Anda di halaman 1dari 6

Volume IV Nomor 1 - Februari 2018 pISSN 2502-437X

Volume 1 No. 01, Februari 2016 ISSN 2502-437X Jurnal Inclusive

MODEL PEMBELAJARAN BINA PERSEPSI BUNYI, KOMUNIKASI, DAN IRAMA


BAGI ANAK TUNARUNGU PADA USIA DINI DI SEKOLAH PRIMA BHAKTI
MULYA

oleh :
Argiasri Mustika & Dwi Endah Pertiwi
Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Nusantara, Bandung

ABSTRAK
Anak Tunarungu adalah seorang anak yang mengalami masalah dalam mendengar,
masalah dalam mendengarnya ini terbagi menjadi dua, yaitu tunarungu yang dialami
sejak kelahiran, dan ada yang dialami setelah usia dewasa. Meskipun dalam lingkungan
auditer terbaik, jumlah bunyi ujaran yang dapat dikenali oleh tunarungu berat secara
cukup baik untuk memungkinkannya memperoleh gambaran yang lengkap tentang
struktur sintaksis dan fonologi bahasa itu terbatas. Pada penelitian ini masalah yang
diangkat adalah anakk tunarungu yang mengalami ketunarunguan sejak lahir dan
mengakibatkan pada kemampuan berbahasa pada anak tunarungu, dari masalah yang
terjadi pada anak tunarungu inilah maka dibutuhkan latihan yang diberikan pada anak
tunarungu untuk meningkatkan kemampuan berbahasa tersebut, latihan ini disebut
PKPBI atau pengembangan komunikasi, persepsi bunyi dan irama, dengan alasan
walaupun anak tunarungu sudah mengalami mengalami kehilangan pendengaran total
sekalipun, diharapkan anak tunarungu tetap dapat merasakan sisa pendengarannya, dan
walaupun itu tidak bisa, anak tunarungu diharapkan masoh dapat merasakan getaran dari
sumber bunyi yang seharusnya masih dapat didengar oleh anak tunarungu itu sendiri.
Maka dapat diambil kesimpulan tujuan dari penelitian ini adalah menemukan program
yang tepat untuk pengembangan komunikasi bina persepsi bunyi dan irama. Untuk
mencapai tujuan penelitian, dilakukan melalui tiga tahap penelitian, yaitu: 1) tahap studi
pendahuluan, dimana peneliti akan mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi
obyektif di lapangan (secara empiris) dan mengkajinya dengan melakukan studi literatur
(secara teoritis); 2) tahap perencanaan model; 3) tahap penerapan model.
Kata Kunci : Tunarungu; PKPBI.

Pendahuluan

Berbagai batasan telah dikemukakan oleh para ahli tentang tunarungu, tunarungu

adalah seorang yang mengalami keholangan pendengaran sehingga menghambat proses

informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai alat bantu dengar ataupun tidak

memakai alat bantu dengar. Sedangkan seseorang yang kurang mendengar adalah

seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya

1 Inclusive: Journal of Special Education


Volume IV Nomor 1 - Februari 2018 pISSN 2502-437X
Volume 1 No. 01, Februari 2016 ISSN 2502-437X Jurnal Inclusive

cukup memungkinkan keberhasilan proses bahasa melalui pendengaran. Menurut Daniel

F hallahan dan James H Kaufman (1991);

Hearing impairment. A generic term indicating a hearing disability that may

range in severity from mild to profound it includes the subsents of deaf and hard of

hearing.

Dari pernyataan tersebut tunarungu adalah seseorang yang mengalami kehilangan

pendengaran, sehingga mempengaruhi kehidupannya sehari- hari dan di digolongkan

dari yang tidak mendengar dan kurang mendengar.

Komunikasi merupakan bagian penting dalam kehidupan, dapat dipastikan bahwa

komunikasi merupakan kebutuhan bagi setiap umat manusia, dalam komunikasi kita

dapat mengungkapkan berbagai macam mulai dari gagasan dan ide pikiran, hingga

menyampaikan keinginan atau harapan yang ada di setiap manusia. Keterampilan

komunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu.

Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau memperoleh

pengetahuan (informasi) yang dapat mengarahkan kepada perkembangan individu

selanjutnya. Melalui pengetahuan atau informasi tersebut maka individu akan memahami

dunia, jadi informasi merupakan jendela untuk seseorang dapat berkembang. Menurut

everet M rogers beliau mengemukakan pendapatnya yaitu Komunikasi adalah suatu

proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih

dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka Kemampuan berkomunikasi pada

umumnya berkembang secara ilmuah apabila manusia tersebut berada dalam

komunitasnya.

Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah dibekali dengan signal- signal

komunikatif signal- signal tersebut sifatnya prelingual (belum berupa bahasa) karena

pada periode ini individu belum bergaul erat dengan individunya. Hambatan dalam

2 Inclusive: Journal of Special Education


Volume IV Nomor 1 - Februari 2018 pISSN 2502-437X
Volume 1 No. 01, Februari 2016 ISSN 2502-437X Jurnal Inclusive

komunikasi menimbulkan masalah dalam sosialisasi, karena sosialusasi hanya dapat

dilaksanakan dengan komunikasi. Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang harus

memahami kedudukannya, statusnya, hak dan kewajibannya. Kesulitan memahami hal-

hal seperti ini pada anak tunarungu merupakan sesuatu yang dapat menghambat

perkembangan sosialnya, sehingga ia mengalami hambatan dalam penyesuain diri, dalam

pergaulan sosialnya, dalam pergaulan dan pemenuhuan persyaratan kehidupan social

lainnya. Akibatnya mereka selalu diliputi perasaan malu, rasa rendah diri dan tekanan-

tekanan emosi lainnya. Bimbingan terhadap anak tunarungu meruapakan suatu usaha

mempersiapkan anak tunarungu agar dapat mencapai kondisi optimal dalam proses

pendidikan seta mampu mengadapi tuntutan yang datang dari masyarakat. Latihan pada

anak tunarungu bertujuan agar mereka dapat mengenal dirinya, menyadari kemampuan

serta kekurangannya, dan akhirnya mereka diharapkan mempunyai sikap positif terhadap

keadaan dirinya, mempunyai kemampuan untuk belajar dan bekerja, tidak merasa rendah

diri serta memiliki kestabilan emosi

Program pengembangan komunikasi, persepsi bunyi dan irama merupakan solusi

bagi anak tunarungu untuk mengembangkan komunikasi. PKPBI merupakan kegiatan

yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, sehingga kemampuan komunikasi dan

mempersepsi bunyi melalui pendengaran dan perasaan vibrasi yang masih dimiliki

peserta didik tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan

dunia sekelilingnya yang penuh dengan bunyi.Pembinaan secara sengaja yang dimaksud

adalah pembinaan dilakukan secara terprogram.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan exploratory mixed method

research design yaitu :

3 Inclusive: Journal of Special Education


Volume IV Nomor 1 - Februari 2018 pISSN 2502-437X
Volume 1 No. 01, Februari 2016 ISSN 2502-437X Jurnal Inclusive

“ A mixed methods research design is a procedure for collecting, analyzing, and


"mixing" both quantitative and qualitative research and methods in a single study
to understand a research problem (Creswell & Piano Clark, 2007).”
Desain ini dipilih karena peneliti harus menangani dua jenis data yaitu data

Kualitatif maupun data kuantitatif. Borg & Call menggambarkan tahapan Research and

Development (R&D) dan menguraikannya menjadi sepuluh langkah sebagai berikut :

1. Research and information collection


2. Planning
3. Development premiliminary form of product
4. Preliminary of field testing
5. Main product revision
6. Main field testing
7. Operational product revision
8. Operational field testing
9. Final product
10. Dessimanation and implementation, (Putra, 2011).

Penelitian ini mengadaptasi sepuluh langkah tersebut menjadi 3 tahap penelitian


sebagai berikut :
1. Tahap 1
Tahap ini meliputi langkah 1 dan 2 yaitu penelitian pendahuluan dan pengumpulan
informasi (research and information collection) dan melakukan perencanaan ( planning)
dan perumusan tujuan.
2. Tahap 2
Tahap ini meliputi melihat kemampuan awal anak tunarungu usia dini, dalam
kemampuan komunikasi, persepsi, bunyi dah irama. Setelah mengetahui kemampuan
dasar siswa tunarungu dalam komunikasi, persepsi, bunyi dan irama, dimulai
penyusunan program dalam pengembangan keterampilan komunikasi, persepsi bunyi dan
irama, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa usia dini dalam memahami setiap
perintah yang ada dalam program tersebut.
3. Tahap 3
Tahap ini meliputi bagaimana penerapan program yang telah disusun menjadi
sebuah model pembelajaran yang dapat dilaksanakan disekolah yaitu program
pengembangan komunikasi, persepsi, bunyi dan irama

4 Inclusive: Journal of Special Education


Volume IV Nomor 1 - Februari 2018 pISSN 2502-437X
Volume 1 No. 01, Februari 2016 ISSN 2502-437X Jurnal Inclusive

Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa program pengembangan komunikasi,
persepsi bunyi dan irama bagi anak tunarungu dinilai dapat membantu sekolah untuk
mengembangkan keterampilan anak tunarungu dalam berkomuniksi, dan model
pembelajaran ini dinilai mampu membantu sekolah membantu kegiatan pengembangan
atau latihan tersebut menjadi lebih terstruktur

Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan di sekolah prima bhakti mulia maka dapat diambil

kesimpulan bahwa anak tunarungu memerlukan program pengembangan komunikasi,

persepsi bunyi dan irama disekolah sebagai bekal untuk beradaptasi dengan lingkungan,

kemampuan anak tunarungu dalam mendengarpun harus terus diasah atau diberikan

latihan- latihan yang terstruktur dan terprogram sehingga kemampuan anak tunarungu

dalam mendengar tidak hilang walaupaun sudah mengalami kehilangan pendengaran.

Pada anak tunarungu yang mengalami kehilangan pendengaran total untuk tetap melatih

kehilangan pendengarannya itu tetap dinganggap penting karena agar dapat

membiasakan melatih merasakan getaran suara yang ada pada setiap sumber suara. Dan

terakhir, program tersrbut juga hatus dapat dikembangkan menjadi model pembelajaran

yang dapat dilakukan disekolah dan setiap kelas.

Saran
Saran Bagi Guru
Diharapkan guru melaksanakan program pengembangan komunikasi, persepsi
bunyi dan irama di sekolah
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan model pembelan
komunikasi persepsi bunyi dan irama ini untuk skema sekolah atau dimulai dari
penerimaan sekolah hingga akhir kelulusan sekolah.

5 Inclusive: Journal of Special Education


Volume IV Nomor 1 - Februari 2018 pISSN 2502-437X
Volume 1 No. 01, Februari 2016 ISSN 2502-437X Jurnal Inclusive

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka


Cipta.
Arsyad, Azhar. (1997). Media Pengajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Bunawan, L. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu : Jakarta : Yayasan Santi
Rama
Depdiknas (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka
Faisal (1982) Metodologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Hallahan P, Kauffman James M (2008), Exeptional children ten edition, U.S.A.
Harjanto (1997 : 245) tersedia dalam : file:///H:/pengertian-media-pembelajaran.htm
Hayati, Ani (2004). Skripsi (Struktur Kalimat Bahasa Tulis Anak Tunarungu) PLB FIP
UPI (Tidak diterbitkan); Bandung.
Kridalaksana, Harmurti (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta; PT
Gramedia Pusataka utama.
Leigh Greg (1976) Laporan LokaKarya FNKTRI, 1995
Lubis A Hamid Hasan (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta; PT
Gramedia Pustaka Utama.
Meadow, Heider (1980). Deafness and child development, Los Angles : University of
Californis Press
Mulyono Abdurahman (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan Belajar.
Jakarta:Rineka Cipta.
Mulyana D (2007). Ilmu Komunikasi, Bandung : Rosda
Mustika Argiasri (2009) Peningkatan Keterampilan Keterampilan Menulis Pada Anak
Tunarungu. Skripsi sarjana pada FIP UPI: (tidak diterbitkan); Bandung
Myklebust (1963) tersedia dalam
http://speechclinic.wordpress.com/2010/04/24/perkembangan-bahasa-ekspresif-
dan-reseptif-menurut-myklebust/
Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) file:///H:/pengertian-media-pembelajaran.htm
Samsuri, (1988). Morfologi dan Pembentukan Kata, Jakarta; Dep Dik Bud Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Somad, Permanarian dkk. (1995). Orthopedagogik Tunarungu : Jakarta : Ditjen Dikti
Soemarmo Markam, 1989, Pendidikan Bagi Anak Berkesulian Belajar, Depdikbud
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sunanto, Juang dkk. (2005) . Pnegantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal.CRICED
University of Tsukuba
Tarigan H. G (1994) dan Tarigan, Djago (1988). Pengajaran analisis kesalahan
berbahasa, Angkasa
Tarigan, H. G (1994) Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung,
Angkasa

6 Inclusive: Journal of Special Education

Anda mungkin juga menyukai