)
Program Studi S1 Keperawatan – Jurusan Keperawatan
STIKes Bani Saleh - 2020

Petunjuk:
1. Sebelum membaca soal UTS dibawah ini, berdoalah agar Allah SWT memudahkan dan
melancarkan pikiran Anda dalam menjawab soal-soal yang ada.
2. Anda diminta untuk memilih 4 dari 6 soal yang tersedia.
3. Soal dipilih secara bebas hanya nomor soal harus sama dengan nomor pilihan Anda.
4. Ujian ini bersifat open book, gunakan gadget bila dibutuhkan.
5. Tidak diperkenankan untuk menyontek atau bekerjasama antar mahasiswa selama ujian
berlangsung.
6. Apabila pengawas mendapatkan adanya upaya-upaya yang tidak jujur seperti yang
dijelaskan pada no. 5 maka pengawas akan mengambil lembar jawaban dan soal
Anda. Lembar jawaban Anda tidak akan mendapatkan nilai dan dianggap tidak
mengikuti ujian.

Kasus 1:
Tn. M (65 thn) dirawat sejak 10 hari dengan gejala typhoid. Selain itu klien juga menderita
batuk yang lama tetapi tidak berobat. Lima hari sebelum masuk rumah sakit. Klien mengeluh
demam dan sakit kepala kemudian dibawa ke dokter praktek dan diberikan obat tetapi tidak
sembuh-sembuh kemudian tanggal 3 juni 2002 klien dibawa ke RS X dan dirawat tetapi pada
sore harinya jam 16.00 klien mulai menurun kesadarannya dan tidak bisa bicara sehingga sulit
untuk berkomunikasi. Karena terbentur masalah biaya sehingga keluarga klien meminta untuk
dipindahkan ke RSUD Y dan pada malam harinya klien dibawa ke RSUD Y.

Kasus 2:
Tn. A berumur 35 tahun, dirawat diruang bedah orthopedic dengan keluhan nyeri pada kaki
kiri karena kecelakaan mobil. Saat pengkajian, Tn. A mengeluh nyeri pada tungkai kiri yang
terpasang skin traksi. Ekstremitas bawah kanan lebih panjang 2 cm dari ekstremitas bawah kiri.
Tungkai kanan terpasang fiksasi internal yang terbalut kasa pada tibia 1/3 proksimal (OREF).
Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat benda tajam. Nyeri bertambah bila sedang dilakukan
perawatan luka, skala nyeri 4 pada rentang 0-5. Nyeri berkurang bila sedang diistirahatkan.
Berdasarkan pengkajian fisik: RR 18 kali/menit, nadi 80 kali/menit, tekanan darah 120/80
mmHg, CRT 3 detik pada kuku kaki.
Kasus 3:
Ayah An. K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai dengan
demam, sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor). Saat pengkajian
skala nyeri 3 dari 0-5. Klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit seperti saat ini
tetapi tidak disertai dengan sakit tenggorokan dan suara tambahan (stridor) ketika sedang tidur.
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien
tersebut.

Kasus 4:
Tn. B (45 tahun) dirawat dengan keluhan sesak nafas. Klien mengatakan sudah 2 hari sesak.
Hasil pengkajian didapatkan klien nampak sianosis, klien mengeluh tidur sering terganggu,
terdengar wheezing saat bernafas, terkadang sesak disertai nyeri di dada. Pasien nampak
bernapas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga kedepan serta tampak otot-otot
bantu pernapasan bekerja keras tanda vital tekanan darah 150/100, nadi 120x/m, pernapasan
36x/m. suhu 37C. kesadaran compos mentis. Klien bekerja sebagai tukang gergaji kayu pada
sebuah perusahaan.

Kasus 5:
Seorang anak berusia 11 tahun, menderita penyakit yang tidak lazim menyerang anak
seusianya. Hasil wawancaara: terdapat benturan di kepalanya saat terjatuh dari kasur 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan didapatkan data: mengeluh sakit kepala, otot
wajah bagian kiri yang mengendur, kesulitan saat berbicara dan tidak bisa merasakan tubuh
bagian kirinya. Hasil pemeriksaan CT-Scan dan MRI menunjukkan diagnose stroke. Terapi
yang dianjurkan setelah pulang dari RS: hidroterapi dan fisioterapi.

Kasus 6:

Seorang balita L berusia 16 bulan kehilangan kesadaran selama 40 menit setelah terserang
menderita mencret-mencret selama lebih dari 5 jam sebelum dibawah ke rumah sakit. Riwayat:
muntah, kejang, kram perut , demam, dan muntah dirumahnya. Orangtua menyatakan bahwa
sebelum sadaran anaknya menurun, anak tersebut ditemukan tergeletak dengan wajah
menghadap lantai sambil mengeluarkan suara aneh akibat lidah yang terjepit di belakang
tenggorokan. Tidak hanya L, R sepupu perempuan balita itu juga dirawat di rumah sakit akibat
penyakit yang sama. Setelah ditelurusi, keduanya sempat bemain bersama di sebuah tempat
sebelum terserang virus yang diduga virus difteri.

Pertanyaan yang harus Anda jawab untuk semua kasus yang dipilih:
1. Apa paradigm dari masalah dalam kasus yang Anda pilih?
2. Jelaskan fenomena dari masalah kasus tersebut.
3. Identifikasi 4 pilar paradigm pada kasus Anda.
4. Teori apa yang akan Anda terapkan dalam merawat pasien kasus Anda. Jelaskan
mengapa Anda memilih konsep model tersebut berdasarkan kelebihan dan
kekurangannya.
5. Cantumkan sumber bacaan Anda pada setiap kasus yang telah Anda bahas.

Thank you for working smart and maintaining your honesty. Keep your spirit up!!
JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH: FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Kasus 5:
Seorang anak berusia 11 tahun, menderita penyakit yang tidak lazim menyerang anak
seusianya. Hasil wawancaara: terdapat benturan di kepalanya saat terjatuh dari kasur 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Hasil pemeriksaan didapatkan data: mengeluh sakit kepala, otot
wajah bagian kiri yang mengendur, kesulitan saat berbicara dan tidak bisa merasakan tubuh
bagian kirinya. Hasil pemeriksaan CT-Scan dan MRI menunjukkan diagnose stroke. Terapi
yang dianjurkan setelah pulang dari RS: hidroterapi dan fisioterapi.
Jawaban Kasus 5:
1. Paradigma yang diambil adalah Bahwa penyakit stroke juga bisa menyerang pada anak-
anak.
2. Fenomena yang muncul :
a. Seorang anak berusia 11 tahun terdapat benturan di kepala saat terjatuh dari kasur
b. Anak tersebut mengeluh sakit kepala, otot wajah bagian kiri yang mengendur, kesulitan
saat berbicara dan tidak bisa merasakan tubuh bagian kirinya
c. Hasil pemeriksaan CT-Scan dan MRI menunjukkan diagnose stroke
3. 4 pilar Paradigma pada kasus tersebut :
a. Manusia : Anak berusia 11 Tahun
b. Lingkungan : Anak tersebut jatuh dari kasur di rumah nya dan sekarang sedang menjalani
perawatan di rumah sakit.
c. Kesehatan : Bahwa anak tersebut menderita atau terdiagnosa Stroke
d. Keperawatan : Terapi yang dianjurkan setelah pulang dari RS: hidroterapi dan fisioterapi
4. Teori yang di terapkan untuk merawat pasien tersebut adalah Teori Keperawatan Dorothea
Orem (Model Self Care). Pada pasien yang mengalami stroke akan mengalami keterbatasan
aktivitasnya sehari-hari sehingga peran perawat dalam teori keperawatan Dorothea Orem
adalah dalam membantu aktiviasnya , memberikan support, mengajarkan fisiotrapi (ROM)
dan memberikan edukasi tentang penyakit yang di derita oleh pasien.
5. Aziz Alimul Hidayat, (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta, Salemba
Medika dan Kusnanto, (2004), Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional,
Jakarta, E G C

Kasus 2:
Tn. A berumur 35 tahun, dirawat diruang bedah orthopedic dengan keluhan nyeri pada kaki
kiri karena kecelakaan mobil. Saat pengkajian, Tn. A mengeluh nyeri pada tungkai kiri yang
terpasang skin traksi. Ekstremitas bawah kanan lebih panjang 2 cm dari ekstremitas bawah kiri.
Tungkai kanan terpasang fiksasi internal yang terbalut kasa pada tibia 1/3 proksimal (OREF).
Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat benda tajam. Nyeri bertambah bila sedang dilakukan
perawatan luka, skala nyeri 4 pada rentang 0-5. Nyeri berkurang bila sedang diistirahatkan.
Berdasarkan pengkajian fisik: RR 18 kali/menit, nadi 80 kali/menit, tekanan darah 120/80
mmHg, CRT 3 detik pada kuku kaki.
Jawaban Kasus 2:
1. Paradigma yang diambil adalah keluhan nyeri pada kaki akibat dari kecelakaan akan
bertambah bila sedang dilakukan perawatan luka, dan Nyeri akan berkurang bila sedang
diistirahatkan
2. Fenomena yang muncul :
a. Tn. A mengeluh nyeri pada tungkai kiri yang terpasang skin traksi
b. Ekstremitas bawah kanan lebih panjang 2 cm dari ekstremitas bawah kiri.
c. Tungkai kanan terpasang fiksasi internal yang terbalut kasa pada tibia 1/3 proksimal
(OREF).
d. Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat benda tajam. Nyeri bertambah bila sedang
dilakukan perawatan luka, skala nyeri 4 pada rentang 0-5. Nyeri berkurang bila sedang
diistirahatkan.
e. Berdasarkan pengkajian fisik: RR 18 kali/menit, nadi 80 kali/menit, tekanan darah
120/80 mmHg,
f. CRT 3 detik pada kuku kaki.
3. 4 pilar Paradigma pada kasus tersebut :
e. Manusia : Tn. A berumur 35 tahun
f. Lingkungan : Ruang Perawatan bedah orthopedic.
g. Kesehatan : Tn. A berumur 35 tahun dengan keluhan nyeri pada kaki kiri karena
kecelakaan mobil
h. Keperawatan : Terapi yang diberikan perawatan luka
4. Teori yang di terapkan untuk merawat pasien tersebut adalah Teori Keperawatan Dorothea
Orem (Model Self Care). Pada pasien yang mengalami gangguan pada ortopedi yaitu nyeri
pada bagian extremitas bawah akan mengalami keterbatasan aktivitasnya sehari-hari
sehingga peran perawat dalam teori keperawatan Dorothea Orem adalah dalam membantu
aktiviasnya, memberikan support, mengajarkan fisiotrapi (ROM), perawatan luka dan
memberikan edukasi tentang penyakit yang di derita oleh pasien.
5. Aziz Alimul Hidayat, (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta, Salemba
Medika dan Kusnanto, (2004), Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional,
Jakarta, E G C

Kasus 4:
Tn. B (45 tahun) dirawat dengan keluhan sesak nafas. Klien mengatakan sudah 2 hari sesak.
Hasil pengkajian didapatkan klien nampak sianosis, klien mengeluh tidur sering terganggu,
terdengar wheezing saat bernafas, terkadang sesak disertai nyeri di dada. Pasien nampak
bernapas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga kedepan serta tampak otot-otot
bantu pernapasan bekerja keras tanda vital tekanan darah 150/100, nadi 120x/m, pernapasan
36x/m. suhu 37C. kesadaran compos mentis. Klien bekerja sebagai tukang gergaji kayu pada
sebuah perusahaan.
Jawaban Kasus 4:
1. Paradigma yang diambil adalah Pasien yang mengalami sesak nafas akan nampak sianosis,
terjadi gangguan tidur, terdengar wheezing saat bernafas, bernafas cepat dan dalam, gelisah,
duduk dengan menyangga kedepan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja keras.
2. Fenomena yang muncul :
a. Tn. B (45 tahun) dirawat dengan keluhan sesak nafas
b. Hasil pengkajian didapatkan klien nampak sianosis, klien mengeluh tidur sering
terganggu, terdengar wheezing saat bernafas, terkadang sesak disertai nyeri di dada.
c. Pasien nampak bernapas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga kedepan
serta tampak otot-otot bantu pernapasan bekerja keras
d. Tanda vital : Tekanan darah 150/100, Nadi 120x/m, Pernapasan 36x/m. Suhu 37C.
kesadaran compos mentis
3. 4 pilar Paradigma pada kasus tersebut :
a. Manusia : Tn. B (45 tahun)
b. Lingkungan : Ruang Perawatan Rumah sakit dan perusahan pengrajin kayu
c. Kesehatan : Tn. B (45 tahun) mengalami keluhan sesak nafas
d. Keperawatan : Pemeriksaan / mengkaji Tanda-tanda Vital pasien
4. Teori yang di terapkan untuk merawat pasien tersebut adalah Teori Keperawatan Virginia
Henderson (Kebutuhan Dasar Manusia). Bernafas secara normal merupakan kebutuhan
dasar manusia sehingga teori yang cocok untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut
adalah dengan menggunakan teori keperawatan Virginia Henderson. Pada pasien yang
mengalami gangguan ventilasi (sesak nafas) peran perawat dalam teori keperawatan
Virginia Henderson adalah dengan Memberikan terapi oksigen, mengajarakan teknik nafas
dalam, menempatkan pasien dalam posisi semi fowler, mengatasi kecemasan dan
memberikan edukasi tentang penyakit yang di derita oleh pasien.
5. Aziz Alimul Hidayat, (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta, Salemba
Medika dan Kusnanto, (2004), Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional,
Jakarta, E G C

Kasus 3:
Ayah An. K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai dengan
demam, sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor). Saat pengkajian
skala nyeri 3 dari 0-5. Klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit seperti saat ini
tetapi tidak disertai dengan sakit tenggorokan dan suara tambahan (stridor) ketika sedang tidur.
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien
tersebut.
Jawaban Kasus 3:
1. Paradigma yang diambil adalah Pada pasien yang terserang Flu akan mengalami batuk,
pilek, demam, sakit tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor)
2. Fenomena yang muncul :
a. An. K mengatakan mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai dengan demam, sakit
tenggorokan dan adanya suara tambahan saat tidur (stridor)
b. Saat pengkajian skala nyeri 3 dari 0-5
3. 4 pilar Paradigma pada kasus tersebut :
a. Manusia : Pasien An.K
b. Lingkungan : Rumah An.K
c. Kesehatan : An. K mengalami batuk, pilek selama 5 hari
d. Keperawatan : Mengkaji sistem pernafasan dan skala nyeri pasien
4. Teori yang di terapkan untuk merawat pasien tersebut adalah Teori Keperawatan Sister
Calista Roy (Model Adaptasi). Pada pasien dan keluarga di harapkan meningkatkan respon
adaptifnya terhadap lingkungan sehingga mencegah hal tersebut (penyakit batuk pilek) tidak
terjadi lagi pada pasien dan keluarganya.
5. Aziz Alimul Hidayat, (2004), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta, Salemba
Medika dan Kusnanto, (2004), Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional,
Jakarta, E G C

Anda mungkin juga menyukai