Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

MERGER GRAB DAN UBER YANG DAPAT


MERUGIKAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN UU
NO 40 TAHUN 2007

Nama : AULIA KAMARUZAMAN

Nim : 170200331

Program Studi : Ilmu Hukum S-1

Grup :E
A. Latar Belakang

Seperti diketahui secara umum semua keputusan bisnis mempengaruhi

masyarakat, di dalam kenyataannya etika bisnis yang ditegakkan hanya atas dasar

kepentingan beberapa individu terutama untuk mencari keuntungan semata1.

Hampir semua pelaku usaha memiliki tujuan yang hampir sama seperti mencapai

pertumbuhan ekonomi, sinergi antar entitas, diversifikasi produk, memperkuat

struktur serta meningkatkan market share beberapa hal ini dicapai dengan Merger.

Dalam bahasa umum, Merger adalah proses disfusi atau penggabungan

dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroan

nya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya

dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut2. Di Indonesia Merger

dikenal dengan penggabungan/pengambilalihan antar perusahaan hal ini

diperbolehkan oleh beberapa jenis peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia, misalnya Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana

diubah dengan Undang-undang Pasar Modal (Bapepam) nomor KEP-52/PM/1997

tentang Larangan Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik

atau Emiten.3

Mengacu pada ketentuan Pasal 123 Undang-undang nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, Merger dapat dilaksanakan dengan cara terlebih

dahulu menyusun rancangan Merger oleh Direksi perseroan yang akan

1
Johnny Ibrahim ; Hukum Persaingan Usaha (Malang : Bayumedia Publishing, 2016)
2
Abdul Moin ; Merger, Akuisisi & Divestasi (Jogjakarta : Ekonosia, 2003)
3
Wawan Zulamawan ; Panduan Praktis Merger atau Akuisisi Perusahaan, Jakarta 2013 hal 7
menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan, bagi Perseroan

tertentu yang akan melakukan Penggabungan seperti Perseroan yang sudah

berstatus go public (terbuka), bank atau lembaga keuangan juga perlu mendapat

persetujuan dahulu dari instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Untuk menindak rancangan yang sudah dibuat untuk pelaksanaan Merger,

Maka direksi Perseroan yang akan melakukan penggabungan atau

pengambilalihan wajib mengumumkan ringkasan rancangan Merger itu paling

sedikit dalam 1 surat Kabar di indonesia4. Perseroan terbatas yang bermaksud

untuk melakukan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan untuk

mengumumkan maksud tersebut dalam dua surat kabar harian, selambat-

lambatnya 14 hari sebelum maksud tersebut diajukan kepada Rapat Umum

Pemegang Saham untuk disetujui.

Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas juga

membatasi dilaksanakannya penggabungan, peleburan, maupun pengambilalihan

yang dapat merugikan kepentingan masyarakat banyak. Pada pasal 126 ayat (1)

Undang-undang Perseroan terbatas berbunyi “Perbuatan hukum penggabungan,

peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan wajib memperhatikan kepentingan:

Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan , Kreditor dan mitra

usaha lainnya dari Perseroan, masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan

usaha”5. Ketentuan ini semakin menegaskan bahwa penggabungan, peleburan,

pengambilalihan, atau pemisahan tidak dapat dilakukan apabila merugikan


4
Ibid, hal 49
5
Undang-undang No 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
kepentingan pihak-pihak tertentu. Selanjutnya, dalam penggabungan, peleburan,

pengambilalihan, atau pemisahan harus juga dicegah kemungkinan terjadinya

monopoli atau monopsoni dalam bentuk yang merugikan masyarakat. Menurut M.

Yahya Harahap, SH., bahwa penjelasan pasal 126 ayat (1) mengatakan

penggabungan tidak dapat dilaksanakan apabila merugikan pihak tertentu, dapat

ditafsirkan dan dikonstruksi, kepentingan pihak-pihak tertentu tersebut merupakan

syarat yang tidak boleh dilanggar pada perbuatan hukum pergabungan6.

Pada 26 Maret 2018, Grab mengumumkan Merger dengan Uber di asia

tenggara, Namun pada awal September pengawas persaingan usaha singapura

telah mendenda Grab dengan Uber SG$13 Juta (Rp 141, 6 miliar), Uber didenda

SG$ 6,58 juta sementara Grab didenda SG$ 6,42 Juta. Competition and Consumer

Commisioner of Singapore (CCCS) mengatakan hukuman dikenakan untuk

menghalangi Merger yang terselesaikan dan tidak dapat dibatalkan yang merusak

persaingan. Sebagai bagian dari laporan investigasi, CCCS juga menekankan

bahwa Grab meningkatkan harga setelah mengakuisisi kompetitornya, Uber.

Otoritas menemukan bahwa tarif grab telah naik antara 10% sampai 15% setelah

kesepakatan akuisisi. CCCS juga mengatakan telah menerima “banyak keluhan”

tentang tarif dan komisi dari mitra pengendara dan pelanggan. Grab juga

mengubah kebijakan program loyalitas Grab Rewards, seperti mengurangi jumlah

poin yang didapatkan oleh pengendara per dolar yang didapatkan. Hal ini juga

berdampak pada pengurangan jumlah dan frekuensi promosi dan insentif

pengendara. Efek kekuatan koneksi juga mempersulit kompetitor lainnya untuk

6
M. Yahya Harahap, SH., Hukum Perseroan Terbatas, hal 486
tumbuh di pasar yang sama, ditambah lagi dengan perjanjian eksklusif Grab pada

perushaan-perusahaan taksi, mitra penyewaan mobil, dan pengendaranya. CCCS

juga meminta Grab untuk mempertahankan algoritma pengenaan biaya dan komisi

pengendara seperti sebelum Merger. Toh Han Li CEO CCCS mengatakan bahwa

Merger yang akan mengurangi persaingan secara substansial, dilarang oleh CCCS,

mereka juga telah mengambil tindakan terhadap Merger Grab-Uber karena

menghapus rival terbesarnya untuk menguasai pengendara dan penumpang

singapura.

Pada akhir tahun 2019 Co-founder Grab Hooi Ling Tan buka suara

mengenai Merger yang dilakukan dengan Uber. Menurutnya akuisisi yang mereka

lakukan di Asia Tenggara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan teknologi

yang lebih mumpuni terhadap pengemudi dan pelanggan, beliau mengatakan

bahwa tujuan mereka mengakuisisi Uber untuk dapat memiliki akses untuk

mempelajari teknologi mereka agar terus berkembang, jadi kerjasama yang kami

lakukan saling menguntungkan, ucapnya. Di Indonesia sendiri Managing Director

Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, bahwa hal terpenting dalam

akuisisi tersebut adalah menguntungkan baik pengguna maupun mitra pengemudi.

Secara umum kata Ridzki, Merger kedua perusahaan ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi masyarakat. Bagi pengguna tutur Ridzki, bergabungnya Uber ke

dalam Grab dapat memberikan keuntungan dan kemudahan bagi pengguna di

seluruh Asia Tenggara. Sebab, pengguna akan merasakan efisiensi dan perbaikan

yang sangat baik dengan teknologi terbaik pula, adapun bagi pengemudi manfaat

pun akan dirasakan pula dengan bergabung sebagai mitra pengemudi Grab, maka
mitra pengemudi Uber memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya.

Selain itu, Grab pun memberikan kesejahteraan yang beragam7.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai akuisisi Uber oleh

Grab memunculkan dampak tidak sehatnya persaingan usaha di Indonesia. Ketua

KPPU Kurnia Toha mengatakan, jika pemain dalam usaha transportasi online ini

terlampau sedikit, kemungkinan adanya duopoli sangat besar terjadi. “Jadi saya

lagi mencari penafsiran, apakah abuse (pelanggaran) atau enggak. Kalau di

Indonesia kan sekarang cuma ada 2 pemain, jadi ini ya ini kurang bagus

sebenarnya buat usaha, makin banyak pemain makin bagus,” jelas Kurnia ketika

ditemui awak media di Gedung KPPU, Selasa (10/7/2018). Pengamat bisnis dan

juga Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan dalam dunia bisnis,

Merger dan akuisisi memang menjadi cara paling mudah untuk bisa tumbuh

dengan cepat. Namun, yang perlu menjadi perhatian dalam akuisisi Uber oleh

Grab adalah dampaknya kepada masyarakat selaku pengguna jasa. Sebab,

dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan tarif.

Sampai saat ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga

memantau bisnis Grab pasca akuisisi operasional Uber di Asia Tenggara.

Beberapa hal yang dicermati antara lain soal kemungkinan terhambatnya pelaku

usaha lain dan predatory pricing.

Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk menganalisa perkara

tersebut melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia , atas

7
Kompas.com – 06/04/2018 Grab Indonesia : Merger dengan Uber Untungkan Pengemudi dan
Pengguna
dasar ini penulis mengajukan judul “MERGER GRAB DAN UBER YANG

YANG DAPAT MERUGIKAN MASYARAKAT SESUAI DENGAN UU NO

40 TAHUN 2007”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya,


penulis memilih beberapa hal menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

1. Bagaimana pengaturan Merger yang baik dan benar di Indonesia ?

2. Bagaimana pengaturan Merger yang dapat menimbulkan monopoli dan


monopsoni di pasar ?

3. Bagaimana dampak Merger Grab dan Uber yang terjadi di Asia tenggara
terutama Indonesia ?

C. Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan untuk melengkapi penulisan skripsi ini

agar dapat terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah antara lain :

1. Spesifikasi penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan skripsi ini

adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dalam hal ini adalah

Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Penelitian

hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa

hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder bebas yang lebih
dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan

hukum terkait hal ini8.

Sifat Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian Deskriptif, yaitu

penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin

tentang keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas

hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama atau suatu teori yang baru.

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah pendekatan Yuridis

Normatif, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui

pendekatan terhadap asas – asas hukum, yang mengacu pada norma – norma

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang – undangan.

2. Data penelitian

Data penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah data

sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.

a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari

peraturan perundang – undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu

Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Larangan Praktek

Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang – Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat
(Jakarta: PT. RadjaGrafindo Persada, 2007), hlm, 33.
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya ilmiah, laporan

makalah lain yang berkaitan dengan materi penelitian.

c. Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai

bahan hukum primer dan/ atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus

hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan digunakan mteode penelitian hukum normatif,

dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research). Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian kepustakaan (library research).

Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan

atau disebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan

nama dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan di bidang hukum.

Metode library research adalah mempelajari summber – sumber atau bahan –

bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa

rujukan beberapa buku yang ditulis oleh akademisi atau pakar di bidang hukum

ekonomi, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana hukum ekonomi

maupun pakar ekonomi yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, koran,

majalah, media online terpecaya seperti Detik.com, Tirto.id, Kumparan dan

beberapa media online lainnya.


4. Analisa data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk dalam tipe penelitian

hukum normatif . Pengelolaan data yang hakikatnya merupakan kegiatan untuk

melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisa data

dilakukan dengan :

a. Mengumpulkan bahan – bahan hukum yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti.

b. Memilih kaidah – kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan

penelitian.

c. Mensistematiskan kaidah – kaidah hukum, asas atau doktrin.

d. Menjelaskan hubungan – hubungan antara berbagai konsep, pasal,

atau doktrin yang ada.

e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif. Pendekatan

deduktif, yaitu diawali dengan mengemukakan yang bersifat umum

kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus.

Anda mungkin juga menyukai