Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari
kebiasaan”)
Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien.
Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
Memiliki saran untuk alternatif pilihan
Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan
dengan pengobatannya
Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Mendukung pasien dalam perawatan.
Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Menghargai pasien.
Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien
Memberi kekuatan pada pasien.
KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN
PADA
SISTEM PERKEMIHAN
(DISKUSI KELAS)
Tn. Y dan Ny.N usia 45 dan 43 tahun, pada hari minggu datang ke RSUD. Dengan
keadaan yang mengkhawatirkan. TN.y mengaku pada saat berkemih keluar kencing
berwarna merah secara terus menerus. Sebelumnya Tn. Y memang mempunyai
riwayat penyakit batu ginjal.
Setelah dirawat dan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut Tn. Y di diagnosa
mengalami komplikasi yaitu Gagal ginjal akut di kedua ginjal ( kanan dan kiri). Tidak
hanya itu, Tn.y juga mengalami Ca. Ginjal kiri dimana ginjal kiri Tn. Y harus dilakukan
pengangkatan sehingga Ca tidak melebar ke area yang lebih luas. Pada saat itu
tindakan ini adalah satu-satunya tindakan yang dapat dengan segera menyelamatkan
nyawa Tn. Y. Akan tetapi permasalahannya tidak hanya pada pengangkatan ginjal.
Yang menjadi masalah adalah Tn.y juga mengalami gagal ginjal kanan dan kiri
sehingga meskipun Ca. Ginjal Tn.y diangkat dan teratasi. Akan percuma karena ginjal
sebelah kanan telah mengalami kegagalan. Sehingga sangat tidak memungkinkan
untuk Tn. Y bisa melanjutkan hidup hanya dengan satu ginjal. Disaat yang bersamaan.
Ada klien lain yang meninggal dunia dan sebelum meninggal klien tersebut bersedia
mendonorkan kedua ginjalnya kepada Tn.y. pihak keluarga tersebut bersedia untuk
mengizinkan anggota keluarganya mendonorkan ginjalnya kepada Tn. Y.
Keluarga sangat berterima kasih kepada klien dan keluarga yang bersedia
mendonorkan ginjalnya tersebut kepada Tn. Y. Permasalahannya adalah Tn. Y
adalah seseorang muslim yang fanatik dimana Tn. Y menyakini bahwa
menerima donor organ yang membahayakan nyawa orang lain. Terlebih lagi
menerima organ dari orang yang telah meninggal dunia adalah perbuatan
dosa. Tn. Y mengatakan hal tersebut sama saja dengan malanggar kehormatan
dan penganiayaan terhadap mayat.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :
“ Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup “
( HR. Ahmad , Abu dawud, dan Ibnu Hibban)