Kriteria Diagnosis DM
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM
DM
Kadar Plasma vena <100 100-199 ≥ 200
glukosa darah Darah kapiler <90 90-199 ≥ 200
sewaktu
(mg/dl)
Kadar glukosa Plasma vena <100 100-125 ≥126
darah Darah kapiler <90 90-99 ≥100
puasa
(mg/dl)
3. Evaluasi Laboratorium
Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2jam setelah
TTGO.
Pemeriksaan kadar HbA1c
4. Penapisan Komplikasi
Penapisan komplikasi harus dilakukan pada setiap penderita yang
baru terdiagnosis DMT2 melalui pemeriksaan:
Profil lipid pada keadaan puasa: kolesterol total, High Density
Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), dan
trigliserida.
Tes fungsi hati
Tes fungsi ginjal: Kreatinin serum dan estimasi-GFR
Tes urin rutin
Albumin urin kuantitatif
Rasio albumin-kreatinin sewaktu.
Elektrokardiogram.
Foto Rontgen thoraks (bila ada indikasi: TBC, penyakit
jantung kongestif).
Pemeriksaan kaki secara komprehensif.
Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM
secara holistik (B). Materi edukasi terdiri dari materi edukasi
tingkat awal dan materi edukasi tingkat lanjutan.
a. Materi edukasi pada tingkat awal dilaksanakan di
Pelayanan Kesehatan Primer yang meliputi:
o Materi tentang perjalanan penyakit DM.
o Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan
DM secara berkelanjutan.
o Penyulit DM dan risikonya.
o Intervensi non-farmakologis dan farmakologis
serta target pengobatan.
o Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan
obat antihiperglikemia oral atau insulin serta obat-
obatan lain.
o Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil
glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika
pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia).
o Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia.
o Pentingnya latihan jasmani yang teratur.
o Pentingnya perawatan kaki.
o Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
(B).