Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Perkembangan Psikologis Dewasa Muda

Seorang dewasa muda berjuang untuk mandiri secara fisik dan


psikis dari orang tuanya. Mereka menemukan pasangan, membina rumah
tangga, dan mencari tempat tinggal. Tahap ini ditandai oleh meningkatnya
kegiatan, kematangan seksual, tumbuh-kembangnya, kesadaran, dan
pemahaman bahwa tahap bebas dari masalah di kehidupan anak-anak sudah
hilang. Tahap ini juga ditandai oleh perbedaan perlakuan orang tua, dari
perlakukan kepada anak-anak menjadi perlakuan kepada orang dewasa.
Tiba-tiba kepribadian harus banyak membuat keputusan dan menyesuaikan
diri dengan kehidupan sosial.

Jika dewasa muda disiapkan secara baik, perubahan dari aktivitas


anak-anak menjadi aktivitas vokasional akan berlangsung lancar. Jika dewasa
muda terikat dengan ilusi anak-anak, atau mengembangkan harapan yang
tidak realistis, dia akan menghadapi masalah yang luar biasa besar. Misalnya
apabila ada seseorang yang bercita-cita menjadi pilot, ternyata ketajaman
matanya tidak memenuhi syarat, kalau dia tidak segera merubah tujuannya
(berarti dia terikat ilusi di masa kecil), mungkin akan mengalami stres karena
tidak sesuai.

Tidak semua masalah tahap kedua ini datang dari luar, seperti pilihan
pekerjaan.Kesulitan bisa datang dari dalam, misalnya yang disebabkan oleh
masalah seksual, atau terlalu peka, atau munculnya perasaan tidak aman. Di
dalam lubuk jiwa seseorang, dia mungkin ingin tetap menjadi anak, tetap
berada dalam tahap dimana tidak ada masalah nyata dan tidak ada tanggung
jawab. Namun tugas dari usia perkembangan tahap kedua ini yang lebih
penting adalah menangani masalah yang datang dari luar. Orang harus
mampu membuat keputusan, mengatasi hambatan, dan memperoleh
kepuasan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Transisi Keluarga pada Masa Dewasa Awal
Pada masa ini mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan
pasangannya untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara
kehidupan rumah tangga yang baru, yakni terpisah dari orang tuanya. Di
dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak
memiliki peran ganda yaitu sebagai individu yang bekerja di lembaga
pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknya.
Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga sedangkan wanita
sebagai ibu rumah tangga. Tanpa meninggalkan tugas karis tempat mereka
bekerja. Namun, tidak sedikit seorang wanita yang yang memilih
meninggalkan karirnya untuk menekuni sebagai tugas – tugas ibu rumah
tangga.
Sebagai anggota masyarakat, mereka mulai terlibat dalam kegiatan –
kegiatana sosial di lingkungannya.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Terhadap


Pasangan
Konsep Pasangan Ideal
Semakin seseorang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap realita,
semakin sulit pula penyesuaian yang dilakukan terhadap pasangan.

Pemenuhan Kebutuhan
Apabila orang dewasa perlu pengenalan, pertimbangan prestasi, dan
status social agar bahagia, pasangan harus membantu pasangan lainnya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kesamauan Latar Belakang


Semakin sama latar belakang suami istri, semakin mudah pula untuk
melakukan penyesuaian terhadap keduanya.

Minat dan Kepentingan Bersama


Kepentingan yang saling bersamaan tentang suatu hal, cenderung
membawa penyesuaian yang baik.

Keserupaan Nilai
Pasangan yang memiliki nilai serupa lebih mudah melakukan
menyesuaikan. Barangkali kesamaan latar belakang turut berpengaruh
pada hal ini.

Konsep Peran
Setiap lawan pasangan mengharapkan pasangan yang lainnya dapat
memainkan perannya dalam berumah tangga. Apabila hal ini tidak
terpenuhi, maka akan memicu terjadinya konflik.

Perubahan dalamz Pola Hidup


Mengorganisasika pola kehidupan, mengubah persahabatan –
persahabatan, kegiatan social, serta mengubah persyaratan pekerjaan.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri dengan Pihak


Keluarga
Stereotipe Tradisional
Stereotipe tentang “ibu mertua yang representatif” dapat menimbulkan
perangkat mental yang tidak menyenangkan bahkan sebelum pernikahan.

Keinginan untuk Mandiri


Orang yang menikah muda cenderung menolak berbagai saran dan
petunjuk dari orang tua mereka, walaupun mereka menerima bantuan
keuangan.

Keluargaisme
Penyesuaian dalam perkawinan akan lebih sulit ketika salah satu
pasangan menggunakan lebih banyak waktunya terhadap keluarganya
daripada yang sebenarnya mereka ingin berikan.

Mobilitas Sosial
Orang dewasa awal yang meningkat status sosialnya di atas anggota
keluarga atau di atas keluarga pasangan membuat banyak orang tua dan
anggota keluarganya sering bermusuhan dengan pasangan muda.

Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa Awal


Di masa dewasa awal, kita tidak
hanya meraih puncak performa fisik,
di masa ini performa fisik kita juga
Perkembangan dan Performa
mulai menurun, kesehatan dan
Fisik
kekuatan otot biasanya mulai
memperlihatkan tanda-tanda
penurunan di usia sekitar 30.
Ketika beranjak dewasa dan masa
dewasa awal, beberapa individu
berhenti memikirkan bagaimana
Kesehatan
gaya hidup akan mempengaruhi
kesehatan mereka nantinya ketika
dewasa.
Pola Makan dan Berat Tubuh Berat badan berlebih atau obesitas
juga berhubungan dengan masalah
kesehatan mental, studi terbaru
mengungkapkan bahwa wanita yang
kelebihan berat badan lebih besar
kemungkinannya untuk menderita
depresi dibanding wanita dengan
berat badan normal.
Masa beranjak dewasa adalah
kerangka waktu di mana
kebanyakan individu aktif secara
seksual dan belum
Seksualitas menikah.Orientasi seksual individu
(homoseksual, heteroseksual, atau
biseksual), paling dipengaruhi oleh
kombinasi antara faktor genetik,
hormonal, kognitif, dan lingkungan.

Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Awal


Menurut Piaget, berpikir formal operasional, yang dimulai dari usia
11-15 tahun, adalah tahap kognitif yang terakhir. Meskipun jika dilihat dari
segi kuantitas jumlah pengetahuan orang dewasa lebih besar dibandingkan
remaja, secara kualitatif tahap. perkembangan kognitif orang dewasa tidak
berbeda dari remaja.

Piaget juga berpendapat bahwa penambahan pengetahuan pada


orang dewasa secara khusus terjadi dalam bidang-bidang tertentu.

Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa banyak individu


yang baru akan mengkonsolidasikan pemikiran operasional formalnya
ketika memasuki masa dewasa, di masa remaja mereka memang mulai
mampu menyusun rencana dan hipotesis, namun di masa dewasa
muda,mereka menjadi lebih sistematis dan terampil.

Berpikir Realistis dan Menurut para ahli perkembangan,


Pragmatis ketika seorang individu pada masa
dewasa awal mulai memasuki
dunia kerja, cara berpikir mereka
pun berubah, mereka mulai
menghadapi paksaan realitas yang
disebabkan oleh pekerjaan,
idealisme mereka menurun.
Perspektif lain mengatakan, orang
dewasa cenderung tidak mencapai
cara berpikir ilmiah yang terdapat
pada tahap operasional formal.
Aspek penting perkembangan
kognitif pada individu yang beranjak
dewasa, menentukan pandangan
Pemikiran Reflektif dan khususnya mengenai dunia,
Relativistik mengenali bahwa pandangan dunia
bersifat subjektif, dan memahami
perlunya mengetahui berbagai
pandangan dunia yang berbeda-
beda.
Pemikiran postformal melibatkan
pemahaman bahwa jawaban yang
benar terhadap sebuah persoalan
menuntut pemikiran reflektif dan
dapat bervariasi dari situasi yang
satu ke situasi yang lain; serta
bahwa pencarian kebenaran
Tahap Postformal
seringkali merupakan proses yang
berlangsung terus menerus dan
tidak pernah selesai, mereka dapat
memahami bahwa solusi terbaik
yang diterapkan di pekerjaan tidak
selalu juga merupakan solusi
terbaik di rumah.

Anda mungkin juga menyukai