Anda di halaman 1dari 6

PERAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER SERVIKS

(The Role of Family and Quality of Life in Patients with Cervical Cancer)

Tiyas Kusumaningrum*, Retnayu Pradanie*, Esti Yunitasari*, Sih Kinanti**


*Divisi Keperawatan Maternitas, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
**Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Email: tiyas-k@fkp.unair.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan. Diagnosis kanker serviks telah menjadi beban besar baik bagi pasien dan keluarga. Untuk pasien, kanker
serviks menghilangkan beberapa peran mereka sebagai istri dan ibu. Kebanyakan pasien kanker dengan stadium lanjut
memiliki skor kualitas hidup rendah yang menunjukkan mereka memiliki masalah. Keluarga harus mengurus orang-orang
tercinta mereka berurusan dengan diagnosis, pengobatan, dan efek samping dari kanker serviks. Keluarga sebagai pengasuh
mungkin tidak siap untuk melakukan peran itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi korelasi tugas
kesehatan keluarga pada kualitas hidup pada pasien dengan kanker serviks. Metode. Penelitian ini menggunakan desain
cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan kanker serviks dan keluarga mereka di bangsal
ginekologi RS Dr Soetomo Surabaya. Data diambil dengan wawancara terstruktur menggunakan Fact Cx untuk kualitas
hidup dan kuesioner tugas kesehatan keluarga. AQDOLVLV UHJUHVL OLQLHU GLDSOLNDVLNDQ GHQJDQ WLQJNDW VLJQLILNDQVL ” Hasil.
Sebagian besar keluarga memiliki tugas kesehatan keluarga tingkat sedang, sedangkan mayoritas pasien juga memiliki
kualitas hidup tingkat sedang. Tidak ada korelasi yang signifikan antara tugas kesehatan keluarga pada kualitas hidup pada
pasien dengan kanker serviks. Diskusi. Kualitas hidup pada pasien dengan kanker serviks tidak terpengaruh secara langsung
oleh tugas kesehatan keluarga mereka. Meskipun demikian pasien merasa bersyukur bahwa keluarga mereka sangat
mendukung selama pengobatan kanker mereka.
Kata kunci: tugas keluarga kesehatan, kenyataannya cx, dukungan keluarga, kualitas hidup, kanker serviks

ABSTRACT
Introduction. Cervical cancer diagnosis has been a major burden both for patients and their family. For patients, cervical
cancer obliterated some of their role as a wife and a mother. Most patients with advance cancer have low score of quality of
life indicating they have problems. Family must take care of their beloved ones dealing with the diagnosis, treatment, and
side effects of cervical cancer. Family as a caregiver might be ill prepared to undertake that role. The objective of this
research was to identify the correlation of family health task on quality of life in patients with cervical cancer. Methods. This
research employed cross-sectional design. Population in this research was all patients with cervical cancer in gynecology
ward Dr Soetomo Hospital in Surabaya. Participant for this research were patients with cervical cancer and their family.
Data were taken by structured interview using Fact Cx for Quality of life and family health task question form. Linear
UHJUHVVLRQ DQDO\VLV ZDV DSSOLHG ZLWK OHYHO RI VLJQLILFDQFH ” Results. Most family had moderate level of family health
task while most patients also have moderate level of quality of life. Unfortunately there are no significance correlations of
family health task on quality of life in patients with cervical cancer. Discussion. Quality of life in patient with cervical cancer
was not affected directly by their family health task. Nonetheless patient gratefully thanks family for their support during
their cancer treatments.
Keywords: family health task, fact cx, family support, quality of life, cervical cancer
____________________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN lain; keluarga mampu mengenali permasalahan


yang ada, mampu mengambil keputusan tindakan
Kanker serviks merupakan jenis
kesehatan yang tepat, mampu merawat anggota
kanker ginekologis paling sering terjadi pada
keluarga yang sakit, mampu memelihara
wanita (Cunningham 2005). Penderita kanker
kesehatan lingkungan, dan mampu menggunakan
serviks terutama pada stadium lanjut mempunyai
fasilitas kesehatan yang tersedia (Basavanthappa
berbagai keluhan yaitu nyeri panggul, kelelahan,
2008).
perdarahan spontan, penurunan nafsu makan,
sesak napas, konstipasi, dan kesulitan berkemih Angka kejadian kanker serviks sangat
(Dunleavey 2009). Dukungan keluarga sangat tinggi terutama di negara berkembang.
dibutuhkan pasien kanker serviks dalam Perkiraan angka kejadian kanker serviks di
menghadapi kehidupan paska diagnosis kanker USA pada tahun 2010 adalah 12.200 kasus baru,
dan penanganannya. Terdapat lima tugas dan 4.210 kematian (NCI 2010). Kejadian
kesehatan keluarga sebagai bagian dari fungsi kanker serviks per tahun di Indonesia sejumlah
keluarga dalam perawatan kesehatan antara 13.762 kasus dan 7.493 kematian. Kanker
serviks merupakan kanker ketiga terbanyak

112
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 112-117

yang terjadi pada wanita di Indonesia, serta kualitas hidup pasien kanker serviks.
kanker kedua yang paling sering terjadi pada Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
wanita usia 15 tahun sampai dengan 44 tahun adalah kuesioner lima tugas kesehatan keluarga
(WHO 2010). Menurut Data Dinas Kesehatan dan kuesioner Fact Cx untuk mengukur kualitas
Jawa Timur pada tahun 2011 terdapat 901 hidup pasien kanker serviks. Wawancara
perempuan dengan diagnosa neoplasma ganas terstruktur berdasarkan kuesioner tersebut
serviks, dengan jumlah pasien rawat inap diterapkan pada pasien maupun keluarga. Hal
sebanyak 790 kasus (Dinkes & PPMK 2012). ini dilakukan karena permintaan responden
Berbagai upaya peningkatan kondisi yang merasa bahwa mereka akan lebih
pasien paska kemoterapi telah banyak dilakukan. memahami jika kuesioner tersebut ditanyakan
Pemberian penyuluhan selama perawatan pada oleh peneliti. Data yang didapatkan diolah
pasien kanker serviks dan keluarga sudah menggunakan uji statistik linear berganda.
dilaksanakan di ruang rawat pasien kanker
serviks. Pada beberapa pasien, penyuluhan HASIL
diterima dengan baik namun pada kebanyakan
Sebagian besar responden keluarga
pasien tetap mengalami penurunan kondisi
dalam penelitian ini telah mendapatkan
paska kemoterapi. Usia pasien kanker serviks
informasi tentang kanker serviks. Informasi
umumnya diatas 35 tahun dan berpendidikan
yang dimiliki keluarga biasanya didapatkan
rendah sehingga sulit untuk menerima informasi
dari petugas kesehatan di RSUD Dr Soetomo.
yang cukup banyak dalam satu waktu penyuluhan.
Informasi yang banyak dipahami oleh
Keluarga diharapkan berperan aktif untuk dapat
responden adalah tentang definisi kanker
membantu pasien kanker serviks memahami
serviks dan kegawatan penyakit tersebut
informasi yang diberikan petugas kesehatan
sedangkan informasi tentang penanganan dan
serta terlibat dalam perawatan pasien baik di
efek samping pengobatan belum dipahami
rumah maupun di rumah sakit. Keterlibatan
dengan baik. Responden pasien mayoritas
keluarga dalam membantu pasien menghadapi
adalah pasien kanker serviks yang berada pada
proses pengobatan kanker serviks dapat
stadium IIB.
membantu pasien kanker serviks mencapai
Kemampuan keluarga menjalankan
kualitas hidup yang optimal.
lima tugas kesehatan keluarga mayoritas pada
tingkat baik. Pada komponen penggunaan
BAHAN DAN METODE
layanan kesehatan dan keterampilan keluarga
Design penelitian yang digunakan dalam merawat pasien kanker serviks,
adalah cross-sectional. Pengamatan atau kemampuan keluarga merata pada tingkat baik,
pengukuran setiap variabel dalam penelitian ini cukup, dan kurang.
hanya akan dilangsungkan satu kali saja dan Sebagian besar pasien kanker serviks
tidak ada pengukuran atau observasi ulang mempunyai kualitas hidup pada tingkat baik
maupun lanjutan. Populasi pada penelitian ini dan cukup namun tidak ada tingkat kualitas
adalah seluruh keluarga penunggu pasien hidup ppasien yang dominan dalam penelitian
kanker serviks di ruang Merak RSUD Dr. ini. Komponen kualitas hidup pasien kanker
Soetomo pada bulan Oktober sampai dengan serviks yang mempunyai rerata skor terendah
November 2013 berjumlah 48 orang. Responden adalah komponen keadaan fisik. Pada
yang berpartisipasi dalam penelitian ini komponen keadaan fisik pasien banyak
berjumlah 28 orang yang dipilih berdasarkan mengeluhkan tentang pengeluaran cairan
kriteria inklusi dan eksklusi. Mayoritas responden keputihan atau perdarahan pervaginam serta
keluarga adalah perempuan sedangkan untuk masalah yang ditimbulkan oleh cairan tersebut
responden pasien seluruhnya berjenis kelamin seperti gatal, dan bau tidak sedap. Pasien
perempuan. Teknik pengambilan sampling kanker serviks menyatakan bahwa mereka
yang digunakan adalah consecutive sampling. mendapat dukungan dari keluarga dalam
Variabel dalam penelitian ini adalah menghadapi penyakit dan pengobatannya.
lima tugas kesehatan keluarga (pengetahuan, Pada komponen perhatian khusus tidak ada
kemampuan pengambilan keputusan kesehatan, pasien yang menyatakan ingin hamil lagi.
kemampuan memelihara lingkungan sehat, Rerata usia pasien lebih dari 35 tahun dan atau
kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan, telah memiliki jumlah anak yang cukup.
dan kemampuan merawat keluarga) dan

113
Peran Keluarga dan Kualitas Hidup (Tiyas Kusumaningrum, dkk.)

Hasil regresi variabel lima tugas Jenis informasi yang diterima oleh
kesehatan keluarga terhadap nilai skor Fact Cx responden sangat beragam namun sebagian
(quality of life) adalah sebesar 0,301. Hal ini besar tentang definisi penyakit kanker serviks
menunjukkan terdapat hubungan yang rendah dan kondisi lanjut yang mungkin dialami oleh
antara variabel lima tugas kesehatan keluarga pasien jika tidak segera melakukan perawatan.
dengan quality of life pasien kanker serviks di Setiap keluarga maupun pasien kanker
Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo. Hasil mempunyai kebutuhan yang beragam akan
analisis determinasi menunjukkan hasil R2 informasi yang diinginkan tentang penyakit
adalah 0,091 yang berarti bahwa sumbangan yang sedang dihadapi. Informasi tentang diagnosis
pengaruh lima tugas kesehatan keluarga dan penatalaksanaan medis merupakan hal yang
terhadap variabel quality of life adalah sebesar diharapkan pada masa awal penegakan diagnosis
9,1%. Hasil regresi menunjukkan bahwa F pasien kanker, sedangkan informasi tentang
hitung adalah 0,340 sedangkan jika topic non medis seperti cara koping dan
dibandingkan dengan F tabel adalah 2,964. membina hubungan yang baik dengan pasien
Nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel kurang diminati (Adams et al. 2009). Sebuah
mengindikasikan bahwa tidak ada pengaruh review tentang pencarian informasi oleh
lima tugas kesehatan keluarga dengan nilai keluarga pasien kanker yang dilakukan oleh
quality of life pasien kanker serviks. McCarthy (2011) memperlihatkan hasil bahwa
Pengujian koefisien regresi variabel lima keluarga mencari informasi tentang kesehatan
tugas kesehatan keluarga dilakukan untuk pasien melalui empat cara. Cara tersebut antara
mengetahui adanya pengaruh secara parsial lain mendampingi pasien saat kontrol, membuat
dari variabel tersebut dengan nilai kualitas janji bertemu dengan petugas kesehatan bersama
hidup pasien kanker serviks (Fact Cx). Tabel dengan pasien, langsung menemui petugas
GLVWULEXVL W GLFDUL SDGD . XML GXD sisi) kesehatan, dan membawa hadiah untuk petugas
dengan df=n-k-1 yaitu 17. Dengan pengujian dua kesehatan. Dari keseluruhan responden hanya
sisi didapatkan t tabel yaitu 2,1098. Hasil t tujuh orang responden yang menyatakan belum
hitung untuk seluruh variabel lima tugas mendapatkan informasi tentang kanker serviks
kesehatan keluarga menunjukkan nilai (McCarthy 2011). Sebagian responden yang
dibawah t tabel. Perbandingan t hitung dan t menyatakan belum mendapatkan informasi
tabel tersebut menunjukkan bahwa tiap variabel menjelaskan bahwa mereka percaya dengan
lima tugas kesehatan keluarga secara parsial tidak segala tindakan yang akan dilakukan oleh
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai petugas kesehatan dan mereka merasa lebih
Fact Cx. Konstanta menunjukkan nilai 80,587 cemas jika mengetahui lebih banyak tentang
berarti bahwa jika nilai semua komponen penyakit pasien. Sebuah penelitian tentang
lima tugas kesehatan keluarga adalah 0 maka kebutuhan keluarga akan informasi yang
skor Fact Cx adalah 80,587. dilakukan oleh Andreassen menunjukkan bahwa
diantara keluarga pasien kanker, sebagian kecil
PEMBAHASAN memang tidak menginginkan banyak informasi.
Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
kanker serviks dapat dipengaruhi oleh cara
sebagian besar responden yang merupakan
keluarga memperoleh informasi serta latar
keluarga penunggu pasien kanker serviks yang
belakang pendidikan keluarga serta aspek
dirawat di ruang Merak RSUD Dr. Soetomo
psikologis yang perlu untuk dilakukan penelitian
memiliki skor lima tugas kesehatan keluarga
lebih lanjut (Andreassen et al. 2005).
dalam kategori cukup. Kemampuan keluarga
Sebagian pasien kanker serviks di
yang baik dalam melaksanakan lima tugas
Indonesia datang pada stadium yang lanjut dan
kesehatan keluarga dapat menjadikan keluarga
membutuhkan penatalaksanaan medis yang
sebagai pemberi perawatan yang efektif bagi
cepat sehingga keluarga tidak mempunyai
anggota keluarga yang sakit (Friedman et al.
banyak pilihan dan waktu dalam memutuskan
2003). Keluarga yang dapat menjalankan
hal yang harus dilakukan untuk anggota
fungsi perawatan kesehatan untuk keluarga
keluarga yang sakit. Sebagian responden dalam
yang sakit dapat membantu anggota keluarga
penelitian ini bergender perempuan namun
yang sakit mencapai kondisi yang lebih baik
diantara mereka menyeatakan tidak menemui
secara fisik maupun psikologis.
banyak kesulitan dalam memutuskan rencana
perawatan kesehatan untuk anggota keluarga

114
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 112-117

mereka. Hampir seluruh responden perempuan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
adalah wanita bekerja yang mendapatkan disingkat menjadi PHBS (Setyani 2013).
penghasilan perbulan dari pekerjaan mereka Lingkungan memberikan pengaruh yang besar
sebagai cara mereka membantu perekonomian pada resiko dan kejadian kanker (Kerrigan &
keluarga. Sebagian besar responden menyatakan Kelly 2010). Pasien kanker serviks yang
bahwa setiap keputusan yang mereka ambil untuk mendapatkan kemoterapi ataupun radioterapi
anggota keluarga yang sakit kanker serviks adalah akan mengalami kondisi kesehatan yang
hasil dari musyawarah yang dilakukan dengan menurun karena efek samping kanker serviks
anggota keluarga yang lain meskipun pada yang menurunkan imunitas tubuh pasien
akhirnya keputusan tetap berada pada responden. kanker serviks (Dunleavey 2009). Keluarga
Perempuan yang mempunyai pekerjaan tetap diharapkan dapat menjaga keberrsihan lingkungan
dan penghasilan yang setara dengan laki-laki tempat pasien kanker serviks dirawat sehingga
dalam keluarga cenderung mempunyai pasien kanker yang lebih rentan mendapatkan
kesetaraan dalam menyampaikan pendapat dan penyakit lain karena penurunan kondisinya
ikut andil dalam keputusan dalam keluarga. dapat terhindar dari kesakitan akibat
Peran anggota keluarga lain dalam membantu lingkungan yang tidak bersih.
mempertimbangkan keputusan yang tepat Skor penggunaan layanan kesehatan
sangat diperlukan sehingga keluarga yang berimbang antara kategori baik, cukup, dan
bertanggung jawab atas pasien kanker serviks kurang. Mayoritas responden adalah
yakin akan keputusan yang diambil dan tidak perempuan dan perempuan merupakan tokoh
merasa menyesal pada keputusan yang telah penting dalam program kesehatan keluarga di
mereka buat. Petugas kesehatan baik dokter Indonesia. Hal ini terbukti pada jumlah kader
maupun perawat juga memegang peranan posyandu yang mayoritas adalah perempuan.
untuk memberi gambaran pada responden Sebagian besar responden menyatakan
tentang kondisi kesehatan pasien kanker telah menggunakan fasilitas pelayanan
serviks sehingga dengan informasi yang kesehatan milik pemerintah yang disediakan di
diberika oleh petugas kesehatan, keluarga sekitar wilayah tempat tinggal mereka, namun
dapat mengambil keputusan yang tepat yang hanya beberapa dari mereka berperan aktif
telah disertai dengan pertimbangan sebelumnya dalam program yang dicanangkan oleh
tentang baik buruknya penatalaksanaan yang pelayanan kesehatan tersebut. Para responden
akan diterapkan pada pasien kanker serviks. tersebut berperan aktif karena mereka adalah
Sebagian besar responden keluarga kader atau didalam keluarga yang satu rumah
sudah mampu untuk membuang sampah pada menjadi kader Posyandu. Kader kesehatan
tempatnya, menguras tempat penampungan air memang dipilih dari anggota masyarakat untuk
seperti bak mandi dan wadah air minum, meningkatkan kepercayaan diri masyarakat
keluarga juga telah menyediakan tempat dalam meningkatkan derajat kesehatan
sampah di dalam rumah, dan membersihkan lingkungan tempat tinggalnya (Effendy 1998).
tempat buang air sesuai kebutuhan serta Sebagian besar responden yang kurang aktif
menyediakan dan menggunakan sabun hanya memanfaatkan Puskesmas atau rumah
antiseptik di kamar mandi mereka. Meskipun sakit pemerintah untuk berobat saat sakit
sebagian besar responden sudah mampu ataupun meminta surat rujukan untuk
menjaga kebersihan lingkungan, terdapat tiga dilanjutkan ke rumah sakit pemerintah dengan
responden yang tidak mempunyai kakus tipe yang lebih tinggi. Kurangnya pemanfaatan
pribadi. Satu responden menggunakan kamar tempat pelayanan kesehatan primer dan daerah
mandi umum dan dua responden tidak oleh responden disebutkan bahwa responden
menggunakan kakus namun menggunakan sering menunda pengobatan atau pergi ke
lobang pembuangan untuk buang air. Sebagian klinik umum karena khawatir mendapatkan
besar responden meskipun menyediakan pelayanan yang lama di Puskesmas atau RS
tempat sampah di dalam rumah namun tempat daerah. Sebagian kecil responden juga masih
sampah yang ada tidak mempunyai penutup lebih memilih obat paten dibandingkan dengan
tempat sampah yang memungkinkan binatang obat generic yang disarankan pemerintah dan
untuk masuk. Menggunakan air bersih, mencuci tersedia secara murah atau gratis di tempat
tangan menggunakan sabun, menggunakan pelayanan kesehatan milik pemerintah.
jamban sehat, dan membersihkan tempat Kurangnya minat masyarakat menggunakan
penampungan air merupakan empat dari sepuluh layanan kesehatan milik pemerintah pernah

115
Peran Keluarga dan Kualitas Hidup (Tiyas Kusumaningrum, dkk.)

diteliti pada tahun 2001 dengan hasil bahwa yang memiliki anggota keluarga pasien kanker
sebagian besar masyarakat yang menggunakan serviks yang berada pada stadium awal atau
layanan kesehatan milik pemerintah merasa seri pengobatan awal kanker serviks. Keluarga
kurang puas dengan pelayanan yang diberikan yang memiliki anggota keluarga mengalami
dibandingkan dengan pelayanan di klinik atau kanker akan berusaha merawat pasien sesuai
RS swasta (Setyowati & Lubis 2003). dengan kebutuhan pasien, namun kurangnya
Terdapat kecenderungan bahwa pengalaman dapat menyebabkan keluarga tidak
responden dengan keluarga pasien kanker siap dalam menghadapi perubahan peran
serviks yang mempunyai keterbatasan fisik dan tersebut (Given et al. 2001). Keluarga dengan
skor kualitas hidup rendah mempunyai pasien kanker serviks yang belum mengalami
keterampilan merawat lebih baik dibandingkan keterbatasan fisik belum pernah membantu
dengan responden yang keluarga menderita aktivitas pasien secara langsung, perawatan
kanker serviks mempunyai kondisi fisik yang yang mereka berikan terbatas pada mengantar
lebih baik. Pasien kanker serviks stadium pasien ketika control ataupun berobat,
lanjut mendapatkan penanganan seperti memberi dukungan moral, serta mengingatkan
kemoterapi dan radioterapi yang memberikan jadwal minum obat pasien. Keluarga yang
efek samping kelemahan pada pasien telah merawat pasien kanker serviks yang
(Dunleavey 2009). Pasien kanker yang berada mempunyai kondisi buruk akan belajar dari
pada stadium lanjut membutuhkan perhatian pengalaman mereka dan menerapkan kembali
dan perawatan lebih dari keluarga (Given et al. yang mereka pelajari pada situasi yang sama.
2001). Keluarga dengan pasien kanker serviks Pengalaman keluarga tersebut tentu tidak
yang mengalami kelemahan akan mendapatkan semua sesuai dengan peran yang diharapkan.
pengalaman dalam membantu segala aktivitas Keluarga perlu disiapkan dan diinformasikan
pasien selama di rumah. Keluarga yang tentang peran mereka untuk merawat pasien
terbiasa membantu kegiatan pasien maka kanker serviks dan hal tersebut disediakan oleh
dalam penilaian keterampilan memberi tempat pelayanan kesehatan (Given et al.
performa yang lebih baik jika dibandingkan 2001). Edukasi dan keterlibatan pada keluarga
dengan keluarga yang belum memiliki penting untuk diberikan oleh setiap petugas
pengalaman membantu aktivitas pasien. kesehatan sehingga keluarga mampu merawat
Rerata terendah dari keseluruhan pasien sesuai kebutuhan (Friedman et al.
komponen Fact Cx adalah skor keadaan fisik 2003).
pasien kanker serviks. terdapat lebih dari
dealapan pasien kanker serviks yang SIMPULAN DAN SARAN
mempunyai skor kurang dari 10. Sebagian
Simpulan
besar pasien menjawab bahwa mereka sering
merasa tidak bertenaga, kadang hilang nafsu Kemampuan keluarga menjalankan
makan, selalu merasakan nyeri dengan skala lima tugas kesehatan keluarga tidak secara
nyeri yang beragam, dan terganggu dengan langsung mempengaruhi kualitas hidup pasien
eefek samping pengobatan seperti mual, kanker serviks. Komponen seperti keadaan
muntah, kelemahan dan perubahan fisik, sosial, emosi, peran serta perhatian lain
penampilan. Pengobatan kanker selalu terkait sistem reproduksi lebih berperan untuk
memberikan efek samping pada pasien yang menentukan level dari kualitas hidup pasien
beragam tergantung dari tipe kanker serta jenis kanker serviks. Kemampuan keluarga
obat atau terapi yang diberikan (Catane et al. melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga
2006). meskipun tidak berpengaruh secara langsung
Hasil analisis statistic menunjukkan dalam membentuk skor kualitas hidup pasien
bahwa Lima Tugas Kesehatan Keluarga tidak kanker serviks dapat membantu pasien kanker
berhubungan dengan kualitas hidup pasien serviks mendapatkan kualitas hidup yang lebih
kanker serviks baik secara bersama-sama baik.
maupun secara parsial. Sebagian besar
responden dengan pasien kanker serviks yang Saran
memiliki keterbatasan dalam melaksanakan Penelitian ini merekomendasikan
aktivitas fisik dan berada pada stadium lebih kepada perawat dan institusi pelayanan
lanjut mempunyai skor tugas kesehatan yang kesehatan khususnya pemerintah baik pusat
lebih baik dibandingkan dengan responden

116
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 112-117

maupun daerah untuk meningkatkan Dunleavey, R. (2009). Cervical cancer : a


keterlibatan keluarga dalam perawatan guide for nurses. Chichester: John
kesehatan bagi pasien kanker serviks dengan Wiley & Sons Ltd.
memberikan informasi dan pelatihan Effendy, D. N. (1998). Dasar-Dasar
keterampilan yang tepat. Keperawatan Kesehatan Masyarakat:
Penelitian selanjutnya sebaiknya Egc.
menggunakan instrument yang lebih tepat dan Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E.
lebih sesuai untuk responden dengan kultur (2003). Family nursing: research,
dan bahasa Indonesia untuk mempermudah theory & practice: Prentice Hall.
dan meningkatkan validitas pengukuran Given, B. A., Given, C. W., & Kozachik, S.
variabel kemampuan keluarga melakukan lima (2001). Family Support in Advanced
tugas kesehatan keluarga dan juga pengukuran Cancer. CA A Cancer Journal for
kualitas hidup pasien kanker serviks. Clinicians, 51(4), 19.
Kerrigan, D., & Kelly, J. (2010).
KEPUSTAKAAN Understanding Cancer and the
Environment. Retrieved from
Adams, E., Boulton, M., & Watson, E. (2009).
NCI. (2010). Cervical Cancer. Maryland,
The information needs of partners and
USA: National Cancer Institute.
family members of cancer patients: A
Setyani, S. (2013). Terapkan 10 Indikator PHBS
systematic literature review. [Review].
Dalam Lingkungan Keluarga. Retrieved
Patient Education and Counseling, 77,
from
8. doi: 10.1016/j.pec.2009.03.027
http://www.promkes.depkes.go.id/inde
Basavanthappa. (2008). Community Health
x.php/topik-kesehatan/106-terapkan-
Nursing: Jaypee Brothers, Medical
10-indikator-phbs-dalam-lingkungan-
Publishers.
keluarga
Catane, R., Cherny, N. I., Kloke, M.,
Setyowati, T., & Lubis, A. (2003). Pemanfaatan
Tanneberger, S., & Schrijvers, D.
pelayanan kesehatan dan jaminan
(2006). Handbook of Advanced
pemeliharaan kesehatan (SUSENAS
Cancer Care. Oxon, United Kingdom:
2001). Buletin Penelitian Kesehatan,
Taylor & Francis.
31(4), 9.
Cunningham, G. (2005). Williams Obstetrics
WHO. (2010). Indonesia: Human Papiloma
(22 ed.). New York: McGRAW-HILL.
Virus and Related Cancers, Fact sheet
Dinkes. (2012). Kegiatan Pengendalian Kanker
2010. Barcelona, Spanyol: WHO/ICO
di Jawa Timur (PPMK, Trans.) (pp. 5).
HPV Information Centre.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur.

117

Anda mungkin juga menyukai