Disusun oleh :
KELOMPOK 2
MIYAH (195401426070)
FADILAH AMRULLAH (195401426078)
KADEK MILANITA (195401426079)
ENI SUHAENI (195401426082)
IPAH LATIFAH (195401426099)
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
TAHUN 2019
KONSEP DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM)
Menyimak difinisi tersebut di atas, maka terlihat bahwa ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat
itu menyangkut sebuah kompleksitas yang amat dalam sekali, namun sebenarnya tidak tidak
mudah bagi seseorang untuk memahami Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Berdasarkan definisi IKM menurut Winslow dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat
mempunyai dua aspek teoritis (ilmu atau akademik) dan praktis (aplikatif). Kedua aspek ini
masing-masing mempunyai peran dalam kesehatan masyarakat. Dari aspek teoritis kesehatan
masyarakat perlu didasari dan didukung dengan hasil-hasil penelitian. Artinya dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat (aplikasi) harus didasarkan pada temuan-
temuan (evident based) hasil kajian ilmiah (penelitian). Sebaliknya kesehatan masyarakat
juga harus terapan (applied) artinya hasil-hasil studi kesehatan masyarakat harus mempunyai
manfaat bagi pengembangan program.
2. Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan
bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja,
dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu yang lebih
menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya pencegahan, bukan pada upaya
kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of
Prevention) yang terdiri atas :
Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)
a) Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
b) Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
c) Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
d) Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)
e) Dengan demikian bila menyimak 5 tahap tersebut di atas, maka terlihat bahwa
sebenarnya yang diutamakan adalah upaya-upaya non kuratif atau upaya non medik,
sebagai contoh adalah upaya promotif yang secara nyata lebih mudah, lebih murah
dan dapat dilakukan oleh siapa saja, artinya tidak memerlukan dokter.
Kedua, upaya preventif atau upaya pencegahan, sebagai contoh adalah anjuran
mencuci tangan sebelum makan, anjuran mandi 2 kali sehari, anjuran mengurangi konsumsi
kolesterol pada penderita Hiperkolesterol, dan sebagainya, maka terlihat adanya perbedaan
yang nyata antara upaya promotif dan preventif.
Ketiga, upaya protektif, adalah upaya perlindungan terhadap risiko yang mengancam
status kesehatan, diantaranya adalah pemakaian sabuk pengaman, masker, baju kerja, celana
kerja, helm atau topi kerja, dan sejenisnya.
Dilihat dari 5 tahap pencegahan, maka seharusnya yang dimaksudkan itu seorang
dokter mampu melakukan 5 tahap itu seluruhnya, yaitu sejak dari tahap promotif, preventif,
protektif, kuratif dan rehabilitatif, jadi kiranya pada titik inilah sebenamya Ilmu Kesehatan
Masyarakat diselenggarakan agar calon ahli kesehatan mampu memahami Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian cukup jelas
bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu berada dalam pohon keilmuan.
3. Neayayina (2001) secara tegas menyebutkan bahwa IImu Kesehatan Masyarakat Baru
atau The New Public Health itu lebih mengarah kepada penanganan penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan penurunan kualitas lingkungan, kebijakan, ekonomi dan pemasaran
pelayanan kesehatan, yang hal itu ditekankan kepada kemandirian dibidang
penyelenggaraannya yaitu self funding, self management dan tidak harus pemerintah yang
menyelenggarakannya asalkan tujuannya adalah untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.Memperhatikan uraian tersebut di atas, maka terlihat adanya perbedaan antara
Ilmu Kesehatan Masyarakat Klasik dibanding Ilmu Kesehatan Masyarakat Baru, yang berarti
secara pasti IKM baik klasik atau baru harus tetap diselenggarakan dan dikembangkan sebab
tujuan akhirnya tetap sama, yaitu derajat kesehatan masyarakat.
Mengenai hal tersebut di atas Hanlon menyebutkan bahwa secara garis besar Ilmu Kesehatan
Masyarakat itu berkaitan dengan 2 (dua) hal, yaitu:
1. Permasalahan lingkungan
2. Permasalahan pelayanan kesehatan
Selanjutnya secara lebih spesifik kegiatan-kegiatan Ilmu Kesehatan Masyarakat itu
digolongkan menjadi 7 (tujuh) kategori, yaitu :
1. pengumpulan data
2. penyimpanan data
3. analisis data
4. Pendidikan masyarakat di bidang kesehatan pada tingkat individu dan komunitas
5. Merencanakan dan mengevaluasi kesehatan secara terpadu
6. Penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah, teknis dan administrative.
Menyimak uraian tentang bidang-bidang kajian Ilmu Kesehatan Masyarakat tersebut di atas,
maka terlihat bahwa ternyata cakupan IKM amat luas sekali. Kiranya permasalahan inilah
yang semestinya dipertimbangkan secara masak-masak oleh berbagai pihak.
1. Sub Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
1. Biostatistik/Statistik Kesehatan
Adalah suatu cabang dari statistik yang berkaitan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi,
pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik, berhubungan dengan sehat dan sakit,
kelahiran, kematian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi manusia.
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
c . Penyusunan Personalia
1. Perumahan
2. pembuangan kotoran manusia
3. penyediaan air bersih
4. pembuangan sampah
e pembuangan air kotor (limbah)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
1. Kesehatan Kerja
Adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungannya.
Tujuannya :
Untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental,dan sosial
bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan tersebut melaui usaha-usaha preventif,
promotif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja