PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nama : Didiet Setya Permana
NPM : 17130210249
Program Studi : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan acuan adalah penelitian
terdahulu yang berkaitan dan berkesinambungan dengan masalah yang sedang
dilakukan penelitian ini. Peneliti melakukan kajian terhadap beberapa skripsi dan
jurnal-jurnal melalui internet. Gambaran dari hasil penelitian terdahulu yang
menjadi acuan penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
1 Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Hasan Ismail dan Rini Rahmawati
(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Judul : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
MOTIVASI KERJATERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN
Jenis : Jurnal
Jurnal
Jenis :
Alat Analisa Analisis regresi berganda
Hasil Maskapai beroperasi pada tanggal 30 juni 2000,
dimana maskapai penerbangan ini menguasai
sebagian besar pangsa pasar domestik. Lion Air
terbang ke kota-kota di Indonesia, dan . Basis
utama dari maskapai penerbangan ini adalah ,
Jakarta. Maskapai ini mengoperasikan
penerbangan penumpang berjadwal dengan
jaringan yang luas dari Jakarta ke 56 tujuan (per
Juli 2010).
Jenis : Jurnal
Alat Analisa Analisis Linear Berganda
Hasil hasil analisis regresi antara variabel gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap variabel
kepuasan kerja adalah bahwa seluruh koefisien regresi
yang dihasilkan bertanda positif masing-masing
sebesar 0,429 dan 0,465, artinya bahwa variabel gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja memiliki pengaruh
positif dan pengaruhnya searah terhadap kepuasan
kerja.
Persamaan persamaan regresi di atas diperoleh nilai F hitung
sebesar 92,706 dengan nilai F tabel sebesar 3,92, dan
signifikan pada 0,000. Dikarenakan F hitung > F tabel
(92,706 > 3,92) dan signifikan pada 0,000, oleh
karenanya dapat dijelaskan bahwa gaya kepemimpinan
dan motivasi kerja layak digunakan untuk
memprediksi kepuasan kerja.
Perbedaan tipe pemimpin paternalitas mempunyai
hubungan yang negatif dengan kepuasan kerja
karyawan. Sedangkan, tipe pemimpin otoriter,
tipe partisan mempunyai hubungan yang positif
dengan kepuasan kerja karyawan.
4 Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Yayuk Indah Wahyuning Tyas, Ngatimun, Tri Bangkit
Sutrisno
Judul : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI BADAN
LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA PROBOLINGGO
kepemimpinan.
1. Penentuan arah yang hendak ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian
tujuan dan berbagai sasarannya.
2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak diluar
organisasi, terutama dengan mereka yang tergolong sebagai “stakeholder ”.
3. Komunikator yang efektif.
4. Mediator yang handal, khususnya dalam mengatasi berbagai situasi konflik yang
mungkin timbul antara individu dalam satu kelompok kerjayang terdapat dalam
organisasi yang dipimpinnya.
5. Integrator yang rasional dan objektif.
George Strause dan Sayles lebuh khusus lagi menjelaskan bahwa ada
1. Kepribasian dan latar belakang pemimpin. Pemimpin yang berasal dari
luar organisasi akan lebih banyak menjaga jarak sosial dengan
bawahan barunya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu
daya penggerak yang mampu menciptakan kegairahan kerja dengan
membangkitkan, mengarahkan, dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat
upaya untuk memberikan kontribusi yang sebesar besarnya demi keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya.
2) Jenis kelamin, karena jelas bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan demikian
perlakuan terhadap merekapun dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga
mereka menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya.
3) Status perkawinan, dengan status ini secara tidak langsung dapat memberikan
petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan bagi para pegawai yang
telah menikah dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah.
4) Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan seorang seorang pencari
nafkah utama keluarga adalah semua orang yang biaya hidupnya tergantung pada
pencari nafkah utama tersebut, tidak terbatas hanya pada istri atau suami dan
anak–anaknya.
5) Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang karena masa
kerja seseorang merupakan satu indikator kecenderungan para pekerja dalam
berbagai segi organisasional seperti ; produktivitas kerja dan daftar kehadiran.
Semakin lama seseorang bekerja ada kemungkinan untuk mereka mangkir atau
tidak masuk kerja disebabkan karena kejenuhan.
b. Kepribadian
Kepribadian seseorang juga dapat dipengaruhi motivasi kerja seseorang karena
kepribadian sebagai keseluruhan cara yang digunakan oleh seseorang untuk
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
c. Persepsi
Interpretasi seseorang tentang kesan sensorinya mengenai lingkungan sekitarnya
akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada gilirannya menentukan faktor-
faktor yang dipandangnya sebagai faktor organisasional yang kuat.
d. Kemampuan belajar
Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada
pendidikan formal yang ditempuh seseorang diberbagai tingkat lembaga
pendidikan. Salah satu bentuk nyata dari telah belajarnya seseorang adalah
perubahan dalam persepsi, perubahan dalam kemauan, dan perubahan dalam
tindakan.
f. Sikap
Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu,
orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan
perasaan seseorang terhadap sesuatu.
g. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan
organisasionalnya.
h. Kemampuan
Kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan fisik dan
kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan tugas–tugas yang bersifat teknis, mekanistik dan repetatif,
sedangkan kemampuan intelektual meliputi cara berfikir dalam menghadapi
masalah.
Menurut teori kaitan imbalan dengan prestasi (Siagian, 2011), motivasi seorang
karyawan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang internal
maupun eksternal, sebagai berikut:
a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri karyawan antara lain:
persepsi, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja,
prestasi kerja yang dihasilkan.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri karyawan antara lain:
jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi
tempat bekerja, situasi lingkungan pada umumnya, sistem imbalan yang berlaku
cara penerapannya.
a. Faktor intrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri masing–
karyawan, berupa:
2) Kemajuan (advancement)
Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja berpeluang maju dalam pekerjaannya
seperti naik pangkat.
4) Pengakuan (recognition)
Besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja.
5) Pencapaian (achievement)
Besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja tinggi.
b. Faktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri seseorang
terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Faktor ekstrinsik ini mencakup :
2) Penyeliaan
Tingkat kewajaran penyelia dirasakan yang oleh tenaga kerja
3) Gaji
kewajaran gaji yang diterima sebagai imbalan terhadap tugas pekerjaan.
5) Kondisi kerja
Tingkat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaan–
pekerjaannya.
Apabila faktor intrinsik tersebut ada, dapat memberi tingkat motivasi yang kuat
dan kepuasan dalam diri seseorang, namun jika faktor ini tidak ada, maka
menimbulkan rasa ketidakpuasan. Sementara faktor ekstrinsik tersebut ada, tidak
perlu memberi motivasi, tetapi jika tidak ada dapat menimbulkan tidak puas.
Menurut Rowland&Rowland (dalam Nursalam, 2002), dalam meningkatkan
kepuasan karyawan didasarkan pada faktor-faktor motivasi, yang meliputi:
Ada dua cara pokok seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja
(Munandar, 2010), yaitu:
a. Bekerja keras
Dengan memaksakan tenaga kerja untuk bekerja keras atau dengan memberikan
ancaman, dapat membuat tenaga kerja, kalau tidak dapat menghindarkan diri dari
situasi yang mengancam tersebut, akan bekerja keras. Misalnya atasan ingin
menegakkan disiplin kerja sehingga menuntuk bawahannya datang tepat waktu
dan tampak selama jam-jam kerja terus melaksanakan tugas mereka sampai
berakhirnya jam kerja mereka, serta mengancam akan menghukum mereka yang
sekian kali tidak datang tepat pada waktunya, atau yang tampak malas pada
pekerjaannya. Jika bawahan merasa tidak dapat keluar dari perusahaannya (karena
banyak penangguran sehingga sulit sekali mendapatkan pekerjaan baru), maka ia
akan berusaha akan selalu datang tepat pada waktunya dan akan tampak bekerja
selama jam-jam kerja.
Manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari
organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam
suatu kerangka tujuan, standar dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati.
(Armstrong dalam Wibowo 2012)
Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja
yang merupakan hasil dari mempraktekkan rencana kerja yang dibuat oleh suatu
perusahaan yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan sumber daya manusia
yang bekerja di institusi itu baik pemerintah untuk mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan.
2.2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Pencapaian kinerja yang dapat dicapai oleh karyawan dapat dipengaruhi dari berbagai
faktor. Ada beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Menurut Robert L. Mathis dalam Umam (2012) kinerja pegawai
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Kemampuan
2. Motivasi
5. Hubungan
2. Kesempatan kerja yang adil, adanya penilaian kinerja yang akurat dapat menjamin
karyawan untuk memperoleh kesempatan menempati posisi pekerja sesuai dengan
kemampuannya.
5. Keputusan promosi dan demosi, hasil penilaian prestasi kerja terhadap karyawan
dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam rangka mempromosikan dan
mendemosikan karyawan yang prestasi kerjanya kurang baik.