Anda di halaman 1dari 38

PORTOFOLIO LAPORAN KASUS IGD

RSUD KAYEN KABUPATEN PATI


HEMOROID INTERNA GRADE III

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS INTERNSIP DAN MELENGKAPI SALAH SATU


SYARAT DALAM MENEMPUH PROGRAM INTERNSIP DOKTER

DOKTER PEMBIMBING:
DR. HERRY KRISTIANTO
DR. NUR KARTIKA SARI 

DISUSUN OLEH:
DR. FIEKA AMELIA

PROGRAM DOKTER INTERNSIP ANGKATAN IV


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN
KABUPATEN PATI
2019-2020
IDENTITAS PASIEN

• No RM : 044655
• Nama : Ny. S
• Umur : 27 tahun
• Alamat : Tambakromo 05/04 Pati
• Status Jaminan : BPJS
• Bangsal : Melati
• Tgl Masuk : 05-12-2019
• Tgl Keluar : 07-12-2019
KELUHAN UTAMA

Benjolan keluar dari anus sejak 2 tahun yang lalu


2 tahun smrs 1bulan smrs Smrs

Benjolan di anus
Benjolan keluar dari Benjolan dirasakan
semakin hari semakin Benjolan dirasakan
anus  spontan 2 th yll semakin membesar
membesar dan hanya semakin membesar
daripada biasanya
bisa dimasukkan ke anus daripada biasanya
lewat bantuan jari ± 1
Nyeri, panas, terkadang bulan yang lalu
disertai darah berwarna berukuran ± 4 cm dan
merah segar yang menetes berukuran ± 4 cm dan
hanya dapat dimasukan
BAB tidak teratur hanya dapat dimasukan
kembali kedalam anus
kembali kedalam anus
BAB rutin 1x/hari dengan dengan bantuan jari
dengan bantuan jari
konsistensi lunak dan
beberapa kali konsistensi
keras
Benjolan terasa perih, panas, darah
Benjolan terasa perih, panas, darah
berwarna merah segar yang menetes
Pasien mampu menahan rasa berwarna merah segar yang menetes
dan tidak bercampur dengan feses.
ingin buang air besarnya dan tidak bercampur dengan feses.

Jarang mengkonsumsi sayur dan Terakhir bab berdarah 1


Terakhir bab berdarah 1
buah-buahan, kebiasaan minum air hari smrs
hari smrs
putih 1 hari kurang dari 5 gelas
• Tinggal dengan kedua orangtua dan seorang anaknya
• Bekerja sebagai wiraswasta
• Jarang mengonsumsi sayur dan buah-buahan
• Minum air putih dalam sehari kurang dari 5 gelas
Rsos
• Kebiasaan mengedan lama saat bab
• Jarang berolahraga
• Bpjs
• Tidak ada anggoya keluarga mengalami keluhan
serupa
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita
RPK
penyakit kronis
• Riwayat keluhan serupa disangkal
• Riwayat batuk lama disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
RPD
• Riwayat penyakit heparb disangkal
• Riwayat alergi disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

GCS : 15 (E4V5M6 )
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/mnt, reguler, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 20x/mnt, reguler
Suhu : 37,0oC
TB : 160 cm
BB : 54 kg
VAS : 5-6
Rambut : warna hitam dan tidak mudah dicabut.
Mata : Mata cekung (-), konjungtiva palpebra anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor Ø
2mm/2mm, reflek cahaya (+/+).
Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-),
nyeri tekan tragus (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis
(-)
Mulut : bibir sianosis (-), gusi berdarah (-), bibir
kering (+), pucat (-)
Tenggorok : Tonsil : T1-1, hiperemis (-)
Leher : JVP R+2 cm, trakea ditengah, simetris,
pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
limfonodi servikal (-).
Pulmo

I : simetris statis dan dinamis


Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe: sonor seluruh lapangan paru
Au : Suara dasar vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Cor

I : ictus cordis tak tampak


Pa :ictus cordis teraba pd SIC V 2 cm medial Linea Midclavikula
Sinistra, kuat angkat (-), thrill (-)
Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : Suara jantung I-II normal, reguler, bising (-), gallop (-)

Abdomen

I : datar, warna sama dengan sekitar, massa (-)


Au : bising usus (+) normal
Pe : timpani
Pa :supel, nyeri tekan(-), turgoe kulit dalam batas normal, hepar dan
lien tidak teraba,
Ekstremitas :
  Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Tonus Normotonus Normotonus
STATUS LOKALIS

Regio Anus

Inspeksi : Terdapat benjolan yang keluar dari dalam anus,


berbentuk bulat lonjong, berwarna kemerahan dengan diameter
4 cm. Tanda radang (-), darah (-), fisura (-). Benjolan tersebut
tidak dapat masuk kembali tanpa bantuan jari.

Regio Anus

Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba benjolan, bentuk bulat


lonjong, konsistensi kenyal, mudah digerakkan
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11.2 g/dl 12.0 – 16.0
Pemeriksaan Hematokrit 36.4 % 37 – 43
Eritrosit 4.31 x106/µl 4.2 – 5.4
Laboratorium
MCV 84.4 fl 80 – 96
MCH 26.1 pg 27 – 31
MCHC 30.9 gr/dl 32 – 36
Leukosit 6000 ribu/µl 4.0 – 10.0
05/12/2019 Trombosit 249.000 ribu/C 150 – 400
Waktu Perdarahan 2.30 Menit 1–3
Waktu Pembekuan 4.30 Menit 2–6
PT 12.8 Detik 11 – 18
INR 0.80 %
APTT 36.1 Detik 27 – 42
Kimia Klinik
GDS mg/dl 70-170
88
Creatinine mg/dl 0.5 – 0.9
0.90
Ureum mg/dl 10 – 50
24.1
Kalium mmol/l 3.5 – 5.0
3.59
Natrium mmol/l 135.0 – 145.0
141.2
Chlorida mmol/l 95.0 – 105.0
103.4
Gol. Darah
AB rh +
Lain-lain
HbsAg
Non reaktif Non reaktif
Diagnosi
s Kerja :

Hemoroid
Interna Grade
III
SOAP

Objektif
Kesadaran komposmentis,
tampak sakit sedang
Benjolan keluar dari dalam
anus, berbentuk bulat lonjong,
berwarna kemerahan dengan
diameter 4 cm Hemoroid Interna
Benjolan tidak dapat masuk Grade III
kembali tanpa bantuan jari
Nyeri tekan (+), teraba
benjolan, bentuk bulat lonjong,
konsistensi kenyal, mudah
digerakkan.
SOAP

ASSESMENT
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di anus dari
pleksus hemoroidalis. Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidales
superior diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Sering terdapat pada
tiga posisi primer, yaitu kanan depan, kanan belakang, dan kiri lateral, sedangkan
hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak primer tersebut. Hemoroid
interna derajat III merupakan pembesaran hemoroid yang prolaps dimana harus
dibantu dengan dorongan jari untuk memasukkannya kembali ke dalam anus.
SOAP

Assessment : Hemoroid Interna Grade


III
IP Dx : S:-
PLAN O:-
IP Tx : IVFD RL 20 TPM
Inj. Cepraz 2 gr
IP Mx : Evaluasi keadaan umum,
tanda vital dan balans cairan.
IP Ex : Memberitahu keluarga
mengenai kondisi pasien.
Tanggal Monitoring Keterangan
06/12/2019 S : Nyeri pada luka post op - IVFD RL 20 TPM
11.00 O : KU sakit sedang, CM - Asam Mafenamat 500 mg/8 jam
Melati TD : 110/70 mmHg - Kalnex 500 mg/8 jam
HR : 91 x/menit - Sadar penuh boleh minum
RR : 20x/menit

F T : 37,0°C (axiller)
Status lokalis :
O Regio Anus
Inspeksi : Luka operasi tertutup perban, massa (-)
L A : Post Hemoroidektomi H1

L
O 07/12/2019 S : nyeri berkurang - IVFD RL 20 TPM

W 09.00
Melati
O : KU Baik, CM
TD : 120/70 mmHg
-
-
Cefixime100 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg/8 jam
HR : 81 x/menit - Blpl
RR : 20x/menit
U T : 36,7°C (axiller)

P Status lokalis :
Regio Anus
Inspeksi : Luka operasi tertutup perban, massa (-)
A : Post Hemoroidektomi H2
PROGNOSIS

 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Hemoroid : pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di anus


dari pleksus hemoroidalis.
Epidemiologi

Unit Rawat Jalan


bedah RSUD Dr.
Soegiri Lamongan
4,4%
Prevalensi
2009  335 pasien
2010  333 pasien
2011  304 pasien
4,4%
Prevalensi

45-65
Terbanyak (usia)
FAKTOR RISIKO

Anatomik vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus


hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya

Umur  pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga
otot sfingter menjadi tipis dan atonis

Keturunan  dinding pembuluh darah lemah dan tipis

Pekerjaan  orang yang harus berdiri, duduk lama, atau harus mengangkat
barang berat

Mekanis  semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra


abdomen

Endokrin  pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh
karena ada sekresi hormone relaksin.

Fisiologi  bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada


penderita sirosis hepatis

▸ Patogenesis
Penuaan Konsumsi makanan rendah
Lama saat bab Kehamilan
serat dan kurang minum

Memperlemah jar. Konsistensi feses


Penyokong bantalan Peningkatan tek.
keras  mengedan
usus intraabdomen
Peningkatan tek.
Prolapsus mukosa
Bantalan mukosa usus

Aliran balik vena


Trauma mukosa Bantalan mukosa hemoroidalis
Inflamasi lokal membesar terganggu

Sel mast Mediator inflamasi


Histamin, leukotrien
dan sitokin

Bradikinin Vasokonstriksi,
PAF
vasopermeabilitas,
kontriksi oto polos
Agregasi & trombosis Nyeri
Dinding vena hemoroidalis
Tryptase,
Heparinn TNF α, IL4 melemah dan meregang
chymase

Degradasi jar. Migrasi sel Pertumbuhan fibroblast


Ekstravasasi sdm
stroma endotel dan proliferasi

BFGF (Basic Pembentukan jar.


Fibroblast Growth Perdarahan
parut
Factor)
HEMOROID

INTERNA EKSTERNA

Plexus Hemoroidalis Plexus Hemoroidalis


Superior Inferior
Hemoroid Interna

Pelebaran cabang-cabang v. rectalis superior (v. hemoroidalis superior) yang


diliputi mukosa

Letak di collum analis posisi jam 3, 7, 11

Jaringan ikat longgar submukosa  penyokong dinding vena


Aliran balik darah vena dihambat oleh kontraksi lapisan otot dinding rectum saat
defekasi
Derajat hemoroid interna

Derajat I : bila terjadi pembesaran hemorrhoid yang tidak


prolaps ke luar kanalis analis .
Derajat II : pembesaran hemorrhoid yang prolaps dan
menghilang atau dapat masuk kembali ke dalam anus
secara spontan.
Derajat III : pembesaran hemorrhoid yang prolaps
dimana harus dibantu dengan dorongan jari untuk
memasukkannya kembali ke dalam anus.
Derajat IV : prolaps hemorrhoid yang yang permanen.
Gejala Klinis Hemoroid interna

Perdarahan
• Darah segar setelah defekasi (feses keras)

Prolaps
• Tonjolan keluar dari anus (kembali spontan / manual)

Nyeri
• Terjepitnya tonjolan hemoroid yang terjepit oleh spincter ani
(strangulasi)

Sekret
• Lembab  rawan infeksi
Hemoroid eksterna

Pelebaran cabang-cabang v. rectalis inferior (v. hemoroidalis


inferior) yang diliputi kulit

Batuk/mengedan  ruptur cabang-cabang v. rectalis inferior 


bekuan darah di jaringan submukosa
• Beberapa minggu kemudian  trombus perbaikan  skin tag  rasa
mengganjal, gatal dan iritasi
• Muncul akibat trombosis v. hemoroid  perdarahan ke jaringan sekitar
 nyeri  kulit nekrosis  ulkus  perdarahan
• Nyeri (oedem & mobilisasi)
Gejala Klinis Hemoroid eksterna
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi
Rectal toucher  DD Ca rectum

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratoium
Pemeriksaan anoskopi  untuk menilai mukosa rektal dan
mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid
Pemeriksaan sigmoideskopi  dapat mengevaluasi kondisi lain sebagai
diagnose banding untuk perdarahan rektal dan rasa tak nyaman
Penatalaksanaan Hemoroid

Koreksi konstipasi dengan Salep anastetik local

Non medikamentosa
meningkatkan konsumsi makanan Kortikosteroid

Medikamentosa
tinggi serat 20-30 g/hari
Laksatif
Meningkatkan konsumsi cairan
(6-8 gelas sehari). Analgesik
Menghindari mengejan saat
buang air besar, dan segera ke
kamar mandi saat merasa akan
buang air besar, jangan ditahan
karena akan memperkeras feses.
Rendam duduk dengan air hangat
yang bersih dapat dilakukan rutin
dua kali sehari selama 10 menit
pagi dan sore selama 1 – 2
minggu, karena air hangat dapat
merelaksasi sfingter dan spasme.
Tirah baring untuk membantu
mempercepat berkurangnya
pembengkakan.
Pembedahan

menginjeksikan 5 % fenol Reaksi ini  fibrosis pada


dalam minyak nabati. Lokasi submukosa hemoroid sehingga
Skleroterapi injeksi  submukosa akan mencegah atau mengurangi
hemoroid prolapsus jaringan hemoroid

memberikan radiasi infra merah


Sinar koagulator infra merah (IRC)
Infrared dengan lampu tungsten-halogen
menembus jaringan ke submukosa dan
yang difokuskan ke jaringan
thermocoagul hemorrhoid dari reflector plate
dirubah menjadi panas, menimbulkan
ation inflamasi, destruksi jaringan di daerah
emas melalui tabung polymer
tersebut
khusus

pembekuan dan pencairan jaringan yang secara teori menimbulkan


Cryotherapy analgesia dan perusakan jaringan hingga terbentuk jaringan parut

Bipolar menggunakan listrik untuk


efektif untuk hemorrhoid derajat
menghasikan jaringan
diathermy koagulasi pada ujung cauter
III atau dibawahnya

Dengan bantuan anuskop,


Rubber Efek  nekrosis iskemia,
mukosa diatas hemoroid yang
ulserasi, dan scarring yang
band menonjol dijepit dan ditarik
akan menghasilkan fiksasi
ligation atau dihisap kedalam tabung
jaringan ikat ke dinding rektum
ligator khusus
Hemoroidektomi

Teknik dipakai untuk hemoroid derajat III atau IV dengan keluhan


menahun, juga untuk penderita denga perdarahan berulang dan
anemia yang tidak sembuh dengan terapi lain yang lebih sederhana.
Prinsip  eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar
berlebihan, dan pada anoderm serta kulit yang normal dengan tidak
mengganggu sfingter anus. Selama pembedahan sfingter anus
biasanya dilatasi dan hemoroid diangkat dengan klem atau diligasi
dan kemudian dieksisi.
DAFTAR PUSTAKA
○ Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC, Jakarta,hal 56 – 598. Brown, John
Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H, Ronardy, Melfiawati, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.
○ Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FKUI,
Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324
○ Mubarak H. Karakteristik Penderita Hemoroid Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUP
H. Adam Malik tahun 2008-2009 [Karya Tulis Ilmiah]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
2010.
○ Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of Surgery, Saunders
Company, Phyladelphia 2001
○ Nugroho S. Hubungan aktivitas fisik dan konstipasi dengan derajat hemoroid di URJ bedah
RSUD dr. Soegiri Lamongan. Surya. 2014. 2(18): 41-50.
○ Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep – konsep Klinis Proses Penyakit,
Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 467
○ Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675
○ Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma (alih bahasa ),
1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat – Alat Dalam,Hal: 232
○ Skandalakis ,John E. , Colon and Anorectum, in Surgical Anatomy and Technique,Second
edition, Atlanta, 1999.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai