Fraktur PDF
Fraktur PDF
DENGAN “FRAKTUR”
DISUSUN OLEH :
PO713201181153
DIII KEPERAWATAN
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
sekarang.
Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan
baik dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
manusia tidak akan lepas dari fungsi normal system musculoskeletal. Salah
satunya tulang yang merupakan alat gerak utama pada manusia, namun dari
kelainan ataupun ketidaksiplinan dari manusia itu sendiri (patah tulang) fraktur
adalah hilangnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis baik yang bersifat total maupun partial . fraktur biasanya terjadi pada
cruris, karena cruris sangat kurang di lindungi oleh jaringan lunak, sehingga
menunjukkan bahwa resiko terjadinya patah tulang tidak hanya ditentukan oleh
densitas massa tulang melainkan juga oleh faktor-faktor lain yang berkaitan
(Sudoyo: 2010)
1
2
dan emboli paru; infeksi pneumonia atau infeksi saluran kemih akibat tirah
Walaupun dalam kasus yang jarang terjadi kematian, namun bila tidak
ditangani secara tepat atau cepat dapat menimbulkan komplikasi yang akan
B. RUMUSAN MASALAH
Frektur.?
C. TUJUAN
Khusus:
KONSEP TEORI
sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk meyimpan dan mengatur
kolagen dan proteoglikan. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu
osteoid. Sekitar 70 % dari osteoid adalah kolagen tipe 1 yang kaku dan
memberikan ketegaran tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga
memaksimalkan kekuatan struktural tulang dengan bahan yang relatif kecil atau
jaringan tulang. Jaringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lameral. Tulang
ini akan diganti oleh tulang yang lebih dewasa yang berbentuk lameral. Pada
orang dewasa tulang anyaman ditemukan pada insersi ligamentum atau tendon.
3
4
Tumor sarkoma osteogenik terdiri dari tulang anyaman . tulang lameral terdapat
yang sangat padat, dan bukan merupakan suatu massa kristal. Pola susunan
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari 3 jenis sel:
membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan
osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif
jumlah besar dapat menyebabkan absorbsi tulang seperti yang terlihat pada kadar
hormon paratiroid yang tinggi. Bila tidak ada vitamin D hormon paratiroid tidak
B. PENGERTIAN
(Tambayong: 2000). Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh
kontinuitas tulang yang disebabkan trauma atau tenaga fisik dan menimbulkan
C. ETIOLOGI
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (1995) ada 3 yaitu:
2. Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah
3. Fraktur beban
Fraktur beban atau fraktur kelelahan teradi pada orang-orang yang baru saja
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
bergerak secara tidak alamiah. Cruris tak dapat berfungsi dengan baik karena
otot.
3. Pemendekan ekstremitas
4. Krepitus
Saat bagian tibia dan fibula diperiksa, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainya.
Terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda
ini baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cidera.
7
E. KLASIFIKASI FRAKTUR
1. Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar di
dengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit masih utuh)
lunak sekitarnya.
ii. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan.
iii. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
iv. Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
Dikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang
dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah. Derajat patah
tulang terbuka :
8
minimal.
ii. Derajat II = Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi
fragmen jelas.
iii. Derajat III = Luka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
Dikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu dengan yang lainya,
atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan
Bila antara oatahan tulang masih ada hubungan sebagian. Salah satu sisi
patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang sering disebut green stick.
Menurut Price dan Wilson ( 2006) kekuatan dan sudut dari tenaga
apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap
terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap
3. Menurut bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma ada
5 yaitu:
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi juga.
c) Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral yang di sebabkan
d) Fraktur Kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
e) Fraktur Afulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau traksi
a) Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
b) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
c) Fraktur Multiple : fraktur diman garis patah lebih dari satu tapi tidak pada
F. PATOFISIOLOGI
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan
fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
oleh karena perlukaan di kulit. Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi
di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan
hebat setelah fraktur. Sel- sel darah putih dan sel anast berakumulasi
terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin
tulang sejati. Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syaraf yang
seimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti tendon, otot,
ligament dan pembuluh darah ( Smeltzer dan Bare, 2001). Pasien yang harus
imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara lain : nyeri,
iritasi kulit karena penekanan, hilangnya kekuatan otot. Kurang perawatan diri
pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera
11
G. KOMPLIKASI
1. Komplikasi awal fraktur antara lain: syok, sindrom emboli lemak, sindrom
a) Syok
rusak, dapat terjadi pada fraktur ekstrimitas, thoraks, pelvis dan vertebra.
Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh
darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau
aliran darah.
c) Sindroma Kompartement
terjadi pada ekstremitas yang memiliki restriksi volume yang ketat, seperti
trauma otot dengan patah tulang karena pembengkakan yang terjadi akan
hebat. Pemasangan gips pada ekstremitas yang fraktur yang terlalu dini
d) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma biasanya ditandai dengan tidak ada nadi,
CRT menurun, syanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin
e) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma
orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini
biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena
f) Avaskuler nekrosis
Avaskuler nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
2. Komplikasi dalam waktu lama atau lanjut fraktur antara lain: mal union,
a) Malunion
miring. Conyoh yang khas adalah patah tulang paha yang dirawat dengan
bagian distal memutar ke dalam atau ke luar, dan penderita tidak dapat
seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisis yang cermat sewaktu
ini harus dipulihkan kembali dengan reduksi berulang dan imobilisasi, atau
b) Delayed Union
c) Nonunion
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion di
tandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang
yang tidak benar akan menyebabkan bagian-bagian tulang yang patah tetap
tidak menyatu, imobilisasi yang kurang tepat baik dengan cara terbuka
kedua fragmen tulang yang patah, cedera jaringan lunak yang sangat berat,
infeksi, pola spesifik peredaran darah dimana tulang yang patah tersebut
H. PENYEMBUHAN FRAKTUR
Jika satu tulang sudah patah, maka jaringan lunak di sekitarnya juga
rusak, periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup berat.
Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut, bekuan akan membentuk jaringan
15
(kalus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu
dengan lapisan kalus dari fragmen satunya dan menyatu. Fusi dari kedua
oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi
metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan
akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. (Price: 1995)
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan kedaruratan
(breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila
sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan
period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar.
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap.
16
mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat
menyadari adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah,
lebih lanjut.
sebagai bidai bagi ekstremitas yang cedera. Pada cedera ektremitas atas,
lengan dapat dibebatkan ke dada, atau lengan bawah yang cedera digantung
17
melakukan reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar
Pakaian dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan
kemudian dari sisi cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi
meliputi Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau disingkat ORIF (Open
yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang
yang patah
18
b. Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup,
atau sintetis
3. Terapi Medis
Menurut Price (1995) konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu
a. Rekognisi (Pengenalan )
akan terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata dapat
tulang yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya.
c. Retensi (Immobilisasi)
gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna.
menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan
bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada
tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan
d. Rehabilitasi
umumnya tidak sukar dan biasanya cepat sembuh serta cepat kuat. Jarang
dapat digunakan traksi kulit dan jarang ditemukan kekakuan sendi. Pada
21
harus dihindari. Angulasi atau dislokasi ad aksim dapat dibiarkan bila fraktur
terjadi di dekat epifisis pada anak muda. Dislokasi dengan kontraksi patah
anggota gerak sisi lain. Pertautan sisi kena sisi berlangsung cepat dan
tembusnya ujung patah tulang dari dalam, terancam bahaya infeksi dan
pengeluaran benda asing, fragmen tulang yang terlepas, dan nekrosis. Luka
pecahan tulang, kedua ujung ini harus dipertemukan agar tetap bersentuhan.
Yang paling sering ditemukan pada anak ialah patah tulang klavikula,
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
setelah trauma.
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian primer
a. Airway
b. Breathing
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi.
c. Circulation
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
2. Pengkajian sekunder
a. Aktivitas/istirahat
2) Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
3) Tachikardi
24
c. Neurosensori
1) Kesemutan
3) Kelemahan
d. Kenyamanan
e. Keamanan
1) laserasi kulit
2) perdarahan
3) perubahan warna
4) pembengkakan local
1. Nyeri Akut b.d agen cedera fisik (fraktur) d.d klien mengeluh nyeri dan
tampak meringis.
Tujuan : kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas
meningkat
PENUTUP
A. SIMPULAN
tenaga fisik dan menimbulkan nyeri serta gangguan fungsi. Fraktur disebabkan
oleh cidera, fraktur patologi, dan fraktur beban. Secara umum fraktur dibedakan
menjadi 2 yaitu terbuka dan tertutup. Manifestasi klinis dari fraktur itu sendiri
B. SARAN
Walaupun dalam kasus fraktur jarang terjadi kematian, namun bila tidak
ditangani secara tepat atau cepat dapat menimbulkan komplikasi yang akan
mungkin. Untuk itu dibutuhkan perawat yang tanggap dalam menangani pasien
gawat darurat, terutama dalam hal ini adalah pasien dengan kegawat daruratan
26
DAFTAR PUSTAKA
27