Sebaran kasus malaria menurut waktu dapat diamati dari kejadian
kasus per bulan di wilayah kecamatan Pagedongan selama tahun 2010. Secara umum kasus meningkat secara tajam pada bulan April, bahkan dapat dikategorikan sebagai kejadian luar biasa malaria. Karena pada bulan-bulan sebelumnya tidak ditemukan kasus malaria (Januari, Februari dan Maret). Pola peningkatan kasus malaria yang ekstrim pada bulan April tidak sesuai atau tidak terkait dengan musim hujan secara langsung, karena pola curah hujan pada tahun 2010 sepanjang tahun rata-rata curah hujan hampir sama bahkan tidak ada musim kemarau. Keberadaan hujan sepanjang tahun akan berdampak membentuk habitat perkembangbiakan Anopheles yaitu berupa genangan temporer yang potensial karena tingkat porositas tanah rendah sehingga genangan akan bertahan lebih lama. Peningkatan kasus malaria yang ekstrim pada bulan Maret dan April salah satunya karena keterlambatan penemuan penderita oleh JMD. Kasus meningkat tajam pada bulan April dan berangsur angsur menurun sampai bulan September mengalami titik kasus terendah dan meningkat lagi pada bulan Nopember.
2. Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Orang
a) Kasus malaria berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin
Distribusi kasus malaria didominasi pada kelompok umur di
atas 15 tahun yaitu mencapai 71,6 %. Tidak ditemukan kasus malaria pada kelompok bayi, tetapi pada kelompok balita ditemukan sebanyak 0,8 %. Kasus malaria lebih banyak diderita oleh jenis kelamin laki-laki dewasa yaitu 55 %, perempuan 45%.Suatu daerah dengan persebaran kasus malaria yang didominasi kelompok laki-laki dewasa memiliki keterkaitan dengan status sosial dan jenis pekerjaan masyarakat di wilayah tertentu. Secara umum masyarakat berstatus pekerjaannya adalah petani. Karakteristik masyarakat petani memiliki kebiasaan beraktifitas di luar rumah, sering keluar malam. Kondisi tersebut berisiko terhadap penularan malaria, terutama apabila di wilayah tersebut terdapat vector Anophelesout door bitting sebagaimana penelitian yang dilakukan (Jarohman R, 2007) terhadap karakteristik bionomik vektor Anophelesmaculatus, dan An.aconitus lebih aktif menggigit di luar rumah dibandingkan di dalam rumah.
b) Kasus malaria berdasarkan jenis parasit
Distribusi kasus malaria berdasarkan jenis parasit malaria
didominasi jenis Plasmodiumfalciparum ( 99 %) yang terdiri dari jenis P. falciparumring (75 %) dan
3. Distribusi Kasus Malaria Berdasarkan Tempat
Kasus penyakit Malaria dilaporkan terbanyak di kawasan timur
antara lain provinsi Papua, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara. Dilaporkan juga bahwa di kawasan lain angka Malaria cukup tinggi antara lain di provinsi Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Riau. Walaupun angka kesakitan Malaria sejak lima tahun terakhir sudah menunjukkan tingkat penurunan cukup berarti dilihat dari Annual Parasite Incidence (API) dan Annual Malaria Incidence (AMI), namun demikian penurunan ini tidak disertai dengan penurunan jumlah KLB Malaria, sebaliknya malah terjadi peningkatan di beberapa daerah. Hasil Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa Malaria menempati prevalensi ketiga untuk penyakit menular setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut /ISPA (25,5%) dan Diare (9,0%), yaitu sebesar 2,85 % dan merupakan penyebab kematian tertinggi keenam di Indonesia. Peningkatan insidens Malaria dan KLB di beberapa daerah disebabkan adanya perubahan lingkungan dan pembangunan yang tidak berwawasan kesehatan serta tingginya mobilitas penduduk yang masuk dari daerah non endemis Malaria ke daerah endemis Malaria atau sebaliknya. Terjadinya peningkatan kasus malaria yang cenderung mengarah keterjadinya KLB dibeberapa daerah , salah satu penyebabnya karena pemantauan dan analisis data Malaria yang masih lemah di semua jenjang, sehingga tindakan yang dilaksanakan sering tidak memberikan hasil yang optimal.