MAKALAH
KELOMPOK 3
IMMANUEL SURYA SINAGA (170304049)
CITRA PERMATA MANIK (170304029)
YOGI PRANATA SIMATUPANG(170304030)
SAMUEL SIMAMORA (270304106)
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Sang Maha Pencipta, atas terselesaikannya makalah
yang berjudul “Penetapan Harga” untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Ibu Fitri Ayu
mata kuliah Ekonomi Manajerial , Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis
temukan dalam menyusun makalah ini.
Kami mohon maklum apabila materi di dalam makalah ini belumlah sesempurna dari
yang diharapkan. Maka dari itu kami membuka pintu saran-saran yang selebar-lebarnya dari
pembaca sekalian. Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama
yang sedang mencari tahu tentang betapa pentingnya Praktik Penentuan Harga.
Atas kesediannya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Kelompok III
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harga
1. Definisi Harga
2. Tujuan Penetapan Harga
3. Metode Penetapan Harga
B. Penetapan Harga
1) Penetapan Harga Markup
2). Diskriminasi Harga
3). Penetapan Harga Produk Berganda
4). Penetapan Harga Dalam Pasar yang Mapan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teoritis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik dengan
modern. Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau harga keseimbangan
diperoleh dari interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran (suplai) dalam suatu
persaingan sempurna, hanya saja dalam perekonomian modern teori dasar ini berkembang
menyadi kompleks karena adanya diversifikasi pelaku pasar, produk, mekanisme perdagangan,
instrumen, maupun perilakunya,yang mengakibatkan terjadinya distorsi pasar.
Dalam struktur pasar apapun sebuah perusahaan beroperasi, penetapan harga untuk
maksimasi laba mangharuskan analisis yang seksama terhadap hubungan antara biaya marginal
dan pendapatan marginal. Tetapi, riset tentang praktek – praktek penetapan harga aktual
menunjukkan bahwa banyak perusahaan tampaknya menetapkan harga tanpa analisis eksplisit
rehadap hubungan marginal. Studi memperlihatkan bahwa kebanyakan perusahaan
menggunakan penetapan harga markup, menetapkan harga untuk menutup semua biaya
langsung ditambah markup sebesar satu presentase tertentu untuk kontribusi laba (biaya umum
dan laba) daripada menetapkan harga di mana MR = MC. Bagaimana sesuatu yang tampaknya
bertentangan antara teori ekonomi dan praktek penetapan harga actual ini dijelaskan?
Jika kita memahami prosedur yang dipergunakan untuk keputusan penetapan harga
actual, tidak terdapat konflik antara teori dan praktek. Pada kenyataannya, praktek – praktek
penetapan harga secara markup merupakan alat praktis yang dengannya perusahaan – perusahaan
menerapkan analisis marginal untuk menetapkan harga berbagai barang dan jasa. Praktek
penetapan harga secara markup yang luwes dan mencerminkan perbedaan dalam biaya marginal
dan elastisitas permintaan merupakan cara yang efisien untuk beroperasi sehingga MR =
MC untuk setiap lini produk yang dijual.
Demikian pula, praktek penetapan harga untuk musim puncak dan di luar puncak, diskriminasi
harga, dan penetapan harga untuk produk - produk kesemuanya merupakan cara yang efisien
untuk beroperasi sehingga MR = MC untuk setiap pelanggan atau kelompok pelanggan dan
kelompok produk.
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas serta dapat lebih terarah pada pokok permasalahan, maka dapat
dirumuskan permasalahan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas adalah sebagai
berikut :
C. Tujuan Penulisan
Berdasar rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harga
1. Definisi Harga
Menurut Stanton, (1984) Harga adalah Price is valueexpressed in terms of dollars and
cens, or any other monetary medium of exchange. yang kurang lebih memiliki arti harga adalah
nilai yang dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan
ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.
Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu barang
atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau
perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang
dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa, Tjiptono (2001 : 151). Dan harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur
bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).
Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan
penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan
diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya
berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan non ekonomis lainnya.
Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis
1. Memaksimalkan Laba
Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh.
Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang
ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya
beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.
3. Metode Penetapan Harga
Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam
penetapan harga menurut Marras (1999: 181-185), harga dapat ditentukan atau dihitung :
Contoh.
Suatu perusahaan, mengeluarkan biaya rata-rata $ 2,30. Untuk menetapkan harga,
perusahaan tersebut menambahkan mark up 30% untuk laba.
2). Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga yaitu kebijaksanaan untuk memberlakukan harga jual yang berbeda-
beda untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar. Jadi, diskriminasi harga terjadi jika
produk yang sama dijual kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda.
Diskriminasi harga dapat dipahami lebih baik dengan memperkenalkan konsep surplus
konsumen. Surplus konsumen adalah nilai barang dan jasa bagi para konsumen di atas dan di luar
jumlah yang mereka bayarkan kepada pada penjual.
Diskriminasi harga banyak dipakai sekarang ini, terutama dengan barang-barang yang
tidak mudah dipindahkan dari pasar dengan harga rendah ke pasar dengan harga tinggi. Ternyata,
praktek ini seringkali dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Monopolis menaikkan harga
jual produk mereka dan menurunkan jumlah penjualan mereka untuk meningkatkan keuntungan.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka mungkin bisa mendapatkan pasar untuk para pembeli
yang berkeinginan kuat dan kehilangan pasar untuk pebeli yang enggan.
Dengan memberikan harga yang berbeda untuk mereka yang mau membeli dengan harga
tinggi dan mereka yang mau membeli dengan harga yang rendah, monopolis dapat meningkatkan
keuntungan serta kepuasan pelanggannya.
Pada gambar 2 diatas menjelaskan tentang diskriminasi harga derajat 2. Pada grafik
tersebut pelaku usaha menetapkan harga (P1, P2 dan P3) berdasarkan jumlah konsumsi.
Kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan konsumen karena jumlah output
bertambah dan harga jual semakin murah. Hal ini dikarenakan pelaku usaha menggunakan
sistem perbedaan harga per unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran. Harga eceran lebih
tinggi dari pada harga per pak, sehingga konsumen lebih baik membeli barang langsung per pak
daripada membeli barang eceran.
1) Keterkaitan Permintaan
Keterkaitan permintaan timbul karena persaingan atau sifat saling melengkapi di
antara berbagai produk perusahaan. Analisis Keterkaitan Permintaan Keterkaitan permintaan
mempengaruhi keputusan harga melalui pengaruh mereka terhadap pendapatan marginal
2) Keterkaitan produksi
Sama seperti produk - produk perusahaan yang dapat berkaitan melalui fungsi permintaan,
produk - produk itu juga dapat berkaitan dalam produksi. beberapa produk dapat diproduksi
bersama - sama dalam rasio yang tetap atau dalam proporsi yang dapat divariasikan.
Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan
harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk - produknya yang sudah ada di
pasar, diantaranya adalah :
1) Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
2) Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan
mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:
1) Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi
dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
2) Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki
kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan
menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan
harus menurunkan harga produk yang sudah mapan.
3) Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk
mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar
tertentu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Makalah ini meneliti sejumlah topik penetapan harga. Penetapan harga secara markup,
sebuah tekhnik penetapan harga yang umum dalam praktek, diperlihatkan sangat erat berkaitan
dengan analisis marginal. Penggunaan yang tepat dari tekhnik - tekhnik penetapan harga secara
markup mengharuskan diberikannya perhatian yang erat baik pada pertimbangan biaya maupun
permintaan. Sensitivitas harga terhadap biaya marginal, digandakan dengan hubungan berbalik
yang umumnya diamati antara margin laba dan elastisitas dari permintaan, menyiratkan bahwa
baik pertimbangan biaya maupun permintaan memang memainkan peran penting dalam praktek
penetapan harga markup.
Analisis laba inkremental juga diperlihatkan sebagai alat yang kuat untuk keputusan
penetapan harga optimal. Selama periode - periode di luar puncak, ketika sebuah perusahaan
memiliki kapasitas berlebih, biaya yang dialokasikan sepenuhnya jarang sesuai untuk maksud
keputusan. Hanya biaya inkremental yang berkaitan dengan keluaran relevan dalam situasi
seperti ini.
Penetapan harga produk berganda diperlihatkan menggunakan konsep ekonomi yang
sama seperti penetapan harga satu produk Penetapan harga produk berganda yang optimal
mengharuskan bahwa pendapatan dan biaya inkremental adalah sama untuk setiap produk.
Penggunaan konsep laba inkremental secara tepat akan memastikan bahwa pengaruh total dari
sebuah keputusan penetapan harga terhadap perusahaan dianalisis dan mengarah pada penetapan
harga optimal dalam kasus produk berganda, sama seperti dengan satu produk.
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI WEB
http://busroom1201.blogspot.com/
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/EKONOMIMANAJERIAL/document/Ekonomi_Manajer
ial_(.pdf)/BAB_7.pdf?cidReq=EKONOMIMANAJERIAL