Anda di halaman 1dari 105

Referensi 1

https://ketikqwerty.wordpress.com/2011/03/15/pengertian-manajemen/ (Diakses 5
September 2018)

P E N G E RT I A N M A N A J E M E N

15 Maret 2011

A. ARTI MANAJEMEN SECARA ETIMOLOGIS

Istilah manajemen yang bahasa Inggrisnya “management” berasal dari beberapa bahasa
seperti: (1) Bahasa Latin,yakni “managiere” yang artinya melakukan, melaksanakan,
mengurus sesuatu (Tanthowi, 19830); (2) Bahasa Italia, “maneggiare”artinya melatih kuda
atau secara harfiah berarti mengendalikan = to handle (Silalahi, 1989); (3) Bahasa Prancis,
yaitu “manege” atau “manage” artinya tindakan membimbing, memimpin, mengemudikan,
mengurus, memerintah dan kata manage juga berarti “tempat latihan kuda”, “penjinakan
kuda” (Tanthowi, 1983, Atmosudirdjo, 1986) ; (4) Bahasa Inggris sendiri istilah itu dikenal
dengan “management” yang bentuk infinitifnya adalah “to manage” yang berarti menangani,
mengendalikan, menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu (Atmosudirdjo, 1986).

Apabila diperhatikan secara cermat kegiatan-kegiatan yang dikandung dari istilah asal usul
manajemen tersebut diatas, yakni : melakukan, melaksanakan, mengurus, mengendalikan,
membimbing, memimpin, mengemudikan, memerintah. melatih, menguasai, dan
menyelesaiakan,  ternyata mempunyai kesamaan dengan kegiatan-kegian yang dikandung
oleh istilah “menata” atau “penataan”yang merupakan kegiatan administrrasi. Jadi, memang 
wajar kalau ada pandangan dari beberapa ahli yang menyamakan istilah administrasi dengan
manajemen.
B. DEFINISI MANAJEMEN

Berikut ini dikemukakan beberfapa definisi manajemen menurut para ahli dibidang ini.

Frederick Winslow Taylor, sebagai bapak manajemen ilmiah memberi rumusan manajemen
seperti ini: “Management, the art of management, is defined as knowing axactly what you
whant to do and the seeing that they do it in the best and cheapest way ( Tanthowi.
1983).Artinya: Manajemen, seni dari manjemen diartikan sebagai kepandaian yang sungguh-
sungguh tentang apa yang dikehendaki dari menyuruh orang mengerjakan sesuatu  dan
mengawasi mereka mengerjarkan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang
paling murah.
Menurut George R. Terry  dalam bukunya: The Principle of management,
mengatakan:  “Management is a distinct procece consisting of planning,
organizing,actuating,  and controlling, utiliting in each both science and art, and followed in
order to accomplish predetermined objectives”( Manajemen adalah suatu proses yang
membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan
pengawasan, dengan memanfaatkan  baik  ilmu maupun seni,  agar dapat menyelesaikan
Tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya) (Handaya ningrat, 1982)
Sheldon (dalam Tanthowi, 1983) dalam bukunya “The Philosophy of
Management” memberikan rumusan manajemen seperti ini: “mangement   proper is 
function in the indudusty conderned in the execution of policy : within the limits  set up by
administration and the employment of the organization  for the particular objecks  set before
it” (Manajemen adalah fungsi dalam industri yang berhubungan dengan kebijaksanaan dalam
batas-batas yang telah ditetapkan dalam administrasi dan penggunanaan organisasi untuk
sasaran-sasaran tertentu sebagaimana ditetapkan sebelumnya).
Selanjutnya Siagian (1977) merumuskan manajemen sebagai “kemampuan atau keterampilan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian Tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain.

Akhirnya, Manullang (1996) menegaskan bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk
mencapai Tujuan yang sudah ditetapkan.

Apabila dicermati semua pendapat di atas, maka dapat ditawarkan satu definisi manajemen
yang lebih sederhana , yaitu: “Manajemen   adalah suatu seni dan ilmu tentang cara
mengatur, memimpin, dan mengendalikan semua sumber (resources) dalam rangka
mencapai hasil atau Tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa disamping manajemen sebagai seni juga sebagai
ilmu. Manajemen sebagai seni dapat diartikan sebagai suatu praktek. Memang, manajemen
itu telah dipraktekkan pada pekerjaan-pekerjaan tertentu dalam berbagai macam organisasi
baik di bidang pemerintahan mau pun dibidang swasta, jauh sebelum manajemen itu sendiri
lahir sebagai suatu ilmu. Dalam hubungan ini, Drucker (1982) mengatakan telaah manajemen
tidak lebih tua daripada manajemen itu sendiri – artinya, barusaja dimulai. Manajemen
sebagai seni ditandai oleh pengalaman-pengalaman, dugaan ataupun kemampuan alamiah
berupa skill atau keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
mewujudkan hasil kerja tertentu.

Manajemen juga sebagi ilmu, meskipun demikian tidaklah sepenuhnya sebagai ilmu.
Pekerjaan  manajer dapat dianalisis dan diklasifikasi secara sistematis. Jadi, ada aspek ilmiah
dalam manajemen dan ada cirri-ciri professional. Unsur-unsur manajemen dapat dianalisis, di
organisasikan secara sistematis  dan dapat dipelajari oleh siapa pun yang mempunyai
kecerdasan normal.

Dari definisi yang ditawarkan terlihat adanya kegiatan seperti mengatur, memimpin,dan 
mengendalikan. Hal ini, memberikan indikasi bahwa kegiatan manajemen itu selalu
didasarkan pada upaya-upaya yang teratur atau sistematis, rasional  dan dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya. Ketiga kata itu   pada hakekatnya mempunyai makna yang
dapat  mewakili fungsi-fungsi manajemen, yakni perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan

Sedang yang dimaksud dengan semua sumber (resources) dalam definisi itu adalah meliputi:
tenaga kerja (man), sumber biaya (money), material atau bahan-bahan (materials), peralatan
dan mesin (machine),cara kerja (method), pemasaran (market) atau pelayanan (service).
Dengan demikian manajemen itu merupakan rangkaian kegiatan atau proses kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai hasil
atau tujuan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, biaya,
bahan-bahan, peralatan, cara-cara kerja, pemasaran atau pelayanan dengan efisien dan efektif.
Referensi 2
http://makalahkite.blogspot.com/2013/11/konsep-dasar-manajemen.html (Daikses 5
September 2018)

Kamis, 14 November 2013

KONSEP DASAR MANAJEMEN

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN

“KONSEP DASAR MANAJEMEN”

Disusun oleh :

Ahmad Khoirul Badar

(210 205)

STAIN KUDUS

PRODI SYARIAH EKONOMI ISLAM

2010
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam dunia persekolahan yaitu untuk


menyampaikan ilmu-ilmu yang bisa bermanfaat untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam mempelajari ekonomi dituntut untuk memiliki kemampuan memahami
dan memecahkan masalah. Namun pada pelaksanaanya seringkali tuntutan ini mengakibatkan
persepsi salah terhadap ekonomi, misalnya management itu sulit, menakutkan dan
sebagainya. Hal ini banyak dirasakan oleh siswa dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Sehingga menimbulkan kurangnya semangat mempelajari ekonomi.

Mahasiswa penuh dengan tantangan. Jika tidak berhati-hati dan teliti serta cermat dalam
melakukan perhitungan dan perencanaan, sudahlah jelas kerugian dan kegagalan menghadang
didepan. Dengan kata lain, selain mahasiswa memperoleh ilmu dalam perguruan tinggi,
mahasiswa juga bisa memperoleh pengalaman dari dunia luar perguruan tinggi.

Dengan dilaksanakannya pembuatan makalah ini, diharapkan agar mahasiswa mempunyai


bekal yang cukup dan memadahi ketika hendak memulai suatu pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah dipaparkan diatas pemaduan metode demonstrasi, diskusi
dan tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman dalam konsep dasar manajemen
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Peran Manajemen

Manajemen diperlukan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Efektivitas menurut Peter F. Drucker adalah “mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the
right things)”. Sedangkan Efisien adalah “mengerjakan pekerjaan dengan benar (doing things
right)”.

Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada kegiatan bisnis secara efektif dan efisien,
maka manajemen perlu dijelaskan berdasarkan fungsi fungsinya atau dikenal sebagai fungsi-
fungsi manajemen (fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian, serta
pengendalian dan pengawasan).

Efektifitas mengacu pada pencapaian tujuan sedangkan efisiensi mengacu pada penggunaan
sumber daya minimum untuk menghasilkan keluaran (output) yang telah ditentukan.

Dalam manajemen diutamakan efektivitas lebih dahulu baru efisien. Jadi, organisasi
membutuhkan manajemen terutama untuk 3 hal yang terpenting, yaitu :

1.        Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien;

2.        Menyeimbangkan tujuan yang saling bertentangan dan menentukan skala prioritas;


dan

3.        Mempunyai keunggulan daya saing (competitive advantages) dalam menghadapi


persaingan global.

B.     Definisi Manajemen

Dilihat dari asal katanya, kata manajemen atau management dalam Bahasa Inggris berasal
dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih berarti menangani atau to handle. Dalam
bahasa latin ada kata yang punya pengertian hampir sama yakni manus yang artinya tangan
atau menangani.

Definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :

1.        Ensiclopedia of the Social Sciences

            Didalam Ensiclopedia of the Social Sciences manajemen diartikan sebagai proses


pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diawasi.
2.        Mary Parker Follet

            Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.

3.        Thomas H. Nelson

            Menurut Thomas H. Nelson manajemen adalah ilmu dan seni memadukan ide-ide,
fasilitas, proses, bahan dan orang-orang unutk menghasilkan barang/jasa yang bermanfaat
dan menjualnya dengan menguntungkan.

4.        GR. Terry

            Menurut GR. Terry manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan usaha mencapai sasaran dengan memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

5.        James A.F. Stoner

            Menurut James A.F. Stoner manajemen diartikan sebagai proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi
dan menggunakan semua daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6.        Prof. Drs. Oei Liang Lie

            Menurut Prof. Drs. Oei Liang Lie manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan sumber daya manusia dan
alam, terutama sumber daya manusia unutk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pengertian lain manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui serangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.

Disamping pengertian dan definisi manajemen yang sudah diuraikan tadi, McFarland, 1979
juga mengemukakan empat pengertian manajemen yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari:

1.        Proses-proses pengorganisasian; yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,


penggiatan dan pengevaluasian.

2.        Kata manajemen juga berarti karir atau jabatan

3.        Kata manajemen juga dapat berarti kelompok orang yang bertanggungjawab dalam
menjalankan sebuah organisasi.

4.        Kata manajemen juga dapat merupakan sebuah ilmu atau seni untuk mengatur orang
lain.
Selanjutnya Harbison dan Myers menggolongkan manajemen itu menjadi tiga tipe, yaitu:

1.        Patrimonial Management

Terdapat apabila suatu perusahaan dimiliki oleh sebuah keluarga dan kedudukan-kedudukan
yang penting dalam hirarki perusahaan dikuasai oleh anggota-anggota keluarga tersebut.

2.        Political Management

Suatu bentuk manajemen dimana kedudukan-kedudukan penting dan pokok dalam organisasi
dipegang oleh mereka yang mempunyai hubungan-hubungan politik berdasarkan atas
loyalitas pada suatu partai politik tertentu.

3.        Profesional Management

Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang telah memberikan
bukti akan kecakapannya, kapasitas, kesanggupan, keahlian atau dengan perkataan lain atas
dasar jasa dan hasil yang mereka berikan kepada perusahaan.

C.    Tingkatan Manajer

Tingkatan manajemen dibedakan atas:

1.        Manajer Puncak (top manager)

Manajer yang bertanggung jawab pada dewan direksi dan pemegang saham atas keseluruhan
kinerja dan aktivitas perusahaan.

2.        Manajer Menengah (middle manager)

Manajer yang bertanggung jawab pada pengimplementasian strategi kebijakan dan keputusan
yang dibuat oleh manajer puncak.

3.        Manajer Lini Pertama (first line manager)

Manajer yang bertanggung jawab langsung atas pekerjaan karyawan (supervisi)

D.    Manajer secara Fungsional Dilihat dari Proses

Tanggung jawab manajer secara fungsional dilihat dari proses, meliputi:

1.        Manajemen perencanaan

2.        Manajemen pengawasan

Fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola
dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Kegiatan-kegiatan dalam fungsi Manajemen

1.        Fungsi Manajemen Perencanaan (Planning)


a.         Menetapkan tujuan dan target bisnis.

b.         Merumusakan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut.

c.         Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan.

d.   Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
bisnis.

2.        Fungsi Manajemen Pengorganisasian (Organizing)

a.     Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas dan menetapkan


prosedur yang diperlukan.

b.    Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan


tanggung jawab.

c.     Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang tepat.

3.        Fungsi Manajemen Pengimplementasian (Directing)

a.    Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi


kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.

b.    Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.

c.    Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.

4.        Fungsi Manajemen Pengawasan (Controlling)

a.    Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan.

b.    Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin


ditemukan.

c.    Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis.

E.     Fungsi Manajemen secara Operasional dari Sudut Bidang

Fungsi manajemen secara operasional dari sudut bidang, meliputi:

1.        Manajemen produksi

2.        Manajemen personalia

3.        Manajemen keuangan

4.        Manajemen pemasaran
5.        Manajemen akuntansi

Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu


akan sangat berbeda-beda jika didasarkan pada fungsi operasionalnya, belum lagi dilihat dari
jenis organisasinya.

Berdasarkan operasionalnya, manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan secara garis besar
menjadi fungsi-fungsi:

1.        Manajemen Sumber Daya Manusia

Adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang kita
jalankan & bagaimana SDM yang terbaik tersebut dapat terpelihara & tetap bekerja bersama
kita dengan baik.

2.        Manajemen Produksi

Adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang


sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik
produksi yang se-efesien mungkin.

3.        Manajemen Pemasaran

Adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk
mengidentifikasi apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen, & bagaimana cara
pemenuhannya dapat diwujudkan.

4.        Mnajemen Keuangan

Adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya memastikan bahwa
kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis, yaitu diukur
secarra profit.

5.        Manajemen Informasi

Adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan
bahwa bisnis yang berjalan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.

F.     Keahlian Manajemen

Keahlian manajemen menurut Robert L. Katz, meliputi:

1.        Technical skill (keterampilan teknik)

2.        Human skill (keterampilan mengelola manusiawi)

3.        Conceptual skill (keterampilan konsep)


Seorang manajer harus memiliki dan mampu mengembangkan ketrampilan Teknis,
Hubungan Manusia, Konseptual dan Pengambilan Keputusan serta Pengelolaan Waktu.

1.        Ketrampilan Teknis

Ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas khusus.

2.        Ketrampilan Hubungan Manusia

Ketrampilan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain

3.        Ketrampilan Konseptual

Ketrampilan terkait dengan kemampuan untuk berpikir pada hal-hal yang abstrak,
mendiagnosis dan menganalisis situasi yang berbeda dan memandang jauh kedepan.

4.        Ketrampilan Pengambilan Keputusan

Kemampuan dalam identifikasi masalah, dan menentukan langkah terbaik untuk


menyelesaikan masalah.

5.        Ketrampilan Pengelolaan Waktu

Ketrampilan yang berkaitan dengan pemanfaatan waktu secara produktif.


BAB III

SIMPULAN

Setelah melihat dari berbagai sumber maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.      Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang dapat memajukan dalam manajemen.

2.      Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan kesempatan untuk dapat belajar


bagaimana mengatur management yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

1.        T. Hani Handoko.2003.Manajemen,Edisi 2.Yogyakarta:BPFE

2.        Erni Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah.2005.Pengantar Manajemen,Edisi


Pertama.Jakarta:Kencana

3.        Agus Subandi.2001.Manajemen Pengantar,Edisi Revisi.Yogyakarta:UPP

4.        M. Manullang.2002.Dasar-dasar Manajemen.Yogyakarta:GMU Press

5.        Siswanto.2005.Pengantar Manajemen.Jakarta:Bumi Aksara

Referensi 3
https://konsepmanajemen.blogspot.com/2015/04/konsep-dasar-manajemen.html (Diakses
5 September 2018)

Manajemen
Selasa, 07 April 2015

KONSEP DASAR MANAJEMEN

KONSEP DASAR MANAJEMEN

1.      Pengertian Manajemen

Ada beberapa definisi mengenai manajemen yang diberikan oleh para ahli.  Robbins dan Coulter
(1999) menyebutkan manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-
kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efisien melalui orang lain.  2 kata penting yang
saling terkait di sini adalah pengkoordinasian orang lain dan efektif efisien.  Pengkoordinasian orang
lain artinya melibatkan orang lain, sedangkan efektif dan efisien untuk menunjukkan berdaya guna
dan berhasil guna.  Pengkoordinasian orang lain tidak berarti kegiatan tidak dapat dilakukan sendiri,
hanya saja dalam pertimbangan efektifitas dan efisiensi, perlu pelibatan orang lain.  Lalu untuk dapat
tercapai secara optimal pelibatan tersebut, perlu dikelola atau ada proses atau upaya
pengkoordinasian yang disebut manajemen.
Ahli-ahli lain juga memberikan definisi yang kurang lebih sama.  Gibson, Donelly, dan Ivancevich
(1996) menyebutkan manajemen adalah proses yang dilakukan seorang atau beberapa orang untuk
mengkoordinasikan aktifitas orang lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak dapat dicapai oleh orang
itu sendiri.  Follet dalam Stoner dan Wankel (1986), menyebutkan bahwa manajemen adalah seni
untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.  Kemudian Siagian dalam Dadang dan Sylvana (2007)
mengemukakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.

Manajemen merupakan suatu ilmu dan juga suatu seni.  Sebagai suatu ilmu, manajemen harus
memiliki landasan keilmuan yang kokoh. Sebagai seni, maka manajemen dipraktekkan berdasarkan
keterampilan yang diterapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan

Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang
mempelajari bagaimana mengelola manusia melalui orang lain.

2.      Fungsi-fungsi Manajemen

Robbins dan Coulter (1999) menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.

        Perencanaan

Mencakup pendefinisian tujuan, penetapan strategi, dan mengembangkan rencana untuk


mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. 

        Pengorganisasian

adalah menentukan tugas apa saja yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan, bagaimana tugas-
tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkat mana keputusan harus dibuat.

        Kepemimpinan

meliputi kegiatan-kegiatan memotivasi bawahan, mengarahkan, menyeleksi saluran komunikasi yang


paling efektif, dan memecahkan konflik. 

        Pengendalian

meliputi pemantauan kegiatan-kegiatan untuk memastikan bahwa semua orang mencapai apa yang
telah direncanakan dan mengkoreksi penyimpangan-penyimpangan yang ada.

3.      Peran Manajemen

Peran manajemen di sini dapat dilihat dari peran seorang manajer dalam organisasi.  Organisasi dan
manajemen adalah 2 bidang yang terkait erat.  Organisasi untuk berhasil memerlukan manajemen
yang baik, dan manajemen tersebut dikelola oleh seorang manajer.  Organisasi adalah sekumpulan
orang-orang yang memiliki tujuan yang sama.
Peran manajer menurut Mintzberg dalam Robbins dan Coulter (1999) adalah peran antar pribadi,
peran informasi, dan peran memutuskan, dengan penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut :

 Peran antar pribadi      : Peran-peran yang melibatkan kegiatan-kegiatan simbolis


                                           (figure head), pemimpin, dan penghubung.
 Peran informasi           : Peran yang meliputi kecepatan-kecepatan memantau,
                                           menyebarkan, dan juru bicara.
 Peran memutuskan      : Peran yang meliputi kewirausahawan, penanganan
 gangguan, pengalokasi sumber daya.

4.      Jenis-Jenis Manajer dan Keterampilan Manajer

Jenis-jenis atau tingkatan manajer menurut Robbins dan Coulter (1999) adalah :

   Manajer lini pertama   :Manajer tingkat paling rendah.  Para manajer ini sering

                                                disebut penyelia, manajer kantor, manajer departemen.

 Manajer menengah      :Mencakup semua tingkat manajemen antara tingkat


                                                 penyelia dan tingkat puncak.  Misalnya kepala bagian,
                                                 kepala biro, manajer pabrik, manajer devisi, general

                                                 manajer, dekan.

 Manajer puncak           :Manajer yang bertanggung jawab atas pengambilan


             Keputusan organisasi.  Misalnya presiden direktur, CEO,
 COO, presiden komisaris.

Perbedaan tingkatan manajemen mempengaruhi fungsi manajemen yang dilakukan, di mana ada 2
fungsi manajemen yaitu manajemen administratif dan manajemen operatif. 

 Semakin rendah jabatan, maka lebih banyak mengerjakan fungsi manajemen operatif. 
 Semakin tinggi jabatan, lebih banyak menggunakan fungsi administratif. 

Menurut Stoner dan Hankel (1986), ada 3 tingkat keterampilan manajer, yaitu keterampilan teknis,
keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual dengan penjelasan masing-masing sebagai
berikut :

1.      Keterampilan teknis                :Kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur, dan

  teknik suatu bidang yang khusus.

2.      Keterampilan manusiawi        :Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain.

3.      Keterampilan konseptual        :kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan

                                      memadukan semua kepentingan dan kegiatan


                                                              organisasi.

Bagi manajer lini pertama, bobot yang terbesar adalah keterampilan teknis diikuti keterampilan
manusiawi lalu keterampilan konseptual.Semakin ke arah manajer puncak, bobot terbesar adalah
keterampilan konseptual, diikuti keterampilan manusiawi, dan keterampilan teknis.

5.      Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial adalah kemampuan manajer dalam mengatur, mengkoordinasikan, dan


menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh
organisasinya.  Kemampuan manajerial lahir dari proses pembelajaran.  Kegagalan mengoptimalkan
kemampuan manajer ini disebabkan sebagai  berikut :

 Manajer kurang mampu memahami kinerja yang diharapkan dari posisinya.


 Kurang memahami peran manajerial yang diembannya.
 Tidak menguasai keterampilan manajerial.
 Tidak mampu memotivasi bawahan.

Untuk itu ada 10 langkah pengoptimalan kinerja manajer yaitu : (Dadang dan Sylvana, 2007)

 Pekerjaan yang menarik.

 Kesejahteraan memadai.
 Keamanan bekerja.
 Penghayatan terhadap pekerjaan.
 Suasana kerja yang baik.
 Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan kompetensi dan kontribusi. 
 Pengertian dan simpati atas masalah pribadi.
 Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok kerja.
 Kesetiaan manajer pada bawahan.
 Selalu disiplin dalam bekerja.

6.      Manajemen Global

Manajemen global adalah manajer yang memiliki karakteristik fleksibel dalam arti dapat mengikuti
perkembangan dan juga efisien dalam pemanfaatan sumber daya.  Global artinya berpandangan luas
yaitu skala internasional.  Untuk arus globalisasi yang deras saat ini, dituntut peran manajer yang
berwawasan global agar tidak tertinggal dalam perkembangan kegiatan.

PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KONSEP MANAJEMEN


Konsep dasar manajemen sendiri mengalami perkembangan sepanjang sejarah yang tidak terlepas
dari para ahli manajemen.  Secara umum perkembangan teori manajemen dapat dibagi 4 yaitu :

         Manajemen ilmiah (1870 – 1930)

         Manajemen klasik (1900 – 1940)

         Manajemen hubungan manusiawi (1930 – 1940)

         Manajemen modern (1940 – sekarang).

1.      Teori Manajemen Ilmiah

Pelopornya adalah Fredrik Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry Grant, Harrington Emerson.  Teori
manajemen ilmiah lahir dari adanya kebutuhan untuk menaikkan produktifitas.  Di Amerika Serikat, di
awal abad ke 20 tenaga terampil tidak banyak.  Sehingga perlu dicari cara menaikkan
efisiensi.  Misalnya apakah suatu pekerjaan dapat digabungkan atau dihilangkan, dan lain-lain upaya
efisiensi.  Dalam upaya-upaya itu, Fredrik Taylor, yang sering disebut Bapak manajemen ilmiah,
menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah.  Prinsip-prinsip itu diringkas
sebagai berikut :

1. Mengganti cara tidak teratur dengan ilmu pengetahuan yang sistemastis.


2. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok.
3. Mencapai kerjasama manusia, bukan individualisme.
4. Menghasilkaan output yang maksimal, bukan output yang terbatas.
5. Mengembangkan pekerja sampai taraf setinggi-tingginya untuk kesejahteraan maksimum
mereka sendiri.

Pendukung pendekatan ilmiah lain adalah Frank dan Lilian Gilbreth yang merupakan pelopor studi
waktu, sebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai pada gerak fisik dasar.  Diharapkan agar gerak
tidak dihambur-hamburkan dan dihemat serta lancar  sehingga produktifitas kerja meningkat.  Dalam
konsep Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan.  Dengan kamera film ia berusaha mencari
gerakan paling menghemat untuk setiap pekerjaan, dengan demikian menaikkan prestasi dan
mengurangi kelelahan.

Kelebihan Manajemen Ilmiah :

Dapat diterapkan pada berbagai macam kegiatan organisasi, disamping organisasi industri.  Teknik
efisiensi dari manajemen ilmiah seperti studi waktu dan gerak, menyadarkan bahwa pekerjaan dapat
dibuat efifisan dan masuk akal.

Kelemahan Manajemen Ilmiah :

Manajemen ilmiah lebih berfokus pada manusia itu rasional untuk memperoleh material, tetapi kurang
memperhatikan segi-segi sosial para pekerja.

2.      Teori Manajemen Klasik


Pelopornya adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I.
Banard. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang
kompleks, misalnya sebuah pabrik.  Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan
prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.  Menurut Fayol (Robbins dan
Coulter, 1999), manajemen adalah sebuah kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis,
pemerintahan, dan rumah tangga.  Ia mengungkapkan ada 14 prinsip manajemen yang merupakan
kebenaran universal yang merupakan prinsip umum manajemen, yaitu :

1. Pembagian kerja
2. Otoritas
3. Tata tertib
4. Kesatuan komando
5. Kesatuan arah
6. Subordinasi kepentingan-kepentingan individu terhadap kepentingan umum
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
9. Rantai skalar / hirarki
10. Tatanan
11. Kesamaan
12. Kemantapan para karyawan dalam pekerjaannya
13. Inisiatif
14. Semangat korps.

Fayol juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis (produksi), komersial
(pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.

Para ahli teori manajemen klasik dibatasi oleh pengetahuan pada zamannya, namun banyak dari teori
klasik itu tetap bertahan sampai sekarang.  Manajemen klasik masih diterima sampai sekarang,
karena membuat pemisahan kerja.

Kelebihan Manajemen Klasik :

Manajemen klasik mebuat pemisahan bidang-bidang utama praktek para manajer, sehingga sampai
sekarang masih dapat diterima oleh para manajer praktisi (praktek).

Kekurangan Manajemen Klasik :

Dalam organisasi modern yang kompleks seperti sekarang, manajemen klasik dianggap terlalu
umum.  Di manajemen modern, terkadang garis wewenang agak kabur.  Saat ini terkadang teknisi
bisa mendapat perintah dari manajer pabrik (atasan dari atasan teknisi (mandor)).  Ini membuat
pertentangan antara prinsip pembagian kerja dan kesatuan perintah.

3.      Manajemen Hubungan Manusiawi


Pelopornya adalah Hawthorn studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo Munsterberg.  Teori
hubungan manusia adalah teori yang menggambarkan cara-cara bagaimana manajer berhubungan
dengan bawahannya.  Aliran ini muncul karena manajer mendapati bahwa pendekatan klasik tidak
dapat dicapai dengan keserasian sempurna.  Masih terdapat kesulitan di mana bawahan tidak selalu
mengikuti pola tingkah laku yang rasional dan dapat diduga.  Perlu ada upaya untuk meningkatkan
hubungan antar manusia agar organisasi lebih efektif.  Aliran ini untuk memperkuat aliran klasik, yaitu
dengan menambahkan wawasan sosial dan psikologi.

Kalau ‘manajemen manusia’ mendorong kerja yang lebih baik dan lebih keras, itu berarti hubungan
antar manusia dalam organisasi itu baik.  Hawthorn studies mengatakan yang penting diperhatikan
untuk meningkatkan produktifitas adalah faktor perilaku manusia dan sosial.  Pekerja akan bekerja
lebih keras kalau mereka yakin bahwa supervisor memberi perhatian kepada mereka.

Sejalan dengan Hawthorn studies, menurut Hugo Munstenberg, produktifitas dapat ditingkatkan
dengan  3 jalan :

1. Menemukan orang yang terbaik.


2. Menciptakan kondisi psikologis dan pekerjaan yang terbaik.
3. Menggunakan pengaruh psikologis untuk mendorong karyawan.

Kelebihan Manajemen Hubungan Manusiawi :

Perhatian pada keterampilan manajemen manusia semakin ditingkatkan disamping keterampilan


teknis manusia, karena penekanan pada hubungan sosial.

Kelemahan Manajemen Hubungan Manusiawi :

Peningkatan kondisi kerja dan peningkatan kepuasan kerja tidaklah menghasilkan kenaikan
produktifitas sedramatis yang diperkirakan.  Peningkatan produktifitas dipengarahui oleh banyak
faktor antara lain teknologi, efisien, semangat kerja, dan lain-lain.

4.      Manajemen Modern

Pelopornya adalah Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas Mc Gregor, Edar Schien, David Mc
Cleland, Robert Blake and Jane Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker dan ahli-ahli manajemen
operasi/manajemen sains.  Manajemen modern adalah perluasan manajemen ilmiah.  Manajemen
modern mulai berkembang sejak tahun 1940 an dan banyak menggunakan manajemen sains atau
manajemen operasi atau riset operasi sebagai pendekatan ilmu manajemen, yang banyak
menggunakan ilmu matematika, fisika, untuk memecahkan masalah oprasional.  Pada awalnya ilmu
manajemen operasi digunakan dalam ilmu kemiliteran dalam hal-hal operasional militer.  Tujuan dari
manajemen sains/manajemen ilmu adalah untuk memberikan landasan kuantitatif dalam pengambilan
keputusan (Gibson, Donelly, Ivancevich, 1996).

Dalam manajemen modern, konsep manajemen dibagi menjadi :

1. Manajemen berdasarkan hasil.


2. Manajemen berdasarkan tanggungjawab sosial.
3. Manajemen berdasarkan sasaran.
4. Manajemen berdasarkan pengecualian.
5. Manajemen terapan.

Kelebihan Manajemen Modern :

Banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran modal, perencanaan


produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode antrian, transportasi.

Kelemahan Manajemen Modern :

Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.

Diposting oleh chandra Sianturi di 19.29

Referensi 4
http://yoprik.blogspot.com/2014/11/pengertian-konsep-dasar-dan-fungsi.html (Diakses 5
September 2018)

NOV

Pengertian, Konsep Dasar, dan Fungsi Manajemen


Pengertian, Konsep Dasar dan Fungsi Manajemen

A.   Pengertian Manajemen

Manajemen dalam arti luas juga mempunyai pengertian sebagai perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Pengertian manajemen secara umum adalah ilmu dan seni dalam mengatur, mengelola, dan
mengkoordinasi yang bertujuan untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai tujuan.

B.   Konsep Dasar Manajemen 


a.    Manajemen sebagai ilmu 

Suatu ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa

dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan.

b.    Manajemen sebagai seni

Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal.

c.    Manajemen sebagai profesi

Manajemen sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-

orang yang memiliki keahlian dan keterampilan sebagai pemimpin atau manajer pada suatu

organisasi/suatu perusahaan tertentu.

d.    Manajemen sebagai proses

Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian, dimana dalam masing-masing bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan dan

keahlian serta diikuti secara berurutan dan tujuan yang telah ditetapkan. 

C.   Fungsi Manajemen 

     Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa

yang diharapkan terjadi. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan menempati fungsi

pertama dan utama diantara fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Perencanaan meliputi :

-          Landasan perencanaan

-          Perencanaan strategis

-          Pengambilan keputusan

-          Analisis kebutuhan 

      Organizing (Pengorganisasian) 

Pengorganisasian adalah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara

efektif dan efisien. Jadi dalam setiap organisasi terkandung tiga unsur, yaitu kerja sama, dua

orang atau lebih, dan tujuan yang hendak dicapai. Proses pengorganisasian menyangkut proses
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam

sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang

kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara

efektif dan efisien guna pencapaian organisasi.

Organizing meliputi :

-          Desain kerja

-          Struktur organisasi

-          Perubahan

-          Pembagian tugas

   Actuating (Pengarahan)  

Pengarahan adalah suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi


bawahan agar mereka bekreja sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Actuating meliputi :
-          Kepemimpinan
-          Kepercayaan
-          Komunikasi
-          

        Controlling (Pengawasan)
Controlling adalah salahsatu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila
perlu mengadakan koreksi terhadap apa yang dilakukan sehingga kegiatan dapat
terarahkan sesuai dengan maksud tujuan.

Controlling meliputi :
-          Monitorong
-          Evaluasi
-          Supervisi

Posted 4th November 2014 by Awang Nur Ikhsan


Referensi 5
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-fungsi-dan-unsur-unsur-manajemen
(Diakses 5 September 2018)

Pengertian, Fungsi, dan Unsur-Unsur Manajemen


November 09 2017

Secara umum, pengertian manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga diartikan
bahwa manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat memahami
mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain maupun golongan tertentu dan masyarakat luas.
 

Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk melaksanakan dan


mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan
tujuan dalam organisasi, sebagai usaha bersama dengan beberapa orang dalam organisasi
tersebut. Sehingga, ada orang yang merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen
yang disebut dengan manajer.
Fungsi Manajemen

Pada dasarnya, fungsi manajemen dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Perencanaan (planning)
Pernecanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
dapat berjalan.

2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas
apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.

3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Unsur-Unsur Manajemen

Setiap perusahaan memiliki unsur-unsur untuk membentuk sistem manajerial yang baik.
Unsur-unsur inilah yang disebut unsur manajemen. Jika salah satu diantaranya tidak
sempurna atau tidak ada, maka akan berimbas dengan berkurangnya upaya untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan. Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut.

Human (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya
manusia maka tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan
alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan
dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi
kerja.

Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik
akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan dari
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu sendiri.

Market (Pasar)
Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka
proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh
sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor yang
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
 

Unsur- unsur manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai penentu arah
perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga menjadi
penunjang dalam melaksanakan proses manajemen. Kini, Anda dapat membuat laporan
keuangan dengan mudah menggunakan software akuntansi seperti Jurnal. Dengan
menggunakan laporan keuangan dari Jurnal, Anda dapat lebih mudah melakukan kegiatan
manajemen prusahaan hingga memudahkan dalam menentukan keputusan manajemen. Untuk
info dan fitur lain tentang Jurnal, bisa Anda dapatkan di sini.
 

Ditulis oleh: Dina Amalia


Referensi 6
http://jojopayroll.com/blog/pengertian-dan-fungsi-manajemen/ (Diakses 5 September
2018)

Pengertian Dan Fungsi Manajemen


yang Penting untuk Diketahui
Pebisnis
December 31, 2017 by Jojo

Kata manajemen pastinya sudah tidak asing lagi.  Pengertian dan fungsi
manajemen  secara umum memiliki sudut pandang dan juga persepsi yang
berbeda-beda. Namun semuanya akan mengerucut pada satu hal yaitu
pengambilan keputusan.
Pengertian Manajemen 
Bahasa Inggris dari manajemen adalah manage yang artinya mengelola atau
mengurus, mengendalikan, mengusahakan serta memimpin. Manajemen
merupakan sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan dalam organisasi
dengan bekerja bersama dengan sumber daya yang dimiliki.
Fungsi Manajemen
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa manajemen itu untuk mengelola.
Mengelola suatu persoalan yang sebelumnya belum tersusun rapi atau teratur.
Manajemen dapat dipakai di kehidupan sehari-hari.

Orang jika sudah biasa membentuk manajemen, maka tidak akan merasa
nyaman bila ada yang terlihat berantakan di sekitarnya. Mengapa demikian?
Karena, manajemen untuk memudahkan Anda dalam mengatur banyak hal,
misalnya pekerjaan.

Pada umumnya terdapat beberapa fungsi yang dapat diimplementasikan


dalam manajemen, yaitu:

Perencanaan (planning)
Salah satu dari fungsi manajemen yaitu perencanaan atau planning  yang
merupakan kegiatan untuk membuat tujuan dari sebuah perusahaan dengan
beberapa rencana untuk mendapatkan tujuan.
Perencanaan adalah cara terbaik untuk mengejar dan membuat tujuan
perusahaan agar mampu teraih dengan baik. Karena memang tanpa adanya
perencanaan fungsi manajemen tak dapat berjalan.

Tugas dari perencanaan antara lain :

1) Membuat target.

2) Membuat rencana kegiatan yang dibutuhkan untuk pencapaian target.

3) Mengatur urutan pelaksanaan.

4) Menyusun anggaran biaya.

5) Membuat SOP mengenai pelaksanaan pekerjaan.


Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah membagi kegiatan besar menjadi kegiatan kecil.
Caranya  dengan membagi setiap tugas supaya bisa secara mudah meraih
tujuan dari sebuah perusahaan.

Kegiatan menghubungkan serta mengatur pekerjaan dapat dilaksanakan


dengan secara efisien dan efektif dengan cara sebagai berikut:

1) Desain struktur organisasi.

2) Tentukan job description setiap jabatan untuk meraih sasaran organisasi.

3) Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang, menetapkan tanggung


jawab dari hasil yang sudah dicapai.

4) Membedakan antara atasan dan staff.

Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah tindakan dan upaya supaya semua anggota kelompok bisa
berusaha untuk mendapatkan tujuan yang telah sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.

Proses implementasi sebuah program supaya mampu dilakukan oleh seluruh


pihak dalam organisasi tersebut. Selain itu juga dapat memotivasi seluruh
pihak supaya dapat melaksanakan tanggung jawab dan penuh kesadaran.

Fungsi pengarahan dan implementasi mempunyai tugas sebagai berikut:


1) Mengimplementasikan sebuah proses pembimbingan, kepemimpinan, dan
pemberian motivasi bagi tenaga kerja.

2) Memberikan tugas yang teratur mengenai pekerjaan.

3) Menjelaskan kebijakan yang sudah ditetapkan.

Penempatan (Staffing)
Penempatan tak jauh beda dengan pengorganisasian tetapi
untuk staffing lebih luas. Jika organizing  lebih ke manajemen SDA (Sumber
Daya manusia). Nah sedangkan untuk penempatan tertuju pada sumber daya
secara umum. Contohnya peralatan yang dimiliki
Mengkoordinasi (Coordinating)
Mengkoordinasi adalah fungsi yang bertujuan demi meningkatkan efisiensi
dan efektifitas kinerja, membuat lingkungan kerja menjadi sehat, nyaman,
dinamis, dll. Fungsi ini dilakukan oleh seorang manajer. Jadi, manajer
mempunyai fungsi utama dalam mengkoordinasi bawahannya agar dapat
meningkatkan kinerjanya.

Mengontrol (Controlling)
Mengontrol merupakan fungsi terakhir manajemen. Setelah semua fungsi
dilakukan maka langkah yang terakhir yaitu mengontrolnya. Dalam fungsi ini
ada beberapa elemen penting, misalnya evaluasi serta membuat kebijakan
baru.

Fungsi mengontrol cukup penting agar kinerja orang-orang tidak menurun,


paling tidak masih dalam batas standard, dan bagusnya adalah dapat
meningkat.
Unsur-Unsur Manajemen
Ada beberapa unsur-unsur manajemen yang perlu Anda ketahui yaitu:

Human (Manusia)
Sarana utama setiap manajer adalah mencapai tujuan yang sudah ditentukan
oleh manusia terlebih dahulu. Tanpa ada manusia, seorang manajer tidak akan
dapat mencapai tujuannya.

Money (Uang)
Untuk melakukan berbagai kegiatan perusahaan diperlukan adanya uang.
Uang digunakan untuk membayar gaji karyawan, membeli peralatan dan
bahan-bahan. Nah, paling penting adalah Anda harus mampu
menggunakannya secara efektif supaya tujuan tercapai dengan menggunakan
biaya yang rendah.

Materials (Bahan)
Material adalah faktor pendukung utama di dalam proses produksi. Material
juga mempengaruhi kelancaran proses produksi. Apabila tidak ada bahan,
maka proses produksi tidak bisa berjalan. Bahan-bahan yang diperlukan
misalnya adalah bahan baku dan juga bahan pembantu untuk menunjang
proses produksi.

Machines (Mesin)
Saat ini teknologi sudah maju, sehingga perusahaan-perusahaan dapat
menggunakan mesin-mesin yang canggih dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan.

Methods (Metode)
Untuk melakukan kegiatan supaya berdaya guna serta berhasil guna, Anda
dihadapkan pada pilihan berbagai alternatif metode untuk melakukan
pekerjaan. Oleh karena itu, pilihlah metode yang benar guna mencapai tujuan.

Market (Pasar)
Pasar juga merupakan sarana yang penting dalam manajemen. Tanpa adanya
pasar, hasil produksi Anda tidak ada artinya. Sehingga tujuan dari perusahaan
tidak tercapai.
Apa saja contoh dan macam-macam
manajemen?
Setelah mengetahui tentang pengertian dan fungsi manajemen, Anda
tentunya juga harus tahu mengenai macam-macam dari manajemen.
Semuanya akan dijelaskan secara rinci. Macam-macam manajemen adalah:
Manajemen Sumber Daya Manusia 
Manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi untuk mendapat sumber
daya manusia terbaik. Tujuannya adalah supaya dapat menjalankan
perusahaan atau bisnis dengan baik dan mampu mengatur serta memelihara
sumber daya manusia terbaik yang sudah terpilih untuk bekerja sama.

Selain itu juga bisa tetap bekerja dengan penuh keyakinan terhadap hasil serta
kualitas hasil pekerjaannya. Tujuan terakhirnya adalah memastikan hasilnya
tidak menurun bahkan dapat bertambah di waktu yang akan datang.

Manusia adalah unsur terpenting dan paling utama di setiap sistem


manajemen organisasi atau perusahaan. Setiap manajer harus bisa
merumuskan langkah-langkah yang tepat agar mencapai tujuan.

Manajer merupakan bagian dari manusia ini. Berbagai aktivitas yang bisa
diperbuat guna mencapai tujuan seperti yang bisa dipandang dari prosesnya,
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, staffing, dan pengendalian.
Anda juga dapat melakukan peninjauan di bidang penjualan, produksi,
personalia, dan keuangan. Bidang-bidang tersebut pastinya memerlukan
sumber daya manusia. Maka di sinilah peran manusia diperlukan dan
keberadaannya sangat vital.

Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kegiatan yang mengurus  perpindahan barang
dari produsen ke konsumen.
Terdapat 8 fungsi pemasaran, yaitu:

 Penjualan,
 Pembelian,
 Pengangkutan,
 Penyimpanan,
 Pembelanjaan,
 Penanggungan risiko,
 Standardisasi dan grading
 Pengumpulan informasi pasar.
Kegiatan manajemen pemasaran adalah sebagai berikut.

1) Riset Pasar

Adalah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi


keinginan konsumen. Sehingga perusahaan bisa menentukan produk yang
bisa memenuhi kebutuhannya.

2) Segmen Pasar

Adalah kegiatan untuk membagi suatu pasar ke kelompok-kelompok berbeda.


Masing-masing kelompok terdiri atas kelompok yang memiliki sifat hampir
sama. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran menjadi lebih terarah
dan efisien.

3) Mempromosikan Produk

Mempromosikan produk memiliki peranan yang penting karena masyarakat


akan mengetahui produk Anda dari promosi ini. Jika kurang melakukan
promosi maka produk yang sudah dibuat tidak akan ada gunanya. Karena
semua orang tidak mengetahuinya. Untuk itu, Anda harus gencar melakukan
melalui media apapun juga.

Untuk mempromosikan sebuah produk terdapat beberapa langkah yang bisa


Anda lakukan yaitu:

 Mempromosikan melalui media online, media massa, reklame, billboard,


dan lain-lain.
 Personal selling yaitu mempromosikan dengan lisan oleh perusahaan
 Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang bisa menarik
pembeli terhadap suatu produk.
 Publisitas adalah rangsangan guna meningkatkan permintaan pada
suatu produk melalui media radio, tv, dan pertunjukan.
Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen memberikan perhatian pada layanan administrasi,
penggunaan alat, dan kemudahan di bidang lain.

Untuk itulah harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

 Pengadministrasian kegiatan
Dalam organisasi yang besar tentunya terdapat kegiatan yang banyak dan
juga beragam. Sehingga harus dilengkapi dengan pengadministrasian
terpadu. Setiap bagian masih memiliki hubungan dengan bagian adminstrasi,
misalnya data kepegawaian, hubungan dengan pemerintah, dll.

 Pemakaian alat-alat perkantoran


Alat-alat kantor harus digunakan secara efektif dan efisien supaya dapat
menunjang kemajuan sebuah organisasi ataupun perusahaan. Setiap bagian
diatur agar menggunakan berbagai peralatan yang telah ada. Anda juga tidak
boleh memakai alat-alat kantor secara berlebihan karena bisa menyebabkan
keborosan.

 Pemeliharaan organisasi
Manajemen administrasi juga perlu memikirkan keserasian serta efektivitas
organisasi secara menyeluruh. Berkaitan dengan hal tersebut, manajemen
administrasi harus bisa menyediakan informasi, seperti data akuntansi saat
pengambilan keputusan ekonomi.

Supaya mampu menyediakan info yang dibutuhkan, maka manajemen


administrasi harus melakukan pengarsipan yang baik. Arsip dikelola
sedemikian rupa, sehingga setiap yang membutuhkan info dapat
memperolehnya secara mudah. Informasi yang lengkap, sebuah organisasi
akan beroperasi dengan baik.
flickr.com/68751915@N05

Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan yaitu proses memimpin, administrasi, dan
mengarahkan perusahaan. Dalam proses ini, manajemen akan menggunakan
berbagai sumber daya yang telah dimiliki.

Apabila dilihat dari pengertiannya, tidak ada perbedaan signifikan antara


pengertian manajemen dan manajemen perusahaan. Perbedaannya terletak
pada fungsi dan tujuan manajemen perusahaan.

Fungsi dari manajemen perusahaan menurut Louis A. Alen dalam buku “The
Professional Management” adalah memimpin rekan kerjanya di dalam
perusahaan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Nah secara rinci
tugas tersebut meliputi pengambilan keputusan, melakukan komunikasi,
memberikan motivasi, memilah orang-orang, mengembangkan orang lain.
Sebagai seorang manajer perusahaan, perencanaan merupakan hal penting.
Tanpa sebuah rencana yang matang maka perusahaan tak akan terkelola
secara baik. Berikut beberapa tugas manajemen perusahaan di dalam fungsi
perencanaan :

 Forecasting  yakni meramalkan waktu yang akan datang


 Membuat target
 Programming  yakni membuat rencana kegiatan untuk pencapaian
target
 Schedulling  yakni mengatur urutan dalam pelaksanaan
 Budgeting
 Membuat Standard Operating Procedure
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan ialah pengelolaan pada aspek keuangan yang dipakai
untuk keperluan berbagai penggunaan bisnis, serta berhubungan dengan
kombinasi beragam jenis pembiayaan yang terbaik supaya dicapai efisiensi
dalam sebuah perusahaan. Aspek-aspek dalam kegiatan manajemen
keuangan yaitu:

 Merencanakan serta melaksanakan kerja sama bersama pihak terkait


untuk urusan mencari dana
 Mengoordinasikan keputusan keuangan yang menyangkut investasi
 Berintegrasi bersama pihak lain supaya perusahaan lebih efektif dan
efisien dalam beroperasi
 Mengawasi keuangan dengan cara membuat laporan perusahaan.
Manajemen Laboratorium
Usaha mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen yang baku.
Suatu laboratorium bisa dikelola dengan baik bila didukung beberapa faktor
seperti peralatan laboratorium sudah canggih, memiliki staf profesional, dan
manajemen yang baik.

Agar semua kegiatan di laboratorium mampu berjalan dengan baik dan lancar,
maka membutuhkan sistem pengelolaan yang sesuai situasi dan kondisi
setempat.

Aspek yang meliputi pengelolaan laboratorium pada umumnya adalah:

 Perencanaan
Aspek ini berkaitan pada pemikiran yang sistematis, analitis, dan logis tentang
seluruh kegiatan yang perlu dilakukan, langkah-langkahnya, metode, sumber
daya manusia, tenaga, dan dana.

 Penataan alat serta bahan


Aktivitas ini merujuk pada pengaturan perlengkapan dan bahan serta barang-
barang lain di laboratorium agar tertata rapi. Apabila membutuhkan alat dan
bahannya dapat mencari dengan mudah. Selain itu, orang yang berada di sana
akan betah dan merasa nyaman.

 Pengadministrasian laboratorium
Inilah kegiatan pencatatan atau investarisasi fasilitas dan aktivitas
laboratorium. Jika Anda melakukan administrasi dengan tepat. Maka seluruh
fasilitas dan juga aktivitas laboratorium bisa terorganisasi dengan sistematis.
 Pengamanan, perawatan, serta pengawasan.
Dalam manajemen laboratorium, hal ini berkaitan terhadap mutu. Oleh karena
itu, harus Anda desain agar selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi
kerjanya. Anda juga perlu mempertimbangkan kebutuhan dari semua pihak
laboratorium.

Anda juga perlu memperhatikan manajemennya yaitu sumber daya manusia,


sarana dan prasarana, dan penggunaan laboratorium.

Dalam pemanfaatannya, Anda harus menyiapkan jadwal penggunaan


laboratorium terlebih dahulu. Supaya tidak terjadi adanya tumpang tindih
dalam penggunaan di laboratorium.

Selain itu, Anda harus menggunakan peralatan laboratorium ketika


menggunakan laboratorium. Misalnya memakai jas, masker, dan sarung
tangan apabila diperlukan. Jangan lupa juga untuk mengikuti seluruh prosedur
peminjaman alat dan permintaan bahan yang berlaku.

Manajemen Hubungan Masyarakat (Humas)


Pengertian hubungan masyarakat menurut Fund & Wagnel adalah kegiatan
serta teknik yang digunakan melakukan sebuah organisasi atau individu dalam
menciptakan suatu sikap yang baik dari pihak luar terhadap kegiatannya.

Tugas pokok manajemen hubungan masyarakat antara lain:

1. Memberikan informasi serta menyampaikan ide kepada pihak-pihak


yang membutuhkannya.
2. Membantu pemimpin untuk memberikan informasi, karena tidak bisa
langsung menyebarkan informasi kepada pihak-pihak yang
memerlukan.
3. Membantu pemimpin bagaimana caranya untuk memperoleh bantuan
serta kerja sama.
4. Melaporkan jika terdapat pikiran-pikiran yang berkembang di
masyarakat tentang masalah yang sedang dihadapi.
5. Membantu pemimpin mempersiapkan informasi yang akan disampaikan
kepada masyarakat dengan cara yang menarik.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Manajemen K3)
Pengertian sistem manajemen K3 menurut standar OHSAS 18001:2007 adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan yang dipakai untuk
mengembangkan dan menerapkan sebuah kebijakan K3, mengelola risiko K3
organisasi perusahaan tersebut.

Manajemen ini diperuntukkan kepada perusahaan dengan jumlah karyawan


melebihi 100 orang. Alasannya karena  mengandung potensi berbahaya oleh
proses bahan produksi yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja. Misalnya
peledakan, pencemaran, kebakaran, dan penyakit akibat kerja maka
perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

Langkah awal mengimplementasikan sistem manajemen K3 yaitu dengan


menunjukkan komitmen dan kebijakan K3. Tulislah sebuah pernyataan tertulis
yang sudah ditandatangani oleh pengurus atau pengusaha yang memuat
keseluruhan dari visi dan tujuan perusahaan. Anda juga harus memiliki
komitmen dan tekad dalam melaksanakan K3.

Kerangka serta program kerja harus mencakup kegiatan perusahaan yang


bersifat umum dan operasional secara menyeluruh.

Kebijakan terkait K3 dibuat berkonsultasi antara perwakilan karyawan dengan


pihak manajemen. Hasil kebijakan akan didistribusikan kepada setiap lini di
dalam perusahaan. Kebijakan K3 sifatnya adalah dinamik dan selalu bisa
ditinjau ulang untuk peningkatan kinerja K3.

Demikianlah pengertian dan fungsi manajemen beserta macam-macamnya.


Dengan memahami beberapa hal di atas maka Anda tidak akan mengalami
masalah ketika akan mendirikan sebuah organisasi/perusahaan.
Referensi 7
http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/konsep-manajemen.html (Diakses 5 September
2018)

4 Konsep Manajemen dan Penjelasannya


February 10, 2015

Konsep Manajemen
Konsep Manajemen - manajemen bersifat universal. Tidak ada satu
kesepakatan tentang batasan. Banyak definisi yang bisa dijadikan dasar
sesuai dengan tujuan masing masing. Namun beberapa ahli
berpandangan sama mengenai konsep manajemen.

Secara garis besar, banyak yang setuju bahwa konsep manajemen bisa
dilihat dari 4 sudut pandang.

Apa saja yang menjadi konsep dasar manajemen ?

Konsep
Manajemen

1. Manajemen Sebagai Suatu Ilmu


Awal mulanya, manajemen tidak termasuk sebagai sebuah teori. Teori
harus terdiri atas konsep yang bisa menjelaskan fenomena, meramalkan
apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan tersebut berdasarkan
penelitian secara sistematis.

Setelah manajemen dipelajari selama beberapa waktu, manajemen


akhirnya bisa membuktikan secara sistematis dan memahami fenomena-
fenomena dan meramalkan mengapa orang-orang bekerja sama.

Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berupaya secara


sistematis dalam memahami dan mempelajari bagaimana masing masing
manusia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dan membuat sistem
ini bisa memberikan manfaat untuk kemanusiaan.
Manajemen sebagai sebuah ilmu pengetahuan telah lama dipelajari dan
telah menjadi sebuah teori.

Gejala gejala dalam manajemen telah diteliti menggunakan metode-


metode penelitian ilmiah yang bisa dirumuskan dalam prinsip prinsip
yang diwadahi dalam sebuah teori.

Manajemen sebagai ilmu digunakan untuk menjelaskan dan


menerangkan berbagai fenomema-fenomena yang ada sehingga bisa
memberikan arahan kepada manajer terhadap apa yang seharusnya
mereka kerjakan.

2. Manajemen Sebagai Seni


Manajemen sebagai seni merupakan sebuah upaya nyata untuk
mendatangkan hasil yang maksimal dengan usaha yang seminimal
mungkin yang bisa dilakukan. Begitu juga dalam memberikan pelayanan
yang terbaik kepada semua pihak yang berhubungan.

Henry M Boettinger mengemukakan manajemen merupakan sebuah seni


dalam suatu pengambilan keputusan, yang artinya manajemen adalah
suatu kemampuan, keterampilan atau kemahiran dalam menerapkan
prinsip-prinsip dan teknik dalam memanfaatkan semua sumber daya yang
dimiliki untuk merealisasikan tujuan yang diinginkan.

Dia menambahkan bahwa sebagai seni, manajemen memerlukan tiga


unsur :

1. Pandangan
2. pengetahuan tekhnis
3. komunikasi

Ketiga unsur tersebut bisa dikembangkan dengan melakukan pelatihan-


pelatihan manajemen.
Konsep manajemen sebagai seni memandang perlunya kerja sama
dengan pihak lain, bagaimana mengatur dan memerintahkan orang lain
supaya bisa bekerja sama dengan baik dan menguntungkan.

Hal ini karena pada dasarnya manusia umumnya adalah "managing" atau
mengatur. dan mengatur manusia ada seninya tersendiri agar
mendapatkan hasil yang paling maksimal.

Mary Parker Follet [stoner, 1986] menambahkan "The art getting things
done through people". manajemen sebagai sebuah seni untuk menjalankan
pekerjaan melalui orang lain. Semua sepakat bahwa manajemen
melakukan pekerjaannya dengan cara mengatur orang lain.

3. Manajemen sebagai Profesi


Manajemen sebagai sebuah profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang
dijalankan orang-orang yang mempunyai keahlian serta keterampilan
sebagai kader, manajer atau pimpinan didalam sebuah organiasi tertentu.

Manajemen diartikan sebuah profesi dikarenakan manajemen


memerlukan keahlian, keterampilan, kemahiran dan skill tertentu untuk
menjalankan aktivitas dalam merealiasikan tujuan yang diinginkan.

Semua pekerjaan dijalankan dengan cara yang sangat efektif dan efisien
sehingga bisa memanfaatkan segala sumber daya yang ada dengan
maksimal. Untuk menjalankannya perlu sebuah kemampuan yang ahli,
dan skill ini bisa merupakan suatu profesi tersendiri bagi seorang ahli.

Para ahli profesional mendapatkan status dengan cara mencapai sebuah


standar prestasi kerja dan bukan berdasaran kepada faktor diluar itu
seperti suku, keturunan, agama serta kriteria-kriteria yang tidak berkaitan
lainnya.
4. Manajemen sebagai Proses
Dalam usaha mencapai tujuan, manajemen melakukan berbagai hal yang
tidak bisa dipisahkan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.

Konsep manajemen sebagai proses lebih mengarah kepada proses dalam


mengelola dan mengatur pelaksanaan sebuah pekerjaan atau
serangkaian kegiatan yang untuk mencapai tujuan.

Proses manajemen sendiri terdiri atas beberapa tindakan seperti


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian yang
juga merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri.

Akhir Kata 
Konsep dasar manajemen diwujudkan oleh kegiatan seperti pengambilan
keputusan, menetapkan sebuah kebijakan, memberikan perintah kerja,
mengelola sumber daya yang dimiliki dan mengarahkan pekerjaan orang
lain agar tujuan perusahaan tercapai.

Manajemen menetapkan tujuannya. Dan berusaha untuk meraihnya


dengan cara memanfaatkan pengatahuan, ketrampilan, keahlian bahkan
pengalaman para bawahan/karyawan pada sebuah perusahaan.

Referensi 8
http://ratnasari15.blogspot.com/2014/10/makalah-konsep-dasar-manajemen.html (Diakses 5
September 2018)

MAKALAH KONSEP DASAR MANAJEMEN

Posted by Unknown on 10:15 AM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Konsep Dasar Manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian
karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-
prinsip Manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di sadarai ataupun tidak disadari.
Ilmu Manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika.
Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi
industri.

Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini
dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan
beragama sejenisnya.

Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai Manajement “ apakah
hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Managment diperlukan
dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah
ini seperti:

1.    Apa pengertian dan pentingnya manajemen ?

2.    Apa pengertian filsafat dan asas-asas manajemen ?

3.    Bagaimana ilmu dan seni manajemen ?

4.    Bagaimana pentingnya tujuan dalam manajemen ?

1.3 Tujuan                                                 

1.    Untuk mengetahuai pengertian manajemen

2.    Untuk mengetahuai pengertian filsafat dan macam-macam asas manajemen


3.    Untuk mengetahui ilmu dan seni manajemen

4.    Untuk mengetahuai pentingnya tujuan dalam management

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi dan Pentingnya Manajemen

1.      Definisi Manajemen

A.    Definisi Umum

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Manajemen (management)
telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan,
pembinaan, pengurusan, ketata laksanaan, kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan,
administrasi, dan sebagainya. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan
yang diinginkan.

B.     Definisi Menurut Ahli

Beberapa definisi atau pengertian dari Manajemen menurut para ahli seperti yang diuraikan oleh
G.R. Terry. Menurutnya manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.

Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya mengartikan manajemen sebagai usaha mencapai
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi
atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan, dan pengendalian.

            Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan, menurutnya Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa :

1.      Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

2.      Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoodinasi, koperatif,dan terintegrasi dalam


memanfaatkan unsur-unsurnya.

3.      Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.

4.      Manajemen baru dapat di terapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerja sama dalam
suatu organisasi.

5.      Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni

C.     Unsur –unsur Manajemen

Unsur-unsur manajemen itu terdiri dari men, money, methods, materials, machines, and market
disingkat dengan 6M.

1.      Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja
operasional/pelaksana.

2.      Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3.      Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.

4.      Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.


5.      Machines yaitu mesin-mesin/alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai
tujuan.

6.      Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.

D.    Fungsi manajemen

a.       Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang
terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Perencanaan juga adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan
program-program dari alternatif-alternatif yang ada.

b.      Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-


macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

c.       Pengarahan

Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja sama dan berkerja efektif untuk
mencapai tujuan.(Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan). Pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.(G.R. Terry)

d.      Pengendalian

Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.

2.      Pentingnya Manajemen

Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas, sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha
untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong
manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas,
dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu
organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan
baik serta tujuan yang akan diinginkan tercapai.

Pada dasarnya menejemen itu penting karena :


a.       Pekerjaan yang berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri akan lebih mudah penyelesaiannya jika
terdapat pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab

b.      Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik

c.       Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang
dimiliki

d.      Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur

e.       Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan

2.2 Filsafat dan Asas-Asas Manajemen

1.      Filsafat Manajemen

Filsafat manajemen adalah kerja sama saling menguntungkan, bekerja efektif dengan metode kerja
yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal.

            Filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar
atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan terhadap masalah-masalah manajer.

Manfaat filsafat manajemen :

1.      Memberikan suara dasar dan pedoman bagi pekerjaan manajer

2.      Memberikan kepercayaan dan pegangan bagi manajer dalam proses manajemen untuk
mencapai tujuan

3.      Memberikan dasar dan pedoman berpikir efektif bagi manajer.

2.      Asas-Asas Manajemen

Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat
dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan pengalaman.
Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya penerapan asas harus
mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah. Dengan
menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat mengurangi atau menghindari
kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankan pekerjaannya.

Asas-asas umum manajemen menurut Henry fayol :

1.      Asas Pembagian Kerja

Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian
kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian kerja
maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.
2.      Asas Wewenang dan Tanggung Jawab

Asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan.
Wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Wewenang menimbulkan “hak” sedangkan
tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau
komunikasi antara atasan dan bawahan.

3.      Asas Disiplin

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan dan perintah atasan
harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.

4.      Asas Kesatuan Perintah

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan
bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Asas kesatuan perintah ini sangat diperlukan,
jika bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka akan membingungkan.

5.      Asas Kesatuan Jurusan atau Arah

Sekelompok bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah, dan satu atasan
supaya terwujud kesatuan arah, gerak dan tindakan menuju sasaran yang sama.

6.      Asas Kepentingan Umum Diatas Kepentingan Pribadi

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi) di atas
kepentingan pribadi.

7.      Asas Pembagian Gaji yang Wajar

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan seimbang dengan
kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.

8.      Asas Keteraturan

Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam
penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya barang-barang atau alat-alat
organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat yang disediakan. Social order artinya
penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang spesialisasinya.

9.      Asas Keadilan

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji, jaminan sosial
pekerjaan dan hukuman.

10.  Asas Inisiatif

Seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri
tugas-tugasnya.
2.3  Ilmu dan Seni Manajemen

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya
tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak
lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori.

Sedangkan Managment sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu
tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, bagaimana cara memerintahkan pada orang lain
agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia adalah managing (mengatur) untuk
mengatur diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.

Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.  Manajemen
sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan
pengetahuan yang terorganisasi.

Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa dihubungkan dengan
seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. dengan demikian, bukan berarti untuk
menjadi pemimpin yang baik harus menjadi seorang seniman, atau seorang pemimpin minimal harus
menguasai salah satu cabang kesenian  seperti menari, menyanyi, dan melukis. Yang dimaksud seni
disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian,
kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam
menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (human and natural resurces) secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Dalam bahasa Belanda, kehalian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang diperoleh
menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu, disebut (kunde).
Jika keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan tidak dapat lagi ditelusuri berdasarkan
saluran ilmu dan sistematik biasa maka disebut kuast ( seni).

            Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas, jelaslah bahwa seni dan ilmu
terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh dengan lapisan seni yang baik, atau
sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik. Dalam setiap
aktivitas diperlukan ilmu dan seni.

2.4 Tujuan Manajemen

Tujuan adalah sesuatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Tujuan yang dicapai selalu
ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan ditetapkan “jelas, realistis, dan cukup
menantang” untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas, realistis,
dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika tujuan
ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi,
semangat kerja karyawan akan termotivasi, kalau tujuan ditetapkan jelas, realistis, dan cukup
menantang untuk dicapainya.
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan seperti
kita ketahui tujuan dalam managment sangat penting karena tujuan tersebut dapat :

1.      Terwujudnya suasana kerja yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna
bagi para karyawan atau anggota

2.      Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

3.      Tercapainya tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.

4.      Terbekalinya tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).

Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal. Kesimpulannya bahwa tujuan merupakan hal
terjadinya proses manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka macam, tetapi harus ditetapkan
secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari
alternatif-alternatif yang ada. Kecakapan manajer dalam menetapkan tujuan dan kemampuannya
memanfaatkan peluang, mencerminkan tingkat hasil yang dapat dicapainya.

BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Konsep dasar manajemen yang merupakan ilmu sebagai suatu bidang pengetahuan yang mengatur
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang dilandasi dengan keahlian khusus. Manajemen berasal
dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Managment (management) telah diartikan oleh
berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda. Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari
men, money, methods, materials, machines, and market disingkat dengan 6M.

Manajemen itu sendiri memiliki fungsi yang terdiri dari : perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian. Manajemen juga memiliki kepentingan dalam kehidupan manusia
yang mengharuskan kita untuk mempelajari, menghayati, dan menerapkannya.

Filsafat juga memiliki pengertian sebagai kerja sama saling menguntungkan, bekerja efektif dengan
metode kerja yang terbaik untuk hasil yang optimal. Serta asas itu sendiri juga memiliki pengertian
sebagai pernyataan kebenaran umum yang dapat di jadikan pedoman pemikiran dan tindakan.

Manajemen juga sebagai ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan, salah
satunya adalah untuk terwujudnya suasana kerja yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan
dan bermakna bagi para karyawan atau anggota.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara.

http://arayde-myself.blogspot.com/2012/03/makalah-konsep-dasar-manajement.html

Referensi 9
http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pengertian-tujuan-dan-fungsi-manajemen.html?m=1
(Diakses 7 September 2018)

Senin, 20 Februari 2017

Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Manajemen


Kesehatan
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN 
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Pengertian
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini
hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan
sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan
yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Management involves getting
things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan
pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and
art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)

4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan


“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa


manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :
- Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
- Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
- Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain
- Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan
efektif
- Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
- Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus
dimiliki oleh manajer

Pandangan Terhadap Manajemen


Untuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa
pandangan tentang manajemen :
a. Manajemen sebagai suatu sistem 
Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai
bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.

b. Manajemen sebagai suatu proses


Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian
tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai
suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh
manajer.
c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan
Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam
menerapkan manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ;
komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.
d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
organisasi.
Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara
pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.
Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Dari
sudut pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam
organisasi. Di sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan
mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan dapat dikatakan
‘Management as a decision making process’.
f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah
yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi.
Secara konkrit dalam organisasi pelayanan kesehatan, seperti yang dilakukan di
Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu, identifikasi masalah à perumusan masalah à
dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan tersebut
diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.

g. Manajemen sebagai profesi.


Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti
halnya bidang-bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum,
dll.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar,
mengapa manajemen diperlukan, yaitu :
1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.
2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan
kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan
organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat,
pemerintah (pemerintah daerah), dll.
3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi Manajemen
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses dapat
dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak
ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada
dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya
saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H.
Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai
berikut :
Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara
garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi
pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,
commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian
(controlling, reporting).

Keterampilan yang Harus Dimiliki Manajer


Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat
manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di dalam
organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga tingkatan,
yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat menengah
(middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager).
Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan
berbeda. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu :
keterampilan manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan
antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill),
untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini. 

JENIS KETERAMPILAN MANAJER


Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam
organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan
semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin dituntut
mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan manajer
tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan antara manusia.

Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer harus


mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi yang
dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi, serta
kebijakan untuk merealisasikannya.

Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk bekerjasama


dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi
staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efktif.

Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan,


metoda, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas
organisasi.

Manajemen Pelayanan Kesehatan


Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada
dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2)
pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,
rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat
darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan
kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya
promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga
dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan
pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).

Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit


dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi merupakan impian atau cita-cita
yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan
akan terjadi. Apabila su atu organisasi tidak memiliki visi maka perubahan
lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah.
Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah
ditetapkan.

Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu


kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ;
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan
(actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit 


Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian.

1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena


perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya
pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang
disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga
professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ;
tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ;
ketergantungan pasen, beban kerja, dll.

2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang


dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya.
Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal
dengan di organisasi lainnya.

3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel


atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan
keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat
penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang dirawat.
Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua
aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen
penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil pelayanan
kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal.
Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen dan
keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga
yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus
menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk
menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk
menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi
tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat,
bidan dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.

Kecenderungan RS ke Depan
Terdapat dua hal yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit, yaitu adanya perubahan
pola pemerintahan yang bersifat desentralisasi, dimana setiap daerah mempunyai
otonomi untuk mengembangkan daerahnya termasuk dalam mengelola pelayanan
kesehatan dan akan memasuki era globalisasi. 

Untuk itu RS perlu melakukan pembenahan secara internal, antara lain :


a. Mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan tuntutan perubahan dan
kebutuhan yang spesifik
b. Menerapkan manajemen strategis secara konkrit
c. Mendayagunakan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tenaganya,
termasuk tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
d. Memanfaatkan pendapatan sendiri untuk memperoleh kemandirian dan
kesinambungan (sustainability)

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan
pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara
menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of
care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam
menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi
profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan
pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan
(Puskesmas)
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
4. Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
5. Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa
(PKMD).
Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau
manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan,
supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik, monitoring program,
kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.

Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas 


Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya perubahan
paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap semua
sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan
terdepan. Adanya perubahan visi, misi dan strategi Puskesmas sebagai berikut :

Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan
memiliki 3 misi, yaitu;
(1) menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.

Adapun strategi yang dikembangkan meliputi;


(a) mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap di
tingkat kecamatan, agar dapat diterapkannya pembangunan berwawasan
kesehatan,
(b) mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga
dan masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat,
(c) meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan
kesehatan,
(d) mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.

Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala


Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional dan unit
tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program kesehatan dasar yang harus
dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan
lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana, (4)
perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular, (6) pengobatan.

Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat mengembangkan


program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah
masing-masing. Contohnya, daerah yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan
kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; seperti
ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll. Di wilayah tersebut dapat
dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health nursing)
sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan lain.

Kesimpulan
 Manajemen memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya
sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan
sumber daya (manajer), adanya proses; perencanaan – pengorganisasian –
penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian
 Ada 3 alasan penting, mengapa suatu organisasi perlu menerapkan
manajemen yaitu: untuk mencapai tujuan organisasi, untuk menjaga keseimbangan
tujuan-tujuan yang ada dalam organisasi, agar tercapai tujuan organisasi secara
efisien dan efektif.
 Secara umum, pendapat para ahli manajemen tentang fungsi manajemen
memiliki kesamaan dan pendapat satu dengan lainnya yang saling melengkapi.
Pada dasarnya fungsi manajemen meliputi; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
 Setiap manajer harus memiliki keterampilan; konseptual, manajerial dan
keterampilan melakukan hubungan antar manusia.
 Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam manajemen pelayanan
kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut
mencakup, perubahan visi, misi dan strategi, mengembangkan struktur organisasi
sesuai kebutuhan, melakukan manajemen strategis, pengembangan SDM
(manajemen SDM), melakukan upaya-upaya yang mendorong kemandirian
 Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.
Evaluasi
1. Apa pengertian manajemen ?
2. Coba saudara sebutkan ciri-ciri manajemen ?
3. Mengapa manajemen perlu diterapkan ?
4. Sebutkan fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli ? coba saudara bandingkan
?
5. Keterampilan apa yang harus dimiliki seorang manajer ?
6. Menurut anda, apakah perlu ada perubahan dalam manajemen pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas ?

Referensi;
1. A.A. Gde Manunjaya, (1999) Manajemen Kesehatan, EGC – Jakarta
2. Arifin Abdurahman (1973), Kerangka Pokok-pokok Manajemen Umum, Jakarta
3. Azrul Azwar (1988), Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi kedua, PPT Bina
Rupa Aksara.
4. Departemen Kesehatan RI (2002), Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era
Desentralisasi (DRAFT), Jakarta
5. Departemen Kesehatan RI (1999), Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia
Sehat 2010, Jakarta.
6. James.AF Stoner (1982), Management , edisi kedua, Prentice/ Hall
International, Inc. Englewood Cliffs, New York
7. Soedarmono Soejitno, Ali Alkatari, Emil Ibrahim (2000), Reformasi
Perumahsakitan Indonesia, Dirjen Yanmedik Depkes RI & WHO, Jakarta
8. Soewarno Handayaningrat (1981), Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen,
CV Haji Masagung, Jakarta.
9. T. Hani Handoko (1995), Manajemen, Edisi kedua, BPFE Yogyakarta, 1995
Referensi 10
http://ellyaniabadi.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo_13.html?m=1 (Diakses 8
September 2018)

Senin, 13 Oktober 2014


Fungsi Manajemen Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 

Manajemen merupakan suatu proses/kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh anggota-
anggota organisasi untuk menggerakkan unsur-unsur manajemen dalam mencapai tujuan tadi.
Macam-macam kegiatan/aktivitas kerja sama tersebut dapat disebut sebagai fungsi
manajemen. Manajemen dipimpin oleh seorang manajer yang dalam kepemimpinannya ia
mengenakan atribut kepemimpinan tertentu (leadership).

Pengertian administrasi dapat didekati dari dua pengertian, yaitu sebagai unsur statis
administrasi (organisasi) dan sebagai unsur dinamis administrasi (manajemen). Organisasi
merupakan suatu wadah/institusi/kelompok/ikatan formal di mana terdapat orang-orang yang
saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui
bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan di.
Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida giza tak
akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa mempedulikan apa sebutan untuk
manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia
serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota


venesia, italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana.
Penduduk venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata
venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku
dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan
(assembly line) yang dikembangkan untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan
tersebut, orang venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau
isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Peristiwa penting yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah revolusi


industri di inggris. Revolusi industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan
tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika
itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan
cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Banyak orang memiliki jabatan "manajer", akan tetapi dalam kenyataannya mereka hanya
menjalankan kedudukan dan bukan mengarahkan sesuatu ke arah pencapaian tujuan yang
tertentu. Pokok yang kedua adalah berkaitan dengan aspek "melalui orang lain". Sebagai
sebuah aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-bawahan;
dan pada usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut.
Meskipun setiap manajer memang memiliki tugas-tugas khusus yang hanya bisa dilakukan
olehnya, peran seorang manajer lebih didasarkan pada kenyataan bagaimana dia
mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas bawahannya. Dalam arti ini, seorang
manajer seharusnya lebih mementingkan pencapaian hasil dari para bawahannya daripada
prestasinya sendiri. Sebab pencapaian hasil bersama itulah yang menentukan keberhasilan
dari organisasi secara keseluruhan.

Manajemen sendiri memiliki empat fungsi yakni planning (perencanaan), organizing


(pengorganisasian), leading (Pemimpin) dan controlling (pengawasan). Masing-masing
fungsi tersebut mempunyai peran serta manfaat sendiri dalam suatu manajemen yang akan
dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di muka maka dapat dikemukakan dua
rumusan masalah penelitian:

1. Apa saja fungsi-fungsi dasar manajemen?

2. Bagaimanakah Fungsi Perencanaan (Planning) dalam  Manajemen?

2. Bagaimanakah Fungsi Pengorganisasian  (Organizing) dalam Manajemen?

3. Bagaimanakah Fungsi Memimpin (Leading) dalam Manajemen?

4. Bagaimanakah Fungsi Pengendalian (Controlling) dalam Manajemen?

C.  Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen?

2. Untuk mengetahui fungsi Perencanaan (Planning) dalam  Manajemen?

3. Untuk mengetahui fungsi Pengorganisasian  (Organizing) dalam Manajemen?

4. Untuk mengetahui fungsi Memimpin (Leading) dalam Manajemen?

5. Untuk mengetahui fungsi Pengendalian (Controlling) dalam Manajemen?

D.  Manfaat

1.   Bagi Institusi sebagai sumber informasi  untuk menentukan kebijakan dalam menangani


permasalahan dalam organisasi dan manajemen.

2.   Bagi Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat, agar dapat menambah wawasan dan
memperluas cakrawala berpikir khususnya tentang fungsi manajemen.
3. Bagi masyarakat agar dan dapat menerapkan fungsi organisasi dan manajemen dalam
menyelesaikan suatu permasalahan organisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Fungsi Manejemen

           Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni


melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet,  manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien.

     Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di


dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Kelima fungsi tersebut
telah diringkas menjadi empat, yaitu:

1.      Perencanaan (Planning),

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan


di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi.

2.      Pengorganisasian (Organizing),

Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif.
3.      Memimpin (Leading)

Memimpin adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan


ikhlas untuk mencapai tujuan bersama.

4.      Pengendalian (Controlling)

Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk


mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.Secara garis besar kegiatan dalam fungsi-
fungsi manajemen dapat digambarkan seperti dibawah ini :

B.     Perencanaan (Planning)

1.      Pengertian

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk


mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-

fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang
tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam
jangka waktu tertentu.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah


kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Perencanaan juga merupakan
suatu keputusanuntuk mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang, yaitu suatu tindakan
yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di
bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi
berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi.

2.      Manfaat Perencanaan

Ada beberapa manfat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi
memiliki sebuah perencnaan. Mereka akan mengetahui:

a.       Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya.

b.      Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.

c.       Jenis dan jumlah staf yang diinginkn dan uraian tugasnya.

d.      Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan. Bentuk dan
standar pengawasan yang akan dilakukan.

Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:

a.       Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi untuk mencapai


tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur.

b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak


produktif.
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena
dalam perencanaan ditetapkan bernagai standar.
d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama
untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa perencanaan juga
memiliki kelemahan, yaitu:

a.       Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta di masa yang


akan datang dengan tepat.
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena harus
menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai.
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan
perubahan harus di tunda sampai tahap perencanaan berikutnya.
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf.
3.      Langkah-Langkah Dalam Membuat Perencanaan

  Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasan atau
cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan
mempunyai beberapa langkah :

a.      Analisis Situasi

Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini
dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data primer) atau
mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya dibutuhkan observasi dan
wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf sebuah
organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana harus dibekali ilmu
epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi, dan ilmu statistic.

Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang bertujuan untuk


identifikasi masalah. Yang dihasilkan dari proses analisis situasi adalah rumusan masalah
kesehatan dan berbagai factor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang
sedang diamati serta potensi organisasi yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi.
Dari penjelasan  di atas, langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan berbagai
jenis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah yg dijadikan dasar penyusunan
perencanaan.

b.      Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya


Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih
lanjut menggunakan pendekatanepidemiologi  untuk dapat dijadikan informasi tentang
distribusinya di suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu.. Informasi lain yang perlu
dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang kesehatan masyarakat tersebut dan
bagaimana potensi organisasi untuk memeahkannya. Informasi tersebut dibutuhkan oleh
pimpinan untuk mengambil keputusan tentang bagaimana puskesmas akan mengembangkan
program intervensi.

Apa batasan tentang suatu masalah?

Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi/kondisi yang terjadi
dengan situasi/kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan yang dapat diukur antara hasil
yang mampu dicapai dengan tujuan yang ingin dicapai.Maslah juga dapat dirumuskan dalam
bentuk hambatan kerja, dan kendala yang dihadapi staf dalam pelaksanaan kegiatan program.
Masalah kesehatan masyarakat adalah suatu penyakit yang berkembang pada kurun waktu
tertentu dan menyerang kelompok-kelompok masyarakat di suatu masyarakat tertentu.
Dengan menggunakan batasan masalah tersebut dpat dikelompokan ke dalam tiga kategori
masalah yaitu masalah kesehatan masyarakat, masalah manajemen pelayanan
kesehatan(masalah program), dan masalah perilaku (termasuk sikap dan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit dan kegiatan program kesehatan). Model identifikasi masalah
akan membantu para manajer program kesehatan di puskesmas untuk mengkaji suatu
masalah kesehatan masyarakat dan factor-faktor risikonya. Yang perlu dibedakan adalah
mana masalah program (input, proses, output, dan efek) dan yang mana masalah kesehatan
masyarakat (outcome/dampak dari sebuah sistem).

c.       Penetapan Sasaran

Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu
sendiri (plan). Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi.Sasaran sering pula disebut tujuan.Sasaran memandu manajemen membuat
keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated
goals) dan sasaran riil.Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada
masyarakat luas.Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan,
pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated
goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi
tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar
dinginkan oleh perusahaan.Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan
organisasi beserta anggotanya.

Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai
sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini,
manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh
bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci.Bawahannya itu kemudian
menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling
bawah.Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu
segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi
pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan
sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti “tingkatkan kinerja,” “naikkan profit,” atau
“kembangkan perusahaan,” sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan
akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu (lihat gambar).

Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO.Pada

pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja,
tetapi juga oleh karyawan.Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran
yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga
produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan
MBO.

Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan


banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat
dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa
memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang
MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah
manajemen puncak sendiri.

d.      Merumuskan Tujuan

Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai


tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-tindakan
penting lainnya.Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan
frekuensi penggunaannya.Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana
strategis dan rencana operasional.Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di
seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur
kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang
dan rencana jangka pendek.Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana
dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka
waktu satu tahun.Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan
memiliki intermediate time frame.

Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana


spesifik.Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara
umum, tidak mendetail. Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya,
yaitusingle use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk
dilaksanakan satu kali.

Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan.

1.      Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial.


Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa
mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2.      Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa


untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan
tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

3.      Untuk meminimalisir pemborosan.Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan


dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.Selain itu, dengan rencana, seorang
manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan
inefesiensi dalam perusahaan.

4.      Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu

proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah


proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer
tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, manajer program menetapkan tujuan


program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan
kriteria di atas akan semakin mudah menyusun tujuan program. Sebelum rencana kerja
operasional disusun, beberapa pertanyaan berikut ini wajib dipahami oleh tim perencana:

  a.       Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-How many)?

b. Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan (target program-How


far)?
c. Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-When)?
Merumuskan program tujuan operasional berdasarkan jawaban ketiga pertanyaan tersebut
di atas maka bermanfaat untuk :

  1)      Menetapkan langkah-langkah operasional program

2)      Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program


3)      Mengkaji hambatan dan Kelemahan Program

4)      Langkah keeempat proses penyusunan adalah mengkaji kembali hambatan dan kelemahan
program yang pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai
timbulnya hambatan serupa.

Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi kendala dan
hambatan yang mungkin terjadi dilapangan pada saat program dilaksanakan. Jenis hambatan
atau kelemahan program dapat dikategorikan ke dalam:

a.       Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi

Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi.Motivasi staf rendah,


pengetahuan dan keterampilan mereka kurang, staf belum mampu mengembangkan
partisipasi masyarakat setempat.

b.      Hambatan yang terjadi pada lingkungan

Hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif
(masih banyak tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya).Semua kendala dan hambatan
yang bersumber pada lingkungan seperti ini sebaiknya dianalisin pada saat melakukan kajian
terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat.Perilaku masyarakat yang kurang partisipasif
merupakan kendala utama pelaksanaan program.

Setelah semua hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah sebagai


berikut:

1)      Susun semua daftar hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para pelaksana,
peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim, dan peran serta masyarakat.

2)      Pilih hambatan kendala yang dapat dihilangkan, mana yang di anggap sebagai tantangan
untuk dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
3)      Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun, tetapi tetap waspada dengan
berbagai hambatan dan kendala di lapangan.

e.       Menyusun Rencana Kerja Operasional

      Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dulu
sebelum KRO disusun. Jika tidak, program yang akan dilaksanakan terhambat oleh factor
internal organisasi. Factor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta masyarakat dan
kerjasama lintas sector juga penting di kaji sebagai bagian dari strategi pengembangan
program di lapangan.

      Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target yang
ingin dicapai. Proses perencanaan yang terakhir adalah menetapkan alternative kegiatan dan
sumber daya pendukung. Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan RKO. Format
senuah RKO yang lengkap terdiri dari:

a.       Alasan utama disusunnya RKO (Mengapa program ini dilaksanakan-WHY)

b. Tujuan (apa yang ingin dicapai-WHAT)


c. Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-HOW)
d. Pelaksana dan sasarannya (Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatan
program-WHO)
e. Sumber daya pendukung (what kind of support)
f. Tempat (dimana kegiatan akan dilaksanakan-Where)
g. Waktu pelaksanaan (kapan kegiatan akan dilaksanakan-When)
Tipe Perencanaan yang Digunakan Manajer

a.   Perencanaan Jangka pendek (Short Range Plans)

Perencanaan untuk jangka waktu 1 tahun atau kurang

b.   Perencanaan Jangka panjang (Long Range Plans)

Perencanaan untuk Jangka waktu 5 tahun atau lebih


c.   Perencanaan Strategi

Perencanaan Strategi adalah  Kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif


yang telah diarahkan.Menentukan tujuan untuk organisasi kegiatan apa yang hendak diambil
sumber-sumber apa yang diperlukan untuk mencapainya. Tujuan perencanaan strategi:
mendapatkan keuntungan kompetitiff (competitive advantage).

Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah proses pengarahan usaha perencanaan strategi dan menjamin
strategi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam
jangka panjang. Tahap manajemen strategi:

1.      Perumusan strategi (strategy formulation)

2.      Pengimplementasian strategi (strategy implementation)

      Strategi yang digunakan organisasi. Tiga tingkatan strategi yang digunakan organisasi:

1)      Strategi korporasi (corporate strategy)

Tujuan: pengalokasian sumber daya iuntuk perusahaan secara total. Strategi ini
digunakan pada tingkat korporasi.

2)      Strategi bisnis (business strategy)

Strategi untuk bisnis satu produk lini. Strategi ini digunakan pada tingkat divisi.

3)      Strategi fungsional (functional strategy)

Mengarah ke bidang fungsional khusus untuk beroperasi. Strategi ini digunakan pada
tingkat fungsional seperti penelitian dan pengembangan, sumber daya, manufaktur,
pemasaran.
Menetapkan rangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan khusus dan
yang menghubung-hubungkan dengan kerangka waktu yang khusus, target kinerja dan
Sumber Daya.

Pendekatan-pendekatan Perencanaan

1.      Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in

Perencanaan inside-out: terfokus pada yang sudah dilakukan dan mengusahakan


untuk melakukan yang tebaik yang dapat dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk
mengeksploitasi kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi.
Kedua perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.

2.  Perencanaan top-down dan perencanaan bottom-up

Perencanaan dari atas ke bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak


membuat perencanaan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up) dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah
tanpa adanya batasan yang secara teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer
puncak. Kelebihan: kuatnya komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih
rendah..

C.    Organizing (Pengorganisasian)

1.      Pengertian Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur


berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok  dan wewenang, dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan definisi tersebut, fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk


memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil,
financial, material dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati
bersama. Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai wadah
kerjasama sekelompok orang –organisasi bersifat statis. Organisasi juga dapat dikaji dari sisi
proses kerjasama. Dalam hal ini organisasi dilihat dari proses kerjasama staf yang berisi
uraian tugas untuk mencapai tujuan –organisasi bersifat dinamis. Organisasi juga dapat dikaji
dari bagaimana pimpinan menggunakan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi –
organisasi sebagai alat pimpinan.

3.      Manfaat Pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat


mengetahui :

a.  Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok. Tugas pokok staf dan prosedur kerja
merupakan dokumen dari fungsi pengorganisasian, digunakan sebagai panduan kinerja staf.

b.  Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota atau staf sebuah organisasi.
Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.

c.  Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan organisasi akan melimpahkan wewenang


kepada staf sesuai dengan tugas-tugas pokok yang diberikan kepada mereka.

d.    Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf dan pemanfaatan
fasilitas fisik harus diatur dan diarahkan semaksimal mungkin untuk membantu staf, baik
secara individu maupun kelompok mencapai tujuan organisasi.

4.      Langkah-langkah Pengorganisasian

Ada 6 langkah penting dalam menyusun fungsi pengorganisasian, yaitu  :

a.       Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat
fungsi perencanaan.

b.      Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan
misi organisasi. Untuk itu, ia membagi tugas pokoknya pada staf yang ada. Dari sini akan
muncul gagasan departementalisasi, pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan
sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.

c.   Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis (elemen kegiatan).
Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencarminkan apa yang harus
dikerjakan oleh staf.

d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Pengaturan ruangan dan
dukungan alat-alat kerja adalah salah satu contohnya.
e. Penugasan personil yang cakap yaitu memilih dan menempatkan staf yang dipandang
mampu melaksanakan tugas. Bagian ini perlu dipahami oleh manajer personalia pada saat
mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu
organisasi.
f. Mendelegasikan wewenang.
5.      Prinsip Manajemen Organisasi

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan
sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum
manajemen ini terdiri dari.

1. Pembagian kerja (Job Deskription)


2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps
Fungsi Manajemen yang Lazim Ditempuh

a.       Membentuk susunan jabatan dan peranan dengan pemberian nama.

b. Membagi pekerjaan yang akan dilakukan , menetapkan tugas-tugas dan tanggung


jawab.
c. Membentuk sistem-sistem kekuasaan dan status formal.
d. Membentuk suatu struktur organisasi untuk melakukan komunikasi-komunikasi
internal.
Job description

Job description merupakan panduan dari perusahaan kepada karyawannya dalam


menjalankan tugas. Semakin jelas job description yang diberikan, maka semakin mudah bagi
karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan. Job description juga
dapat menjadi alat pengukur prestasi karyawan. Tugas, wewenang dan pola hubungan dapat
menjadi parameter prestasi dari seorang karyawan. Dengan menetapkan parameter tersebut di
awal masa kerja, maka semua pihak dapat menilai obyektivitas dari suatu keputusan
manajemen tanpa takut ada faktor like and dislike.

Karyawan pun akan merasa nyaman memilki job description yang jelas. Ia akan mengetahui
secara jelas area pekerjaan, tanggung jawab dan wewenangnya. Ia juga akan mengetahui
dengan jelas garis koordinasinya, baik vertikal (atas dan bawah) mapun horizontal. Ia juga
dapat mengetahui tugas-tugas tambahan yang diberikan kepadanya, sehingga dapat
memperoleh bonus sesuai haknya.
         Sebagai penentu besarnya kompensasi yang diterima oleh karyawan sesuai dengan
isi dari job description tersebut, yang sudah dikerjakan. Selain itu, job description juga
berperan dalam hal remunerasi, yaitu peningkatan jabatan.

         Dari definisi ini dapat diketahui bahwa job description merupakan suatu uraian
mengenai jabatan atau posisi dalam suatu perusahaan. Dan dari uraian ini akan dapat
diketahui kewenangan dari tiap-tiap departemen atau dari tiap-tiap bagian, serta
penanggungjawab dari tiap-tiap departemen tersebut. Setiap pekerjaan yang dilakukan atau
dijalankan tentu merupakan tanggung jawab bagi pelaksana pekerjaan tersebut. Sehingga
dapat diketahui penanggungjawab dari tiap-tiap departemen. Karenanya, dengan adanya job
description, pimpinan perusahaan hanya meminta laporan dari penanggungjawab dari tiap-
tiap departemen. Dengan dijalankannya hal ini, suatu perusahaan dapat berjalan dengan tertib
dan efisien.

D.    Memimpin (Leading)

1.      Pengertian

Memimpin adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan


ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan
tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang
demikian akan gagal dalam usahanya.

Manajer adalah pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya aktivitas-


aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan
bantuan orang lain. Fungsi aktuasi/actuating merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja
sama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Fungsi aktuasi tidak terlepas dari fungsi manajemn lainnya. Fungsi penggerak
dan pelaksanaan dalam istilah lainnya yaitu actuating (member
bimbingan), motivating(membangkitkan motivasi), directing (memberikan
arah), influencing (mempengaruhi) dan commanding (memberikan komando atau perintah).
(Muninjaya, G, A, A. 2004).
Pelaksanaan/pergerakkan (actuating) merupakan upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini
adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :

a.       Merasa yakin akan mampu mengerjakan.

b.      Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya.

c.       Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting.

d.      Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.

e.       Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.


     2.      Tujuan Fungsi Aktuasi dalam Memimpin 

Tujuan fungsi aktuasi :

a.       Menciptakan kerja sama yang lebih efisien.

b.      Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.

c.       Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.

d.      Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi kerja

3.      Fungsi Penggerakan

Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf
bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia
harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.

Ada 4 jenis utama fungsi penggerakan :

a.       Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus
memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya.
Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus
mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan, mengkoordinasikan kegiatan dan
menyampaikan keputusan

b.   Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengawasi

c. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi  Pemantauan dan
pengawasan, logistik (perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan
pengembalian barang), akuntasi dan organisasi.

d.   Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan berkaitan dengan pembuatan
keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan
sumber daya selama penerapan.

4.      Tahapan Penggerakan dan Pelaksanaan

Tindakan penggerakan dan pelaksanaan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

a.  Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan
kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating.

b.    Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga
disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan,
mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi
anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun ketrampilan staf.

c.  Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-


petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam
pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada
tujuan yang telah ditetapkan.
 4.    Hal-Hal yang Harus diLakukan Pemimpin dalam Memotivasi Karyawan

Sumber dari motivasi kerja diantaranya adalah adanya kesempatan untuk


berkembang, jenis pekerjaan yang dilakukan, serta adanya perasaan bangga menjadi bagian
dari organisasi dimana seseorang tersebut bekerja. Di samping itu, motivasi kerja juga
dipengaruhi oleh perasaan aman dalam bekerja, gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan
kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja, serta perlakuan yang adil dari
pimpinan.

Dalam suatu organisasi formal, motivasi merupakan tugas seorang pimpinan untuk
membuat karyawan melakukan apa yang harus dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi
karyawan dengan berbagai cara, diantaranya:

a.    Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke dalam diri orang agar bersedia
melakukan sesuatu dengan efektif. Orang diinspirasi melalui kepribadian pimpinan,
keteladanannya, dan pekerjaan yang dilakukannya secara sadar atau tidak sadar.

b.  Memotivasi dan mendorong untuk melakukan apa saja yang harus dilakukan melalui pujian,
persetujuan dan bantuan.

c.  Membuat orang merasa harus melakukan apa yang harus dilakukan dengan sesuatu cara,
termasuk paksaan, kekerasan dan ancaman jika perlu. Namun, motivasi jenis ini sudah tidak
sesuai lagi dengan tuntutan zaman dan bersifat negatif karena karyawan bekerja disebabkan
adanya paksaan tanpa ada motif dari dirinya sendiri.

     Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pimpinan dalam menumbuhkan motivasi untuk
meningkatkan semangat kerja karyawan, diantaranya:

1)  Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dengan baik

2)      Memberikan kesempatan umpan balik secara teratur;


3)  Meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka

4)     Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat


menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh
jawaban;

5)      Belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka;

6)      Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum.

7)      Terus menerus memelihara hubungan dengan karyawan yang dbawahi;

8)      Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik

9)      Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan akan lebih terdorong


untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan pribadinya

10)  Menulis memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil kinerja mereka;

11)  Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik;

12)  Memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan pimpinan harus
memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi
kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru

13)  Membantu berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga karyawan akan merasa betah di


dalamnya

14)  Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa yang mereka kerjakan;

15)  Menawarkan “pembagian keuntungan” (profit sharing) kepada karyawan.


E.     Pengendalian (Controlling)

1.      Pengertian

     Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk


mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.

     Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal
yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu
organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan
tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”.

     Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar


pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula
tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani
Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:

1)      Penetapan standar pelaksanaan

2)      Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

3)      Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata

4)      Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-


penyimpangan

5)      Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.


5.      Manfaat Pengendalian

Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat
berupa:

a.       Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan
standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.

b.  Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.

c.   Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah
dimanfaatkan secara efisien.

d.      Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

e.       Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan
pelatihan lanjutan. 

6.      Proses Pengendalian

Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengendalian manajerial yaitu:

a.       Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapaioleh staf atau organisasi

b.      Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolok ukur.

c.       Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor


penyebabnya, dan menggunakan, dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan
langkah-langkah intervensi.

      Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan penampilan


kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk mengukurnya disusun. Ada
2 tipe standar:
1.      Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas,
biaya atau waktu.

2.      Standar in-put (masukan):  mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam tugas
penampilan.

          Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu perencanaan,


pengorganisasian, pemantauan, dan pengendalian. Terkadang fungsi pemantauan dan fungsi
evaluasi sulit untuk dipisahkan. Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua fungsi
dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh
pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka baik secara
reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.

            Beberapa cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer yang
meliputi pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung
oleh seorang manejer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang
dikehendakinya. Pengawasan tidak langsung, adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan
melalui laporan secara tertulis maupun lisan dari karyawan tentang pelaksanaan pekerjaan
dan hasil yang dicapai.

Pengawasan juga bisa dibedakan menurut sifat dan waktunya:

1.      Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Pengawasan ini merupakan
pengawasan terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan namun sifatnya prediktif.

2.      Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam
pelaksanaanya. Dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya
sesuai dengan yang diinginkan.

3.      Pengawasan saat proses dilakukan, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.


4.      Pengawasan berkala, adalah  pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya
perbulan, persmester.

5.      Pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk
mengetahui apa pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.

6.      Pengawasan Melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan secara


integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.

3.      Metode Pengukuran Kinerja

           Penilaian prestasi kerja ini pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci
guna  mengembangkan suatu perusahaan secara efektif dan efisien. Penilaian prestasi kerja
juga memungkinkan para karyawan untuk mengetahui bagaimana prestasi kerja mereka, dan
sejauh mana hasil kerja mereka dinilai oleh atasan. Kegiatan penilaian ini dapat  memperbaiki
keputusan-keputusan personalia dan memberi umpan balik kepada karyawan dalam
pelaksanaan kerja mereka. Ada banyak metode untuk melakukan penilaian prestasi
kerja  karyawan, namun  tidak ada satupun metode yang dapat diberlakukan secara umum.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. jadi kuncinya adalah
mengenali keterbatasan metode yang dipergunakan perusahaan dan mengolahnya sebisa
mungkin. Metode penilaian prestasi kerja karyawan pada dasarnya dikelompokkan atas
2  (dua) bagian (Hasibuan, 2008) :

a.       Metode Tradisional

Metode ini merupakan metode yang berorientasi pada masa lalu dan paling sederhana
untuk menilai prestasi kerja karyawan yakni:
1)      Rating Scale

Metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan.
Metode ini memerlukan penilai untuk memberikan suatu evaluasi yang subjektif mengenai
penampilan individu pada skala dari rendah sampai ke skala yang tinggi.

2)      Check List

Dengan metode ini, penilai sebenarnya tidak menilai tetapi hanya memberikan
masukan/informasi bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia. Penilai
hanya  memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja
dan karakteristik setiap individu karyawan, baru melaporkannya kepada bagian personalia
untuk menetapkan bobot nilai, indeks nilai, dan kebijaksanaan selanjutnya bagi
karyawan  yang bersangkutan.

3)      Critical Incident

Dengan metode ini, penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku

karyawan sehari-hari, yang kemudian dimasukkan ke dalam buku catatan khusus yang  terdiri
dari berbagai macam kategori tingkah laku karyawan. Misalnya mengenai
insiatif,  kerjasama, dan keselamatan.

4)  Freefrom Essay

Dengan metode ini, seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan
dengan orang/karyawan yang sedang dinilainya.

5)  Paired Comparation

Metode ini adalah metode penilaian dengan cara seorang karyawan dibandingkan
dengan seluruh karyawan lain, sehingga terdapat berbagai alternatif keputusan yang akan
diambil. Metode ini hanya diperlukan untuk jumlah karyawan yang sedikit.
   b. Metode Modern

Metode modern ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam menilai
prestasi karyawan. Yang termasuk ke dalam metode modern ini adalah :

1)      Assesment Centre

Metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus. Tim
penilai  khusus ini bisa dari luar lingkungan perusahaan, dari dalam lingkungan perusahaan,
maupun kombinasi dari luar dan dalam lingkungan perusahaan. Cara penilaian tim dilakukan
dengan wawancara, permainan bisnis, dan lain-lain. Nilai indeks prestasi kerja setiap
karyawan adalah rata-rata bobot dari penilai. Indeks prestasi dengan cara ini diharapkan akan
lebih baik dan objektif oleh beberapa orang anggota tim penilai.

2)      Management By Objective (MBO)

Dengan metode ini, karyawan diikusertakan dalam perumusan dan pemutusan


persoalan. Adapun ciri-ciri dari Management By Objective (MBO) adalah : adanya interaksi
antara atasan dengan bawahan secara langsung dalam menentukan sasaran dan kriteria
pekerjaannya. Menekankan pada masa sekarang dan masa lampau dan menekankan pada
hasil yang hendak dicapai.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa
manajemen merupakan sebuah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

Adapun fungsi-fungsi manajemen meliputi beberapa hal yaitu:

1.   Planning merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn pendefinisian sasaran utk kinerja


organisasi di masa depan dan utk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-sumber daya yg
digunakan yg dibutuhkan utk mencapai sasaran tersebut.

2.  Organizing merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn penugasan mengelompokkan


tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan sumber daya ke
departemen.

3.   Leading fungsi manajemen yg berkenaan dgn bagaimana menggunakan pengaruh utk


memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.

4.   Controlling fungsi manajemen yg berkenaan dgn pengawasan terhadap aktivitas karyawan


menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dgn sasaran dan melakukan koreksi
apabila diperlukan

B.     Saran

1.      Untuk seseorang yang bergerak dibidang manajemen, kita harus memahami betul-betul
fungsi dari semua bagian dari sistem manajemen. Agar tidak terjadi kesalah-fahaman antara
bagian satu dengan yang lainnya. Karena banyaknya pandangan mengenai fungsi-fungsi
dasar manajemen
2.      Untuk seseorang manager suatu bisnis sebaiknya hanya mengikuti satu fungsi dasar saja
sebagai alur yang akan kita pakai dalam bisnis tersebut agar tidak terjadi kesalah-fahaman
antara bagian perencanaan, pengorganisasian , Memimpin/Menggerakan dan pengawasan
atau pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA

Amsyari F. 2009. Prinsip-prinsip dan Dasar Statistik dalam Perencanaan Kesehatan;


Lembaga

Basu Swastha,2008. Azas AzasManajemen Modern; Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Gde, Muninjaya A.A.2004. Manajemen Kesehatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/author/akhmadsudrajat.

http://littleworldever.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-actuating.html

Manulang.2012. Dasar-dasar Manajemen; Ghalia Indonesia, cetakan ke 15, Jakarta.


Muninjaya, A.A. Gde. 2009. Manajemen Kesehatan. Penerbit Buku Kesehatan : Jakarta.Penerbitan
Universitas Airlangga, Surabaya.
           

Prayitno S. 2005. Dasar-dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat; Airlangga University Press,


Surabaya.

www.google.com//mengenal sistem manajemen perusahaan Chapter. 14 . Evaluasi Manajemen (1)


« Smk Negeri 3 Kimia Madiun.htm

ellyhani abadi di 02.07

Referensi 11
https://sites.google.com/site/kelasmanager/fungsi-manajemen (Diakses 8 September 2018)

Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemen klasik dikenal dengan
sebutan POACE.
Planning, Organizing, Actuating, Controlling,
dan Evaluating

Point pokok yang diharapkan dari bagian ini adalah mahasiswa mampu memahami
logika fungsi manajemen.. just it

1. Planning adalah hal pertama yang dilakukan dalam manajemen organisasi. Karena


berkaitan dengan keputusan yang apa akan diambil terlebih dahulu, apa yang harus
dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya. 
Umumnya dalam organisasi, kegiatan perencanaan adalah penentuan program aksi untuk
mencapai tujuan/sasaran yang diinginkan. 
Perencanaan biasanya dilatarbelakangi oleh masalah kesehatan yang muncul, dan kadang
juga karena tringger dari luar / kesempatan.
Oleh karena itu, seorang perencana harus memiliki skill dalam menganalisis situasi,
membuat program kesehatan yang realistis dan terukur. Disamping itu, perencana juga harus
dapat memastikan alokasi sumber daya manusia dan non manusia (waktu, biaya) dilakukan
secara efisien. Dengan demikian, dapat membantu dalam menghindari kebingungan,
ketidakpastian, risiko terhadap program yang direncanakan. 

2. Organizing adalah kegiatan yang erat hubungannya dengan bagaimana mengatur dan


mendistribusikan sumber daya organisasi. Mengidentifikasi siapa dan melakukan apa, hingga
menetapkan bagaimana proses pendelegasian wewenang, koordinasi dalam pengambilan
keputusan.
Oleh sebab itu, salah satu kemampuan yang diharapkan bagian ini adalah leadership,
managerial. artinya mampu memengaruhi (influecing) tim, memotivasi bawahan agar bekerja
sesuai tugas dan fungsinya. 
Contoh sederhana kegiatan organizing seperti rapat koordinasi, pembentukan panitia, dan
sebagainya. 

3. Actuating atau pelaksanaan merupakan inti dari manajemen organisasi. 


Actuating adalah tindakan nyata, ril dari apa yang telah dipersiapkan sebelumnya (planning
dan organizing). Karateristik dari pelaksanaan ini adalah semua sistem bekerja sebagaimana
mestinya (all system'are go). Sumber daya manusia dan non-manusia telah dialokasikan
sesuai proporsinya,Terutama sumber daya manusia (orang-orang) yang terlibat dalam
kegiatan bekerja sesuai perannya.
Sehingga program kegiatan berlangsung sesuai harapan, tepat sasaran, tepat waktu.
4. Controlling adalah memastikan arah kegiatan organisasi sesuai yang diharapkan (standar)
dan tidak melenceng/menyimpang. Kontrol paling sering dilakukan pada saat proses (sedang
berlangsung) kegiatan, memonitor kemajuan kegiatan, memperbaiki kesalahan atau
penyimpangan jika diperlukan.  
Oleh karena itu, seorang yang bekerja pada controlling ini harus benar-benar memahami
standar pekerjaan, ukuran kinerja organisasi. Istilah lain yang melekat dengan controlling
dalam keseharian-harian organisasi adalah pengawasan atau supervisi.

5. Evaluating adalah menilai, mengukur secara objektif hasil kegiatan organisasi. Idealnya


ialah tidak memihak (objektif), berani mengatakan atau memastikan jika ada penyimpangan
apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Evaluasi biasanya di lakukan dalam dua bentuk yakni evaluasi proses (formatif) dan evaluasi
akhir (summatif).
Tujuan keduanya sama yakni mengukur hasil perubahan atau dampak dari kegiatan yang
telah dilaksanakan. Bedanya, evaluasi formatif dilakukan pada saat proses kegiatan masih
berlangsung, sementara evaluasi summatif dilakukan pada akhir program. 
Evaluasi formatif bisa saja tidak dilakukan jika controlling berjalan baik. Namun tidak
demikian dengan evaluasi summatif, kegiatan ini wajib dilakukan sebagai bentuk tanggung
jawab, bentuk keterbukaan organisasi. Karena menyangkut kesinambungan program kegiatan
organisasi, untuk diperbaiki melaui rencana tindak lanjut atau sebalikanya kegiatan
dihapuskan saja jika dianggap tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke perubahan yang lebih
baik.

Referensi 12
http://rdadhyanidewi.blogspot.com/2015/07/makalah-manajemen-kesehatan-
manajemen.html (Diakses 8 September 2018)

Minggu, 26 Juli 2015

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN & MANAJEMEN PUSKESMAS


BAB I

PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang

Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan diapresiasi oleh
masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan
tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan
manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa
menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua institusi
pelayanan tersebut harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen (Muninjaya, 2012).

Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi untuk
membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga dapat
digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan
memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003), manajemen
kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan dan non-
petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang &Murwani, 2012).

Sebagian besar penempatan dokter yang baru lulus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga medis di puskesmas seluruh Indonesia. Dokter tidak saja berperan sebagai medicus
practicus, tetapi juga sebagai pimpinan unit kerja pelayanan kesehatan seperti sebagai kepala
puskesmas (Muninjaya, 2012). Selain itu, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan, menyebutkan dalam pasal 34 ayat 1 bahwa setiap pimpinan
penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan harus memiliki kompetensi
manajemen kesehatan perseorangan yang dibutuhkan (Kemenkes, 2009). Untuk itu, dokter
dituntut untuk mengembangkan managerialship dan leadership-nya sehingga tugas pokok
dan fungsi puskesmas berkembang efektif,efisien,dan produktif. Oleh karena itu, penting bagi
dokter untuk mengetahui lebih dalam serta memiliki kemampuan mengenai manajemen
kesehatan dan manajemen puskesmas (Muninjaya, 2012).

1.2.      Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen
kesehatan dan manajemen puskesmas serta peran seorang dokter dalam manajemenkesehatan
dan manajemen puskesmas.

1.3.     Manfaat
            Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembacakhususnya dokter agar dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai
Manajemen Kesehatan dan Manajemen Puskesmas sehingga dapat menerapkannya saat
bertugas sebagai dokter nantinya.

 
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Manajemen Kesehatan

2.1.1.   Definisi

            Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu terapan yang penerapannya disesuaikan dengan
ruang lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia di dalam organisasi, dan ruang
lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur
perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga
dan mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara efektif,
efisien, dan produktif (Muninjaya, 2012).

            Sehat adalah suatu keadaan optimal, baik jasmani maupun rohani serta sosial
ekonomi, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan fisik dan
mental saja (WHO, 1946). Di Indonesia pengertian sehat dituangkan dalam UU Pokok
Kesehatan RI No.9 tahun 1960 (Herlambang & Murwani, 2012).

            Menurut Notoatmodjo (2003) dalam buku Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit,
manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
program kesehatan (Herlambang & Murwani, 2012).

            Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak dapat disamakan dengan manajemen
niaga yang lebih berorientasi pada upaya mencari keuntungan berupa uang untuk pemilik
perusahaan (profit oriented) melainkan manajemen kesehatan berorientasi memberikan
manfaat pelayanan secara optimal pada masyarakat (benefit oriented) oleh karena organisasi
kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan umum (Herlambang & Murwani,
2012)..

2.1.2.   Fungsi
            Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam
manajemen perusahaan, yaitu (Herlambang & Murwani, 2012) :

1.      Fungsi Perencanaan (Planning)

            Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Perencanaan kesehatan


adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut.

            Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai; jenis dan struktur
organisasi yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya;
sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan; bentuk dan standar
pengawasan yang akan dilakukan.

            Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah
perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu: (a) analisa situasi; (b) mengidentifikasi
masalah dan prioritasnya; (c) menentukan tujuan program; (d) mengkaji hambatan dan
kelemahan program; (e) menyusun rencana kerja operasional.

2.      Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

            Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

            Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui: pembagian tugas


secara jelas, tugas pokok dan prosedur kerja staf, hubungan organisatoris dalam struktur
organisasi, pendelegasian wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki
organisasi.

            Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian, yaitu: (a) tujuan
organisasi harus sudah dipahami oleh staf; (b) membagi habis pekerjaan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok ke
dalam suatu kegiatan yang praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh staf
dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya; (e)
penugasan personal yang terampil.

3.      Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)


            Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang dapat menggerakkan dan
mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi yaitu : peran kepemimpinan
(leadership), motivasi staf, kerja sama antar staf, dan komunikasi yang lancer antar staf.

            Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1) menciptakan
kerjasama yang lebih efisien; (2) mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf; (3)
menumbuhkan rasa menyukai dan memiliki pekerjaan; (4) mengusahakan suasana
lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi prestasi kerja staf; (5) membuat organisasi
berkembang secara dinamis.

4.      Fungsi Pengawasan (Controlling)

            Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang telah dibuat dalam
bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang
telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.

            Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu : (1) standar norma, standar yang dibuat
berdasarkan pengalaman staf melaksanakan program yang sejenis atau yang pernah
dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria, standar yang
diterapkan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah mendapatkan
pelatihan.

            Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan pengawasan dengan tiga cara:
pengamatan langsung, laporan lisan dari staf atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis
dari staf.

5.      Fungsi Evaluasi (Evaluation)

            Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program
dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi ada beberapa macam, yaitu: (a) evaluasi
terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan;(b) evaluasi terhadap proses,
dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi terhadap output, dilaksanakan
setelah pekerjaan selesai.
            Fungsi-fungsi manajemen diatas dapat dilihat pada Gambar 2.1. Meskipun keempat
fungsi manajemen tersebut terpisah satu sama lain, teteapi sebagai sebuah proses,
keempatnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Jika
tujuan organisasi belum tercapai, pimpinan organisasi harus menganalisis kelemahan
pelaksanaan salah satu atau beberapa fungsi manajemen tersebut (Muninjaya, 2012).

2.1.3.   Ruang Lingkup

            Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga dikenal berbagai


jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya.
Ruang lingkup manajemen kesehatan secara garis besar mengerjakan kegiatan yang berkaitan
dengan (Herlambang & Murwani, 2012).:

1.      Manajemen sumber daya manusia (personalia)

2.      Manajemen keuangan (mengurusi cashflow keuangan)

3.      Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)

4.      Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (melayani pelayanan


kesehatan masyarakat)

            Untuk masing-masing bidang tersebut dikembangkan manajemen yang lebih spesifik


sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok institusi kesehatan. Penerapan manajemen pada
unit pelaksana teknis seperti  puskesmas dan RS merupakan upaya untuk memanfaatkan dan
mengatur sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing unit pelayanan kesehatan tersebut,
dan diarahkan untuk  mencapai tujuan organisasi (unit kerja dan sebagainya) secara efektif,
efisien, produktif, dan bermutu (Muninjaya, 2012).

            Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di


Indonesia, seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit,
dan Puskesmas, dan jajarannya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di
Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan
rencana tahunan Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan di daerah. Khusus untuk
tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun
setiap lima tahunan (Herlambang & Muwarni, 2012).

           

2.1.4.               Subsistem Manajemen Kesehatan


            Subsistem adalah bagian dari sistem yang membentuk sistem pula. Dalam sistem
kesehatan nasional, subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya administrasi kesehatan yang didukung oleh pengelolaan data dan informasi,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (Herlambang & Murwani, 2012).

            Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur utama (Herlambang &
Murwani, 2012) :

1.      Administrasi kesehatan, adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian


serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggara pembangunan kesehatan.

2.      Informasi kesehatan, adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang merupakan
masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.

3.      Ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah hasil penelitian dan pengembangan yang
merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.

4.      Hukum kesehatan, adalah peraturan perundang-undangan kesehatan yang dipakai


sebagai acuan bagi penyelenggara pembangunan kesehatan.

2.1.5.   Pembiayaan Program Kesehatan

            Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU No.32 dan 33
tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah, dana
pembangunan kesehatan berasal dari tiga sumber yaitu (Muninjaya, 2012) :

1.      Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU ( Dana Alokasi
Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan diberlakukannya otonomi daerah, porsi
dana sector kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat juga masih
tetap membantu pelaksanaan program kesehatan melalui bantuan dana dekonsentrasi,
khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.

2.      APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik yang bersumber dari
pajak maupun penghasilan badan usaha milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga bisa
bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi pembangunan sarana
pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat
untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan kesehatan yang diserap dari berbagai sektor
harus dibedakan dengan dana sektor kesehatan yang diserap oleh dinas kesehatan.
3.      Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk
investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.

2.2.      Manajemen Puskesmas

2.2.1.   Definisi

            Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat,
disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Depkes, 2014).

2.2.2.   Tugas dan Fungsi

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan


pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi
(Depkes, 2014) :

a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.2.3.   Susunan Organisasi

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas yang merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut
(Depkes, 2014):

a)      Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen


kesehatan masyarakat;

b)      masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan

c)      telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.


Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas dan ia dapat
merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil yang tidak
tersedia seorang tenaga kesehatan seperti kriteria diatas, maka Kepala Puskesmas merupakan
tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga (Depkes,2014).

Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas (Depkes, 2014):

a)      kepala Puskesmas;

b)      kepala sub bagian tata usaha;

c)      penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;

d)     penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan

e)      penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring

f)       fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2.4.  Penerapan Manajemen di Puskesmas

           Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif, produktif,
dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen. Penerapan manajemen kesehatan di puskesmas terdiri dari :

1.      Micro Planning (MP)

Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan program puskesmas selama 5


tahun disusun dalam MP.

2.      Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)

Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan program yang dilaksanakan


oleh staf, baik secara individu maupun berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun.

3.      Local Area Monitoring  (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak Setempat-
Pemantauan Wilayah Setempat)

Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit pada ibu dan anak
atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan
penjabaran fungsi pengawasan dan pengendalian program. LAM yang dijabarkan khusus
untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan PIAS. Sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi pencatatan program yang dilakukan
secara terpadu setiap bulan.
            Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang dilakukan setiap
tahun untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program puskesmas secara menyeluruh.
Penilaian dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Data
SP2TP dimanfaatkan oleh puskesmas untuk penilaian stratifikasi (Muninjaya, 2004).

            Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk koordinasi dan
memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan, monitoring, dan evaluasi merupakan
penjabaran fungsi manajemen (pengawasan dan pengendalian) di puskesmas (Tabel 2.1)
(Muninjaya, 2004).

Planning Mikro planning, perencanaan tingkat puskesmas

Struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah kerja,


Organizing
pengembangan program puskesmas

Lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi kerja,


Actuating koordinasi, komunikasi melalui rapat rutin bulanan untuk
membahas aktivitas harian dan kegiatan program

PIAS, LAM, PWS KIA, supervise, monitoring, evaluasi, audit


Controlling
internal keuangan di puskesmas

Tabel 2.1 Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas

Sumber: Muninjaya, 2004

2.2.5    Subsistem Manajemen Puskesmas

            Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas, puskesmas


memiliki enam subsistem manajemen, yaitu (Muninjaya, 2004):

1.      Subsistem pelayanan kesehatan

Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial

2.      Subsistem manajemen keuangan

·         Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana
operasional/proyek untuk masing-masing program.
·         Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU No. 22 dan
25 tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari APBD kabupaten/kota yang
disalurkan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya sebagian kecil yang berasal dari
APBN. Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.

·         Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi bendahara


proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin
(mengurusi gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).

3.      Subsistem manajemen logistik

Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya berbeda-beda.
Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis biasanya
kebutuhan logistik puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan BKKBN
(khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah dialokasikan setiap tahun. Pimpinan
puskesmas mempunyai wewenang dan wajib memeriksa administrasi barang dan obat secara
rutin.

4.      Subsistem manajemen personalia

·         Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai dengan
ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh pimpinan kepada
staf yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi mereka.

·         Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer puskesmas tidak


diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan dana sendiri
untuk membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak mengusulkan kebutuhan staf (jumlah
dan jenis) ke Dinkes kabupaten/kota.

·         Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin dalam
pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan mingguan   

     

5.      Subsistem pencatatan dan pelaporan

Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:

·         Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu

·         Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)


·         Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2  berisi data kematian,
LB3 berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk obat-obatan)

6.      Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)

BAB III

KESIMPULAN

3.1.      Kesimpulan

1. Good Clinical Practice (GCP) adalah suatu standar kualitas etik dan ilmiah internasional
untuk mendisain, melaksanakan, mencatat, dan melaporkan uji klinik yang melibatkan
partisipasi subjek manusia. Mematuhi standar ini akan memberi kepastian kepada publik
bahwa hak, keamanan, kesejahteraan subjek uji klinik dilindungi serta data uji klinik dapat
dipercaya.

2. Dokter harus mengetahui dan memahami GCP karena dokter yang akan melakukan uji
klinik dianjurkan menerapkan prinsip GCP agar uji klinik yang dilakukan menghasilkan mutu
hasil uji klinik yang dapat dipercaya dan bermanfaat serta diakui di dunia internasional.
Dokter yang berpedoman pada GCP akan melindungi hak, keamanan, dan kesejahteraan
subjek uji klinik.

DAFTAR PUSTAKA

Muninjaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal 44-49, 129-164

Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan
Rumah sakit. Gosyen publishing: Yogyakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 02002/SK/KBPOM Tentang Tata Laksana Uji Klinik.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Good Clinical Practice. Diambil
dari:http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/6043/Good-Clinical-Practice-
Inspection-Training-Course-Tahun-2014.html [Diakses tanggal 18 Maret 2015]

ICH Expert Working Group. 1996. International Conference On Harmonization of Technical


Requirements For Registration Of Pharmaceuticals For Human Use. Guideline For Good
Clinical Practice E6 (R1).

Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2011. Uji Klinis. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Edisi Keempat. Sagung Seto. Jakarta: 187-217.

Vijayananthan, A. 2008. The Importance of Good Clinical Practice Guidelines and itsrole
inclinical trials. Biomedical Imaging and Intervention Journal.

Diposting oleh Adhyani Dewi di 01.09 

Referensi 13
https://dewiretnopalupi.wordpress.com/2015/01/08/6-unsur-unsur-dalam-manajemen/
(Diakses 22 September 2018)

6 UNSUR-UNSUR DALAM MANAJEMEN
8 JANUARI 2015 DEWIRETNOPALUPI
1) Jelaskan menurut saudara dengan membuat contoh kasus tentang 6 (enam) unsur-
unsur manajemen yang menjadi acuan bagi seorang pemimpin ?
Ada 6 unsur dalam Managemen ( The Six M’S In Management ) :

1. Man ( Manusia, tenaga kerja )

Manusia merupakan penggerak utama untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan


melakukan semua aktifitas-aktifitas untuk mencapai tujuan suatu Organisasi. Potensi yang
dimiliki oleh setiap manusia berbeda satu sama lain, untuk itu dibutuhkan pengelolaan agar
diperoleh tenaga kerja yang berkualitas dan dapat mencapai tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan karena
manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuannya tersebut. Unsur manusia meliputi beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

  Jumlah, harus sesuai dengan formasi dan kebutuhan


 Persyaratan, seperti kemampuan, pendidikan, ketrampilan, pengalaman
 Komposisi, misalnya unsur pimpinan, unsur pelaksana, teknis, unsur administrasi
Contohnya : Di setiap Perusahaan atau Organisasi pasti akan selalu membutuhkan sumber
daya manusia karena manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktifitas-aktifitas yang
dilakukan di suatu organisasi yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja
yang mempunyai kegiatan ekonomis.  Manusia melakukan perencanaan strategi,
pengorganisasian  berupa perencanaan dan penugasan kelompok kerja,  pengarahan serta
memotivasi, kepemimpinan, integrasi, pengelolaan konflik dan pengawasan. seperti seorang
pimpinan yang memberikan pengarahan dan strategi kepada bawahannya untuk mencapai
hasil kerja yang memuaskan dan bawahannya yang bekerja dengan profesional untuk
mendapatkan kepuasan kerja dan apresiasi dari pimpinannya. Manajemen akan timbul karena
adanya orang-orang yang saling bekerja sama didalammnya untuk mencapai tujuan bersama-
sama.

2. Money ( Uang )

Uang juga merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap proses pencapaian suatu
tujuan. Setiap kegiatan maupun aktifitas-aktifitas yang dilakukan tidak akan terlaksana tanpa
adanya penyediaan uang atau biaya yang cukup. Uang juga merupakan alat tukar dan alat
pengukur nilai suatu perusahaan atau Organisasi. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang merupakan alat yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.

Contohnya : Uang tidak hanya digunakan oleh perusahaan saja tetapi juga digunakan oleh
lembaga pemerintah, yayasan-yayasan dll. Jadi uang digunakan pada seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh manusia. Pada perusahaan uang digunakan untuk membiayai gaji karyawan,
membeli alat-alat untuk kebutuhan perusahaan, operasional perusahaan, membiayai suatu
proyek dll.

3. Machines ( Alat-alat atau mesin )


mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja. Digunakannya mesin-mesin dalam suatu pekerjaan adalah
untuk menghemat tenaga dan pikiran manusia dalam melakukan tugas-tugasnya baik yang
bersifat rutin maupun yang bersifat insedental, baik untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
teknis maupun yang bersifat non teknis.

Contohnya : Dalam perusahaan atau organisasi biasanya menggunakan mesin untuk


mempermudah pekerjaannya seperti mesin komputer, printer, mesin foto coppy, scanner dll .
Alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan manusia agar
lebih efektif dan efesien. Saya bekerja sebagai admin finance yang membutuhkan komputer
untuk membuat laporan bulanan yang akan diserahkan pada pimpinan dan memudahkan
pekerjaan saya karena tidak perlu ditulis tangan dan sudah ada sistemnya serta tidak perlu
menghitung secara manual. Yang perlu diingat bahwa penggunaan mesin sangat tergantung
pada manusia, bukan manusia yang tergantung oleh mesin karena mesin ditemukan dan
digerakan oleh manusia dan dibuat untuk mempermudah atau membantu semua kegiatan
manusia agar tercapainya tujuan hidup manusia.

4. Methods ( Metode atau cara-cara untuk mencapai tujuan )

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan suatu metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang
baik yang akan memperlancar jalan atau alur pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan
sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran. Meskipun metode yang digunakan baik,
sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman
maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen
tetap manusianya sendiri.
Contoh ; Di Perusahaan saya bekerja sangat bergantung pada sales marketing untuk
meningkatkan penjualannya, tentunya untuk meningkatkan penjualan perlu melakukan
metode atau cara-cara untuk menarik konsumen. Manager marketing memberikan metode-
metode baru kepada sales marketing untuk menarik konsumen agar tercapainya target akhir
tahun dan pada akhir tahun ini perusahaan menjacai target nya . itu semua bisa tercapai
karena adanya metode baru yang diberikan oleh manager marketing kepada salesnya dan
sales yang cerdas serta berpengalaman maka target tersebut dapat tercapai dengan adanya
metode-metode baru yang kreatif.

5. Materials ( Bahan-bahan atau perlengkapan )

Material adalah bahan-bahan yang akan diolah menjadi produk yang siap di jual. Material
merupakan bahan yang menunjang terciptanya skill pada manusia dalam melakukan
pekerjaan jasa. Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat mencapai
tujuannya sehingga unsur material dalam manajemen tidak dapat dipisahkan.

Contohnya : Suatu perusahaan membutuhkan materials untuk menghasilkan produk yang


akan dijual kepada konsumennya, dan disetiap perusahaan mempunyai produk yang berbeda-
beda. Perusahaan tempat saya bekerja bergerak di bidang properti, kami menjual rumah yang
berkualitas kepada konsumen, untuk menciptakan produk yang berkualitas tentunya harus
menggunakan materials yang berkualitas juga. Dengan membuat desain dan menggunakan
jasa kontraktor yang profesional  agar konsumen tertarik pada produk yang kami jual serta
untuk meningkatkan penjualan.

6. Market ( Pasar untuk menjual produk yang dihasilkan )

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide
kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi dengan memperhatihan pesaing.
Memasarkan produk barang sangat penting karena jika barang yang diproduksi tidak laku,
maka proses produksi barang akan berhenti dan proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh
karena itu, penguasaan pasar merupakan faktor penentu dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
konsumen. Ada beberapa dasar yang menjadi perhitungan kekuatan dalam pasar yaitu,
product, price, placement dan promotion.
Contohnya : Setiap perusahaan sudah mempunyai ruang lingkup pasarnya masing-masing
untuk memasarkan produk nya. yang perlu diperhatikan adalah cara-cara yang digunakan
untuk memperluas pasaran produk yaitu kualitas produk yang dipasarkan, harga yang
ditawarkan pada konsumen dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut
dari awal disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki berbagai komponen biayanya
sendiri dan menambahkan presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase
tersebut dianggap sebagai keuntungan, dan media yang digunakan untuk mempromosikan
produk yang dijual dengan cara memasang iklan diberbagai media dll yang tentunya akan
menarik banyak konsumen yang melihatnya.

Anda mungkin juga menyukai