Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

HUKUM ASURANSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pengantar Hukum Bisnis

Oleh Dosen Jaenudin Umar, SE., SH., M.Kn

Disusun Oleh :

Anis Siti Choerunnisa (118040171)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020

Jl. Pemuda No.32 Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45132 Telp.
(0231)206558
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan terimakasih kepada Allah STW, atas selesainya
makalah “Hukum Asuransi” mata pelajaran Pengantar Hukum Bisnis. Makalah ini
di disususn sebagai tugas individu.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Jaenudin Umar, SE.,
SH., M.Kn yang telah memberikan tugas mencakup lembaga pembiyaan.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi membangun kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala urusan kita amin.

Cirebon, 07 April 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah ..............................................................................4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................29
B. Saran .........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................31


BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Hidup penuh dengan risiko, baik risiko yang terduga maupun yang

tidak terduga, banyak kejadian dalam hidup yang dapat menyebabkan

kerugian bagi seseorang bahkan dapat mengakibatkan hilangnya nyawa

seseorang. Risiko seperti ini akan selalu ada dan rentan terjadi pada setiap

orang, baik dalam dunia kerja, pendidikan, hingga dunia kesehatan. Oleh

sebab itu, mereka mencoba untuk mengatasi risiko yang mungkin akan terjadi

pada dirinya melalui mekanisme yang disebut dengan asuransi.

Risiko adalah sebuah beban kerugian yang diderita oleh seseorang

yang diakibatkan karena suatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan yang

dilakukan, misalnya terjadinya kecelakaan yang menimpa seseorang dalam

perjalanan di darat, di laut, maupun di udara. Jika kerugian yang diderita kecil

dan dapat ditutup dengan uang simpanan, maka kerugian tersebut tidak terlalu

membebani bagi diri seseorang. Namun lain halnya apabila uang simpanan

yang dimiliki tidak mencukupi untuk menutup kerugian tersebut, maka

seseorang akan benar-benar menderita dalam mengatasi hal tidak diinginkan

yang menimpa dirinya. Itulah sebabnya mengapa jaminan perlindungan

terhadap diri seseorang sangat diperlukan dalam rangka mengantisipasi diri

dari hal-hal yang akan terjadi di luar dugaan tersebut.

Jaminan perlindungan terhadap risiko dapat dirasakan seseorang

apabila seseorang tersebut telah menangguhkan dirinya pada suatu usaha yang
bergerak di bidang jasa, yaitu asuransi. Asuransi adalah salah satu produk jasa

keuangan yang berkembang di Indonesia. Pelaksanaan dari asuransi itu sendiri

adalah dengan melakukan perjanjian dimana seseorang mengikatkan dirinya

kepada pihak lain yang menyediakan jasa pertanggungan dengan cara

membayar sejumlah uang untuk mendapatkan penggantian berupa premi yang

nantinya akan digunakan dalam rangka pengalihan risiko.

Di Indonesia, banyak terdapat perusahaan yang bergerak di bidang

asuransi, perusahaan-perusahaan tersebut berlomba untuk memberikan

pelayanan yang terbaik bagi nasabah pemakai jasa asuransi. Tidak heran jika

perusahaan asuransi memberikan inovasi baru dalam peluncuran produknya

untuk menarik perhatian para nasabah. Inovasi yang dilakukan para penyedia

jasa asuransi ini adalah dengan menggabungkan dua keuntungan yang akan

diterima nasabah dengan hanya menggunakan satu jenis produk asuransi saja,

tetapi tetap mengutamakan pemberian jasa penangguhan risiko.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

i. Apa saja jenis asuransi perlindungan yang ada dalam

BRILIFE?

ii. Bagaimana cara pembayaran premi dalam BRILIFE?

3. Tujuan Penelitian
i. Untuk mengetahui apa saja produk yang diberikan sebagai solusi

dari BRILIFE untuk masyarakat.

ii. Mengetahui tentang berbagai macam cara pembayaran premi.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI ASURANSI

Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung–

untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya,

mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara

pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.

Menurut Ketentuan Undang–undang No.2 tahun 1992 tertanggal 11

Pebruari 1992 tentang Usaha Perasuransian (“UU Asuransi”), Asuransi atau

pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana

pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima

premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena

kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan

adalah Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian


kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa

tidak pasti).

B. SUMBER HUKUM/PENGATURAN ASURANSI

1. HUKUM TERTULIS

A. KUHD

Dalam KUHD terbagi 2 :

1) Aturan bersifat umum ( Bab 9 Buku I )

Berlaku untuk semua bentuk-bentuk perjanjian asuransi

baik di dalam KUHD maupun di luar KUHD.

2) Aturan bersifat khusus ( Bab 10 Buku I )

Mengatur tentang bahaya tertentu, bahaya yang

mengancam hasil panen, pertanggungan jiwa.

 Bab 9 Buku II : Pertanggungan laut

 Bab 10 Buku II : Pertanggungan dalam

pengangkutan.

Diluar KUHD

1) UU No. 33/1964

Pertanggungan penumpang kecelakaan.

2) UU No. 34/1964

Pertanggungan tentang kecelakaan lalu lintas jalan.

3) UU No. 10/1963
Tabungan asuransi (Taspen)

Alasan-alasan asuransi ada diluar KUHD :

 Bahaya yang mengancam itu pada waktu pembuatan itu

belum ada.

 Pada waktu UU itu lahir orang tidak memasukannya karena

merasa belum penting.

 Diyakini karena masih banyak bahaya yang mengancam

harta jiwa, dll.

2. KUHPerdata

C. TUJUAN ASURANSI

1) Pengalihan Risiko

Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan

risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar

sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula

risiko beralih kepada penanggung.

2) Pembayaran Ganti Kerugian

Jika suatu ketika sungguh–sungguh terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada

tertanggung akan dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang

dengan jumlah asuransinya. Dalam prakteknya kerugian yang timbul itu

dapat bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa kerugian total
(total loss). Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan

untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh–sungguh

diderita.

Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi

berlaku prinsip subrogasi (diatur dalam pasal 1400 KUH Per) dimana

penggantian hak si berpiutang (tertanggung) oleh seorang pihak ketiga

(penanggung/pihak asuransi) – yang membayar kepada si berpiutang (nilai

klaim asuransi) – terjadi baik karena persetujuan maupun karena undang-

undang.

D. POLIS ASURANSI

1) Fungsi Polis

Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus

dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat

kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi

dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan

tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian, polis

merupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya perjanjian asuransi

antara tertanggung dan penanggung.

Mengingat fungsinya sebagai alat bukti tertulis maka para pihak

(khususnya Tertanggung) wajib memperhatikan kejelasan isi polis dimana

sebaiknya tidak mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan

perbedaan interpretasi sehingga dapat menimbulkan perselisihan (dispute).


2) Isi Polis

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali

mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:

a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi;

b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga;

c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan;

d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan);

e. Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh

penanggung;

f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi

tanggungan penanggung;

g. Premi asuransi;

h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh

penanggung dan segala janji-janji khusus yang diadakan

antara para pihak, antara lain mencantumkan BANKER’S

CLAUSE, jika terjadi peristiwa (evenemen) yang

menimbulkan kerugian penanggung dapat berhadapan

dengan siapa pemilik atau pemegang hak.

3) Jenis-jenis Polis

Jenis-jenis Polis Standart

1. Polis Maskapai

Polis yang ditertibkan oleh perusahaan maskapai atau perusahaan

pertanggungan karena pada umumnya penanggung menentukan isi


polis yang ada dalam polis maskapai dia memuat ketentuan / syarat

umum khusus

2. Polis Bursa

Polis yang digunakan oleh Bursa (pasar) asuransi. Makanya polis yang

satu kelompok yang memuat polis seragam.

Polis Bursa terbagi 2 :

a) Polis Amsterdam ( dianut di Indonesia ) -- > diterbitkan oleh

Bursa Amsterdam.

b) Polis Bursa Rotterdam -- > diterbitkan oleh Bursa Rotterdam

Indonesia menganut polis standard ditambah dengan yang dibuat

diatas. Polis Amsterdam dari Rotterdan Rotterdam yang paling

menonjol dalam polis diatas :

 pertanggungan angkutan / kebakaran

3. Polis Loyet Lloyde

Dikeluarkan oleh Bursa di London anggota loyed dan boleh digunakan

anggota loyed.

Jika dilihat dari sifat pertanggungan maka jenis polis

1. Polis perjalanan

Polis yang dikaitkan dalam satu kali perjalanan / suatu pelayanan dari

suatu tempat ke tempat lain.

2. Polis waktu
Dikaitkan dengan waktu tertentu / jangka waktu tertentu biasanya

ditentukan  secara tepat dan tegas mengenai :

 Tanggal

 Tempat

E. JENIS ASURANSI

Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

1) Asuransi Kerugian, terdiri dari:

a. Asuransi Kebakaran;

b. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan;

c. Asuransi laut;

d. Asuransi Pengangkutan;

e. Asuransi Kredit.

2) Asuransi Jiwa, terdiri dari :

a. Asuransi Kecelakaan;

b. Asuransi Kesehatan;

c. Asuransi Jiwa Kredit.

F. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN ASURANSI

Syarat sahnya perjanjian Asuransi terdapat dalam Pasal 1320

KUHPer :

1) Perjanjian Asuransi harus lahir karena adanya kesepakatan antara

kedua belah pihak Yang disepakati : 

 Benda
 Syarat-syaratnya

Kesepakatan ini ada kemungkinan cacat hukum ada beberapa hal yang

menyebabkan cacat hukum

 Karena paksaan

 Karena penipuan

 Karena kekeliruan

Perjanjian asuransi yang lahir karena cacat dalam kesepakatan dapat

dibatalkan (Vermetig baar).

2) Para pihak yang melahirkan Asuransi harus cakap menurut ketentuan

hukum Dewasa dalam KUHPer   21 tahun.

3) Hal tertentu

 Ada bendanya sehingga jelas kepentingan.

 Tidak adanya kepentingan maka perjanjian Asuransi tersebut

batal.

4) Klausula yang halal ( sebab yang halal )

a. Sepanjang tidak bertentangan dengan UU.

b. Sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

c. Sepanjang tidak bertentangan dengan kesusilaan.

G. BATALNYA ASURANSI

Suatu   pertanggungan atau asuransi karena pada hakekatnya adalah

merupakan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan resiko

batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat syahnya

perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.


Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila dalam

perjanjian asuransi:

a) Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila

tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya

sehingga apabila hal itu disampaikan kepada penanggung akan

berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut (Pasal 251

KUHD);

b) Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian

asuransi ditandatangani (Pasal 269 KUHD);

c) Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan

melalui  pengadilan membebaskan si penanggung dari segala

kewajibannya yang akan datang (Pasal 272 KUHD);

d) Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si

tertanggung (Pasal 282 KUHD);

e) Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-

undangan tidak boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik

kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk

mengangkut obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-

undangan tidak boleh diperdagangkan (Pasal 599 KUHD).

H. SANKSI

1. Sanksi Administratif

Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan

dalam Peraturan Pemerintah No.73 tahun 1992 tertanggal 30 Oktober 1992


tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (“PP No.73/1992”) serta

peraturan pelaksanaannya yang berkenaan dengan:

 Perizinan usaha;

 Kesehatan keuangan;

 Penyelenggaraan usaha;

 Penyampaian laporan;

 Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi atau tentang

pemeriksaan langsung;

2. Sanksi Pidana

Sanksi pidana dikenakan pada kejahatan perasuransian yang diatur

dalam Pasal 21 UU Asuransi, berikut ini:

a. Terhadap pelaku utama

Orang yang menjalankan atu menyuruh menjalankan

usaha perasuransian tanpa izin usaha, menggelapkan premi

asuransi, menggelapkan dengan cara mengalihkan,

menjaminkan, dan atau mengagunkan tanpa hak kekayaan

Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa

atau perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara

paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.

2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta Rupiah).

b. Terhadap pelaku pembantu


Orang yang menerima, menadah, membeli, atau

mengagunkan atau menjal kembali kekayaan perusahaan hasil

penggelapan dengan cara tersebut yang diketahuinya atau patut

diketahuinya bahwa barang–barang tersebut adalah kekayaan

Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa

atau Perusahaan Reasuransi, dianjam dengan pidana penjara

paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.

500.000.000 (lima ratus juta Rupiah).

c. Terhadap pemalsu dokumen

Orang yang secara sendiri–sendiri atau bersama–sama

melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaan Asuransi

Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan

Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 5

tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000 (dua ratus

lima puluh juta Rupiah).


BAB 3

PEMBAHASAN

I. Apa itu BRILIFE?

BRI Life didirikan oleh Dana Pensiun BRI tanggal 28 Oktober

1987, untuk memenuhi kebutuhan serta melengkapi pelayanan kepada

nasabah kredit Bank BRI. Dibuka untuk pertama kali kantor penjualan

untuk melayani tenaga penjualan di wilayah Jakarta dan Surabaya, hingga

menjangkau seluruh kota besar di Indonesia.

BRI Life meluaskan layanannya dengan membuka unit usaha

Asuransi Syariah disertai dengan kantor penjualan Syariah pada tanggal 21

Januari 2003. BRI Life bersama Bank BRI melakukan pengembangan

saluran bisnis Bancassurance di Bank BRI yang tersebar di berbagai kota-

kota besar di Indonesia.

BRI Life diakuisi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BRI Life telah memiliki lebih dari 25 kantor penjualan di wilayah

Indonesia dengan menyediakan produk konvensional dan syariah.

II. Visi dan Misi BRI Life

 Visi : Menjadi perusahaan asuransi jiwa yang terpercaya dan

terkemuka.

 Misi :

a. Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara profesional.


b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui

jaringan kerja yang luas.

c. Memberikan nilai tambah kepada seluruh “Stakeholders”.

III. Apa saja jenis asuransi perlindungan yang ada dalam BRI Life?

1. Brilife-link Proteksi

Keunggulan

 Gratis biaya switching 3 kali dalam setahun.

 Gratis biaya MCU (Medical Check-Up).

 Gratis biaya penarikan sebagian dan keseluruh nilai investasi.

 Pilihan manfaat tambahan yang lengkap dan bervariatif.

Manfaat

 Nilai investaso dan Santunan Duka akan diberikan kepada

Ahli Waris jika nasabah meninggal dunia dalam masa

asuransi.

Usia Tertanggung Saat Meninggal Manfaat Meninggal Dunia yang

Dunia Dibayarkan
< 2 Tahun 20% Uang Pertanggungan
≥ 2 Tahun, dan < 3 Tahun 40% Uang Pertanggungan
≥ 3 Tahun, dan < 4 Tahun 60% Uang Pertanggungan
≥ 4 Tahun, dan < 5 Tahun 80% Uang Pertanggungan
≥ 5 Tahun 100% Uang Pertanggungan

 Tambahan manfaat apabila nasabah meninggal dunia akibat

kecelakaan sampai dengan usia 65 tahun.


 Bebas premi dasar apabila tertanggung menderita cacat

tetap/total atau menderita satu penyakit kritis.

 Nilai investasi yang dapat diambil jika nasabah

mengundurkan diri dalam masa asuransi.

 Nilai investasi akan dibayarkan jika nasabah hidup pada

akhir asuransi.

Ketentuan

 Usia masuk 1-65 tahun.

 Masa asuransi minimal 5 tahun sampai dengan tertanggung

berusia 100 tahun.

 Pembayaran premi yang fleksibel, dengan piliha periode

tahunan, semesteran, triwulan dan bulanan.

 Penarikan sebagian minimal sebesar Rp. 500.000,- dengan

saldo minimal setelah penarikan Rp. 1.000.000,-.

 Penarikan seluruh nilai investasi tidak dikenakan biaya dan

mengakibatkan polis berakhir.

Manfaat Asuransi Tambahan

 Term Insurance

 Personal Accident Plus

 Total Permanent Disability

 Critical Illness

 Health Protection
 Hospitalization Cash Plan

 Payor Death Protection

 Payor Benefit

 Spouse Death Protection

 Spouse Benefit

Catatan

 Asuransi tambahan bersifat optional, apabila diambil akan

dikenakan biaya tambahan yang dipotong dari dana

investasi.

 Asuransi tambahan Payor Benefit & Payor Death

Protection hanya dapat dipilih jika Pemegang Polis bukan

sebagai Tertanggung.

 Asuransi tambahan Spouse Benefit & Spouse Death

Protection hanya dapat dipilih jika pasangan Pemegang

Polis bukan sebagai Tertanggung.

Premi

Premi dasar berkala mulai dari Rp. 200.000,-/ bulan dengan

top up minimal 25% dari premi berkala.

Uang Pertanggungan
 Asuransi Dasar : Minimum 5 (lima) kali dari premi

dasar berkala satu tahun.Maksimum sesuai

ketentuan underwriting.

 Asuransi Tambahan / Rider :

No. Rider UP
1. Term Insurance Minimum Rp.1.000.000,-

s.d.maksimum Rp.

1.000.000.000,-
2. PA Plus Maksimum 100% UP Dasar
3. TDC (Acc 50% UP Dasar

Benefit) s.d.maksimumRp.500.000.000,-
4. CI (49 Penyakit, 50% UP Dasar

Acc Benefit) s.d.maksimumRp.500.000.000,-


5. Health HCP: minimumRp. 200.000,-

Protection s.d. maksimumRp. 1.500.000,-

ICU, Bedah
6. HCP MinimumRp.200.000,-

s.d.maksimumRp. 1.000.000,-
7. Payor Death Sisa Premi; dan maksimum

Protection Rp. 2.000.000.000,-


8. Payor Benefit Sisa Premi; dan maksimum

Rp. 2.000.000.000,-
9. Spouse Death Sisa Premi; dan maksimum

Protection Rp. 2.000.000.000,-


10. Spouse Benefit Sisa Premi; dan maksimum

Rp. 2.000.000.000,-

Risiko

Risiko yang perlu diketahui :


1.Risiko Pasar

Risiko yang disebabkan oleh kondisi makro

ekonomi yang kurang kondusif sehingga harga

instrumen investasi mengalami penurunan dan akibatnya

nilai unit yang dimiliki oleh Pemegang Polis dapat

berkurang.

2.Risiko Likuiditas

Risiko yang dapat terjadi jika aset

investasi tidak dapat dengan segera

dikonversimenjadi uang tunai atau pada harga yang

sesuai, misalnya ketika terjadi kondisi pasar yang

ekstrim atau ketika semua Pemegang Polis

melakukan penarikan secara bersamaan.

3.Risiko Ekonomi dan Perubahan Politik

Risiko yang berhubungan dengan

perubahan kondisiekonomi, kebijakan politik hukum

dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan

dunia investasi dan usaha baik di dalam maupun luar

negeri.

4.Risiko Kredit

Risiko yang berkaitan dengan kemampuan

BRI Life dalam membayar kewajiban terhadap

Nasabahnya. BRI Life terus mempertahankan


kinerjanya untuk melebihi minimum kecukupan modal

yang ditentukan oleh Pemerintah.

5.Risiko Gagal Bayar

Risiko yang dapat terjadi jika pihak

ketiga yang menerbitkan instrumen investasi

mengalami wanprestasi (default) atau tidak

mampu memenuhi kewajibannya untuk membayar

pokok utang, bunga dan/atau dividen.

6.Risiko Operasional

Risiko yang timbul dari proses internal yang

tidak memadai/gagal, atau dari perilaku karyawan dan

sistem operasional, atau dari peristiwa eksternal yang

dapat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan.

Persyaratan & Tata Cara

Cara Pembayaran Reguler(tahunan, semesteran, triwulanan,

dan bulanan)
Ketentuan Usia 1.Tertanggung: 1 -65 tahun (Asuransi

Dasar) dan 18 –60 tahun (Rider)

2.Pemegang Polis: minimum 21–60 tahun.

3.Pasangan Pemegang Polis: 18 -60 tahun.


Masa Asuransi  Asuransi Dasar:

1.Minimum selama 5 tahun;

2.Maksimum masa asuransi :


a.100 –Usia Masuk Tertanggung

(untuk Term Life);

b.65 –Usia Masuk Tertanggung

(untuk Waiver of Premium dan

Manfaat Meninggal Dunia Akibat

Kecelakaan).

 Asuransi

Tambahan(Rider)Berjangka waktu

lebih dari 1(satu) tahun yang syarat

dan kondisi polisnya dapat

diperbaharui kembali (renewable)

pada setiap ulang tahun polis , atau

sampai dengan Tertanggung

berusia 65 tahun.

-Khusus untuk rider Payor Death

Protection, Payor Benefit,

Spouse Death Protection, dan

Spouse Benefit mana yang lebih

dahulu terjadi antara usia 65

tahun atau sisa masa pembayaran

premi.
Underwriting Non-Guaranteed Acceptance
Pengalihan Dana (Switching) Pengalihan dana investasi dari satu jenis

investasi ke jenis investasi yang berbeda

dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut;
1.Hanya dapat dilakukan pada satu polis;

2.Bebas Biaya Pengalihan Dana untuk 3

(tiga) transaksi pertahun;

3.Selanjutnya dikenakan biaya sebesar: Rp.

45.000,-per transaksi;

4.Minimum pengalihan dana sebesar Rp.

1.000.000,-;

5.Setiap pengajuan switching wajib

mengisi formulir pengajuan.


Penarikan Sebagian Nilai Investasi 1.Minimal penarikan sebagian Nilai

Investasi sebesar Rp. 500.000,-per-

transaksi;

2.Tidak ada biaya penarikan sebagian Nilai

Investasi;

3.Minimum saldo setelah penarikan Rp.

1.000.000,-per polis
Penarikan Seluruh Nilai Investasi 1.Penarikan seluruh dana Investasi tidak

dikenakan biaya;

2.Mengakibatkan polis ini berakhir.


Free Look Period 14 hari sejak Polis diterima Pemegang

Polis.
Grace Period 45 hari sejak tanggal jatuh tempo

pembayaran premi.
Permintaan Pembayaran Manfaat Asuransi 1.Klaim Akhir Asuransi:

(Pengajuan Klaim) a.Permohonan klaim dilakukan

Pemegang Polis kepada BRI Life pada

saat berakhirnya Polis;

b.BRI Life akan membayarkan sebesar


Nilai Investasi akhir Polis dikurangi

biaya lain apabila ada, segera setelah

BRI Life menyetujui permohonan klaim

Akhir Asuransi;

c.Permohonan klaim harus diajukan oleh

Pemegang Polis disertai dengan

dokumen-dokumen sebagai berikut:

i.Mengisi Formulir permohonan Manfaat

Akhir Asuransi yang telah diisi dengan

benar dan lengkap oleh Pemegang Polis;

ii.Polis asli beserta perubahan (addendum)

Polis terakhir;

iii.Fotokopi identitas (KTP/SIM/Paspor

dilampiri KITAP/KITAS/KIM bila Warga

Negara Asing)dari Pemegang Polis yang

masih berlaku.

iv.Surat Kuasa asli dari Pemegang Polis

yang bermaterai cukup (apabila

dikuasakan).

2.Klaim Meninggal Dunia:

a.Permohonan klaim meninggal dunia

harus diajukan oleh Termaslahat kepada

BRI Life secara tertulis selambat-

lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak

tanggal meninggal dunia disertai dengan


dokumen-dokumen sebagaimana tercantum

di bawah ini:

i.Polis asli beserta perubahan (addendum)

Polis terakhir;

ii.Formulir Klaim Meninggal Dunia

yang telah diisi dengan benar dan

lengkap oleh Pemegang Polis/Termaslahat;

iii.Fotokopi identitas (KTP/SIM/Paspor

dilampiri KITAP/KITAS/KIM bila Warga

Negara Asing) dari Tertanggung,

Pemegang Polis, Termaslahat dan yang

mengajukan;

iv.Fotokopi kartu keluarga Tertanggung,

Pemegang Polis dan Termaslahat;v.Apabila

Termaslahat lebih dari satu orang, maka

harus melampirkan Surat Kuasa asli dari

seluruh Termaslahat yang dikuasakan

kepada salah satu Termaslahat dan

bermaterai cukup;

vi.Surat keterangan kematian asli/legalisir

asli dari instansi berwenang;

vii.Surat keterangan visum et repertumatau

surat keterangan otopsi asli apabila

diperlukan dari Dokter yang sah dan

berwenang;
viii.Surat keterangan asli dari kepolisian

apabila Tertanggung meninggal dunia

akibat Kecelakaan;

ix.Surat keterangan kematian asli dari

Konsulat Jenderal RI setempat, apabila

Tertanggung meninggal dunia diluar

negeri;

x.Fotokopi buku tabungan Pemegang Polis/

Termaslahat;

xi.Dokumen lain yang dinyatakan perlu

oleh BRI Life yang berkaitan dengan

permintaan pembayaran Manfaat Asuransi.

b.Permohonan pembayaran klaim adalah

sah apabila syarat-syarat permohonan

klaim telah dipenuhi seluruhnya dan BRI

Life mempunyai hak untuk menolak

permohonan klaim apabila syarat-syarat

permohonan klaim tidak dipenuhi;

c.Seluruh dokumen klaim harus dibuat

dalam bahasa Indonesia dan khusus

dokumen lainnya yang dikeluarkan oleh

instansi dari luar Indonesia boleh

berbahasa Inggris, dan apabila

berbahasa lainnya, maka harus

diterjemahkan ke dalam bahasa


Indonesia oleh penerjemah di bawah

sumpah (penerjemah tersumpah).

3.Klaim Manfaat Bebas Premi Dasar

Berkala:

a.Dokumen-dokumen yang diperlukan

untuk menerima Manfaat Bebas Premi

Dasar Berkala terdiri dari:

i.Formulir klaim Manfaat Asuransi Bebas

Premi Dasar Berkala yang telah diisi

dengan benar dan lengkap;

ii.Fotokopi Polis asli beserta perubahannya

(addendumPolis) terakhir;

iii.Surat Keterangan dan diagnosis Cacat

Tetap Total/Penyakit Kritis dari Dokter

yang merawat;

iv.Resume medis Tertanggung apabila

diminta oleh BRI Life;

v.Fotokopi kartu identitas

(KTP/SIM/Paspor dilampiri

KITAP/KITAS/KIM bila Warga Negara

Asing) dari Pemegang Polis/Termaslahat

yang masih berlaku;

vi.Surat Keterangan (Berita Acara)

Kepolisian (asli) yang disebabkan oleh

hal-hal yang melibatkan pihak kepolisian;


vii.Dokumen lainnya yang dianggap perlu

oleh BRI Life.

b.BRI Life berhak menunjuk Dokter

penasehat untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan atas diri Tertanggung, bila

diperlukan serta meminta dokumen-

dokumen lain untuk mendukung dokumen-

dokumen sebagaimana dimaksud dalam

poin 3a.

c.Dokumen-dokumen sebagaimana

dimaksud dalam poin 3a tersebut harus

disampaikan kepada BRI Life

selambat-lambatnya dalam waktu 90

(sembilan puluh) hari sejak tanggal

Diagnosis ditegakkan.

4.Klaim penarikan seluruh Nilai Investasi:

a.Permohonan klaim dilakukan

Pemegang Polis kepada BRI Lifedalam

Masa Asuransi;

b.BRI Life akan membayarkan sebesar

Nilai Investasi berdasarkan harga unit pada

tanggal perhitungan terdekat setelah Klaim

disetujui dikurangi biaya lain apabila ada;

c.Permohonan Penarikan seluruh Nilai

Investasi kepada BRI Life harus


menyertakan dokumen sebagai berikut:

i.Formulir permohonan penarikan seluruh

Nilai Investasi yang telah diisi dengan

benar dan lengkap oleh Pemegang Polis;

ii.Fotokopiidentitas (KTP/SIM/Paspor

dilampiri KITAP/KITAS/KIM bila Warga

Negara Asing)dari Pemegang Polismasih

berlaku;

iii.Surat Kuasa asli dari Pemegang Polis

yang bermaterai cukup(apabila

dikuasakan);

iv.Polis asli beserta perubahan

(addendum)Polis terakhir;

v.Fotokopi buku tabungan Pemegang Polis;

vi.Dokumenlain yang diperlukan oleh

BRI Life yang berkaitan dengan

penarikan seluruh Nilai Investasi.

2. Asuransi Mikro AJAIB

BRI Life memberikan kepastian perlindungan jiwa dan kecelakaan

diri dalam seketika dimanapun Anda berada dengan mudah dan cepat.

Produk Ajaib memberikan perlindungan kepada siapapun dengan

minimal usia 1 bulan s/d 64 tahun, dengan premi minimal sebesar Rp.

10 ribu, Anda akan mendapatkan manfaat maksimal sebesar Rp. 50

juta
Manfaat Asuransi Mikro AJAIB

 Meninggal dunia karena kecelakaan.

 Meninggal dunia bukan karena kecelakaan.

 Penggantian biaya perawatan/pengobatan di Rumah Sakit

karena kecelakaan.

Pengajuan Klaim :

i. Klaim Meninggal Dunia bukan karena Kecelakaan

 Kartu dan Bukti Kepesertaan Asuransi Mikro AJAIB

asli dan formulir klaim yang telah diisi lengkap dan

benar;

 Bukti identitas (KTP) Peserta Asuransi dan Penerima

Manfaat;

 Asli Surat Keterangan Kematian dari Kelurahan atau

surat keterangan dari Rumah Sakit;

 Fotocopy Kartu Keluarga Peserta Asuransi atau Surat

Keterangan Ahli Waris yang dikeluarkan oleh pihak

yang berwenang.

ii. Klaim Meninggal Dunia Karena Kecelakaan

 Kartu dan bukti kepesertaan Asuransi Mikro AJAIB asli

dan formulir klaim yang telah diisi lengkap dan benar;

 Bukti identitas (KTP) Peserta Asuransi dan Penerima

Manfaat;
 Asli surat keterangan kematian dari kelurahan dan surat

keterangan kecelakaan dari kepolisian untuk meninggal

dunia karena kecelakaan lalu lintas atau kronologis

kecelakaan (untuk meninggal dunia karena kecelakaan

tunggal);

 Fotocopy kartu keluarga peserta asuransi atau surat

keterangan Ahli Waris yang dikeluarkan oleh pihak

yang berwenang.

iii. Klaim Santunan Perawatan di Rumah Sakit karena Kecelakaan

 Kartu dan bukti kepesertaan Asuransi Mikro AJAIB asli

dan formulir klaim yang telah diisi lengkap dan benar;

 Bukti Identitas (KTP) peserta asuransi atau fotocopy

Kartu Keluarga Peserta Asuransi;

 Surat Keterangan kecelakaan dari kepolisian;

 Kuitansi dan surat keterangan dokter (resume medis)

asli/ copy legalisir dari Rumah Sakit / Klinik /

Puskesmas dalam hal Peserta Asuransi menjalani

perawatan di Rumah Sakit / Klinik / Puskesmas.

3. Brilife-link Optima

Dengan Brilife-link Optima, nasabah mendapat perlindungan

Asuransi Tambahan, yaitu :

a) Term Insurance : manfaat tambahan santunan duka jika

nasabah meninggal dunia.


b) Personal Accident Plus : manfaat tambahan jika nasabah

meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total/sebagian

akibat kecelakaan.

c) Total Permanent Disability : manfaat tambahan jika

nasabah mengalami cacat tetap total akibat sakit atau

kecelakaan.

d) Critical Illness : manfaat tambahan jika nasabah menderita

salah satu dari 49 penyakit kritis.

e) Hospitalization Cash Plan : manfaat tambahan biaya harian

rawat inap masalah di Rumah Sakit

Biaya

 Biaya administrasi hanya Rp. 25.000,-/bulan.

 Biaya investasi (management fee) mulai dari 1% s/d 2%.

 Bebas biaya switching sebanyak 3 kali setiap tahun

switching selanjutnya Rp. 45.000,-.

 Biaya akuisisi 5%.

 Biaya Top Up 5%.

 Biaya asuransi besarnya tergantung pada usia tertanggung

dan Uang Pertanggungan.

Premi

 Premi dasar tunggal minimal Rp. 15.000.000,-.

 Top up minimal Rp. 1.000.000,-.

Anda mungkin juga menyukai