Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI


KEBUTUHAN NUTRISI PADA DEWASA DAN LANSIA

Disusun Oleh:

Nama : Yurika Rahmadani

Npm : 1930701028

Lokal : B2

JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai petunjuk atau pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca walaupun masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangatlah diperlukan penulis untuk kedepannya Sebagai penutup,
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.

Bulungan, 19 Mei 2020

Yurika Rahmdani

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
1.1.Latar belakang............................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
1.3.Tujuan............................................................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 5
2.1. Kebutuhan nutrisi pada remaja...................................................................................... 5
2.2. Kebutuhan nutrisi pada lansia..................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................. 14
PENUTUP............................................................................................................................. 14
A.Kesimpulan.................................................................................................................... 14
B.Saran.............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,


karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan metabolismenya.
Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat-zat gizi lebih
tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya laki-laki lebih memerlukan energi ini
disebabkan karena secara fisik laki-laki lebih banyak bergerak tetapi pada aktivitasnya juga
memerlukan energi banyak. Semakin tinggi dan semakin berat badan seseorang maka
kebutuhan energinya juga perlu ditambahkan.
Sedangkan Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga
dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya
kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk
malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan dan ginjal.
1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada dewasa?


2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada remaja?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
kebutuhan nutrisi bagi dewasa

4
2. Mengetahui kebutuhan nutrisi bagi lansia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Nutrisi Untuk Dewasa

1. Keadaan Fisiologis Masa Dewasa

Masa dewasa dibagi menjadi dua tahap, masa dewasa awal yaitu antara umur 20-40
tahun dan masa dewasa lanjut yaitu antara umur 40-60 tahun.
Pada masa dewasa tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan fisik
tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi. Keadaan puncak dari keadaan fisik
membuat beberapa orang terlena dan mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang
dapat berepengaruh terhadap kesehatan di kemudian hari. Penyakit degenerative juga
muncul pada masa ini.
Pada awal masa dewasa merupakan masa transisi dari masa remaja ke masa
dewasa. Pada masa ini kondisi fisik tidak hanya mencapai puncaknya, tetapi juga mulai
menurun pada masa ini. Bagi sebagian orang puncak dari kemampuan fisik dicapai pada
usia usia di bawah 30 tahun. Kekuatan dan ketahanan otot mulai menunjukkan tanda
penurunan sekitar umur 30-an.

2. Tujuan Pemberian Nutrisi Untuk Dewasa


a. Membantu mempertahankan kesehatan yang baik (mempertahankan keadaan
gizi).
b. Membuat keadaan gizi tubuh menjadi lebih baik.
c. Memperlambat timbulnya penyakit-penyakit degeneratif.
d. Untuk mengatur semua proses yang terjadi dalam tubuh
e. Memberikan unsur-unsur yang diperlukan untuk sel jaringan tubuh yang aus.
(contoh : rambut yang rontok, kuku, bekas luka, menstruasi, dll).

3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi usia dewasa


A. Tinggi Badan, Berat Badan Dan Jenis Kelamin

6
Berpengaruh terhadap nutrisi seseorang. Seorang pria dan wanita membutuhkan
kalori yang berbeda untuk seharinya demikian juga dengan tinggi badan dengan berat
badan yang merupakan suatu faktor penting, terutama bila memperhitungkan
kebutuhan kalori.
B. Faktor Aktivitas
Jumlah dan jenis aktivitas seseorang harus diperhitungkan karena sangat
mempengaruhi kebutuhan kalori.
C. Tingkat Kesehatan
Kondisi dengan berbagai penyakit menyebabkan tubuh memerlukan lebih banyak
nutrisi dan kalori. Angka metabolisme basal lebih tinggi pada orang yang suhunya di
atas normal sehingga kebutuhan kalorinya juga lebih besar dibandingkan orang yang
suhunya netral.
D. Iklim
Turut mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan kalori orang yang tinggal di daerah
yang beriklim dingin menggunakan lebih banyak kalori dibandingkan orang yang
tinggal di daerah panas.
E. Status Ekonomi
Status ekonomi seseorang akan berpengaruh pada daya beli makanan, sehingga
berpengaruh pada konsumsi pangan seseorang yang akhirnya berdampak pada
keadaan gizi seseorang itu.
F. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan akan berpengaruh pada nutrisi seseorang, orang yang terbiasa
dengan makanan restoran (banyak mengandung karbohidrat, lemak dan kolesterol)
cenderung mengalami kelebihan zat gizi tersebut yang akan berpengaruh pada kondisi
kesehatan nanti.
G. Kesenangan Dan Ketidaksenangan
Sikap seseorang terhadap makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman, baik
yang dirasakan menyenangkan atau tidak. Hal ini menyebabkan sikap individu dapat
mempunyai sifat suka dan tidak suka terhadap makanan. Yang tentunya akan
berpengaruh pada nutrisi orang tersebut.
H. Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan

7
Umumnya berpengaruh pada tingkat pemahaman seseorang tentang gizi makanan.
Orang mempunyai pengetahuan yang rendah walaupun ekonominya cukup tinggi
dalam memilih makanan kurang memperhatikan gizi dari makanan yang dipilih.

I. Agama , Kepercayaan Dan Tahayul


Masalah makanan merupakan salah satu hal yang termasuk dalam ajaran agama.
Agaman hindu melarang umatnya makan makanan dari sapi dan ajaran agama islam
melarang umatnya untuk makan makanan daging babi. Sebagai umat yang baik
alangkah baiknya apabila mencari alternative makanan lain yang tidak di larang
namun baik untuk kesehatan, sedangkan dalam hal ketahayulan yang berkembang
dalam masyarakat adalah ibu hamil di larang makan ikan karena dikhawatirkan
darahnya akan berbau amis, padahal ikan itu merupakan sumber protein yang tinggi
bagi ibu hamil.
J. Kehamilan Dan Menyusui
Kebutuhan nutrisi pada wanita hamil dan menyusui berbeda dengan kebutuhan
nutrisi wanita dewasa yang tidak hamil dan menyusui.
K. Diet
Diet yang dimaksud di sini bukanlah diet yang biasa kita dengar di rumah sakit,
tetapi diet yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk menurunkan berat badannya.
Diet seperti ini akan baik hasilnya jika aturan dan cara-cara yang ditentukan benar
dijalankan. Namun akan berdampak pada kerusakan nutrisi jika aturan yang
ditetapkan tidak dijalankan sebagaimana mestinya.

4. Kebutuhan energy dan zat nutrisi untuk dewasa


Jenis Kelamin Energy Protein Kalsium Besi Vit A Vit E Vit B Vit C Folat
dan Umur (kcal) (gr) (mg) (mg) (RE) (mg) (mg) (mg) (mg)
P (20-45 Tahun) 2200 48 600 26 500 8 1,0 60 150
L (20-45 Tahun) 2800 55 500 1,3 700 10 1,2 60 70

Adapun gizi yang harus dipenuhi oleh orang dewasa antara lain :

A. Karbohidrat

8
Karbohidrat mempunyai manfaat untuk menjaga keshatan tubuh, mempercepat
waktu pemulihan tubuh, menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dalam melakukan
aktivitas, sebagai perfoma serta kapasitas ketahanan tubuh yang baik. Selain untuk
memenuhi kebutuhan energi tubuh, konsumsi nutrisi yang baik adalah memenuhi
total kebutuhan energi (kalori) melalui konsumsi makro nutrisi dengan proporsi 60-
70% melalui konsumsi karbohidrat, dan karbohidrat yang harus dipenuhi sebesar 5-7
kg per berat badan.
Selain mengonsumsi karbohidrat, gizi yang harus dipenuhi adalah protein. Bahan
makanan sumber protein kualitas tinggi adalah ikan dan seafood, kacang-kacangn
dan serealia. Susu dan hasil olahan lainnya seperti keju dan yoghurt juga kaya akan
protein.
B. Lemak
Lemak dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan dalam bentuk organik
yang disebut dengan lipid. Lipid penting bagi penyimpanan energi yang tinggi,
meningkatkan kalori karbohidrat dan menyediakan bantalan serta penyekatan. Lemak
mengandung asam lemak bebas, baik yang jenuh maupun yang tidak jenuh,
tergantung pada struktur kimianya. Lemak jenuh lebih padat daripada lemak tidak
jenuh. Adapun contoh lemak jenuh adalah kolesterol. Kolesterol dibuat di hati dan
berperan dalam produksi garam empedu serta hormon-hormon. Namun kolesterol ini
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil. Makanan yang mengandung lemak
tidak jenuh antara lain : daging merah, hasil peternakan yang banyak mengandung
lemak serta telur dan banyak juga ditemukan pada makanan olahan kalengan.
Konsumsi lemak harus diimbangi dengan makanan yang mengandung serat, karena
serat mengikat kolesterol dan menyingkirkannya dari darah.
C. Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral berfungsi untuk memperkuat tubuh agar tubuh dapat bekerja
dengan baik. Vitamin dan mineral terdapat pada makanan sehari-hari, contohnya pada
sayur-sayuran dan buah-buahan. Akan tetapi karena gaya hidup, diet, maupun hal lain
yang menyebabkan seseorang tidak seimbang dalam mengonsumsi makanan
membuat kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh menjadi tidak
terpenuhi.

9
Dalam perkembangannya pada usia dewasa manusia mengalami maturasi. Sampai
umur 20-25 tahun berat tulang kerangka manusia meningkat dan kemudian menurun yaitu
mulai kurang lebih umur 35 tahun. Berat kerangka menjadi lebih berkurang, tulang lebih
berongga dan kurang elastis. Pada wanita, tulang dan otot kurag bila dibandingkan dengan
pria. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan jumlah kebutuhan makanan antara wanita
dan pria seperti di bawah ini.

Wanita pekerja
Kebutuhan energi rata-rata untuk wanita dewasa adalah sebagai berikut:
Jenis Pekerja Kebutuhan Energi (Kcal)
Bekerja berat 2.400 kal/hari

Bekerja sedang 2.000 kal/hari


Bekerja ringan 1.700 kal/hari

Laki-laki pekerja
Kebutuhan energi rata-rata untuk pria dewasa adalah sebagai berikut:
Jenis Pekerja Kebutuhan Energi (Kcal)
Bekerja berat 3.000 kal/hari

Bekerja sedang 2.600 kal/hari


Bekerja ringan 2.200 kal/hari

5. Dampak gizi pada usia dewasa


 Penurunan produktivitas kerja dan derajat kesehatan
Disebabkan oleh kekurangan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber
protein.
 Anemia
Hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan sumber zat besi
 Gondok
Kurangnya mengkonsumsi yodium
 Kebutaan
Hal ini disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A
 Penyebab dari dampak kekurangan gizi

10
 Kemiskinan
 Kurangnya pengetahuan tentang gizi
 Kebiasaan makan
Dampak masalah gizi lebih pada orang dewasa tampak dengan semakin
meningkatnya penyakit degeneratif seperti :
a. Jantung koroner
b. Diabetes mellitus
c. Hipertensi
d. Penyakit hati
Penyebab dari dampak kelebihan gizi disebabkan oleh kebanyakan energi dibandingkan
dengan pengeluaran energi.

2.2 Kebutuhan Nutrisi Untuk Lansia

1. Definisi Lansia
Manusia lanjut usia  mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992)
membagi lansia menjadi young elderly (65 – 74 tahun) dan older elderly (75 tahun). Di
Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah berumur
di atas 60 tahun

2. Tujuan Pemberian Nutrisi Untuk Lansia


Menurut Mubarok ( 2009 ), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usia
antara lain sebagai berikut :
Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda atau mencegah
kemunduran fungsi organ
Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada lansia
Membiasakan makanan yang cukup dan teratur
Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengomsumsi makanan yang
berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain.
Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung koroner, ginjal, atherosklerosis, dan lain-lain.

11
Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor resiko penyakit karena komsumsi
bahan makanan tertentu seperti penyakit sendi dan tulang akibat asam urat, penyakit
jantung, koroner karena kolesterol dan lemak jenuh, diabetes meli Tus akibat obesitas
karena komsumsi hidrat arang.

3. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi Pada Lansia


 Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
 Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
 Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
 Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
 Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
 Penyerapan makanan di usus menurun.

4. Kebutuhan Energi Dan Zat Nutrisi Untuk Lansia


A. Kalori
Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena
metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang.
B. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60% dari
kalori total.
C. Protein
Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari
untuk mempertahankan keseimbangan protein, Kebutuhan akan protein meningkat
sebagai tanggapan atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan
pembedahan.
D. Lemak
Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan dan
kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah.
E. Serat

12
Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit.
Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang, yang
akhirnya memperpanjang masa transit tinja,hal ini terjadi karena kelemahan tonus
otot dinding saluran cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi
asupan cairan dan serat.
F. Vitamin
Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap
berlangsung pada lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, B12,
vitamin D dan asam folat.
5. Masalah Gizi Pada Lansia
 Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota
besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan
berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk
mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
 Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
 Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan
menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,
karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan metabolismenya.
Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat-zat gizi lebih
tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya laki-laki lebih memerlukan energi ini
disebabkan karena secara fisik laki-laki lebih banyak bergerak tetapi pada aktivitasnya juga
memerlukan energi banyak. Semakin tinggi dan semakin berat badan seseorang maka
kebutuhan energinya juga perlu ditambahkan.
Sedangkan Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga
dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya
kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk
malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan dan ginjal.

Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta para pembaca.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca atas kesediaan membaca makalah
ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badriah, Dewi Laelatul.2011.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Bandung:refika ADITAMA.

Buku Penuntun gizi Umum I dan II, Direktorat Gizi Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dep-Kes
RI Jakarta, 1978.

15

Anda mungkin juga menyukai