Anda di halaman 1dari 6

CYSTS OF THE SALIVARY GLANDS

MUCOUS EXTRAVASATION CYST & MUCOUS RETENTION CYST

 Mucous extravasation cysts dan mucous retention cyst sering disebut secara kolektif sebagai
mucocoeles.
 Mucous extravasation cyst  lesi saat mucus telah ekstravasasi ke jaringan ikat dan tidak ada
epithelial lining
 Mucous retention cyst  mucocoeles yang disebabkan dari dilatasi duktus dan masih dilapisi
epithelium

Epidemiologi

 Mucocoeles pada mulut sangat umum ditemui


 Dari 180 kasus, 147 (82%) merupakan ekstravasasi dan 33 (18%) merupakan retention cysts
 Kebanyakan kasus ditemui sebelum usia 50 tahun
 Extravasation cysts lebih banyak terjadi pada pasien muda, sedangkan retention cysts pada
pasien yang lebih tua
 Distribusi jenis kelamin  laki-laki 52% dan perempuan 48%
 Pada kebanyakan penelitian  equal gender frequency
 Kebanyakan ditemukan pada bibir bawah (54%)
 72% extravasation cysts ditemukan di bibir bawah
 Sedangkan retention cysts sering ditemukan di dasar mulut,
mukosa bukal, bibir bawah, palatum, lidah, dan bibir atas

Gambaran Klinis

Mucous Extravasation Cyst

 Adanya pembengkakan, tidak nyeri, dan rekuren


 Biasanya sudah muncul beberapa hari, namun pasien
mentolerir hingga berbulan-bulan sebelum mencari
perawatan
 Pembengkakannya dapat membesar tiba-tiba saat makan
atau mengecil secara spontan
 10% pasien dapat menghubungkan perkembangan kista
dengan trauma

 Mucocoele berbentuk dome-shaped, berdiameter 1-2 mm namun biasanya lebih besar, antara
5-10 mm
 Pembengkakannya bulat/oval dan halus
 Lesi superficial berwarna biru dan fluctuant, sedangkan lesi yang lebih dalam memiliki warna
mukosa normal dan lebih firm
 Pada kasus tertentu, mucocoeles sangat superficial dan berada di bawah epithelium dan mirip
dengan vesikel subepithelial
Mucous Retention Cyst

 Pembengkakan berulang dan nyeri adalah tanda dan gejala


utama yang muncul, dengan memburuknya salah satu atau
keduanya pada waktu makan
 Mucocoeles yang berhubungan dengan kelenjar Blandin & Nuhn
 terdapat pada aspek ventral anterior lidah, diameter kurang
dari 10 mm, terlihat polypoid atau pedunculated swellings
 Pada kasus tertentu dapat mencapai ukuran yang besar dan
dapat menganggu pemberian makanan dan pernapasan

Diagnosis Banding

 Fibroepithelial polyp
 Small salivary gland tumour
 Lipomas

Etiopatogenesis

Mucus Extravasation Cyst


 Etiologi: keparahan traumatis dari saluran ekskresi kelenjar liur (rupture saluran kelenjar liur
karena trauma), yang mengakibatkan lepasnya mucus (spillage mucus), atau ekstravasasi, ke
jaringan ikat di sekitarnya
 Patogenesis: Reaksi inflamasi neutrofil diikuti oleh makrofag terjadi. Jaringan granulasi
membentuk dinding di sekitar mucin pool, dan kelenjar liur yang terlibat mengalami perubahan
inflamasi. Pada akhirnya, jaringan parut (scar) terjadi di dalam dan sekitar kelenjar.

Mucous Retention Cyst

 Obstruksi oleh salivary stone (sialolith)


 Batu tertentuk dari akumulasi garam kalsium di sekitar nidus di dalam salivary duct
 Nidus mengandung sel deskuamasi, inpissated mucin, dan/atau bakteri
.
Histopatologi
 Ekstravasasi dari free mucin memicu respons inflamasi yang diikuti oleh perbaikan jaringan ikat.

Neutrofil dan makrofag terlihat, dan jaringan granulasi terbentuk di sekitar mucin pool (Gambar
8-4).

 Kelenjar saliva yang berdekatan yang salurannya ditranseksi menunjukkan dilatasi duktus,
inflamasi kronis, degenerasi acinar, dan fibrosis interstitial.

Differential Diagnosis
 Meskipun riwayat peristiwa traumatis yang diikuti oleh perkembangan bluish translucency pada
bibir bawah adalah karakteristik dari mucus extravasation, lesi lain mungkin dipertimbangkan
ketika riwayat khas tidak ada.
 Ini termasuk neoplasma kelenjar saliva (terutama karsinoma mucoepidermoid), malformasi
pembuluh darah, venous varix, dan neoplasma jaringan lunak seperti neurofibroma atau lipoma.
 Jarang, mucocele dapat muncul di mukosa gingiva alveolar. Ketika ini terjadi, kista erupsi atau
kista gingiva harus dimasukkan dalam diagnosis diferensial.

Pengobatan dan Prognosis


 Beberapa mucoceles adalah lesi berumur pendek yang pecah dan sembuh sendiri.
 Lesi kronis  diperlukan eksisi bedah. Aspirasi konten cairan tidak memberikan manfaat klinis
yang berarti.
 Tidak diperlukan pengobatan untuk mukokel superfisial karena mereka pecah secara spontan
dan berumur pendek.
 Untuk meminimalkan risiko kekambuhan, dokter bedah harus menghilangkan/mengangkat
kelenjar ludah minor yang berdekatan bersama dengan lendir yang terkumpul saat area
dieksisi.
 Jaringan yang dipotong harus diajukan untuk pemeriksaan mikroskopis untuk mengkonfirmasi
diagnosis dan mengesampingkan kemungkinan tumor kelenjar ludah.
 Prognosisnya sangat baik, meskipun kadang-kadang mucoceles akan kambuh, membutuhkan
reexcision, terutama jika feeding glands tidak diangkat.


Mucus Retention Cyst (Obstructive Sialadenitis)

 Epidemiologi: Orang dewasa paling sering


terkena
 Pembengkakan berulang dan nyeri adalah
tanda dan gejala utama yang muncul, dengan
memburuknya salah satu atau keduanya pada
waktu makan
 Secara radiografis, hampir 90% sialolith
submandibular adalah radiopak, sedangkan
sebagian besar kalkulus parotis (90%) adalah
radiolusen.
 Diagnosis dapat disarankan atau dikonfirmasi
dengan sialografi retrograde rutin atau
dengan cross-sectional imaging dengan
pemberian kontras intravena (computed
tomographic [CT] sialogram)

Histopatologi
 Rongga mirip kista dari mucus retention cyst dibatasi oleh epitel normal tetapi ductus
terkompresi (Gambar 8-7).
 Tipe lapisan yang dibentuk oleh sel-sel epitel berkisar dari pseudostratified hingga stratified
squamous.
 Lumen yang menyerupai kista mengandung mucin yang dihambat oleh sialolith.
 Jaringan ikat di sekitar lesi mengalami inflamasi minimal, meskipun kelenjar yang terkait
menunjukkan perubahan inflamasi-obstruktif.

Differential Diagnosis
 Neoplasma kelenjar saliva, mucus extravasation phenomenon, dan neoplasma jaringan ikat jinak
 Kista dermoid juga dapat dimasukkan karena lesi ini terjadi di dasar mulut.

Pengobatan dan Prognosis


 Kelenjar ludah minor  pengangkatan mucus retention cyst dan kelenjar terkait untuk
menghindari mucus extravastion phenomenon pasca operasi, yang dapat terjadi jika hanya
komponen cystic yang diangkat atau didekompresi.
 Lesi major salivary gland  diperlakukan dengan cara yang sama jika batu tersebut berada di
hilus dari sistem duktus. Jika batu berada di bagian distal sistem duktus, sialolith dapat diangkat
dengan operasi atau dapat diperah melalui duct orifice. Jika duct di bedah, tindakan pencegahan
khusus (marsupialisasi / kanula) digunakan untuk membantu proses penyembuhan, sehingga
jaringan parut saluran minimal terjadi.
 Penyempitan dari saluran melalui pembentukan scar yang berlebihan bisa mengakibatkan
rekurensi.
 Rekurensi tercatat hingga 20% dari kasus setelah perawatan rutin

Anda mungkin juga menyukai