Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga


Berencana (KB)

Disusun oleh :

dr. Sushanti Nuraini

Pendamping :

dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PERIODE MARET – JULI 2020

UPTD PUSKESMAS GABUS I

KABUPATEN PATI

JAWA TENGAH

2020
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga


Berencana (KB)

“Penyuluhan Anemia pada Kehamilan”

Disusun oleh :

dr. Sushanti Nuraini

Pendamping :

dr. M. Wahib Hasyim

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE MARET - JULI 2020

UPTD PUSKESMAS GABUS I


KABUPATEN PATI
JAWA TENGAH
2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN
F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

“Penyuluhan Anemia pada Kehamilan”

Kecamatan Gabus Kabupaten Pati


Jawa Tengah

Pati, 11 Juni 2020

Pembimbing Dokter Internsip

dr. M. Wahib Hasyim dr. Sushanti Nuraini

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii


DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB IPENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................. 2
1.3. Manfaat............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
2.1. Definisi Anemia pada Kehamilan...................................................... 3
2.2. Patofisiologi....................................................................................... 3
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Kehamilan........... 5
2.4. Pengaruh Anemia pada Kehamilan.................................................... 7
2.5. Diagnosis............................................................................................ 8
2.6. Penatalaksanaan Anemia pada Kehamilan......................................... 8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI......................... 11
3.1. Tujuan.............................................................................................. 11
3.2. Metode............................................................................................. 11
3.3. Media............................................................................................... 11
3.4. Sasaran............................................................................................. 11
3.5. Waktu............................................................................................... 11
3.6. Tempat............................................................................................. 11
3.7. Kegiatan........................................................................................... 11
3.8. Evaluasi dan HasilPenyuluhan........................................................ 12
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 13
4.1. Kesimpulan...................................................................................... 13
4.2.Saran.................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
LAMPIRAN....................................................................................................... 15
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO................................ 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anemia merupakan salah satu komplikasi paling sering terkait dengan
kehamilan. Anemia adalah penurunan kapasitas darah membawa oksigen dan
ditandai dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Salah satu perubahan yang
paling signifikan adalah ekspansi volume darah dengan peningkatan volume
plasma yang tidak proporsional, sehingga biasanya terjadi penurunan hematokrit
(Cunningham et al, 2010).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberiantablet
Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase inimengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %.Meskipun
pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemiapada ibu hamil
yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamilselama periode kehamilan
dengan tujuan menurunkan angka anemia ibuhamil, tetapi kejadian anemia masih
tinggi (Pradaana, 2014).
Penyebab tersering anemia dalam kehamilan ada kekurangan zat besi.
Penyebab lainnya diantaranya defisiensi asam folat. Wanita yang paling berisiko
adalah kelompok sosio-ekonomi rendah dan remaja. Anemia didiagnosis dengan
mengestimasi konsentrasi hemoglobin dan pemeriksaan apus darah tepi untuk
memeriksa perubahan sel darah merah. Suplemen besi dan folat diindikasikan
selama kehamilan untuk mencegah komplikasi ini. Bahkan pada kehamilan
normal, konsentrasi Hb menjadi terdilusi berdasarkan peningkatan volume darah
yang bersirkulasi. Wanita hamil cenderung mengalami anemia defisiensi besi dan
anemia defisiensi asam folat karena sejumlah zat besi dan asam folat
ditransporkan kepada fetus. Seorang wanita dewasa memiliki sekitar 2 gram zat
besi pada tubuhnya. Saat hamil, kebutuhan zat besi meningkat, membutuhkan
tambahan 1 gram zat besi (Sharma, 2010).

1.2. Permasalahan

1
Sebagian besar ibu hamil terutama memiliki pengetahuan yang kurang
mengenai Anemia pada kehamilan yang merupakan salah satu tanda kegawatan
dan memerlukan penatalaksanaan lanjutan segera demi kesejahteraan ibu dan
anak.

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang Anemia pada kehamilan untuk
menekan angka morbiditas dan mortalitas serta meningkatkan
kesejahteraan hidup ibu dan anak.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai Anemia pada
kehamilan.
b. Meningkatkan kepatuhanibuhamiluntukkonsumsimakananbergizi
dan tablet Fe selamakehamilan.
c. Memberikan edukasi pada masyarakat untuk mengantisipasi Anemia
pada kehamilanterutamabahayanyajikaterjadi.
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penyuluhan ini diharapkan dapat ikut mengembangkan ilmu kedokteran
khususnya mengenai Anemia pada kehamilan.
2. Manfaat Praktis
i. Bagi Puskesmas
Membantu pengembangan program kelas ibu hamil dalam
mengedukasi warga Gabus terkait dengan Anemia pada kehamilan
ii. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Anemia pada
kehamilan
b. Membantu masyarakat mengenali penyebab, tanda dan gejala,
penegakkan diagnosis Anemia pada kehamilan dan
pencegahannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Anemia pada Kehamilan”

2.1. Definisi
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Kadar hemoglobin kurang dari
12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita
hamil (Varney, 2006).
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi
kekurangan darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl.
Pada trimester I dan III kadar Hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester
II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering
terjadi yaitu anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat (Tarwoto, 2007).
Di Indonesia anemia pada kehamilan umumnya anemia defisiensi besi,
yaitu anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga
kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak mencukupi.

2.2. Patofisiologi

Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh


karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat
sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern serta kembali normal 3 bulan
setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Sarwono, 2010).

Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar


800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah
merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan
sekitar 190 mg terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika

3
cadanganzat besi sebelum kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien
dengan mudah mengalami kekurangan zat besi (Riswan, 2003).

Gangguan pencernaan dan absorbs zat besi bisa menyebabkan


seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun cadangan zat besi
didalam tubuh mencukupi dan asupan nutrisi dan zat besi yang adikuat tetapi
bila pasien mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak bisa
diabsorbsi dan dipergunakan oleh tubuh (Riswan, 2003).

Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi dari gangguan


keseimbangan zat besi yang negatif, jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama untuk mengatasi
keseimbanganyang negatif ini tubuh menggunakan cadangan besi dalam
jaringan cadangan. Pada saat cadangan besi itu habis barulah terlihat tanda dan
gejala anemia defisiensi besi (Riswan, 2003).

Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang masing-


masing berkaitan dengan ketidaknormalan indikator hematologis tertentu.
Tingkatan pertama disebut dengan kurang besi laten yaitu suatu keadaan
dimana banyaknya cadangan besi yang berkurang dibawah normal namun besi
didalam sel darah merah dari jaringan tetap masih normal. Tingkatan kedua
disebut anemia kurang besi dini yaitu penurunan besi cadangan terus
berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi didalam sel darah merah dan
jaringan belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut dengan anemia kurang besi
lanjut yaitu besi didalam sel darah merah sudah mengalami penurunan namun
besi dan jaringan belum berkurang. Tingkatan keempat disebut dengan kurang
besi dalam jaringan yaitu besi dalam jaringan sudah berkurang atau tidak ada
sama sekali (Kusharto, 1992).

4
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Kehamilan

Anemia pada kehamilan yang terjadi pada trimester pertama sampai


ketiga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Status Gizi

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15 %


dibandingkan dengankebutuhanwanita normal, peningkatangizi untuk
(mammae), volume darah ,plasenta,air ketuban dan pertumbuhan janin.
Makanan yang dikomsumsi ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan
janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
Status giziibu pada saat hamil mempengaruhi berat badan janin dalam
kandungan, apabila status gizi buruk, baik sebelum kehamilan dan selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR) (Supariasa,
2001).

2. Umur Ibu
Faktor umur ibu hamil berkontribusi terhadap kejadian anemia selama
hamil, Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun masih membutuhkan
zat besi lebih untuk keperluan kebutuhan pertumbuhan diri sendiri dan juga
untuk janinnya. Oleh karena itu, hamil di usia 20 tahun dengan asupan gizi
yang tidak adekuat memiliki resiko anemia defisiensi besi penelitian
Nelwanti (2005) menemukan bahwa ibu hamil yang menderita anemia
paling bayak pada usia resiko yaitu kurang dari 20 tahun sebesar 58%
(Nelwanti, 2005).
3. Paritas
Paritas secara luas mencakup gravid/jumlah kehamilan yaitu kehamilan
yang berulang atau jumlah partus yang banyak lebih meningkat kejadian
anemia akibat banyaknya darah yang keluar selama proses persalinan,
angka kejadian pada kehamilan makin tinggi dengan semakin tingginya
paritas (Astuti, 2016). Penelitian ini menjelaskan bahwa terjadi peningkatan
anemia pada ibu hamil dengan paritas ≥ 5 sebesar 36,23%.

5
4. Jarak Kehamilan yang Terlalu Pendek
Jarak antara kehamilan yang pendek (kurang dari 2 tahun) mempunyai
resiko untuk menderita anemia menurut anjuran yang dikeluarkan oleh
badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal
adalah 2 tahun atau lebih karena jarak kelahiran yang pendek akan
menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan
kondisitubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Maka semakin pendek
jarak kehamilan resiko terjadi anemia makin meningkat (Astuti, 2016).
5. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor yang menggambarkan tingkat sosio ekonomi salah satunya adalah
tingkat pendidikan dan pekerjaan. Tingkat sosio ekonomi yang rendah
dapat mempengaruhi kejadian anemia. Angka kejadian anemia pada ibu-ibu
dengan kelompok pekerjaan suami (petani, nelayan, pekerja lepas) lebih
tinggi dari kelompok pekerjaan suami (pegawai negeri, swasta dan dagang).
Hal ini mencakup kemampuan dalam hal membeli dan memenuhi makanan
bergizi dan suplemen tambahan yang dibutuhkan pada saat hamil (Astuti,
2016). Ibu hamil yang berpendidikan rendah menderita anemia sebanyak
60%, sedangkan ibu hamil yang berpendidikan tinggi menderita sebanyak
17,4% (Nelwanti, 2004).
6. ANC
Pemeriksaan Antenatal Care, pada pemeriksaan antenatal dilakukan
pemantauan dan pemeriksaan terhadap keadaan anemia pada ibu hamil
sehingga apabila ibu menderita gejala anemia dapat dideteksi sedini
mungkin dengan pemeriksaan antenatal yang secara teratur untuk diberi
penanganan segera. Pada pemeriksaan ini tablet penambahan darah (tablet
Fe) juga diberikan pada ibu yang tidak mengalami anemia untuk mencegah
terjadinya anemia. Pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan bahwa
jumlah penderita semakin menurun pada kelompok yang sering
mengunjungi klinik antenatal dan meningkat pada kelompok yang tidak
melakukan pemeriksaan antenatal (Astuti, 2016).

2.4. Pengaruh Anemia pada Kehamilan

6
Pengaruh anemia kehamilan pada ibu dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, dan terkena penyakit infeksi (Lubis, 2003). Resiko meninggal
dalam proses persalinan 3,6kali lebih besar disbanding ibu hamil yang tidak
anemia (Riswan, 2003) terutama karena pendarahan dan atau sepsis. Dari
beberapa penelitian di Asia disimpulkan bahwa anemia memberikan kontribusi
minimal 23% dari total kematian ibu di Asia (Lubis, 2003).

Pada saat proses persalinan, masalah yang timbul adalah persalinan


sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan dengan operasi
cenderung meningkat (Lubis, 2003).

Anemia pada ibu hamil juga mempengaruhi proses pertumbuhan janin.


Akibat yang ditimbulkan seperti keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi asfiksia intrapartum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Lubis, 2003).

Hal penelitian Lubis (2003) pada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dl
dan anemia berat secara statistik tidak ditemukan nyata melahirkan bayi BBLR.
Namun untuk melahirkan bayi mempunyai resiko 3,081 kali. Sedangkan dari
hasil analisa multivariate dengan memperhatikan masalah riwayat kehamilan
sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia berat
memperoleh resiko untuk melahirkan BBLR 4,2 kali lebih tinggi disbanding
dengan yang tidak penderita anemia berat.

Lee (2006) tentang status besi dan dihubungkan dengan hasil kehamilan
pada wanita hamil di Korea menjelaskan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu
yang kadar Hb rendah menunjukkan rata-rata lahir dengan kelahiran prematur,
berat badan dan nilai APGAR yang rendah dibandingkan dengan bayi yang
lahir dengan ibu yang memiliki tingkat Hb yang tinggi.

2.5. Diagnosis
1. PemeriksaanFisik

7
Manifestasi klinis dari anemia pada kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi sangat bervariasi walaupun tanpa gejala, anemia dapat
menyebabkan tanda gejala seperti letih, sering mengantuk, malaise, pusing,
lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat, konjungtiva, bantalan kuku
pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah (Varney, 2006).Menentukan
seseorang mengalami anemia melalui pemeriksaan fisik sangatlah sulit karena
banyak pasien yang asimtomatis. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan anemia pasti.
2. Laboratorium
Pemeriksaanlaboratorium hemoglobin adalah parameter yang dingunakan
secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia (Nyoman, 2002).
Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan penting
bila kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan
pemeriksaan Hb adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-99% dan
sensifitasnya 80-90% (Riswan, 2003).Anemia pada ibu hamil berdasarkan
pemeriksaan dan pengawasan Hb dengan Sahli dapat digolongkan berdasarkan
berat ringannya terbagi menjadi : anemia berat jika Hb 7gr %, anemia sedang
jika kadar Hb antara 7 sampai 8 gr % dan bila anemia ringan jika kadar Hb
antara 9 sampai 10 gr % (Manuaba, 2001).

2.6. Penatalaksanaan Anemia pada Kehamilan

Ada sejumlah kasus anemia dapat memperburuk kehamilan, apabila


hasil pengkajian riwayat atau uji laboratorium menunjukkan kelainan maka
perlu mengevaluasi wanita tersebut untuk menentukan etiologi anemian dan
kemudian menyusun rencana penatalaksanaan (Varney, 2006). Oleh karena itu
perlu segera dilakukan terapi anemia dengan tujuan untuk mengoreksi
kurangnya massa hemoglobin dan mengembalikan simpanan besi.

Pada saat hamil kebutuhan tubuh ibu terhadap besi meningkat untuk
memenuhi kebutuhan fetal, plasenta dan pertambahan massa eritrosit. Bila
cadangan besi ibu tidak mencukupi pada waktu belum dan sesudah kehamilan
serta asupan gizi yang tidak adikuat selama kehamilan maka mengakibatkan
ibu mengalami anemia defesiensi besi. Oleh karena itu perlu segera dilakukan

8
terapi anemia dengan tujuan untuk mengoreksi kurangnya massa hemoglobin
dan mengembalikan simpanan besi. Terapi yang dilakukan yaitu:

1. Diet kaya zat besi dan Nutrisi yang adekuat.


Diet yang dianjurkan pada pasien yang anemia adalah diet kaya zat besi.
Pada dasarnya zat besi dari makanan didapat dalam dua bentuk yaitu zat besi
heme (yang didapati pada hati, daging, ikan) zat besi non heme (yang didapati
pada padi-padian, buncis, kacang polong yang dikeringkan, buah-buahan dan
sayuran berwarna hijau seperti bayam, daun ubi dan kangkung). Zat besi heme
menyumbangkan sejumlah kecil zat besi (hanya sekitar 10-15%). Namun
demikian zat besi heme diserap dengan baik dimana 10-35% yang di makan
akan masuk kedalam peredaran darah. Zat besi non heme atau zat besi yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan merupakan bagian terbesar yang dikonsumsi
sehari-hari, namun diserap dengan buruk (hanya sekitar 2-8%)
(Sulistyoningsih, 2011).
Makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti teh dan kopi
sebaiknya dihindari. Sedangkan makanan yang mengandung vitamin C seperti
buah-buahan sebaiknya diberikan untuk membantu peningkatan penyerapan zat
besi (Riswan, 2003).
2. Pemberian zat besi oral
Preparat zat besi oral yang biasa diberikan pada ibu hamil adalah :
Ferrous sulfonat, glukonat dan fumarat. Prinsip pemberian terapi zat besi
oral ini tidak hanya untuk mencapai nilai hemoglobin yang normal tetapi
juga memperbaiki cadangan besi didalam tubuh. Cara pemberian zat besi
oral ini berbeda-beda pendapat. Maurer menganjurkan pemberian zat besi
selama 2-3 bulan setelah hemoglobin menjadi normal. Beutler
mengemukakan bahwa yang penting dalam pengobatan dengan zat besi
adalah agar pemberiannya terus dilakukan sampai morfologi darah tepi
menjadi normal dan cadangan besi dalam tubuh terpenuhi. Pendapat yang
lain mengatakan biasanya dalam 4-6 minggu perawatan hematokrit
meningkat sampai nilai yang diharapkan, peningkatan biasanya dimulai
minggu kedua. Peningkatan retikulosit 5-10 hari setelah pemberian terapi

9
besi bisa memberikan bukti awal untuk peningkatan produksi sel darah
merah.

Sebelum dilakukan pengobatan harus dikalkulasikan terlebih dahulu


jumlah zat besi yang dibutuhkan. Misalnya hemoglobin sebelumnya adalah 6
gr/dl, maka kekurangan hemoglobin adalah 12 – 6 = 6gr/dl, sehingga
kebutuhan zat besi adalah : 6 x 200 mg. kebutuhan besi untuk mengisi
cadangan adalah 500 mg, maka dosis Fe secara keseluruhan adalah 1200 +
500 = 1700 mg. maka pemberian dapat berupa Fero sulfat : 3 tablet / hari, @
300 mg mengandung 600 mg Fe atau Fero glukonat: 5 tablet/hari, @ 300 mg
mengandung 37 mg Fe atau bisa juga Fero Fumarat : 3 tablet / hari, @ 200
mg mengandung 67 mg Fe. Maka respon hasil yang tercapai adalah Hb
meningkat 0,3-1 gr perminggu. Pemberian zat besi oral ini juga member efek
samping berupa konstipasi, berak hitam, mual dan muntah (Riswan, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian Werdiningsih Tahun 2001 di Yogyakarta,


melaporkan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 90
tablet selama kehamilan mempunyai resiko 2 kali menderita anemia
kkurangan zat besi dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi
lebih dari 90 tablet.

3. Pemberian Zat Besi Parenteral


Metode sederhana 250 mg besi elemental sebanding dengan 1 gram Hb.
Pemberian zat besi secara parenteral jarang dilakukan karena mempunyai
efek samping yang banyak seperti; nyeri, inflamasi, phlebitis
,demam,atralgia, hipotensi,dan reaksi analfilaktik. Indikasi dari pemberian
parenteral yaitu anemia defisiensi berat, mempunyai efek samping pada
pemberian oral, gangguan absorbs.mempunyai efek samping pada
pemberian oral, gangguan adsorbsi .pemberiannya dapat diberikan secara
intramuscular maupun intravena ( Riswan,2003).

10
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN INTERVENSI

3.1. Tujuan
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, peserta penyuluhan
diharapkan mampu memahami tentang Anemia pada kehamilan, bahayanya dan
caramencegahnya.

3.2. Metode
Metode yang digunakan ialah melalui presentasi oral dan diskusi tanya
jawab

3.3. Media
Media yang digunakan ialah media presentasi / leaflet

3.4. Sasaran
Ibu hamil yang datang ke KIA Puskesmas Gabus 1

3.5. Waktu
Penyuluhan tentang Anemia pada Kehamilan dilaksanakan pada :
1. Hari, tanggal : Jumat-Sabtu, 5-6 Juni 2020
2. Jam : 08.00 - selesai

3.6. Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di KIA Puskesmas Gabus 1.

3.7. Kegiatan
Langkah- Kegiatan Kegiatan
Waktu
langkah Penyuluhan Masyarakat
1. Pendahuluan 5 menit
1. Menyampaikan 1. Membalas
salam salam
2. Memperkenalka 2. Mendengarkan
n diri dengan
3. Menjelaskan seksama
tujuan 3. Memberikan
4. Menyampaikan respon

11
estimasi waktu 4. Berpartisipasi
5. Menggali aktif
persepsi
masyarakat
terkait Anemia
2. Penyajian 10 menit 1. Mendengarkan
1. Menjelaskan dengan seksama
materi tentang : 2. Memberikan
a. Definisi respon interaktif
Anemia
b. Penyebab
Anemia
c. Tanda dan
gejala Anemia
d. Bahaya
anemia
e. Cara
mencegah
anemia
3. Penutup 5 menit 1. Mengajukan
1. Memberikan pertanyaan
kesempatan 2. Berperan aktif
untuk bertanya 3. Mendengarkan
2. Melakukan dengan seksama
evaluasi dengan
mengajukan
pertanyaan
terkait bahasan
sebelumnya
3. Menyampaikan
kesimpulan dan
anjuran waspada
terkait Anemia

3.8. Evaluasi dan Hasil Penyuluhan


1. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta berperan aktif dan interaktif selama jalannya penyuluhan
2. Evaluasi Hasil
a. Bentuk : Tanya – Jawab
b. Jumlah : 3 pertanyaan
 Apa yang dimaksud dengan Anemia dan berapabatas Hb yang
dikatakan anemia pada ibuhamil?
 Apasajatanda dan gejala anemia?

12
 Apasajabahaya anemia dan bagaimanacarapencegahannya?
3. Hasil : Peserta mampu menjawab pertanyaan dengan cukup baik.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Anemia pada ibu
hamil, gejala, faktor resiko dan bahaya, serta penatalaksanaannya.
2. Masih kurangnya kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumi tablet Fe dan
makan makanan bergizi menyebabkan prevalensi kasus Anemia di KIA
cukup tinggi.

4.2. Saran
1. Diperlukannya peran aktif tenaga kesehatan maupun kader desa dalam
mengingatkan serta melakukan skrinning terkait kejadian Anemia pada
kehamilan dan mencegah bahayanya.
2. Tenaga kesehatan dan kader desa secara kontinyu memberikan penyuluhan
yang sifatnya mengingatkan terkait bahaya anemia pada kehamilan dan
cara mencegahnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Undaan Lor Kabupaten Kudus. Jurnal Stikes
Muhammadiyah Kudus. ISSN 2407-9189

Cunningham F.G., Kenneth J.L., et al. Anemia in Pregnancy Williams Manual of


Obstetrics, 23rd edition. Mc Graw Hill. United States.2010. Hal. 1138-44

I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2012. Penilaian Status
Gizi. Jakarta: EGC.

Lee, HS. Kim, MS. Kim, MH., Kim, YJ. Kim, WY. (2006). Iron status and its
association with pregnancy outcome in Korean pregnant women.
European Journal of Clinical Nutrition. vol. 60. pp.1130-1135

Lubis, Z. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang
Dilahirkan. Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana S3
IPB November 2003. Bogor.

Manuaba, I.B.G.2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetric


Genekologi dan KB. EGC.Jakarta. (51-52)

Nelwanti N. Hubungan faktor internal ibu hamil dalam kepatuhan mengkonsumsi


tablet Fe dengan status anemia. J keperawatan. Universitas Andalas; 2004.

Pradaana R.A., Gambaran Sosial Ekonomi Dan Kecacingan Pada Ibu Hamil
Dengan Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak, 2014, available at:
eprints.ums.ac.id/30844/2/BAB_I.pdf

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010. Hal. 774-80

14
Riswan, M., 2003. Anemia Defisiensi Besi Pada Wanita Hamil Di Beberapa
Praktek Bidan Swasta Dalam Kota Madya Medan, Universitas Sumatera
Utara.

Sharma J.B., Anemia in Pregnancy, JIMSA, 2010, available at:


medind.nic.in/jav/t10/i4/javt10i4p253.pdf

Suhardjo dan Kusharto. (1992). Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius. Jakarta.

Sulistyoningsih, Hariyani.2011.Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu.


Yogyakarta.

Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

Tarwoto, Ns., dan Wasnidar. 2007. Anemia Pada Ibu Hamil. Trans Info Media.
Jakarta.

Varney, Helen. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.

LAMPIRAN

15
16
FORM BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Juni 2020


Pukul : 12.30 WIB – selesai
Tempat : Puskesmas Gabus I
Presentan : dr.Sushanti Nuraini

Judul : F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga
Berencana (KB)
“Penyuluhan Anemia pada Kehamilan”

17
No Nama Peserta Tanda Tangan
1 dr. Alnia Rindang K 1
2 dr. Farah Fauziah 2
3 dr. Fieka Amelia 3
4 dr. Intan Rachmawati 4
5 dr.Niken Tri Utami 5
6 dr. M. Wahib Hasyim 6

Mengetahui
Pembimbing

dr. M. Wahib Hasyim

18

Anda mungkin juga menyukai