MAKALAH Senu Budaya
MAKALAH Senu Budaya
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : NAJWA
Kelas : IX 2
Study : SENI BUDAYA KETERAMPILAN
Guru Bidang Study : FITRIANA,S.Pd
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam ini
dengan sebuah pembahasan tentang “Teater Nusantara”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Serta ucapan terima
kasih kepada guru pembimbing pelajaran Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan Yang terhormat
Ibu FITRIANA, S.Pd. dimana atas bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah
dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan),
yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia
dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan
seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang
kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang
muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini
seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat
definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang
muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya
untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada
masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang
dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu.
Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1) Pengertian Teater ?
2) Jenis-jenis Teater ?
3) Contoh Teater Tradisional ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan Pengertian Teater
2) Menyebutkan Jenis-jenis Teater
3) Menyebutkan Contoh Teater Tradisional
BAB II
PEMBAHASAN
c. Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya
penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Jenis teater seperti komedi istambul, sandiwara
dardanela, srimulat dan sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan ludruk atau ketoprak, tetapi jenis
ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan properti lain menggunakan tehnik barat.
C. Contoh Teater Tradisional
1. Ketoprak
Ketoprak merupakan teater tradisional yang populer di Jawa Tengah. Pada mulanya Ketoprak
hanyalah permainan orang - orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung di bulan
Purnama, yang disebut gejogan.
Pada perkembangannya menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang
lengkap. Semula disebut ketoprak lesung, kemudian dengan dimasukkannya musik gendang, terbang,
suling, nyanyian dan lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan, maka lengkaplah
Ketoprak sebagaimana yang sekarang kita kenal. Ketoprak pertama kali dipentaskan sekitar tahun
1909.
2. Lenong
Teater tradisional Betawi yang lain adalah Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng
(Jinong). Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar, Topeng Blantek menggunakan
musik Tabuhan Rebana Biang dan Jipeng atau Jinong menggunakan musik Tanjidor. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater
Bangsawan.
3. Longser
Longser merupakan teater tradisional di Jawa Barat. Menurut pendapat, kata Longser berasal
dari kata "Melong" yang berarti melihat dan "seredet" yang berarti tergugah. Diartikan bahwa
siapa yang melihat pertunjukan hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain, tontonan Longser juga bersifat
hiburan. Sederhana, jenaka dan menghibur. Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja,
karena tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya dengan duduk melingkar.
4. Ludruk
Ludruk merupakan teater tradisional di Jawa Timur yang bersifat kerakyatan. Asalnya dari
Jombang. Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Pada perkembangannya, Ludruk
menyebar ke daerah - daerah di sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri sampailah ke Jawa Tengah.
Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkan oleh laki - laki. Cerita yang dilakonkan
biasanya tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan
perjuangan melawan penindasan. Unsur parikan atau kidungan di dalam Ludruk pengaruhnya sangat
besar. Misalnya, parikan yang dilantunkan oleh Cak Durasim di zaman penjajahan Jepang,
membuat Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang.
5. Mamanda
Kemidi Rudat merupakan teater tradisional kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun
bernuansa Melayu. Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan. Bahkan lakon -
lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama dan dialognya diucapkan dalam bahasa Melayu.
8. Kondobuleng
Randai merupakan teater tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Teater
Randai bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba yang berarti “cerita”. Kaba yang berbentuk
gurindam dan pantun didendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan rebana. Tontonan
berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak - gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak -
gerak silat ini disebut gelombang.
Cerita - cerita yang digarap menjadi tontonan adalah cerita - cerita lisan berupa legenda dan
dongeng yang cukup popular di tengah masyarakat. Randai adalah tontonan yang menggabungkan
musik, nyanyian, tari, drama dan seni bela diri silat. Umumnya dipertontonkan dalam rangka upacara
adat maupun festival.
11. Makyong
Maknyong merupakan teater tradisional yang berasal dari pulau Mantang, Riau. Pada mulanya
tontonan makyong berupa tarian dan nyanyian, tapi seiring perkembangan, kemudian dimainkan cerita
- cerita rakyat, legenda dan cerita kerajaan. Makyong juga digemari oleh para bangsawan dan
para sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana - istana.
Tontonan Makyong diawali dengan upacara yang dipimpin oleh seorang panjak (pawang)
agar semua yang terlibat dalam persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari, nyanyi dan musik
mendominasi tontonan. Tidak seperti tontonan teater tradisional lainnya dimana umumnya dimainkan
oleh laki - laki, pada tontonan Makyong yang mendominasi justru perempuan. Kalau pemain laki - laki
muncul, mereka selalu memakai topeng, sementara pemain wanita tidak memakai topeng. Cerita lakon
yang dimainkan berasal dari sastra lisan berupa dongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh
masyarakat disana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya
sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan)
yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang
kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi
dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di
mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari
yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus
menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari
seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam
lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan
orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni Teater bisa dijadikan media
penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua
pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada
segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat
dalam dunia seni.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya penulis pribadi. Saya
menyadari makalha ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon kritik dan sarannya
untuk kesempurnaan pembuatan makalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-rambet.pdf
http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/makalah-seni-teater/
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teater
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html
http://www.warnetgadis.com/2016/12/gadis-net-makalah-tentang-teater-lengkap.html