Anda di halaman 1dari 26

1.

Budidaya Tanaman

Penanaman Tanaman

Pemeliharaan Tanaman

Senin, 08 Oktober 2012

Rangkuman materi penanaman dan pemeliharaan tanaman

Proses Pembibitan tanaman


Materi PLH : Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

A.    Bibit dan pembibitan


•    Bibit adalah bibit dari tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau
mengembangbiakkan tanaman.
•    Bibit yang baik berasal dari buah yang baik dan dari pohon yang produktivitasnya tinggi serta tahan
terhadap hama.
•    Keunggulan bibit unggul adalah hasil yang didapatkan sudah pasti berkualitas baik sedangkan
kelemahannya adalah harganya relatif lebih mahal.
•    Keunggulan bibit biasa adalah harganya relatif lebih murah tetapi kelemahannya adalah hasil yang
didapatkan belum tentu berkualitas baik.
•    Pemilihan bibit (berupa biji) yang baik dengan teknik yang sederhana yaitu dengan perendaman di
dalam air. Pilih biji yang terendam dan bukan yang mengapung. Biji yang memiliki kualitas yang baik
akan tenggelam, karena memiliki massa jenis yang lebih besar dibanding air.
•    Proses penyemaian biji diawali dengan perendaman biji di dalam larutan garam selama 5-10 menit.
Perendaman ini bertujuan untuk menghilangkan kuman penyakit yang menempel pada biji dan
mempercepat perkembangan biji. Setelah itu biji disemaikan pada tempat persemaian yang diberi
naungan atap plastik atau atap daun-daunan dan disusun rapi. Media penyemaian dapat berupa
campuran tanah dan pupuk kandang.

B.    Teknik perbanyakan tanaman secara vegetative


1.    Mencangkok
Keunggulan
1.    Sifat tanaman baru sama seperti induknya
2.    Menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat ± 4 tahun
3.    Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat antara 1 – 3 bulan.
Kelemahan
1.    Perakaran cangkokan kurang kuat dan dangkal  akar serabut
2.    Bentuk pohon induk jadi rusak
3.    Tidak dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat
4.    Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan
5.    Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah induk menjadi
terganggu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan adalah :


1.    Pemilihan batang cangkokan:
•    Batang yang dicangkok sebaiknya diambil dari pohon induk yang sedang umur (jangan terlalu tua dan
jangan terlalu muda).
•    Pohon, kuat, sehat dan subur.
•    Usahakan pemilihan batang untuk mencangkok tidak merusak pohon induk, ambil ranting atau
cabang pohon yang tegak.
•    Produksi buahnya baik.

2.    Waktu mencangkok


•    Sebaiknya dilakukan pada musim penghujan agar tidak melakukan penyiraman

3.    Pemeliharaan mencangkok


•    Selama pencangkokan, usahakan media cangkokan selalu cukup lembab.
Cara mencangkok
•    Tentukan cabang pohon yang akan di cangkok dan tandai disekelilingnya.
•    Sayat dan kupas kulit di sekeliling batang yang akan dicangkok. Penyayatan ini dilakukan sampai
terlihat bagian kayunya.
•    Lapisan kambium batang dihilangkan dengan cara dikerok.
•    Sayatan /luka yang telah dibuat tersebut dibiarkan selama 2-4 hari.
•    Kemudian sekeliling sayatan di tutup dengan campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 (sebagai media cangkok)
•    Selanjutnya dibungkus dengan sabut kelapa atau pembungkus lain seperti daun pisang, plastik,
kaleng, atau 2 belah bambu.
•    Ikat di kedua ujungnya dan beri lubang kecil-kecil pada pembungkusnya, rawat selama kuarang lebih
2-3 bulan sampai akarnya mulai terlihat.
•    Potong hasil cangkokan yang sudah berakar kemudian tanam.

2.    Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek, umumnya dipergunakan untuk :
•    Menanggulangi jenis tanaman-tanaman yang tidak mungkin diperbanyak dengan menggunakan biji.
•    mengekalkan klon tanaman unggul.
•    memudahkan dan mempercepat perbanyakan tanaman.
Keuntungan dari perbanyakan tanaman dengan cara stek adalah :
•    Dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya, hanya dengan akar, daun dan batang
dalam waktu yang relatif singkat dan jumlah yang banyak.
•    Merupakan cara yang sederhana dalam perbanyakan tanaman, mudah dilakukan, cepat dan tidak
memerlukan teknik-teknik tertentu seperti perbanyakan tanaman dengan cara sambung.

Macam-macam stek :
1.    Stek akar, yaitu stek yang terdiri dari potongan-potongan akar tinggal dengan satu atau beberapa
mata.
Contohnya stek pada tanaman Jahe dan kunyit.
2.    Stek batang, stek ini terdiri dari :
    Stek cabang, yaitu terdiri dari bagian batang atau cabang atau cabang yang tua, tanpa kulit hijau lagi.
Contohnya stek tanaman singkong dan mawar.
    Stek ranting, yaitu stek tanaman yang berasal dari bagian batang atau ranting yang masih muda,
yang masih mempunyai kulit hijau. Contohnya stek pada tanaman Pangkas kuning, dan Teh.
    Stek ujung, yaitu stek yang menggunakan bagian ujung batang yang paling muda, contohnya stek
pada tanaman Kangkung.
3.    Stek Daun, yaitu stek yang menggunakan bagian tanaman yang berupa daun, dengan satu mata
atau lebih. Setiap mata akan membentuk tunas dan akar baru. Setelah tanaman baru telah tumbuh,
bahan stek akan berangsur-angsur membusuk.
Contoh tanaman  yang bisa distek daun adalah cocor bebek, Sansiviera dan Begonia
4.    Stek Tunas/Mata, yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan mata tunas suatu tanaman,
contohnya pada stek tanaman Tebu.

Note
Jika melakukan stek pada batang pastikan memotong batang dengen kemiringan 45o. hal ini bertujuan
untuk memudahkan dalam penanaman dan juga membuat hormone tumbuh terkonsentrasi pada ujung
batang yang lancip.

C.    Tahapan penanaman tanaman di dalam pot.


1.    Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti pot, sekop, alat penyiram, sarung tangan,
kerikil atau batu bata, tanah, pupuk dan bibit (biji). Pastikan bagian bawah pot terdapat lubang untuk
aliran air yang berlebih. Dan sediakan juga alas di bawah pot yang berfungsi untuk menampung
kelebihan air.

2.    Campurkan tanah dan pupuk organic (kompos atau kandang) dengan perbandingan 1:1. Gunakan
tanah yang gembur dan bukan tanah merah atau tanah lempung (lengket  sirkulasi udara tidak baik).
Campur juga dengan sekam secukupnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan sirkulasi udara yang baik di
dalam tanah. Jika media tanam hanya berupa tanah, lama kelamaan tanah menjadi padat akibatnya tidak
ada aliran udara didalam tanah dan ini akan menggangu pertumbuhan tanaman.

3.    Masukkan kerikil atau batu bata dan letakkan di dasar pot.

4.    Masukkan campuran tanah dan pupuk ke dalam pot.

5.    Masukkan bibit yang akan ditanam kedalam pot.

6.    Siram secukupnya. Penyiraman bisa dilakukan dengan menggunakan alat penyiram atau menuang
air pada alas pot dan membiarkan daya isap akar bekerja untuk menyerap air secara langsung.

D.    Pemeliharaan tanaman di dalam pot.

1.    Penyiraman  penyiraman dilakukan setiap hari.


•    Sebaiknya pada pagi hari atau sore hari.
•    Penyiraman bisa dilakukan dengan menggunakan alat penyiram atau menuang air pada alas pot dan
membiarkan daya isap akar bekerja untuk menyerap air secara langsung.
•    Tanaman memerlukan air sebagai bahan baku untuk melakukan fotosintesis.

2.    Perumpangan/pemangkasan  pemangkasan dilakukan dengan membuang semua tunas samping


dan dihentikan saat terbentuk cabang baru. Hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan
percabangan di atasnya yang lebih produktif sehingga menghasilkan daun atau buah yang lebat.

3.    Pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk memberikan nutrisi agar tanaman bisa tumbuh dengan
subur dan dapat berproduksi dengan baik.
•    Pupuk yang terbuat dari kotoran hewan disebut dengan pupuk kandang, sedangkan pupuk yang
terbuat dari sisa-sisa dedaunan yang membusuk disebut sebagai pupuk kompos.
•    Pemupukan Sebaiknya menggunakan pupuk alami dibandingkan pupuk buatan (kimiawi) karena
ramah lingkungan.
•    Pemberian pupuk harus seimbang tidak boleh berlebih karena akan menyebabkan pencemaran tanah
dan tanah tidak akan subur lagi pada kurun waktu tertentu.
4.    Pengendalian hama dan penyakit tanaman.
•    Pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan memberikan obat anti
hama berupa pestisida.
•    Penggunaan pestisida harus seefektif mungkin.
•    Penyemptotan pestisida yang berlebih tidak hanya mematikan hamanya saja, tetapi sekaligus juga
mematikan tanamannya.
•    Penyemprotan pestisida harus memperhatikan arah angin dengan kata lain menyemprotnya harus
searah dengan angin berhembus.

5.    Penggantian tanah. Tanah yang sudah lama harus diganti, minimal setahun sekali untuk memberikan
sirkulasi udara yang baik. Tanah yang bai adalah tanah  yang gembur dan lembab (tidak kering dan tidak
basah).

6.    Penggantian pot. Tanaman yang sudah besar harus di pindahkan ke pot yang lebih besar agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Proses Panen dan Pasca Panen

Makalah Dasar – Dasar Agronomi


( Panen Dan Pasca Panen )
Posted on 27 March 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah
ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di
lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam
budidaya ikan atau berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, atau alga/gulma
laut.Secara kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan
festival dan perayaan lain.

Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti combine harvester, tetapi
dalam budidaya yang masih tradisional atau setengah trandisional orang masih menggunakan sabit
atau bahkan ani-ani. Alat pemanen lain yang tidak dikenal di Indonesia adalah scythe dan reaper.
Panen tanpa mesin merupakan salah satu pekerjaan dalam budidaya yang paling memakan banyak
tenaga kerja. Kegiatan ini dapat langsung diikuti dengan proses pascapanen atau pengeringan terlebih
dahulu.
Pasca panen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan.
Penanganan pasca panen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, pensortiran,
penyimpanan, dan pengemasan. Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan
mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan.
Penanganan pasca panen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan
akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pasca panen, apakah akan
dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya.
Kegiatan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai
ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan karena penyusutan da kerusakan,
memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan,
kehilangan hasil buah/sayuran masih relatif tinggi melebihi 20%. Kegiatan penanganan pascapanen
umumnya masih belum cukup baik dilakukan oleh petani, packing house (rumah kemasan) ,aupum
pedagang. Saat ini kegiatan pascapanen ditingkat petani umumnya dilakukan secara tradisional,
dengan alat yang sederhana.

Oleh karena itu, pengelolaan tanaman secara terpadu disertai perkembangan teknologi, pemanenan
dan penanganan pascapanen merupakan salah satu unsur yang diperlukan untuk mencapai mutu
produk yang baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah yang kami buat adalah:


1. Bagaimana menentukan saat panen yang tepat?
2. Bagaimana mempercepat panen?
3. Bagaimana cara panen?
4. Bagaimana prakiraan hasil panen?
5. Bagaimana terjadinya kehilangan hasil panen?
6. Apa yang dimaksud dengan pembuangan sisa-sisa tanaman?
7. Apa saja faktor-faktor prapanen yang mempengaruhi mutu dan fisiologi pascapanen?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui saat panen yang tepat.
2. Mengetahui cara mempercepat panen.
3. Mengetahui cara panen.
4. Mengetahui prakiraan hasil panen.
5. Mengetahui terjadinya kehilangan hasil panen.
6. Mengetahui pengertian pembuangan sisa-sisa tanaman.
7. Mengetahui faktor-faktor prapanen yang mempengaruhi mutu dan fisiologi pascapanen.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MENENTUKAN SAAT PANEN YANG TEPAT
Menentukan saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling
tidak mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen. Kegiatan
ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, kematangan
hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan
pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman
semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan
tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka
kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan
saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa
beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.

Pertimbangan Menentukan Saat Panen


Sebagaimana kepentingan perlunya ditentukan saat panen adalah mengacu dari berbagai
pertimbangan-pertimbangan yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan mengapa tanaman
harus segera dipanen atau ditunda. Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
– Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan
produksinya. Apakah hasil panen akan dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria
pemanfaatan hasil produksi, misalkan untuk benih.
– Pertimbangan waktu yang berkaitan dengan keadaan cuaca/iklim pada saat panen, baik untuk
kemudahan pada saat pelaksanaan panen ataupun karena pengaruh ciaca/iklim terhadap sifat hasil
produksi yang akan dipanen.
– Pertimbangan umur tanaman atau umur buah, dimana untuk beberapa jenis tanaman sudah
mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah harus dipanen.

Kriteria Penentuan Saat Panen


Sebagaimana diuraikan diatas bahwa ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti untuk menentukan
saat panen. Hal ini tergantung dari apakan hasil produksi akan langsung dijual atau akan dijadikan
benih. Namun secara umum kriteria yang biasa digunakan bagi para petani adalah sebagai berikut:

1). Berdasarkan kenampakan (visual)


Beberapa jenis komoditas dapat ditentukan saat panennya berdasarkan kenampakan baik
kenampakan dari buah, batang ataupun daunnya. Misalnya; warna, keadaan kulit, ukuran, bentuk
dsb. Berdasarkan kriteria ini adalah sangat mudah untuk dilakukan karena dapat dilihat secara
langsung.

2). Berdasarkan fisik (morphologisnya)


Beberapa jenis komoditas tanamam dapat dilihat dari segi fisik atau morphologisnya, Misal; tingkat
kekenyalan, berat persatuan buah/biji, keriput atau bernas, dan lain-lain. Contoh buah kelapa, kalau
tua akan mengecil Penentuan panen dengan metode ini sangat subyektif dan juga dipengaruhi faktor
lingkungan.

3). Berdasarkan analisis kimia


Sebagian produksi diambil sebagai sampel untuk dilakukan analisis kimia di laboratorium. Dari hasil
analisis tersebut akan dapat menentukan sifat kimiawi dari hasil produksi yang sedang diuji dan
barulah dapat ditentukan apakah tanaman sudah bisa dipanen atau menunggu beberapa hari lagi
sesuai dengan persyaratan kualitas produksi yang dikehendaki.
4). Berdasarkan kadar air .
Kriteria ini biasa diterapkan untuk tujuan tertentu; misalnya untuk penghasil produksi benih.
Penentuan panen dengan metode ini dapat lebih obyektif karena panen baru dilakukan jika biji telah
mencapai kadar alr tertentu. Meskipun demikian kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan karena biji selalu dalam keadaan equilibrium dengan llingkungan sekitarnya.

5). Berdasarkan fisiologi .


Sebagaimana penentuan kadar air yang juga dilakukan dilaboratorium, sifat-sifat kimia yang biasa
ingin diketahui adalah kadar gula dan tingkat keasamannya. Misalnya pada tanaman tebu dan karet
merupakan tanaman sepesifik yang memerlukan analisis ini untuk menentukan saat panen.

6). Berdasarkan Umur tanaman.


Pada umumnya adalah tanaman semusim atau tanaman yang hanya satu kali periode produksi
langsung mati. Kelemahan penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman
(mulai sebar benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat bervariasi.
Pada umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya sudah harus dipanen.
Misalkan jagung manis dapat dipanen setelah umur 70 hari sejak tanam, semangka 64 – 80 hari sejak
tanam, dan lain-lain.

2.2 MEMPERCEPAT PANEN


Pada beberapa tanaman penghasil minyak biji seperti: bunga matahari di daerah sedang, biji masak
sebelum daun-daun tanaman mengalami penuaan atau mati semuanya dan hal ini menyulitkan panen
secara mekanis. Untuk memudahkan panen, proses penuaan dapat dipercepat dengan perlakuan
tertentu, misalnya dengan kerusakan batang.
Alternative lain adalah dengan menggunakan bahan kimia untuk mempercepat proses penuaan
tanaman yang berarti pula mempercepat kemasakan biji. Sebagai contoh, penggunaan Diquat yang
telah banyak dikenal sejak pertengahan tahun 1960. Kelebihan bahan ini selain pengaruhnya cepat
terlihat, juga sedikit efek negatifnya terhadap tanah dan hasil panen dari residu bahan tersebut. Cara
lainnya adalah dengan membuat bakteri pemacu pertumbuhan (PGPR).
PGPR (Plant growth-promoting rhizobacteria) adalah bakteri pemacu pertumbuhan tanaman.
Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup di akar tanaman.
Mikroorganisme ini hidup berkoloni di sekitar akar tanaman dan membantu memacu pertumbuhan
tanaman.
PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahwa
keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu pertumbuhan tanaman jika
diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama
dan penyakit.
Bagaimana bakteri PGPR dapt memacu pertumbuhan?
Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fikasi nitrogen bebas.
Nitrogen bebas diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman. Bakteri akar ini juga
mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang.
PGPR juga memacu peningkatan hormon tanaman. Peningkatan hormon tanaman inilah yang secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
2.3 CARA PANEN
Cara panen berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Tanaman biji-bijian memerlukan cara
panen yang baik agar kehilangan biji di lapang tidak terlalu besar. Pada tanaman ubi-ubian, cara
panen sudah barang tentu berbeda. Untuk mempermudah proses pemanenan, tanaman ubi-ubian
ditanam dengan sistem guludan. Cara panen untuk tanaman sayuran lebih banyak menggunakan
tenaga manusia, selain untuk menjaga mutu hasil panen juga karena nilai jual hasil panen yang relatif
tinggi srehingga penggunaan tenaga manusia masih tetap dapat dipertahankan karena secara
ekonomis masih layak.

Hal utama yang perlu diperhatikan pada pemanenan untuk mendapatkan hasil panen yang baik ada 2
yaitu :

a. Menentukan waktu panen yang tepat, yaitu menentukan “kematangan” yang tepat dan saat panen
yang sesuai, dapat dilakuakan berbagai cara, yaitu :
• Cara visual/penampakan : misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran, perubahan
bagian tanaman seperti daun mengering dll.
• Cara Fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik, dll.
• Cara Komputasi : misal menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mulai bunga
mekar.
• Cara Kimia : misal melakukan pengukuran/analisi kandungan zat atau senyawa yang ada dalam
komoditas, seperti : kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma, dll.

b. Melakukan penanganan panen yang baik, yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi. Dalam
suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungkan, disesuaikan dengan
kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan dengan biaya yang rendah.

Penanganan Panen yang Baik Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan panen:
1. Lakukan persiapan panen dengaan baik. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat penampungan
hasil dan wadan-wadan panen, serta pemanen yang terampil dan tidak ceroboh.
2. Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara hati-hati. Panen
sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat bantu yang sesuai. Misal tomat dan cabai
dipetik dengan tangan, baawang merah dicabut dan pada kentang tanah disekitaar tanaman dibongkar
dengan menggunakan cangkul dan umbi dikeluarkan dari dalam tanah. Hindari kerusakan atau luka
pada umbi saat pembongkaran tanah.
3. Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen. Misal tomat dipanen tanpa tangkai untuk
menghindari luka yang dapaat terjadi karena tangkai buah yang mengering menusuk buah yang ada
di atasnya. Cabai dipetik dengan tangkainya, bawang merah dicabut dengan menyertakan daunya
yang mengering, kentang dipanen umbinya, dilepaskan dari tangkai yang masih menempel, jagung
sayur dipanen berikut kelobotnya.
4. Gunakan tempat atau wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil panen diatas
tanah atau dilantai dan usahankan tidak menumpuk hasil panen tidak terlalu tinggi.
5. Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak melakukan pemindahan
wadah.
6. Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari buah atau umbi yang
luka, memar, atau yang kena penyakit atau hama, agar kerusakan tersebut tidak menulari buah atau
umbi yang sehat.

2.4 PRAKIRAAN HASIL PANEN


Petani yang baik selalu mencatat semua hal yang terkait dengan usaha taninya, terutama dalam
kaitannya dengan semua kebutuhan input produksi dan prakiraan hasil panen yang akan didapat.
Terlebih lagi pada sistem pertanian yang intensif dewasa ini, setiap penambahan input produksi harus
dipertimbangkan peranannya dalam peningkatan hasil panen. Oleh karena itu prakiraan hasil panen
perlu dibuat. Selain itu prakiraan hasil panen diperlukan untuk menentukan kapasitas alat pengering,
kapasitas penyimpanan dan kebutuhan pasar. Prakiraan hasil secara akurat memang sulit dilakukan di
lapang, namun estimasi dapat dilakukan dengan metode percontohan (sampling).
2.5 KEHILANGAN HASIL PANEN
Kehilangan hasil di lapang dapat terjadi sebelum panen, sebagai akibat dari serangan hama dan
penyakit, cuaca yang tidak menguntungkan, atau karena saat panen yang terlambat. Sebagai contoh,
karena keterlambatan panen kehilangan hasil banyak terjadi sebagai akibat terbawa angin atau jatuh
ke tanah karena polong sudah pecah sebelum dipanen.
Besarnya kehilangan hasil pada saat panen bervariasi tergantung pada jenis tanaman, kondisi lahan
dan cara panen. Apalagi pada sistem produksi pertanian yang maju sekarang ini, dimana dengan
biaya produksi yang tinggi kehilangan hasil panen sekecil apapun sebaiknya dihindari. Kehilangan
hasil juga bisa terjadi pada waktu pengangkutan hasil dari lapang ke tempat penjemuran atau
penyimpanan.

2.6 PEMBUANGAN SISA-SISA TANAMAN


Pembuangan sisa-sisa tanaman merupakan tahap akhir dari serangkaian proses produksi di lapang.
Namun sering petani mengabaikan pekerjaan ini, sehingga tidak jarang mendatangkan masalah bagi
penanaman berikutnya atau masalah bagi kesuburan tanah dalam jangka panjang. Dalam banyak
kasus, sisa-sisa tanaman yang tertinggal di lapang karena tidak mempunyai nilai ekonomi tinggi
untuk diangkut sebagai hasil panen, dapat menjadi sarang hama dan penyakit sehingga perlu
dibersihkan.
Alternatif lain bila sisa panen tidak diangkut dari lapang ialah dibakar. Dengan cara ini lebih praktis
dan sekaligus dapat memberantas gulma sehingga mempermudah penanaman berikutnya, namun
kerugian besar sebenarnya telah diaalami yaitu hilangnya sumber bahan organik tanah.

2.7 FAKTOR-FAKTOR PRAPANEN YANG MEMPENGARUHI MUTU


DAN FISIOLOGI PASCA PANEN

Lamanya penyinaran, respirasi, evaporasi, komposisi kimia, penampakan luar, struktur anatomi,
pembusukan, mutu rasa, perilaku dan sifat-sifat pascapanen lainnya, sebagian mencerminkan cara
pembudidayaan dan keadaan lingkungan sebelumnya yang berpengaruh terhadap hasil. Disamping
varietas dan kemasan, kondisi prapanen ini dapat digolongkan dalam faktor-faktor lingkungan dan
budidaya.
Faktor lingkungan mencakup suhu, kelembaban, cahaya, tekstur tanah, angin, ketinggian tempat dan
curah hujan. Yang termasuk faktor budidaya adalah nutrisi mineral, pengolahan tanah, pemangkasan,
penjarangan, penyemprotan dengan bahan-bahan kimia, benih atau bibit, jarak tanam, dan drainase.
Faktor-faktor ini mempengaruhi perolehan mutu tinggi pada saat panen. Tetapi tidaklah mungkin
untuk menentukan andil masing-masing faktor itu terhadap kualitas. Selain itu, satu sifat, misalnya
ukuran, mungkin dipengaruhi oleh beberapa persyaratan pertumbuhan, namun telah diketahui bahwa
satu faktor dapat bersifat dominan dan menimbulkan pengaruh yang besar terhadap faktor-faktor
lainnya.
Oleh karena faktor-faktor tersebut di atas beragam, maka Wilkinson (1970) menyatakan, bahwa
cuplikan dalam percobaan-percobaan penyimpanan harus luas dan dilakukan pada beberapa musim.
PENGARUH IKLIM
Suhu
Untuk kebanyakan buah-buahan dan sayur-sayuran, makin tinggi suhu selama masa pertumbuhan,
makin dini pula waktu panennya. Bagi buah-buahan diperlukan hari-hari panas dan malam-malam
dingin selama pertumbuhan untuk perkembangan warna yang penuh pada saat masak.
Metabolisme dan komposisi buah dipengaruhi oeh suhu. Tomat yang ditanam pada suhu malam
670C mempunyai laju respirasi lebih tinggi daripada yang ditanam pada suhu 570C atau 620C. Jadi
makin tinggi suhu pad musim panas, makin rendah kandungan TZT buah tomat (Total Zat terlarut).
Cahaya
Lama penyinaran, intensitas dan mutu cahaya mempengaruhi mutu buah pada waktu pemanenan. Pad
tomat buah-buahan yang terlindung oleh dedaunan pada masa pemasakan menghasilkan warna merah
yang lebih intensif dari pada buah yang terkena sinar matahari langsung di lapangan. Buah-buahan
yang terkena sinar matahari langsung mempunyai bobot lebih kecil, asam-asam serta cairan buah
lebih sedikit daripada buah yang keteduhan.
Variasi jarak tanam mempengaruhi mutu buah dan sayuran yang berupa buah, antara lain makin rapat
penanaman makin kurang rasa manis buahnya. Begitu pula pada sayuran yang berupa daun, daunnya
lebih lebar dan lebih tipis.
Perbedaan panjang hari dan mutu sinar mempengaruhi fisiologi hasi, misalnya bawang merah
beriklim hari pendek tidak akan menghasilkan umbi yang besar bila ditanam pada daerah beriklim
hari panjang. Demikian pula dengan pembentukan zat warna biru pada bunga (antosianin) seperti
pada kubis atau terong ungu, yang dikendalikan oleh cahaya gelombang pendek di daerah biru dan
lembayung.
Gangguan-gangguan fungsional mungkin juga dipengaruhi oleh cahaya. Pada percobaan penaungan
pada jeruk besar, Pantastico(1968) menunjukan adanya penurunan kerusakan oleh pendinginan yang
dilakukan kemudian. Namun gangguan ini terutama merupakan gejala yang dikendalikan oleh suhu.

Faktor Lingkungan Lainnya


Pemberian air pada tanaman harus mencukupi untuk menjamin hasil yang berkualitas tinggi.
Kekurangan kelembababan dalam tanah selama beberapa hari saja dapat berakibat buruk bagi
tanaman. Sebaliknya, curah hujan berlebihanpun dapat menimbulkan kerugian-kerugian.
Air tanah mungkin ada hubungannya dengan tekstur tanah, Chandler (1965) menyatakan buah-buah
pada pohon yang tumbuh pada tanah berpasir atau berkerikil menjadi masak lebih awal daripada
yang tumbuh di tanah berlempung. Pada tanah dengan pengaturan yang buruk, ruang-ruangnya terisi
oleh air sehingga aerasinya berkurang.
Angin dapat merusak daun sayuran atau menimbulkan luka gerakan pada buah. Kecepatan angin
yang sedang dapat menimbulkan cacat bekas luka pada jeruk, kalau buah-buahnya bergesekan
dengan ranting atau duri-duri (Smooth dkk, 1971).

 
 

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah yang kami buat adalah:
1. Menentukan saat panen adalah menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau
paling tidak mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca panen.
Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan iklim,
kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja
dan pengangkutan hasil produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman
semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman buah-buahan dan
tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari usaha pertaniannya maka
kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang tidak maksimal, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Akibatnya keuntungan petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan
saat panen ini umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa
beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.

2. Pada beberapa tanaman penghasil minyak biji seperti: bunga matahari di daerah sedang, biji masak
sebelum daun-daun tanaman mengalami penuaan atau mati semuanya dan hal ini menyulitkan panen
secara mekanis. Untuk memudahkan panen, proses penuaan dapat dipercepat dengan perlakuan
tertentu, misalnya dengan kerusakan batang.
Alternative lain adalah dengan menggunakan bahan kimia untuk mempercepat proses penuaan
tanaman yang berarti pula mempercepat kemasakan biji. Sebagai contoh, penggunaan Diquat yang
telah banyak dikenal sejak pertengahan tahun 1960. Kelebihan bahan ini selain pengaruhnya cepat
terlihat, juga sedikit efek negatifnya terhadap tanah dan hasil panen dari residu bahan tersebut. Cara
lainnya adalah dengan membuat bakteri pemacu pertumbuhan (PGPR).

3. Cara panen berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Tanaman biji-bijian memerlukan cara
panen yang baik agar kehilangan biji di lapang tidak terlalu besar. Pada tanaman ubi-ubian, cara
panen sudah barang tentu berbeda. Untuk mempermudah proses pemanenan, tanaman ubi-ubian
ditanam dengan sistem guludan. Cara panen untuk tanaman sayuran lebih banyak menggunakan
tenaga manusia, selain untuk menjaga mutu hasil panen juga karena nilai jual hasil panen yang relatif
tinggi srehingga penggunaan tenaga manusia masih tetap dapat dipertahankan karena secara
ekonomis masih layak.

4. Petani yang baik selalu mencatat semua hal yang terkait dengan usaha taninya, terutama dalam
kaitannya dengan semua kebutuhan input produksi dan prakiraan hasil panen yang akan didapat.
Terlebih lagi pada sistem pertanian yang intensif dewasa ini, setiap penambahan input produksi harus
dipertimbangkan peranannya dalam peningkatan hasil panen. Oleh karena itu prakiraan hasil panen
perlu dibuat. Selain itu prakiraan hasil panen diperlukan untuk menentukan kapasitas alat pengering,
kapasitas penyimpanan dan kebutuhan pasar. Prakiraan hasil secara akurat memang sulit dilakukan di
lapang, namun estimasi dapat dilakukan dengan metode percontohan (sampling).
5. Kehilangan hasil di lapang dapat terjadi sebelum panen, sebagai akibat dari serangan hama dan
penyakit, cuaca yang tidak menguntungkan, atau karena saat panen yang terlambat. Sebagai contoh,
karena keterlambatan panen kehilangan hasil banyak terjadi sebagai akibat terbawa angin atau jatuh
ke tanah karena polong sudah pecah sebelum dipanen.
Besarnya kehilangan hasil pada saat panen bervariasi tergantung pada jenis tanaman, kondisi lahan
dan cara panen. Apalagi pada sistem produksi pertanian yang maju sekarang ini, dimana dengan
biaya produksi yang tinggi kehilangan hasil panen sekecil apapun sebaiknya dihindari. Kehilangan
hasil juga bisa terjadi pada waktu pengangkutan hasil dari lapang ke tempat penjemuran atau
penyimpanan.

6. Pembuangan sisa-sisa tanaman merupakan tahap akhir dari serangkaian proses produksi di lapang.
Namun sering petani mengabaikan pekerjaan ini, sehingga tidak jarang mendatangkan masalah bagi
penanaman berikutnya atau masalah bagi kesuburan tanah dalam jangka panjang. Dalam banyak
kasus, sisa-sisa tanaman yang tertinggal di lapang karena tidak mempunyai nilai ekonomi tinggi
untuk diangkut sebagai hasil panen, dapat menjadi sarang hama dan penyakit sehingga perlu
dibersihkan.
Alternatif lain bila sisa panen tidak diangkut dari lapang ialah dibakar. Dengan cara ini lebih praktis
dan sekaligus dapat memberantas gulma sehingga mempermudah penanaman berikutnya, namun
kerugian besar sebenarnya telah diaalami yaitu hilangnya sumber bahan organik tanah.

7. Faktor-faktor prapanen yang mempengaruhi mutu dan fisiologi pasca panen, yaitu pengaruh iklim
(suhu dan cahaya) dan faktor lingkungan lainnya

Anatomi Tumbuhan

Pengertian Anatomi Tumbuhan

Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan. Walaupun
secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara
fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi
hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan “pembedahan”.

Anatomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari struktur fisik tumbuhan. Hal ini juga yang dikenal
dengan sebagai fitoanatomi, dengan praktisi disiplin ilmu ini dikenal dengan sebagai fitoanatomis.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sel Tumbuhan : Jenis, Bagian, Gambar Dan Fungsinya
Lengkap
Macam atau Jenis Anatomi Tumbuhan

Anatomi tumbuhan juga tertarik dalam pengembangan tumbuhan, dari tahap awal mereka sebagai
benih hingga kematangan mereka menjadi dewasa. Dengan membedah dan mempelajari tumbuhan,
peneliti dapat belajar mengenai perbedaan antara berbagai tumbuhan, yang merupakan bagian penting
dari taksonomi tumbuhan. Dua tumbuhan mungkin terlihat sangat mirip di permukaan, misalnya tetatpi
secara radikal berbeda ketika mereka dibedah dan dilihat dibawah mikroskop.

Dari perbedaan ini dapat digunakan untuk menggambarkan dan mengkategorikan tumbuhan sehingga
mereka dapat ditempatkan dalam sistem taksonomi. Anatomi tumbuhan juga dapat melibatkan
mempelajari tumbuhan yang baru secara hati-hati ditemukan untuk mengkonfirmasi bahwa mereka
unik dan untuk mengumpulkan data tentang mereka yang dapat digunakan untuk mengkategorikan
mereka.

Yang semakin banyak orang memisahkan anatomi tumbuhan dan morfologi dengan anatomi yang
berkaitan dengan struktur internal tumbuhan, sedangkan morfologi melibatkan penampilan eksterior
tumbuhan. Ada beberapa tumpang tindih antara bidang ini, sebuah bunga misalnya dapat diperiksa oleh
morfologis dan ahli anatomi dengan keduanya menjadi tertarik pada struktur luar dan internal bunga
untuk mempelajari lebih lanjut mengenai hal itu.

Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan:

Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya.

Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel
penyusunnya.

Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam
sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Tumbuhan Berkembangbiak Dengan Spora
Struktur Organologi Tumbuhan

Struktur

Organologi mengkaji bagaimana struktur dan fungsi suatu organ. Berikut adalah jaringan-jaringan dasar
yang menyusun tiga organ pokok tumbuhan.

Akar

Akar

Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan
kormus.

Sifat-sifat akar:

Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat
bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya

Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun
bagian-bagian lainnya

Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan

Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan
dengan bagian permukaan tanah

Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah

Jenis Akar Secara umum, ada dua jenis akar yaitu:

Akar serabut. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang,
tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan
dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya
tumbuhan.
Akar tunggang. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk
menyimpan makanan.

Fungsi akar bagi tumbuhan:

Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya

Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah

Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan

Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya tumbuhan bakau

Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau
sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar,
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh
tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.

Modifikasi akar

Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove (Avicennia,
Soneratia).

Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit
Anggrek.

Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.

Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu.

Akar tersusun dari jaringan-jaringan berikut :

epidermis

parenkim

endodermis

kayu

pembuluh (pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan


kambium pada tumbuhan dikotil.

Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan
tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang disebut misel
(mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain.

Batang

Batang

Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang
bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang
mempunyai sifat-sifat berikut :

Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi
selalu bersifat aktinomorf.

Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat
daun.

Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)

Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas.

Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang
cabang atau ranting yang kecil.

Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu
batang masih muda.

Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang tersusun dari jaringan berikut:

epidermis

parenkim

endodermis

kayu
jaringan pembuluh, dan

kambium pada tumbuhan dikotil.

Struktur ini tidak banyak berubah, baik di batang utama, cabang, maupun ranting. Permukaan batang
berkayu atau tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh lapisan gabus (suber) dan/atau kutikula
yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu pada batang dikotil atau monokotil tertentu dapat
mengalami proses lignifikasi yang sangat lanjut sehingga kayu menjadi sangat keras.

Daun

Daun

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau
(mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat,
dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing
panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun
kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat
mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.

Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang
berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis.
Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna
kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua
kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur).

Fungsi Daun
Tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim
palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.

Sebagai organ pernapasan.Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat
keterangan di bawah pada Anatomi Daun).

Tempat terjadinya transpirasi.

Tempat terjadinya gutasi.

Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).

Anatomi daun

Epidermis : Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi
jaringan yang terdapat di bawahnya

Jaringan mesofil : Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam
proses pembuatan makanan

Jaringan bunga karang : Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan
jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan

Berkas pembuluh angkut : Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada
tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium. Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air dan
mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak tumbuhan. Floem
berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan

Stomata

Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk
dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita
dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga
bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang

Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat
daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara
atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri tersusun dari jaringan-jaringan dasar berikut:
epidermis

jaringan tiang

jaringan bunga karang dan

jaringan pembuluh.

Histologi

Histologi tumbuhan mengkaji jenis-jenis sel (berdasarkan bentuk dan fungsi) yang menyusun suatu
jaringan. Jaringan penyusun tumbuhan antara lain :

jaringan pelindung

kolenkim (jaringan penyokong)

sklerenkim (jaringan penyokong)

parenkim (jaringan dasar)

xilem (jaringan pembuluh)

floem (jaringan pembuluh)

Sitologi

Sitologi mengkaji fungsi berbagai sel dan organel-organel khas pendukung fungsi tersebut.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Respirasi Sel Pada Tumbuhan Dalam Biologi

Fisiologi Tumbuhan

Meskipun arti fisiologi dalam ilmu biologi sering digunakan, tapi mungkin ada diantara kita yang masih
belum mengerti tentang arti kata “fisiologi” itu sendiri, terlebih bila dikaitkan dengan kata “tumbuhan”.
Kata fisiologi berasal dari dua huruf yakni “physis” yang artinya alam dan “logos” yang berarti ilmu
pengetahuan. Jadi pengertian fisiologi tumbuhan dapat kita definisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang keterangan-keterangan perihal kehidupan tumbuhan yang meliputi proses kehidupannya,
fungsinya dan aktivitasnya.
Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, ada semacam batasan-batasan dalam ruang dan waktu tertentu
yang harus diambil. Batasan yang diambil hanyalah seputar dari apa yang bisa ditangkap oleh indera kita
sebagai manusia. Apa fungsi pemberian batasan ini?, pemberian batasan ini dapat berfungsi atau
membuat seorang peneliti bisa menjadi lebih fokus saat melakukan penelitian di lapangan sehingga
diharapkan lebih mudah dalam menemukan hukum-hukum yang berguna untuk menyusun sebuah teori.
Dari teori-teori yang tersusun inilah diharapkan nantinya dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.

Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama
lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi,
misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

Fotosintesis

Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau
foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak
kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).

Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah,
infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.

Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis
adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.

Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat dilakukan
percobaan Ingenhousz.

Pigmen Fotosintesis

Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat
jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung
klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi
cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi
cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang
berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut
dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid
dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan
glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :

Gen :

bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil.

Cahaya :

beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,

tanaman lain tidak memerlukan cahaya.

Unsur N. Mg, Fe :

merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.

Air :

bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

Pada tahun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil di
gunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi
terang).

H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan
bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa
menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam
bentuk H+ menjadi CH20.

CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2


Ringkasnya :

Reaksi terang :2 H20 ——> 2 NADPH2 + O2

Reaksi gelap :CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2

atau

2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2

atau

12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2

Kemosintesis

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi.
Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan
menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri
nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-
senyawa tertentu.

Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).

Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya
Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:

Nitrosomonas

(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi

Nitrosococcus

Sintesis Lemak

Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut
bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama
siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi
sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat,
karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.

Sintesis Lemak dari Karbohidrat :

Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.

Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.

Gliserol + asam lemak ———> lemak.

Sintesis Lemak dari Protein:

Protein ————————> Asam Amino

protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur
Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat ———> Asetil Ko-A.

Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam
piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami
esterifkasi membentuk lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya
lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat
hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

Sintesis Protein

Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan
molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya
protein adalah suatu polipeptida.

Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan
keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi)
yang berperan penting sebagai “pengatur sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA
dan RNA.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Trikoma Serta Fungsi Pada Tumbuhan
Ruang Lingkup Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi tumbuhan merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme
pada tubuh tumbuhan dimana proses dari metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di
sekitar tumbuhan tersebut. Adapun ruang lingkup yang dipelajari antara lain tentang sel, proses
transpirasi, karakteristik molekul air, unsur esensial tumbuhan, fotosintesis, respirasi serta metabolisme
tumbuhan. Akan tetapi secara umum, fisiologi tumbuhan dapat digolongkan menjadi beberapa ruang
lingkup yaitu fisiologi tanaman, fisiologi lepas panen, ekofisiologi dan fisiologi benih.

Bagi seoarang ahli fisiologi tumbuhan selalu dituntut untuk bisa mengusai pengetahuan dasar lainnya
yang tentunya berkaitan dengan ilmu fisiologi tumbuhan misalnya ilmu kimia, biokimia, sitologi,
anatomi, morfologi dan sistematik.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 6 Ciri-Ciri Dan Contoh Protista Mirip Tumbuhan

Fungsi Fisiologi Tumbuhan

Fungsi fisiologi tumbuhan disini berarti manfaat yang diperoleh manusia dalam mempelajari fisiologi
tumbuhan. Lalu apa manfaatnya? tentu secara umum manfaatnya sangat besar karena tumbuhan itu
sendiri merupakan salah satu bahan pemenuh bagi kebutuhan manusia sehingga kita perlu ilmu yang
seluas-luasnya tentang tumbuhan. Tidak mungkin kita bisa membuat racikan obat bila tidak mengetahui
tentang bahan yang terkandung dalam obat itu sendiri. Iya kan?, nah apalagi banyak bahan-bahan kimia
yang kita gunakan untuk industri yang diambil dari tumbuhan. Oleh karena itu, ilmu disiologi tumbuhan
ini sangatlah penting.

Dalam perkembangannya, fisiologi tumbuhan dipisahkan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik
yaitu fisiologi tanaman, ekofisiologi, fisiologi lepas panen dan fisiologi benih. Mengapa harus dipisah?
supaya ruang lingkupnya semakin kecil sehingga lebih mengena bila diterapkan di lapangan.

Fisiologi tanaman mempelajari tentang metabolisme pada tanaman-tanaman yang dibudidayakan,

Ekofisiologi mempelajari tentang faktor-faktor lingkungan misalnya unsur-unsur cuaca dan iklim yang
dapat mempengaruhi metabolisme tumbuhan,
Fisiologi lepas panen mempelajari tentang fisiologi bagian tumbuhan setelah bagian dari tumbuhan
tersebut di panen,

Fisiologi benih mempelajari tentang benih yang mencakup tahapan pembenihan atau proses yang
mengikutinya.

Istilah Budidaya

Daftar Istilah dalam Budidaya Tanaman


Juni 26, 2008 at 3:47 pm Tinggalkan komentar

Ajir
batang yang berfungsi sebagai penyangga/tempat bersandar/merambat tanaman atau bisa juga
berfungsi sebagai penanda, misalnya: batas petak, baris tanaman
 
Aklimatisasi
tahap perlakuan penyesuaian lingkungan tumbuh tanaman setelah dari persemaian ke tempat
pembesaran
 
Bare-root
salah satu metode yang digunakan dalam memudahkan transportasi tanaman yang dilakukan
dengan membiarkan akar tanpa media
Bedengan
tanah yang ditinggikan dari sekitarnya untuk tempat tumbuh tanaman
Bibit
semua bagian tanaman yang digunakan untuk perbanyakan/ perkembangbiakan
Coring
metode dalam budidaya rumput yang digunakan untuk memperbaiki aerasi hamparan rumput
dengan melubangi hamparan dengan mata pisau berbentuk batang berlubang atau sendok
Dormansi
tahap dimana benih/bibit/bahan perbanyakan berhenti tumbuh karena lingkungan tumbuh yang
tidak sesuai
Dosis
takaran pupuk atau pestisida yang diberikan seluruhnya per satuan luas lahan
Drainase
sistem pembuangan air tanah atau air permukaan baik melalui cara alami maupun buatan
Grading
kegiatan memodifikasi permukaan tanah dengan mengurangi dan atau mengisi permukaan tanah
asli
Gulma
tumbuhan pengganggu tanaman utama atau tumbuhan yang bernilai negatif atau tidak
dikehendaki kehadirannya.
HPT
Hama dan Penyakit Tumbuhan
Hydroseeding
metode penanaman rumput dengan cara menyemprotkan campuran benih rumput dan air dengan
nozzle pada lahan persemaian. Campuran tersebut bisa ditambah pula dengan pupuk dan mulsa
Kompot (Compot)
Pot/wadah tanaman yang berisi lebih dari dua individu tanaman(Community pot)
Naungan
atap, penutup bidang atas tanaman untuk mengurangi atau menutup sama sekali dari
pencahayaan
OPT
Organisme Pengganggu Tanaman
Pendangiran
kegiatan menggemburkan tanah sekaligus mengendalikan gulma
Pestisida
sebutan umum untuk bahan kimia pengendali organisme pengganggu tanaman
Planter box
wadah tanaman massal
Rootballing
salah satu metode yang digunakan dalam memudahkan transportasi tanaman yang dilakukan
dengan membungkus bola akar beserta media tumbuhnya
Steger
struktur penyangga tanaman (biasanya untuk jenis pohon)
Stek
bagian vegetatif dari batang tanaman yang akan berakar untuk membentuk tanaman baru
Tanah (soil)
tubuh alam yang berasal dari hancuran batuan dan bahan organik
Training
Tindakan pengaturan tumbuh tanaman agar sesuai yang diinginkan
Topdressing
tindakan menebarkan campuran tanah secara tipis dan merata ke permukaan hamparan rumput
untuk mendapatkan hamparan yang halus dan rata dengan mengisi ruang antar stolon,
memperbaiki dekomposisi dan menimbun stolon atau tunas dalam tindakan perbanyakan
vegetatif
ZPT
Zat Pengatur Tumbuh

Anda mungkin juga menyukai