Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Etika


Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari
kebiasaan”)

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti


benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. (Wikipedia)

etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik


dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain
yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan.
Fungsi Kode Etik Perawat

 Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan
dan tanggung jawab yang diberikan kepada perawat
oleh masyarakat

 Menjadi pedoman bagi perawat dalam


berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian
sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
Lanjutan ..

 Menetapkan hubungan-hubungan profesional yang
harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan
pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman
sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan

 Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.


Macam-macam Prinsip etika
keperawatan

 Autonomy (Otonomi )
 Beneficience (Berbuat Baik)
 Justice (Keadilan)
 Non Maleficience (tidak merugikan)
 Veracity (kejujuran)
 Fidelity (loyalty/ketaatan)
 Confidentiality (kerahasiaan)
 Akuntabilitas (accountability)
 Nilai dan norma masyarakat
 Nursing Advocacy
Contoh kasus otonomi

Seorang klien ( Tn.N) berusia 65 tahun, telah dirawat selama 3
bulan dirumah sakit karena gagal ginjal kronik, kondisinya dalam
keadaan kurang baik dan memang mengharuskannya dirawat
dirumah sakit. Akan tetapi klien mempunyai keinginan untuk
dilakukan perawatan dirumah. Keluarga tidak menginginkan hal
itu karena keluarga khawatir terhadap kesehatan Tn.N.
dalam hal ini tenaga medis, pihak rumah sakit, keluarga serta
khususnya kita perawat harus menghargai keputusan Tn.N karena
Tn.N memiliki alasan tersendiri mengapa dia mau dirawat
dirumah. Karena prinsif Autinomy adalah keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai.
Contoh Kasus Beneficience
(Berbuat Baik)

perawat Deni dan Chandra senantiasa memberikan
pelayanan yang maksimal, tidak pernah berkata kasar
kepada klien maupun keluarga. Pada saat dinas malam
mereka menemukan seorang bapak yang duduk diluar
dengan raut muka yang cemas,lesu, dan terlihat lelah.
Perawat Deni dan Chandra menghampiri lalu bertanya
tentang masalah yang dihadapi bapak tersebut. bapak
tesebut mengatakan dia telah menjaga anaknya selama lima
hari dirumah sakit, pekerjaannya buruh harian sehingga
tidak punya uang lagi. Bapak tersebut mengatakan sudah
dua hari ini dia hanya makan roti. Perawat deni dan
Chandrapun lalu membantu masalah bapak tersebut.
mengidentifikasi masalah sampai memberikan opsi solusi.
Contoh Kasus Justice (Keadilan)

Pada saat memberikan asuhan keperawatan perawat
Prananda paki putra selalu memberikan terapi sesuai
dengan SOP keperawatan dan U U kesehatan yang berlaku.
Pada saat itu ada dokter yang baru bertugas di rumah sakit
dan dokter sersebut menjadi ketua tim diruang tersebut,
pada saat dokter mengatakan untuk memberikan terapi
farmakologi yang tidak sesuai dengan indikasi untuk
gangguan ginjal. Perawat Prananda Paki Putra berani
membela hak pasien dengan mengatakan dan
mendiskusikan bahwa terapi tersebut tidaklah sesuai
panduan buku kesehatan. Mengingat klien adalah anak-
anak.
Contoh Kasus Non Maleficience
(tidak merugikan)

Perawat Bahyudi bertugas di Ruang penyakit dalam pria. Disana terdapat
klien yang mengalami Batu ginjal. Klien tersebut baru saja dilakukan
intervensi dan tindakan medis.
Dokter mengatakan sudah ada komplikasi lanjut terkait gangguan tersebut
yang beresiko pada kematian.
Pada saat itu klien bertanya kepada Perawat Bahyudi tentang bagaimana
keadaan dan kondisinya. Perawat Bahyudi menjawab “ kesembuhan adalah
milik Allah, bapak tenang. Jika bapak yakin maka Insyaallah bapak akan
segera sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi. Kami selaku tim
medis akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan bapak, dan
kami yakin bahwa bapak akan segera sembuh “
Pernyataan perawat Bahyudi membuat hati Klien tersebut senang dan
perlahan kondisinya semakin membaik. Perawat Bahyudi telah menjawab
dengan tepat sehingga tidak memberikan beban fsikologis kepada Klien
tersebut.
Advokasi

Perawat sebagai advokat
yaitu sebagai penghubung
antara klien-tim kesehatan
lain dalam rangka
pemenuhan kebutuhan
klien. Membela kepentingan
klien dan membantu
klien,memahami semua
informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan
tim kesehatan dengan
pendeketan tradisional
maupun profesional. (Dewi,
2008).
Peran Perawat Sebagai Advokat
Pasien

 Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
 Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila
dibutuhkan.
 Memberi bantuan mengandung dua peran,yaituperan
aksi dan peran non aksi.
 Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya
dan menjadi penengah antar profesi kesehatan
 Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka
untuk mengidentifikasi kekuatannya untuk
meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien
berhubungan dengan orang lain.
Tanggung jawab perawat advokat

 Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan
keputusan.

 Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan


orang-orang disekeliling pasien.

 Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien.


Nilai-nilai Dasar yang Harus
Dimiliki oleh Perawat Advokat

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai
advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

 Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai


hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan.

 Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien


yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja
sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan
kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.

 Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien


telah mengetahui cara memelihara kesehatannya
Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari
Peran Advokat Pasien

Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :

 Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien.
 Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
 Memiliki saran untuk alternatif pilihan
 Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan
dengan pengobatannya
 Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
 Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
 Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
 Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
 Mendukung pasien dalam perawatan.
 Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
 Menghargai pasien.
 Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien
 Memberi kekuatan pada pasien.
KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN
PADA
SISTEM PERKEMIHAN
(DISKUSI KELAS)

Tn. Y dan Ny.N usia 45 dan 43 tahun, pada hari minggu datang ke RSUD. Dengan
keadaan yang mengkhawatirkan. TN.y mengaku pada saat berkemih keluar kencing
berwarna merah secara terus menerus. Sebelumnya Tn. Y memang mempunyai
riwayat penyakit batu ginjal.
Setelah dirawat dan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut Tn. Y di diagnosa
mengalami komplikasi yaitu Gagal ginjal akut di kedua ginjal ( kanan dan kiri). Tidak
hanya itu, Tn.y juga mengalami Ca. Ginjal kiri dimana ginjal kiri Tn. Y harus dilakukan
pengangkatan sehingga Ca tidak melebar ke area yang lebih luas. Pada saat itu
tindakan ini adalah satu-satunya tindakan yang dapat dengan segera menyelamatkan
nyawa Tn. Y. Akan tetapi permasalahannya tidak hanya pada pengangkatan ginjal.
Yang menjadi masalah adalah Tn.y juga mengalami gagal ginjal kanan dan kiri
sehingga meskipun Ca. Ginjal Tn.y diangkat dan teratasi. Akan percuma karena ginjal
sebelah kanan telah mengalami kegagalan. Sehingga sangat tidak memungkinkan
untuk Tn. Y bisa melanjutkan hidup hanya dengan satu ginjal. Disaat yang bersamaan.
Ada klien lain yang meninggal dunia dan sebelum meninggal klien tersebut bersedia
mendonorkan kedua ginjalnya kepada Tn.y. pihak keluarga tersebut bersedia untuk
mengizinkan anggota keluarganya mendonorkan ginjalnya kepada Tn. Y.
Keluarga sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang bersedia
mendonorkan ginjalnya tersebut kepada Tn. Y. Permasalahannya adalah Tn. Y
adalah seseorang muslim yang fanatik dimana Tn. Y menyakini bahwa
menerima donor organ yang membahayakan nyawa orang lain. Terlebih lagi
menerima organ dari orang yang telah meninggal dunia adalah perbuatan
dosa. Tn. Y mengatakan hal tersebut sama saja dengan malanggar kehormatan
dan penganiayaan terhadap mayat.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
“ Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup “
( HR. Ahmad , Abu dawud, dan Ibnu Hibban)

“ Rasullah SAW Telah melarang (mengambil) hartarampasan dan mencincang (mayat


musuh)”
(H.R. Bukhari ).

Dari kasus tersebut terjadi dilema etis dan konflik


keyakinan. Dimana Tn.y menolak untuk dilakukan
transplantasi organ akan tetapi jika Tn. Y menolak maka
sangat kecil kemungkinannya Tn.y bisa selamat dari
musibah tersebut. Untuk kasus diatas bagaimana sikap
perawat menghadapi kasus tersebut ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai